Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER

MK. Etika Profesi

Nama : Novelia Frani Torar


Kelas : B
Nim: 17061144

1. Jelaskan dengan masing-masing contoh : Kebebasan Fisik, Kebebasan Mental/Rohani,


Kebebasan Eksistensial!
- Kebebasan Fisik : kebebasan dalam arti kesewenang-wenangan. Bebas berarti boleh
melakukan sesuatu sekehendak hati tanpa terikat oleh suatu aturan atau kewajiban
tertentu. Contohnya : Selama meringkuk di penjara seorang narapidana tidak bebas,
tetapi begitu masa tahanannya lewat ia kembali menghirup udara bebas.
- Kebebasan Mental/Rohani : kebebasan rohani adalah kebebasan diri manusiawi
seseorang dari diri hewaninya. Contohnya ; kecenderungan hawa nafsu manusia
seperti keserakahan, kecintaan kepada harta benda dan egoisme.
- Kebebasan Eksistensial : kebebasan tertinggi atau melibatkan keseluruhan eksistensi
manusia, mengekspresikan martabat luhurnya dan tidak terbatas pada satu aspek saja,
bisa juga diartikan sebagai Kemampuan (keberanian) untuk menyatakan Diri secara
otentik, apa adanya (identitas, aspirasi, pemikiran) Contohnya ; kemampuan manusia
untuk berfikir dan berkehendak dan terwujud dalam tindakan, tindakan untuk
menentukan diri sendiri.

2. Bagaimana anda menjelaskan tentang adanya anggapan bahwa “suara hati sama dengan
suara Tuhan”?
- Suara hati berbeda dengan suara Tuhan suara hati merupakan kesadaran moral dalam
situasi yang kongkrit, suara hati merupakan kesadaran moral akan tanggung jawab
dan kewajiban, jadi suara hati harus di penuhi sebaliknya jika suara hati tidak
terpenuhi sesorang akan merasa bersalah tetapi meskipun suara hati merupakan
kesadaran moral, suara hati dapat keliru karena suara hati merupakan keputusan yang
dasar pertimbangannya tergantung pada perasaan moral yang berkembang sejalan
proses pendidikan informal dan formal yang di terima seseorang. Kemudian, suara
hati bersifat rasional, yaitu setiap keputusan yang di ambil berdasarkan pada
penilainan moral haruslah dapat di pertanggungjawabkan. Nah berbeda dengan suara
hati suara Tuhan tidak dapat keliru, justru karena suara tuhan adalah ekspresi
kehendaknya yang maha sempurna dan maha benar.
3. Bagaimana Cara Mendidik Suara Hati ?
- Cara mendidik Suara Hati itu ada 3 aspek yaitu
1. Aspek Kognitif
Menambahpengetahuan dan wawasan moral supaya dapat melakukan
pertimbangan dan putusan moral secara cepat.
2. Aspek Afektif
Meningkatkan kepekaan hati dan rasa cinta akan kebaikan/keutamaan
3. Askpel Konatif
Melatih kekuatan kehendak utnukhidup baik&mengejar keutamaan moral

4. Kebebasan Versus Penanganan dan Pencegahan Bahaya


Seorang pasien yang menolak untuk dilakukan asuhan keperawatan pemasangan infus. Ia
beralasan tangannya tidak bisa bergerak dengan bebas apabila dipasang infus. Pada
sitausi ini, perawat menghadapi masalah dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan
yang professional kepada pasien guna kesembuhan pasien tersebut. Tetapi di sisi lain
perawat tidak bisa memaksa pasien tersebut untuk menerima tindakan keperawatan yang
akan diberikan karena pasien tersebut memiliki kebebasan untuk menolak atau menerima
tindakan keperawatan yang akan dilakukan diberikan padanya. Bagaimana tanggapan
Anda ?
- Tanggapan saya kita sebagai perawat harus mengatakan kepada pasien tersebut
bahwa infuse yang akan di pasangkan ini dapat membantu meringankan penyakit
yang di derita pasien dan jika tidak di pasangkan kita harus menjelaskan konsekuensi
apa yang akan terjadi, jika kita sudah menjelaskan dan pasien tersebut tidak tetap
tidak ingin di pasangkan infus kita bisa meminta persetujuan kepada pasien dengan
menandatangani inform consent dimana di dalam inform consent terdapat pernyataan
dan tanda tangan dimana pasien tidak mau di berikan tidakan keperawatan karena alas
an tertentu agar nantinya perawat juga tidak di salahkan atas tindakan tersebut,
setelah selesai di tanda tangani inform consent tersebut bisa di berikan ke kepala
ruangan atau pun kepala rumah sakit atau orang yang berwenang akan masalah
tersebut.

5. Berkata Jujur versus Berkata Bohong


Perawat menangani pasien yang terkena suatu penyakit karena mengkonsumsi obat-obat
terlarang yaitu narkoba. Permasalahan yang timbul adalah apakah dia harus melaporkan
tindakan pasien tersebut kepada pihak berwajib atau tidak? Sementara pasien sedang
berobat dan meminta playanan kesehatan kepada perawat tersebut. Tentu dalam kondisi
seperti ini, tidak mudah bagi perawat untuk mengambil keputusan yang tegas dan tepat.
Lalu bagaimana contoh keputusan yang tepat dalam etika-moral keperawatan bisa
diambil oleh perawat ?
- Tanggapan saya, sebagai seorang perawat saya akan tetap mengutamakan kesehatan
pasien tersebut tetapi saya juga akan melaporkan tindakan pasien tersebut ke pihak
yang berwajib karena jika kita hanya memberikan obat-obatan untuk menyembuhkan
penyakit pasien tersebut ada kemungkinan setelah pasien tersebut sembuh dia akan
mengkonsumsi kembali obat-obatan terlarang tersebut, jika kita melaporkan tindakan
pasien ke pihak yang berwajib mugkin pasien ini akan mendapatkan perawatan atau
rehabilitasi terlebih dahulu sampai pasien ini sembuh kemudian tindakan selanjutnya
di serahkan keoada pihak yang berwajib.

Anda mungkin juga menyukai