Anda di halaman 1dari 9

Analisis Identifikasi Bahaya Kecelakaan Kerja Menggunakan

Job Safety Analysis (JSA) Dengan Pendekatan Hazard Identification, Risk


Assessment And Risk Control (HIRARC)
di PT. Charoen Pokphand Indonesia- Semarang

Pandu Martino, Dyah Ika Rinawati, Rani Rumita.


Program Studi Teknik Industri, Universitas Diponegoro
Jl. Prof.H.Sudarto,SH Tembalang, Semarang 52725
Email: martinopandu@gmail.com

ABSTRAK

PT. Charoen Pokphand Indonesia dalam proses produksi memiliki berbagai macam
potensial bahaya keselamatan dan kesehatan kerja. Dari tahun 2013-2010 terdapat 25 kasus
kecelakaan kerja yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis bahaya berdasakan dampak
keparahan kecelakaan kerja yaitu terdapat 12 kasus kecelakaan ringan, 11 kasus kecelakaan
sedang dan 2 kasus kecelakaan berat. Hal ini dapat terjadi karena perusahaan tersebut belum
mampu mendeteksi semua potensi bahaya kecelakaan kerja yang ada dalam perusahaan. Dalam
mendeteksi semua potensi bahaya kecelakaan kerja perlu adanya identifikasi bahaya Job safety
analysis (JSA) teknik ini bermanfaat untuk menidentifikasi dan menganalisa bahaya dalam suatu
pekerjaan. Penilaian risiko menggunakan metede semi kuantitatif dengan menggunakan risk matrik
yang menyatakan level risiko yang dimiliki setiap langkah pekerjaan meliputi level sangat tinggi,
tinggi, sedang, dan ringa. Pada risiko sangat tinggi ditemukan 1 potensi bahaya yaitu risiko
tabrakan baik dengan orang, objek atau pun benda maupun kendaraan dalam pengoprasian
forklift, untuk risiko tinggi ditemukan 7 potensi bahaya yaitu risiko menghirup debu material,
kebisingan, mata terkena material halus, terbakar saat pengelasan, tergores peralatan yang tajam,
material mudah terbakar dan luka akibat terjepit pallet. Sedangkan, untuk pengendalian risiko
menggunakan eliminasi,substitusi, pengendalian teknis, pengendalian administratif dan APD.

Kata Kunci : Keselamatan Keselamatan Kerja, Job safety analysis (JSA), Hazard Identification,
Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)
PENDAHULUAN kacamata safety dan sarung tangan.
Penerapan teknologi maju di dalam Perusahaan tersebut sudah memiliki sistem
proses produksi sampai saat ini telah semakin manajemen K3, tetapi masih terdapat angka
intensif, sehingga efek samping yang berupa kecelakaan yang terjadi diperusahaan
faktor fisik yang ditimbulkan juga semakin tersebut. Kecelakaan kerja yang terjadi tentu
beraneka ragam diantaranya suhu ekstrim, memberi dampak bagi perusahaan yang dapat
kebisingan, getaran, radiasi, penerangan di dikategorikan atas kerugian langsung dan
tempat kerja serta tekanan udara ekstrim. tidak langsung. Kerugian langsung misalnya
Untuk mengontrol bahaya-bahaya kesehatan cidera pada tenaga kerja. Cidera ini akan
dan bahaya-bahaya keselamatan maka harus mengakibatkan tidak mampunya menjalankan
ada manajemen kesehatan dan keselamatan tugasnya dengan baik sehingga
kerja untuk mengurangi potensi bahaya yang mempengaruhi produktifitasnya. Kerugian
akan diterima oleh pekerja. tidak langsung adalah kerugian yang tidak
Dari data kecelakaan kerja selama terlihat seperti, jika terjadi kecelakaan,
2013-2010 yang didapatkan PT Charoen kegiatan pasti akan terhenti sementara waktu
Pokphand Indonesia semarang, terdapat 25 untuk membantu korban yang cidera,
kasus kecelakaan kerja yang dapat penanggulangan kejadian, perbaikan
diklasifikasikan menjadi tiga jenis bahaya kerusakaan atau penyelidikan kejadian. Hal
berdasakan dampak keparahan kecelakaan ini bisa terjadi karena sistem manejemen K3
kerja. Pertama terdapat 12 kasus kecelakan tersebut belum terintegrasi dan tidak berbasis
ringan yang terjadi di perusahaan tersebut, manajemen risiko sehingga penerapan
yang tergolong dari kasus kecelakaan ringan manajemen risiko tidak berjalan dengan
ini adalah kecelakaan kerja yang dampak luka efektif. Perusahaan tersebut belum melakukan
yang diderita pekerja dapat diatasi dengan identifikasi, penilaian dan pengendalian risiko
peralatan P3K yang tersedia di ruangan SHE dengan baik dan komprehensif sehingga
(safety health environment). Selanjutnya, belum mampu mendeteksi semua potensi dan
terdapat 11 kasus kecelakan sedang yang isu K3 yang ada dalam perusahaan.
terjadi di perusahaan tersebut. Kecelakan Dalam mendeteksi semua potensi bahaya
sedang merupakan kecelakan kerja yang kecelakaan kerja perlu adanya identifikasi
dampak dari luka yang diderita tidak dapat bahaya dalam setiap aktivitas proses produksi
ditangani P3K tetapi memerlukan tindakan di perusahaan tersebut Untuk
lanjutan dari penanganan medis. Terakhir mengidentifikasi bahaya menggunakan
adalah kecelakaan berat dimana klasifikasi metode Job safety analysis (JSA) teknik ini
dampak kecelakaan kerja yang dialami bermanfaat untuk mengidentifikasi dan
pekerja adalah memiliki luka yang menganalisa bahaya dalam suatu pekerjaan.
mengakibatkan korban mengalami luka Menurut Jafari (2014) Job Safety Analysis
serius yang tidak dapat bekerja dalam jangka adalah suatu studi yang sistematis suatu
waktu yang lama sampai pada tingkat pekerjaan yang seharusnya untuk
kematian. Disini perusahaan mengalami 2 mengidentifikasi potensi bahaya, evaluasi
kasus kecelakaan berat. bobot risiko, dan metode kontrol untuk
Selama ini perusahaan sudah berusaha mengatur risiko yang dikenali. Menurut
dalam mengatasi kecelakaan kerja yang Dumitran dan Onutu (2010) risiko adalah
terjadi diperusahaan tersebut yaitu dengan kemungkinan dari dampak merugikan yang
mendirikan SHE (safety health environment). terjadi pada waktu periode tertentu dan
Adapun kegiatan yang sudah dijalankan pada keduanya setiap kali bersifat sama. Untuk
depertemen ini seperti sudah melakukan meminimalisasi potensi bahaya yang ada
pemeriksaan kesehatan internal satu bulan maka diperlukan identifikasi, penilaian dan
sekali, pengecekan kebisingan pada peride pengendalian risiko (HIRARC-Hazard
tiga bulan sekali, penyedian alat keselamatan Identifikacion, Risk Assessment, Dan Risk
kerja seperti: helm, masker, ear plug, Control) sebagai salah satu langkah dalam
manajemen risiko. Oleh karena itu perlu
dilakukannya penelitian tentang managemen
A
risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada
area Produksi di PT. Charoen Pokphand
Indonesia dengan tujuan akhir penelitian yaitu MANAJEMEN RISIKO

untuk memperoleh identifikasi bahaya serta Hazard Identifikasi


dapat menilai risiko untuk selanjutnya Mengidentifikasi setiap bahaya dari
dilakukan pengendalian risiko. langkah-langkah pekerjaan dengan
menggunakan metode JSA (Job Safety
METODE PENELITIAN Analysis)
Metodelogi penelitian merupakan
tahapan-tahapan penelitian yang harus Risk Assessment
ditetapkan lebih dahulu sebelum melakukan
pemecahan masalah sehingga penelitian dapat Analisis risiko untuk menentukan
dilakukan dengan terarah, terencana, besarnya suatu risiko yang
dicerminkan dari kemungkinan dan
sistematis, dan memudahkan dalam keparan yang ditimbulkan.
menganalisis permasalahan yang ada.
Langkah-langkah dalam penelitian ini dapat
Evaluasi risiko untuk menentukan
dilihat pada gambar berikut ini.
apakah risiko tersebut diterima atau
Mulai tidak dan menentukan perioritas
dengan menggunakan risk matrix

Identifikasi
Masalah
Risk Control
Menentukan pengendalian risiko
Studi lapangan dengan tindakan pencegahan yang
-Observasi Awal tepat
-Wawancara Studi Literatul
-Data kecelakaan
kerja

ANALISIS

Rumusan Masalah
KESIMPULAN dan
SARAN

Penetapan Tujuan SELESAI


Penelitian

Gambar 1 Metodologi Penelitian

Penetapan Batasan
Masalah
Penelitian ini meliputi kesehatan
keselamatan kerja serta manajemen risiko
yang terbagi dalam 3 bagian yaitu Hazard
Identification, Risk Assessment, Risk Control
A yang dikenal dengan HIRARC. Pada tahap
identifikasi bahaya dapat diketahui dengan
berbagai sumber antara lain dari peristiwa
kecelakaan yang pernah terjadi, pemeriksaan
ketempat kerja dan melakukan wawancara Tabel 2 . Skala Ukur kemungkinan Secara semi
dengan pekerja dilokasi kerja. Identifikasi Kuantitatif
bahaya menggunakan Job Safety Analysis Nilai Tingkat Keterangan
(JSA) yang bermanfaat untuk Likelihood
mengidentifikasi dan menganalisa bahaya 5 Almost Kecelakaan terjadi
dalam suatu pekerjaan. Ada beberapa tahapan sebulan sekali
dalam pelaksanaan Job Safety Analysis 4 Likely Kecelakaan terjad 2-10
menurut Jaiswal et al.,(2014) dapat dilihat bulan sekali
sebagi berikut. 3 Possible Kecelakaan dengan
- Pilih pekerjaan yang akan di rentan 1-2 tahun sekali
identifikasi potensi bahayanya. 2 Unlikely Kecelakaan terjadi
- Bagi pekerjaan menjadi kedalam dengan rentang waktu 2-
beberpa kegiatan. 5 tahun sekali
- Identifikasi potensi bahaya dari 1 Rare Kecelakaan terjadi dalam
beberapa kegiatan tersebut. certain 5 tahun sekali
- Menentukan kendali untuk potensi Sumber: Risk Management AS/NZS 4360
bahaya. Pembobotan nilai dari tingkat
Evaluasi kendali Pada penilaian risiko keparahan dan tingkat keseringan diambil
terdapat dua tahapan yaitu analisa risiko dan berdasarkan wawancara dan kuisioner dengan
evaluasi risiko. Analisa risiko adalah untuk pekerja berpengalaman yang berkerja di
menentukan besarnya suatu risiko yang lokasi kerja. Dari hasil tersebut selanjutnya
merupakan kombinasi antara kemungkinan dikembangkan matrik atau peringkat risiko
terjadinya (kemungkinan atau likelihood) dan yang mengkombinasikan antara kemungkinan
keparahan bila risiko tersebut terjadi (severity dan keparahannya. Menurut Pickering dan
(S) atau consequences (L)). Tabel tingkat Cowley (2010) risk matrix memberikan
keparahan dan tingkat kepetingan dapat bentuk untuk apa yang dibutuhkan dalam
dilihat tabel berukut. menampilkan dua hubungan variabel antara
Tabel 1 Skala Ukur keparahan Secara semi
likelihood dan consequence dimana keduanya
Kuantitatif memiliki hubungan dengan risiko.
Level Deskripsi Definisi
1 Insignifica Jika tidak ada dampak yang Dapat diliahat pada tabel berikut ini.
nt/Negligib diakibatkan sangat kecil bagi Tabel 3 Risk Matrik Peringkat Risiko
le manusia, proses produksi, property Menurut Standar AS/NZS 4360
atau menyebabkan perawatan fisik
Frekuensi Dampak Risiko
setidaknya dalam 15 menit.
2 Minor Jika terjadi luka kecil tetapi cukup risiko 1 2 3 4 5
hanya dirawat oleh tim P3K dan /
menyebabkan satu hari kerja hilang 5 H H E E E
atau kurang.
3 Moderate Jika terjadi cedera sedang, perlu 4 M H H E E
penanganan medis, menyebabkan
sedikitnya dua hari kerja hilang 3 L M H E E
atau kurang,
4 Major Jika terjadi luka berat dan
2 L L M H E
membutuhkan perawatan dirumah 1 L L M H H
sakit dan atau menyebabkan hari
kerja hilang lebih dari dua hari. Sumber : Risk Management AS/NZS 4360
5 Catasthrop Jika dampak yang terjadi
ic mengakibatkan kecacatan permanen
atau parsial atau bahkan kematian, Tahapan berikutnya setelah
Sumber: Risk Management AS/NZS 4360 melakukan analisa risiko adalah melakukan
evaluasi risiko. Evaluasi risiko adalah untuk
menilai apakah risiko tersebut dapat diterima
atau tidak, dengan membandingkan terhadap Silo merupakan gudang penyimpanan
standar yang berlaku, atau kemampuan berbentuk silindris besar yang biasanya di
organisasi untuk menghadapi suatu risiko. gunakan untuk menyimpan bahan baku dasar
Semua risiko yang telah diidentifikasi dan yaitu jagung. Pada area ini potensi bahaya
dinilai tersebut harus dikendalikan, khususnya dapat dilihat pada tabel berikut ini
jika risiko tersebut dinilai memiliki dampak Tabel 5 Analisa Risiko
signifikan atau tidak dapat diterima. Di Area Silo PT CPI
No. Area kerja Potensi S L R
bahaya
PEMBAHASAN 1 B3 Menghirup 1 5 H
debu
Secara umum tahapan proses produksi material.
pakan ternak di PT Charoen Pokphand dibagi 2 B2 Silo Tergores 2 4 H
peralatan
menjadi tujuh yaitu tahapan di area gudang, yang tajam.
tahapan di area silo, tahapan di area intake, 3 B6 Material 5 1 H
tahapan diarea milling, tahapan di area terbakar.
mixing, tahapan di area pelleting dan tahapan 4 B1 Kejatuhan 3 2 M
diarea packing. Di area gudang terdapat material.
5 B9 Terpeleset 3 2 M
proses penyimpanan yang bertujuan menjaga lantai licin.
kondisi bahan agar bahan baku tersebut masih 6 B10 Tersetrum 3 1 M
dalam kondisi yang baik saat digunakan pada listrik.
proses produksi nantinya. Pada area ini 7 B11 luka akibat 2 3 M
potensi bahaya dapat dilihat pada tabel terbentur
berikut ini. mesin.
8 B12 Maintenance Terkena 2 3 M
Tabel 4 Analisa Risiko
benda panas.
Di Area Gudang PT. CPI
9 B5 Terjatuh dari 3 2 M
No. Area Potensi bahaya S L R
ketinggian.
kerja
1 B1 Kejatuhan 3 2 M Proses intake adalah proses penuangan
material bag. atau pengisian bahan baku yang merupakan
2 B2 Tergores 2 2 L tahapan awal dari proses produksi yang akan
peralatan yang berlangsung. Pada area intake diketahui
tajam.
bahwa potensi bahaya dapat dilihat pada tabel
3 B3 Menghirup 1 5 H
debu material. berikut ini.
4 B4 Luka akibat 3 3 H Tabel 6 Analisa Risiko
terjepit pallet. Di Area Intake PT CPI
5 B5 Warehouse Terjatuh dari 2 1 L No. Area kerja Potensi S L R
ketinggian. bahaya
6 B6 Material 5 1 H 1 B3 Menghirup 1 5 H
mudah debu
terbakar. material.
7 B7 Tabrakan baik 4 3 E 2 B2 Intake Tergores 2 4 H
dengan orang, peralatan
objek atau pun yang tajam.
benda maupun 3 B9 Terpeleset 2 3 M
kendaraan lantai licin.
dalam 4 B10 Tersetrum 3 1 M
pengoprasian listrik.
forklift. 5 B29 Mata terkena 2 4 H
8 B8 Terjatuh ketika 3 2 M material
membawa halus.
penumpang 6 B7 Tabrakan 4 3 E
untuk baik dengan
kendaraan orang, objek
forklift. atau pun
benda
No. Area kerja Potensi S L R mesin mixing didapatkan potensi bahaya yang
bahaya dapat dilihat pada tabel berikut ini
maupun Tabel 8 Analisa Risiko Di Area Mesin
kendaraan Mixing PT CPI
dalam No. Area kerja Potensi S L R
pengoprasian bahaya
forklift. 1 B3 Menghirup 1 5 H
7 B8 Terjatuh 3 2 M debu
ketika material.
membawa 2 B16 Mixing Kebisingan. 1 5 H
penumpang 3 B1 Kejatuhan 2 2 L
untuk material.
kendaraan 4 B10 Tersetrum 3 1 M
forklift. listrik.
8 B13 Terjepit 2 2 L 5 B9 Terpeleset 3 2 M
chain. lantai licin.
9 B14 Maintenance Terjepit 3 2 M 6 B23 Terkena 3 2 M
elevator. cairan CPO.
10 B15 Kejatuhan 2 1 L 7 B24 Terjepit 2 2 L
benda. pintu
11 B5 Terjatuh dari 3 1 M mixing.
ketinggian. 8 B25 Maintenance Terjepit 2 2 L
Proses milling Pada dasarnya pintu slide.
merupakan proses pengecilan ukuran bahan 9 B26 Kekurangan 1 3 L
baku yang akan digunakan sehingga oksigen
volumenya sesuai dengan ketentuan yang ketika
didalam
diinginkan. Pada area mesin hammermill mesin
didapatkan potensi bahaya yang dapat dilihat mixing.
pada tabel berikut ini. 10 B27 Terbentur 3 2 M
Tabel 7 Analisa Risiko Di Area Mesin bagian
Hammermill PT CPI mesin.
No. Area Potensi bahaya S L R
kerja Proses pelleting ini adalah proses
1 B3 Menghirup debu 1 5 H
untuk membentuk bahan yang dihasilkan dari
material.
2 B16 Kebisingan . 1 5 H mixer dari bentuk serbuk menjadi bentuk
3 B10 Hammerm Tersetrum 3 1 M padat seperti silindris kecil. Pada area mesin
ill
listrik. pellet didapatkan potensi bahaya yang dapat
4 B9 Terpeleset lantai 2 3 M dilihat pada tabel berikut ini.
licin. Tabel 9 Analisa Risiko Di Area Mesin
5 B17 Terluka akibat 3 2 M Pellet PT CPI
mesin berputar. No. Area Potensi S L R
6 B19 Terjepit clam. 2 3 M kerja bahaya
7 B15 Maintena Kejatuhan 2 3 M
nce 1 B3 Menghirup 1 5 H
benda. debu material.
8 B20 Terkena panas 2 3 M 2 B16 Pellet Kebisingan. 1 5 H
api saat 3 B28 Terbentur pipa 3 2 M
pengelasan. Stem.
9 B21 Terkena 2 3 M 4 B17 Tergores dari 2 3 M
percikan api las. mesin yang
10 B22 Terbakar saat 5 1 H berputar.
pengelasan. 5 B9 Terpeleset 2 2 L
lantai licin.
Proses mixing merupakan proses 6 B29 Mata terkena 2 4 H
pencampuran bahan baku dan merupakan material halus.
operasi yang paling penting dalam proses 7 B30 Terjepit die. 2 2 L
8 B15 Kejatuhan 2 2 L
produksi pakan ternak di PT CPI. Pada di area benda.
No. Area Potensi S L R PENGENDALIAN.
kerja bahaya Pengendalian risiko pada potensi
9 B12 Maintenanc Terkena benda 2 3 M
e bahaya tabrakan baik dengan orang, objek
panas.
10 B21 Terkena 2 3 M ataupun benda maupun kendaraan dalam
percikan api pengoperasian forklift tidak dapat dilakukan
saat dengan menggunakan eliminasi dan
pengelasan. pengendalian substitusi karena dapat
11 B10 Tersetrum 3 1 M
mempengaruhi efisiensi dalam kegiatan
listrik.
12 B20 Terkena panas 2 3 M material hendling. Pengendalian rekayasa
api. engineering juga tidak dapat dilakukan.
13 B22 Terbakar. 4 2 H Pengendalian administrasi dalam tahapan ini
menggunakan prosedur atau panduan sebagai
Pada tahapan akhir proses produksi langkah mengurangi risiko. Penggunaan APD
yang dilakukan adalah proses packing. Pada ini disarankan bersamaan dengan penggunaan
area pengemasan ditemukan potensi bahaya alat pengendalian lainya pengendalian APD
sebagai berikut pada tabel dibawah ini yang digunakan dalam pengoperasian mesin
forklift adalah penggunaan helm, sarung
Tabel 10 Analisa Risiko Di Area Packing tangan dan sepatu keamanan dianjurkan untuk
PT CPI digunakan dalam mengurangi risiko cidera
No. Area Potensi S L R
kerja bahaya ketika pekerja menjalankan mesin forklift.
1 B3 Menghirup 1 5 H Dengan demikian perlindungan keamanan
debu material. dan kesehatan personel akan lebih efektif.
2 B16 Packing Kebisingan. 1 5 H Pengendalian risiko pada potensi
3 B31 Jari terjepit 2 3 M bahaya menghirup debu tidak dapat dilakukan
mesin.
4 B9 Terpeleset 2 2 L
dengan menggunakan eliminasi dan
terjatuh. pengendalian substitusi karena dapat
mempengaruhi efisiensi dalam kegiatan
Evaluasi risiko adalah untuk menilai apakah proses produksi. Pengendalian rekayasa
risiko tersebut dapat diterima atau tidak, engineering juga tidak dapat dilakukan.
dengan membandingkan terhadap standar Pengendalian administrasi yang dapat
yang berlaku, atau kemampuan organisasi dilakukan pada potensi bahaya menghirup
untuk menghadapi suatu risiko. Pada tahapan debu ini adalah memberikan pelatihan dan
ini potensi bahaya yang perlu dilakukan pendidikan bahaya dan dampak menghirup
tindakan pengendalian adalah yang berada debu, dimaksudkan agar pekerja lebih dini
pada area merah dan oranye. Potensi bahaya mengetahui faktor bahaya yang ada serta
yang perlu dilakukan pengendalian dapat mengubah kebiasan buruk menjadi baik dan
dilihat pada tabel berikut ini. hal ini ditekan pada sikap mental pekerja.
Tabel 11 Evaluasi Risiko Alat pelindung diri dapat dilakukan untuk
No. Potensi bahaya Risiko mencegah paparan bahaya pada pekerja.
1 B7 Tabrakan baik dengan orang, E Penggunaan APD pada potensi bahaya
objek atau pun benda maupun menghirup debu ini pekerja disarankan
kendaraan dalam pengoprasian
forklift. menggunakan masker ketika bekerja.
1 B3 Menghirup debu material. H Pengendalian risiko pada potensi
2 B16 Kebisingan. H bahaya kebisingan tidak dapat dilakukan
3 B29 Mata terkena material halus. H dengan menggunakan pengendalian eliminasi,
4 B22 Terbakar saat pengelasan. H pengendalian substitusi dan rekayasa
5 B2 Tergores peralatan yang tajam. H
6 B6 Material mudah terbakar. H engineering karena dapat mempengaruhi dan
7 B4 Luka akibat terjepit pallet. H mengganggu proses produksi. Pengendalian
secara administratif merupakan prosedur
yang bertujuan untuk mengurangi waktu
paparan pekerja terhadap bising, denga ada tidak dapat diterapkan hal ini dikarenakan
merotasi dan menyusun jadwal kerja akan merubah fungsi benda tersebut.
berdasarkan perhitungan dosis paparan sesuai Rekayasa engineering dilakukan dengan
nilai ambang batas serta pemeriksaan mengubah peralatan perkakas tangan yang
kesehatan awal, berkala maupun pemeriksaan aman dan nyaman untuk digunakan.
kesehatan secara khusus. Jika pengendalian Pengendalian administrasi yang dapat
administratif tidak dapat dilakukan maka dilakukan memberikan pelatihan dan
Pemakaian APD berupa ear plug wajib pendidikan bahaya dan dampak penggunaan
dipakai para tenaga kerja yang berada pada perkakas tersebut, dimaksudkan agar pekerja
area yang mempunyai intensitas kebisingan lebih dini mengetahui faktor bahaya yang ada
tinggi. serta mengubah kebiasan buruk menjadi baik
Pengendalian risiko pada potensi dan hal ini ditekan pada sikap mental pekerja.
bahaya mata terkena material tidak dapat APD dapat dilakukan untuk mencegah
dilakukan dengan menggunakan pengendalian paparan bahaya pada pekerja. Penggunaan
eliminasi, pengendalian substitusi dan APD pada potensi bahaya tergores perlatan
rekayasa engineering karena dapat tajam ini, pekerja disarankan menggunakan
mempengaruhi dan mengganggu proses sarung tangan dan sepatu safety untuk
produksi. Pengendalian administrasi yang terhindar dari luka gores pada alat kerja pada
dapat dilakukan adalah memberikan pelatihan tangan dan kaki ketika berkerja.
dan pendidikan bahaya dan dampak iritasi Pengendalian risiko pada potensi
pada mata, dimaksudkan agar pekerja lebih bahaya kebakaran dapat dilakukan dengan
dini mengetahui faktor bahaya yang ada serta Pengendalian administrasi dalam tahapan ini
mengubah kebiasan buruk menjadi baik dan menggunakan prosedur atau panduan sebagai
hal ini ditekan pada sikap mental pekerja. langkah mengurangi risiko.
APD berfungsi untuk mengurangi tingkat Potensi bahaya luka akibat terjepit
keparahan risiko suatu bahaya terhadap pallet ini Pengendalian risiko eliminasi
manusia. APD yang dapat digunakan tindakan pengendalian dengan cara
berdasarkan risiko mata kemasukan debu atau menghilangkan peralatan yang dapat
material partikel-partikel yang melayang menimbulkan bahaya. Pada pengendalian ini
diudara disarankan menggunakan alat dapat dilakukan dengan tidak diizinkan
pelindung mata atau kaca mata pengaman. menggunakan perkakas gancu untuk
Pengendalian risiko pada potensi memindah pallet karena gancu bukan alat
bahaya terbakar saat pengelasan tidak dapat yang digunakan sebagai alat bantu untuk
dilakukan dengan menggunakan pengendalian mengangkat, menurunkan maupun
eliminasi, pengendalian substitusi dan memindahkan benda-benda yang berat. Jika
rekayasa engineering karena dapat masih terdapat pekerja yang masih melakukan
mempengaruhi dan mengganggu proses aktivitas tersebut maka perlu diberikan sanksi
produksi. Pengendalian administrasi dapat berupa teguran secara lisan. Pengendalian
dilakukan dalam tahapan ini menggunakan risiko dengan substitusi dilakukan dengan
pengendalian dengan prosedur. Pengendalian melakukan kurangi penanganan barang atau
risiko dengan menggunakan APD yang material secara manual khususnya
digunakan untuk mencegah paparan bahaya memindahkan benda-benda berat dengan cara
pada pekerja adalah dengan menggunakan memanfaatkan alat-alat bantu seperti forklift
perlangkapan sebagai berikut welding helmet, atau penggunaan alat katrol jika ada.
apron, sarung tangan las, kacamata safety, Penggunaan APD yang direkomendasi untuk
pemadam api / APAR, fire blanket. potensi bahaya terjepit ini adalah penggunan
Pengendalian risiko pada potensi sarung tangan dengan jenis bahan sarung
bahaya tergores peralatan yang tajam tidak tangan mengunakan kulit yang dilapisi
dapat dilakukan dengan menggunakan dengan logam kromium.
eliminasi. Untuk pengendalian substitusi tidak
KESIMPULAN Pollution. Carpathian Journal of
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Earth and Environmental Sciences, 5,
di area produksi pakan ternak PT Charoen 1, 83-92
Pokphand Indonesia, dapat diambil Jafari Hassan. 2014. Evaluation of
kesimpulan sebagai berikut : Occupational Hazards of Quay Side
1. Risiko-risiko yang ditemukan pada Crane Operator Using Job Safety
tujuh area kerja yang dianalisis dengan Analysis. American Journal of Marine
menggunakan form job safety analysis Science, 2, 2, 33-37
(JSA) Jaiswal V., Banodha V., & Patel P. 2014.
2. Dari matriks risiko yang Risk Assessment in Maintenance
mengkombinasikan antara Work at Diesel Locomotive
kemungkinan dan keparahan diketahui Workshop. International Journal on
bahwa terdapat 8 potensi bahaya yaitu Emerging Technologies 5(1): 59-63
risiko tabrakan baik dengan orang, Pickering A. and Cowley S. P. 2010. Risk
objek atau pun benda maupun Matrices: implied accuracy and false
kendaraan dalam pengoprasian assumptions. Journal of health &
forklift, risiko menghirup debu safety research & practice, volume 2
material, kebisingan, mata terkena issue 1.
material halus, terbakar saat
pengelasan, tergores peralatan yang
tajam, material mudah terbakar dan
luka akibat terjepit pallet sehingga
perlu dilakukan tindakan perbaikan.
3. Pengendalian risiko dapat dilakukan
pengendalian administrasi yaitu
dengan memberikan prosedur dan
cheklist serta perlunya pengendalian
APD dalam tindakan pencegahan

SARAN
1. Sebaiknya lebih ditingkatkan tentang
awareness pengguna alat pelindung
diri untuk tenaga kerja.
2. Perlu diadakan peletakan kotak alat
pelindung diri yang berada diluar
ruangan dan didalam ruangan agar
memudahkan tenaga kerja dalam
mengambil alat pelindung diri.
3. Penempatan pekerja yang
berkompetensi pada bidang pekerjaan
yang memiliki potensi risiko tinggi
dan memastikan bahwa pekerja
mampu dan mengetahui pekerjaan
yang mereka lakukan.

Daftar Pustaska
Australian Standard / New Zealand Standard
4360 : 2004. Risk Management
Guidelines.Sydney.
Dumitran C. & Onutu I. 2010. Environmental
Risk Analysis for Crude Oil Soil

Anda mungkin juga menyukai