Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“KEPERAWATAN ANAK”

“KONSEP KEPERAWATAN ANAK KRONIS/TERMINAL”

DISUSUN OLEH :

ISRAH MANINGSIH (190402039)

KEPERAWATAN SEMESTER 5 KELAS B

PRODI S-1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Rahmat-Nya penulis dapat menyelasaikan makalah Keperawatan Anak dengan penyakit
Kronis atau Terminal. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata
kuliah Keperawatan Anak II di jurusan S1 Keperawatan Universitas
Puangrimaggalatung. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ery
Wardaningsih S.Kep,Ns.,M.Kep selaku pembimbing dan semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermafaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengatahuan bagi kita semua.

Akhir kata penulis mengucapkan Terima Kasih.

Sengkang, 22 september 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawat individu, keluarga dan
masyarakat, sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan atau memulihkan,
kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati. Bagaimana peran
perawat dalam menangani pasien yang sedang menghadapi proses terminal (sakratul
maut).

Peran perawat sangat komprehensif dalam menangani pasien karena peran perawat
adalah membimbing rohani pasien yang merupakan bagian integral dari bentuk
pelayanan kesehatan dalam upaya memenuhi kegiatan biologis-psikologis-sosiologis-
spiritual (APA,1992).

Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO


yang menyatakan bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari
pengertian kesehatan seutuhnya (WHO, 1984). Oleh karena itu dibuthkan dokter dan
terutama perawat untuk memenuhi kebutuhhan spiritul pasien. Karena peran perawat
yang komprehensif tersebut pasien senantiasa mendudukan peran perawat tugas mulia
mengantarkan pasien diaakhir hayatnya dan perawat juga dapat bertindak sebagai
fasilitator (memfasilitasi) agar pasien tetap melakukan yang terbaik seoptimal mungkin
sesuai dengan kondisinya. Namun peran spiritual ini seringkali diabaikan oleh
perawat.padahal aspek spiritual ini sangat penting terutama dengan pasien terminal yang
di diagnosa harapan sembunnya sangat tipis dan mendekati sakratul maut (terminal).

Menurut Dadang Hawari (1997) “orang yang mengalami penyakit terminal lebih
bnyak menjiwai penyakit kkejiwaan, krisis spiritual, dan krisis kerohanian sehinngga
pembinaan kerohanian saat klien terminal perlu mendapatkan perhatian khusus” pasien
terminal biasanya rasa depresi yang berat, perasaan marah terhadap ketidakberdayaan
dan keputusasaan. Dalam fase akhir kehidupannya ini, pasien tersebut selalu berada di
samping perawat.
B. Rumusan Masalah
Berdaasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Bagaimana pengertian penyakit kronis/terminal ?
2. Bagaimana etiologi penyakit terminal ?
3. Bagaimana manifestasi klinis penyakit terminal ?
4. Bagaimmana perilaku pasien terhadap penyakit terminal ?
5. Bagaimana asuhan keperawatan yang diperlukan pada anak yang mengalami
penyakit terminal ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui :
1. Pengertian penyakit kronis/terminal !
2. Etiologi penyakit kronis/terminal !
3. Manifestasi klinis penyakit kronis/terminal !
4. Prilaku pasien terhadap penyakit terminal
5. Asuhan keperawatan yang diperlukann pada anak yang mengalami penyakit
terminal
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Kronis

Penyakit terminal adalah suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi.
Kematian adalah tahap akhir kehidupan. Kematian bisa datang tiba-tiba tanpa
peringatan atau mengikuti periode sakit yang panjang. Terkadang kematian menyerang
usia muda tetapi selalu menunggu yang tua.

Kondisi terminal adalah : suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan
melalui suatu tahap proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu.
(Carpenito, 1995)

Pasien terminal adalah : psien-pasien yang dirawat, yang sudah jelas bahwa mereka
akan meningggal atau keadaan mereka makin lama makin memburuk. (P.J.M. Stevens,
dkk, hal 282, 1999)

Pendampingan dalam proses kematian adalah suatu pendampingan dalam


kehidupan, karena mati itu termasuk bagian dari kehidupan. Manusia dilahirkan, Hidup
beberapa tahun, dan akhirnya mati. Manusia akan menerimah bahawa itu adalah
kehidupan, dan itu memang akan terjadi, kematin adalah akhir dari kehidupan (P.J.M.
Stevens, dkk, hal 282, 1999). Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada
obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang berfariasi. (Stuard dan
Sundeen, 1995)

Penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama tidak dapat diobati, bersifat progresif,
pengobatan hanya bersifat paliatif (mengurangi gejala dan keluhan, memperbaiki
kualitas hidup. (Tim medis RS Kanker Darmis, 1996) kondisi terminal adalah : suatu
proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan proses
penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu. (Carpenito,1995)
Pasien terminal adalah : pasien-pasien yang dirawat, yang sudah jelas bahwa
mereka akan meninggal atau keadaan mereka makin lama makin memburuk. (P.J.M.
Stevens, dkk, hal 282, 1999)

Bisa dikatakan bahwa penyakit terminal adalah lanjutan dari penyakit kronik atau
penyakit akut yang sifatnya tidak bisa disembuhkan dan mengarah pada kematian.

Pasein terminal illnes adalah pasien yang sedang menderita sakit dimana tingkat
sakitnya telah mencapai smtadium lanjut sehingga pengobatan medis sudah tidak
mungkin dapat menyemmbuhkan lagi. Oleh karena itu, pasien terminal illnes harus
mendapat perawatan paliatif yang bersifat meredakan gejala prnyakit, namun tidak lagi
berfungsi untuk menyembuhkan. Jadi fungsi perawatan paliatif pada pasien perawatan
illnes adalah mengendalikan nyeri yang penyakit terminal pada anak dirasakan serta
keluhan-keluhan lainnya dan meminimalisir masalah emosi, sosial dan spiritual.
Penjelasan tersebut mengindikasi bahwa pasien terminal illnes adalah orang-orang sakit
yang diagnosis dengan penyakit berat yang tidak dapat disembuhkan lagi diman
prognosisnya adalah kematian.

B. Etiologi
1. Infeksi saluran nafas bawah, pneumonia dan bronkhitis
2. Malaria
3. Diare
4. Campak
5. Tetanus
6. Infeksi salaput otak (meningitis)
7. Difteri
8. Penyakit kanker
9. Akibat kecelakaan fatal
C. Manifestasi Klinis Pada Pasien Terminal
1. Fisik
a. Gerakan pengindraan menghilang secara berangsur-angsur dari ujung kaki dan
ujung jari
b. Aktifitas dari GI berkurang
c. Reflek mulai menghilang
d. Kulit kebiruan dan pucat
e. Denyut nadi tidak teratur dan lemah
f. Nafas berbunyi keras dan cepat ngorok
g. Penglihatan mulai kabur
h. Klien kadang-kadang kelihatan rasa nyeri
i. Klien dapat tidak sadarkan diri
2. Psikososial
Sesuai fase-fase kehilangan menurut seorang ahli E.Kubbler Ross mempelajari
respon-respon atas menerima kematian dan maut secara mendalam dan hasil
penelitiannya yaitu :
a. Respon kehilangan
1) Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi wajah, keakutan, cara tertentu
untuk mengatur tangan
2) Cemas diungkapkan dengan cara menggerakkan otot rahang dan kemudian
mengendor\rasa sedih diungkapkan dengan mata stengah terbuka atau
menangis
b. Hubungan dengan orang lain
Kecemasan timbul akibat ketakutan akan ketidakmampuan untuk
berhubungan secara interpersonal serta akibat penolakan.
D. Prilaku Pasien Terhadap Penyakit Terminal
Kubler Ross (dalam Taylor, 1999) merumuskan lima tahap ketika seseorang
dihadapkan pada kematian antara lain :
1. Danial (penyangkalan)
Respon dimana klien tidak percaya atau menolak terhadap apa yang dihadapi
atau yang sedang terjadi. Dan tidak siap terhadap kondisi yang dihadapi dan
dampaknya. Ini memungkinkan bagi pasien untuk membenahi diri. Degan
beerjalannya waktu, sehinngga tidak refensif secara radikal.
Penyangkalan merupakan reaksi pertama ketika seseorang didiagnosis
menderita terminal illnes. Sebagian besar orang akan merasa shock, terkejut dan
merasa bahwa ini merupakan kesalahan. Penyangkalan adalah awal penyesuaian
diri terhadap kehidupan yang diwarnai oleh penyakit dan hal tersebut merupakan
hal yang normal dan berarti.
2. Anger (marah)
Fase marah terjadi pada saat fase denial tidak lagi bisa dipertahankan. Rasa
kemarahan ini sering sulit dipahami oleh keluarga atau orang terdekat oleh karena
dapat terpicu karena hal-hal yang secara normal tidak menimbulkan kemarahan.
Rasa marah ini sering terjadi karena rasa tidak berdaya, bisa terjadi kapan saja dan
kepada siapa saja tetapi umumnya terarah kepada orang-orang yang secara
emosional punya kedekatan hubungan.
Pasien menderita terminal illnes akan mempertanyakan keadaan dirinya,
mengapa ia yang menderita penyakit dan akan meninggal. Pasien yang marah akan
melampiaskan kebenciannya pada orang-orang yang sehat seperti teman, anggota
keluarga, maupun staf rumah sakit. Pasien yang tidak dapat mengekspresikan
kemarahannya misalnya melalui teriakan akan menyimpan sakit hati. Pasien yang
sakit hati menunjukkan kebenciannya melalui candaan tentang kematian,
mentertawakan penampilan atau keadaannya, atau berusaha melakukan hal-hal
yang menyenangkan yang belum sempat dilakukannya sebelum meninggal.
Kemarahan merupakan salah satu respon yang paling sulit dihadapi
keluargadan temannya. Keluarga dapat bekerja sama dengan terapis untuk mengerti
bahwa pasien sebenarnya tidak marah kepada mereka tapi pada nasibnya.
3. Bargaining (menawar)
Klien mencoba unntuk melakukan tawar menawar dengan tuhan agar tehindar
dari kehilangan yang akan terjadi, ini bisa dilakukan dengan diam atau dinyatakan
secara terbuka. Secara psikologis tawar menawar dilakukan untuk memperbaiki
kesalahan atau dosa masa lalu. Pada tahap ini pasien sudah meninggalkan
kemarahannya dalam berbagai strategi seperti menerapkan tingkah laku baik demi
kesehatan, atau melakukan amal, atau tingkah laku lain yang tidak bisa
dilakukannya merupakan tanda bahwa pasien sedang melakukan tawar-menawar
terhadap penyakitnya.
4. Depresi
Tahap keempat dalam model Kubler-Ross dilihat sebagai tahap dimana pasien
kehilangan kntrolnya. Pasien akan merasa jenuh, sesak nafas dan lelah. Mereka
akan merasakan kesulitan untuk makan, perhatian, dan sulit untuk menyingkirkan
rasa sakit atau ketidaknyamanan. Rasa kesedihan yang mendalam sebagai akibat
kehilangan (past loss & impending loss), ekspresi kesedihan ini verbal atau non
verbal merupakan persiapan terhadap kehilangan atau perpisahan abadi dengan
apapun dan siapapun.
Tahap depresi ini dikatakan sebagai masa ‘anticipatory grief’, dimanaa pasien
akan megisi kematiannya sendiri. Proses kesedihan ini terjadi dalam dua tahap,
yaitu ketika pasien berada dalam masa kehilangan aktivitas yang dinilainya
berharga, teman dan kemudian mulai mengantisipasi hilangnya aktivitas dan
hubungan dimasa depan.
5. Penerimaan (acceptance)
Pada tahap ini pasien sudah terlalu lemah untuk merasa marah dan
memikirkan kematian. Beberapa pasien menggunakan waktunya untuk membuat
persiapan, memutuskan kepunyaannya, dan mengucapkan selat tinggal kepada
teman lama dan anggota keluarga.
Pada tahap penerimaan ini, klien memahami dan menerima keadaanya yang
bersangkutan dengan kehilangan interest dengan lingkungannya, ddapat
menemukan kedamaian dengan kondisinya, dan beristirahat untuk menyiapkan dan
memulai perjalanan panjang.
E. Asuhan Keperawatan Pada Anak Yang Mengalami Penyakit Terminal
Asuhan keperawatan yang diperlukan dan digunakan pada anak yang mengalami
penyakit terminal adalah “PALLIATIVE CARE” tujuan perawatan paliatif ini adalah
guna untuk meningkatkan kualitas hidup anak dengankematian minimal mendekati
normal, diupayakan dengan perawatan yang baik hinngga pada akkhirnya menuju pada
kematian
1. Palliatif care
a. Memahami kualitas hidup (anak) pada kondisi terminal
b. Perawatan paliatif berfokus pada gejala rasa sakit (nyeri dypsnea) dan kondisi
(kesendirian) dimana pada kasus ini mengurangi kepuasan atau kesenangan
hidup anak
c. Mengtrol rasa nyeri dan gejala yang lain, masalah psikologis, sosial, atau
spiritual dari anak dalam kondisi terminal.
2. Prinsip dari perawatan palliatif care
a. Menghormati atau menghargai martabat harga diri dari p[asien dan kluarga
pasien
b. Dukungan untuk caregiver
c. Palliatif care merupakan akses yang competemnt dan compassionet
d. Mengembangkan proffessional dan social support untuk pediatric palliatif care
e. Melanjutkan serta mengembangkan pediatrik palliatif care melalui penelitian
dan pendidikan
3. Palliatif care plane (rencana asuhan perawataan palliatif)
a. Melibatkan seorang partnership antara anak, keluarga, orang tua, pegawai,
guru, staff sekolah dan petugas kesehatan yang profesional
b. Support phisik, emosional, pycososial, dan spiritual khususnya
c. Melibatkan anak pada self care
d. Anak memerlukan atau membutuhkan gambaran dan kondisi (kondisi penyakit
terminalnya) secara bertahap, tepat dan sesai
e. Menyediakan diagnostic atau kebutuhan intervensi terapeutik guna
memperhatikan/memikirkan konteks tujuan dan pengharapan dari anak dan
keluarga.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN PENYAKIT
TERMINAL
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
- Nama :
- Umur :
- Jenis Kelamin :
- Tanggal Masuk Rs :
- No.RM :
- Diagnosa Medis :
- Nama Orang Tua :
- Umur Orang Tua :
- Pekerjaan :
- Agama :
- Alamat :
2. Keluhan Utama
Klien masuk Rumah Sakit dengan keluhan tidak enak badan, berupa
- Gerakan pengindraan menghilang secara berangsur-angsur dari ujung kaki dan
ujung jari
- Reflek mulai menghilang
- Kulit kebiruan dan pucat
- Denyut nadi tidak teratur dan lemah
- Nafas berbunyi lkeras dan cepat ngorook
- Penglihatan mulai kabur
- Klien kadang-kadang kelihatan merasakan nyeri
- Klien dapat tidak sadarkan diri
3. Riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan sekarang
- Riwayat kesehatan dahulu
- Riwayat kesehatan keluarga
4. Kebiasaan sehari-hari
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
2. Tanda vital
- Suhu : tidak normal >37℃
- Nadi : tidak normal (lemah dan lembut) >70x/i
- Pernafasan : tidak normal >16x/i
- Tekanan darah : yidak normal (menurun)
3. Kepala
- Kulit kepala, rambut, serta bentuk kepala ada kelainan
4. Wajah
- Bentuk wajah simetris
5. Mata
- Konjungtiva : anemis
- Sclera : ikterik
- Pupil : reflek
6. Telinga
- Pendengaran : pendengaran terkhir hilang pada saat pasien terminal
7. Hidung
- Bentuk hidung : simetris
8. Thorax
- Bentuk dada simmetris dan mengalami gangguan pada pernafasan
9. Abdomen
- Turgor kulit kering
10. Integumen
- Warna kulit pucak
- Terdapat nyeri tekan pada kulit
- Kulit teraba dingin
11. Ekstermitas
- Terdapat kelemahan fisik
- Kelemahan otot
- Dan kehilangan sensasi dan gerakan pada ekstermitas

Anda mungkin juga menyukai