Anda di halaman 1dari 52

BIOSAFETY dan BIOSECURITY

DI LABORATORIUM

PELATIHAN PEMERIKSAAN PCR COVID-19


BAGI PETUGAS LABORATORIUM
7 – 11 Desember 2020
Spektrum BIORISIKO

ALAMI KECELAKAAN KESENGAJAAN

Wabah/ ITLs Sabotase


outbreak Kegagalan Biokriminal
Epidemi Containment
Pandemi Tingkah laku Bioterorisme

BIOSAFETY BIOSECURITY
Apa itu Biosafety dan Biosecurity ?

• Laboratory biosafety - containment


principles, technologies and practices to
prevent unintentional exposure to
pathogens and toxins, or their accidental
release
• Laboratory biosecurity - institutional and
personal security measures designed to
prevent loss, theft, misuse, diversion or
intentional release of pathogens and toxins

Sumber : Laboratory Biosafety Manual, WHO, 2004


“ Keselamatan Laboratorium Biologik”
adalah istilah yang mencakup prinsip, teknologi dan
praktek penanganan dan penyimpanan bahan, yang
dilakukan untuk mencegah pajanan atau lepasnya
patogen dan toksin dengan tidak disengaja.

“Keamanan Laboratorium Biologik”


adalah upaya keamanan yang diterapkan di tingkat
perorangan dan institusional untuk mencegah
kehilangan, pencurian, penyalahgunaan, penyimpangan
atau pelepasan dengan sengaja organisme patogen dan
toksin.

Sumber: Kepmenkes No: 835/MENKES/SK/IX/2009 tentang Pedoman Keselamatan dan


Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik
Pengorganisasian Keselamatan dan Keamanan Biologik

• Laboratorium harus memiliki suatu organisasi pengelola keselamatan dan


keamanan biologik yang mempunyai sumber daya manusia, kebijakan
menyeluruh, buku panduan dan program mengenai keselamatan dan
keamanan laboratorium
• Tanggungjawab pengelolaan program ada pada Direktur RS, Kepala
Institusi atau Kepala Laboratorium yang dapat mendelegasikan tanggung
jawab tertentu kepada petugas khusus keselamatan dan keamanan
biologik (biosafety & biosecurity officer) atau petugas setara lainnya.

Sumber: Kepmenkes No: 835/MENKES/SK/IX/2009 tentang Pedoman Keselamatan dan


Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik
Klasifikasi Mikroorganisme

Sumber: Kepmenkes No: 835/MENKES/SK/IX/2009 tentang Pedoman Keselamatan dan


Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik
Tingkatan Laboratorium

Sumber : Laboratory Biosafety Manual, WHO, 2004


Laboratorium BSL-2
Dimodifikasi dari : Manual Biosafety World Health Organization edisi ke-3. 2004.
Klasifikasi Mikroorganisme


Tingkatan Laboratorium
Biorisiko
Risiko yang terkait dengan material biologi

BIORISIKO = Biosafety + Biosecurity


Tujuan Sistem Manajemen Biorisiko

• Melindungi karyawan dan keluarganya dari paparan atau bahaya


terkait dengan pekerjaan menangani agen biologis
berbahaya/racun
• Mencegah kontaminasi lingkungan dan meningkatkan kualitas
lingkungan
• Mematuhi semua pedoman dan peraturan lokal, nasional dan
Internasional untuk penggunaan bahan biologis yang berpotensi
berbahaya
Pendekatan Manajemen Biorisiko
• Berdasarkan pendekatan sistem manajemen
• Memberikan jaminan adanya persyaratan biosafety dan biosecurity dan
diterapkan secara efektif
• Berbasis kinerja atau performance-based:
• Bukan pendekatan bagaimana mengembangkan program, tetapi
menguraikan apa yang ingin dicapai
• Semua individu turut bertanggung jawab dan berpartisipasi dalam
mengelola risiko, keselamatan dan kesehatan:
• karyawan, teknisi lab, supervisor, manajemen puncak, penasihat
manajemen biorisiko (BSO)
Komponen Kunci dari Sistem Manajemen Biorisiko

AMP Model
• Assessment : identifikasi hazard dan
mengevaluasi risiko terkait
• Mitigation : aksi atau tindakan pengendalian
yang diambil untuk menurunkan risiko terkait
• Performance : mendokumentasikan,
mengukur dan mengevaluasi langkah mitigasi
dan outcome dalam menurunkan risiko
“The backbone of the practice of
biosafety is risk assessment”

Sumber: Laboratory Biosafety Manual 3rd Edition WHO


Kapan penilaian risiko dilaksanakan

1. Sebelum memulai suatu pekerjaan yang baru


2. Saat ada perpindahan atau renovasi
3. Pergantian personel
4. Bekerja dengan agen biologi infeksius yang baru
5. Peralatan baru, supplies, reagent dll
6. Ada kejadian/insiden
7. Perubahan kebijakan
Penilaian Risiko ( Risk Assesment )
Suatu proses Ada 5 tahapan :
mengidentifikasi bahaya 1. Identify agent hazards; do initial Risk Assessment 
dan mengevaluasi risiko Identifikasi agen yang berbahaya
yang berhubungan 2. Identify lab procedure hazards (Lab activity) 
Identifikasi prosedur kerja
dengan zat dan racun 3. Determine preliminary Biosafety Level (what controls
biologis, dengan might be needed)  Fasilitas laboratorium yang
mempertimbangkan diperlukan dan yang tersedia
kelayakan dari setiap 4. Evaluate staff for proficiency in laboratory techniques
kontrol yang ada dan and occupational health needs and use of safety
memutuskan apakah equipment at pre-biosafety level  Kemampuan
risiko itu dapat diterima tenaga laboratorium
1 5. Review the Risk Assessment with a Biosafety
Professional, subject matter expert and the Institutional
Biosafety Committee  Review dengan Biosafety
Profesional
Bahaya (Hazard) dan Risiko
• Hazard is a source or object that can • Risiko adalah kemungkinan yang bisa
cause harm (membahayakan) ditimbulkan oleh bahaya (hazard) dan
mempunyai konsekuensi

( Likelihood X Consequences )

• Hazard is not a risk without a specific


environment or situation
Penilaian Risiko
Matriks Risiko

Hasil Evaluasi Risiko Awal

Sumber :Pedoman Biorisiko COVID-19. BSN. 2020


Grafik Risiko
Very
High
Kemungkinan

High

Moderate

Low

Very
Low

Konsekuensi
Grafik Risiko Tinggi
Very
High
Anak kecil yang tidak biasa
bermain dengan korek api
sedang bermain-main
High
dengan korek api dan

Likelihood
mengenakan baju dari Moderate
bahan sintetik (mudah
terbakar) Low

Very
Low

Consequences
Grafik Risiko Sedang

Anak kecil yang Very


High
sudah biasa
menyalakan korek
api sedang bermain High

Likelihood
main dengan korek Moderate
api dan mengenakan
Low
baju dari bahan
sintetik (mudah Very
terbakar) Low

Consequences
Grafik Risiko Sedang

Anak kecil yang tidak Very


High
biasa menyalakan korek
api sedang bermain-
main dengan korek api High

Likelihood
dan hanya mengenakan Moderate
baju bahan non sintetik Low
(tidak mudah terbakar)
Very
Low

Consequences
Grafik Risiko Rendah
Anak kecil yang sudah Very
High
biasa menyalakan
korek api sedang
bermain-main dengan High

Likelihood
korek api dan hanya Moderate
mengenakan baju
Low
bahan non sintetik
(tidak mudah Very
terbakar) Low

Consequences
Hasil Penilaian Risiko
Setiap laboratorium kemungkinan dapat berbeda , karena adanya :
- Perbedaan Fasilitas
- Perbedaan Equipment yang ada
- Perbedaan Jumlah dan Kompetensi SDM
- Perbedaan Kontrol Mitigasi yang ada
- Perbedaan Kebijakan Manajemen
Penanggulangan Risiko
( Risk Mitigation )
Langkah langkah dan tindakan pengendalian yang dilakukan
untuk mengurangi atau mengeliminasi risiko yang
berhubungan dengan zat dan racun biologis
Tindakan Mitigasi Risiko Biosafety
• Elimination (Eliminasi)
• Substitution (Substitusi)
• Engineering Controls
(Pengendalian Teknik)
• Administrative Control
(Pengendalian Administrasi)
• Personel Protective Equipment
(Alat Pelindung Diri)
Tindakan Mitigasi Risiko Biosecurity
• Physical Security (Keamanan
Fisik)
• Personnel Security
(Keamanan Personel)
• Material Control
Accountability (Akuntabilitas
Pengendalian Material)
• Transport Security
(Keamanan Transportasi)
• Information Security
(Keamanan Informasi)
Kinerja ( Performance )

Implementasi dari keseluruhan sistem manajemen biorisiko,


meliputi evaluasi dan memastikan bahwa sistem sudah
bekerja sebagaimana dirancang termasuk proses
berkelanjutan untuk perbaikan sistem
https://www.canada.ca/en/public-
health/services/laboratory-biosafety-biosecurity/pathogen-
safety-data-sheets-risk-assessment.html

SARS CoV 2 masuk


Kelompok Risiko 3
Panduan WHO untuk Biosafety Laboratory
terkait COVID-19

10 12
19 Maret 13 Mei
Januari Februari
2020 2020
2020 2020
https://apps.who.int/iris/handle/10665/332076
Poin Penting terkait Biosafety di
Laboratorium
• Penilaian Risiko/Risk Assessment
• Proses awal sebelum inaktifasi semua spesimen, dilaksanakan di BSC atau primary
containment device
• Non propagative diagnostik dapat dilaksanakan di BSL 2
• Point of care or near POC assays can be performed on a bench without employing a
BSC, when the local risk assessment so dictates and proper precautions are in place
• Propagative prosedur dilaksanakan di BSL 3
• Gunakan desinfektan yang tepat
• Spesimen klinis dari pasien terduga COVID19 dikirim dengan standar UN3373,
Biological Substance Category B, jika isolat dikirim dengan standar Category A, UN2814
CORE REQUIREMENT – PERSYARATAN INTI

1. GMPP – Good Microbiological Practice and Procedure


2. Kompetensi Personel dan Pelatihan
3. Desain Fasilitas
4. Penerimaan dan Penyimpanan Spesimen
5. Dekontaminasi dan Manajemen Limbah
6. Alat Pelindung Diri
7. Peralatan Laboratorium
8. Emergency Response
9. Kesehatan Kerja
Good Microbiological Practice and Procedure
Best Practice
- Tidak menyimpan makanan atau minuman, atau barang-barang pribadi di
laboratorium
- Tidak memasukkan sesuatu ke dalam mulut saat bekerja di laboratorium
- Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja
- Pastikan sumber panas tidak diletakkan di dekat bahan/reagen yang mudah
terbakar
- Tutup luka atau kulit pecah sebelum masuk ke laboratorium
- Pastikan, sebelum masuk ke laboratorium, bahwa persediaan peralatan
laboratorium dan barang habis pakai, termasuk reagen, APD dan desinfektan,
mencukupi dan sesuai untuk kegiatan yang dilakukan.
Good Microbiological Practice and Procedure
- Pastikan persediaan disimpan dengan benar (yaitu, sesuai dengan instruksi
penyimpanan)
- Pelabelan yang tepat dari semua agen biologis dan bahan kimia dan radioaktif.
- Lindungi dokumen tertulis dari kontaminasi (dimasukkan ke dalam plastik)
- Pastikan pekerjaan dilakukan dengan hati-hati, tepat waktu dan tanpa terburu-buru.
- Jagalah area kerja tetap rapi, bersih, dan bebas dari material yang tidak perlu saat
pekerjaan sudah selesai dilaksanakan
- Dilarang penggunaan earphone,
- Lepaskan perhiasan apa pun yang dapat merobek bahan sarung tangan, dengan
mudah terkontaminasi ketika tidak secara khusus diperlukan untuk prosedur
laboratorium yang dilakukan
Good Microbiological Practice and Procedure
Prosedur teknis
- Hindari menghirup agen biologi
- Hindari kontak dengan kulit dan mata, serta ingestion dari agen biologi
- Gunakan sarung tangan sekali pakai
- Hindari kontak tangan bersarung dengan wajah.
- Lindungi mulut, mata, dan wajah selama prosedur di mana percikan mungkin terjadi.
- Gunakan gunting dengan ujung tumpul atau bundar,
- Penanganan benda tajam , syringe dan jarum  sharp container
- Gunakan pembuka ampul untuk penanganan ampul yang aman.
- Jangan re-cap jarum suntik
- Buang spesimen dan kultur dalam wadah anti bocor
https://www.who.int/ihr/publicati
ons/biosafety-video-series/en/
Kompetensi Personel dan Pelatihan
Pelatihan Umum : awareness, lay out laboratorium, pedoman institusi,
manajemen dll

Pelatihan Khusus terkait Pekerjaan  harus memahami GMPP, ada


penilaian kompetensi, pelatihan penyegaran, update prosedur baru

Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Hayati  Semua personel harus


menyadari bahaya yang ada di laboratorium dan risiko yang terkait;
prosedur kerja yang aman; langkah-langkah keamanan; dan
kesiapsiagaan dan tanggap darurat.
Alat Pelindung Diri

• Laboratory Coats : lengan panjang, pakai cuff, resistant splash ,


digunakan di designated area
• Disposable gloves : semua prosedur, cek sebelum digunakan
• Alas kaki
• Respiratory protection
Alat Pelindung Diri
https://apps.who.int/iris/handle/10665/331498
https://www.who.int/ihr/publicati
ons/biosafety-video-series/en/
Dekontaminasi dan Pengolahan Limbah

Disinfektan yang dapat digunakan untuk Covid-19 diantaranya :


- natrium hipoklorit (pemutih; misalnya, 1000 bagian per juta [ppm]
(0,1%) untuk disinfeksi permukaan umum dan 10 000 ppm (1%) untuk
desinfeksi tumpahan darah);
- 62-71% etanol;
- 0,5% hidrogen peroksida;
- senyawa ammonium quarts; dan senyawa fenolik (cara pemakaian
mengikuti rekomendasi pabrikan).
Peralatan Laboratorium
Penggunaan peralatan laboratorium secara tepat dan aman
akan meminimalisir risiko paparan

Daftar peralatan laboratorium yang diperlukan untuk


pengujian covid-19:
•Biosafety Cabinet (BSC)
•Laminar Airflow (LAF)
•Real-time PCR
•Autoclave
•Microcentrifuge
•Micropipette
•Ultra-Low Freezer
Rencana Tanggap Darurat

• Prosedur terkait kedaruratan medis, personel harus mendapatkan


pelatihan untuk penanganan kedaruratan medis di laboratorium
• Spill Kit termasuk desinfektan yang mudah diakses oleh pekerja
laboratorium
• Kotak P3K, termasuk band aid dan mudah diakses oleh pekerja
laboratorium
• Adanya sistem pelaporan kejadian LAI’s dan diinvestigasi untuk update
prosedur
Kesehatan dan Keselamatan Kerja

•Institusi laboratorium melalui manajer puncak harus


bertanggungjawab dan memastikan kesehatan personel di
laboratorium diperiksa secara rutin dan didokumentasikan.
•Pemeriksaan medis atau informasi status kesehatan personel
laboratorium dapat diminta untuk memastikan bahwa
mereka aman untuk bekerja di laboratorium.
TRANSPORTASI SPESIMEN COVID 19
Kemasan spesimen COVID-19 diberikan tanda sebagai berikut :
1. Label biohazard
2. Label khusus harus ditempelkan di luar setiap paket untuk semua
barang berbahaya yang akan dikirim
3. Spesimen pasien harus dilakukan tatalaksana sebagai UN3373,
"Substansi Biologis, Kategori B",ketika akan diangkut/ ditransportasikan
dengan tujuan diagnostik
Nama Label: Substansi Biologi
Minimum dimensi:50x50 mm
Jumlah label setiap kemasan 1
Warna: Hitam putih
https://apps.who.int/iris/handle/10665/331639
Kunci Keberhasilan Pelaksanaan Manajemen Biorisiko
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai