Nagita Gianty A.
Tentir
Nagita Gianty A.
Quality Control
PERAWAT
1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang keperawatan melalui
belajar terus menerus
2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien
3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain.
4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
selalu menunjukkan perilaku professional
DOKTER GIGI
1. Pasal 20: Dokter gigi di Indonesia wajib mempertahankan dan meningkatkan
martabat dirinya
2. Pasal 21: Dokter gigi di Indonesia wajib mengikuti secara aktif perkembangan etika,
ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kedokteran gigi, baik secara
mandiri maupun yang diselenggarakan oleh Organisasi Profesi.
3. Pasal 22: Dokter gigi di Indonesia tidak boleh menyelenggarakan kegiatan
pendidikan dan pelatihan kedokteran gigi tanpa izin dari Organiasi Profesi
4. Pasal 23: Dokter gigi di Indonesia wajib menjaga kesehatannya supaya dapat
bekerja dengan optimal
AHLI GIZI
1. Memelihara kesehatan dan keadaan gizinya agar dapat bekerja dengan baik.
2. Senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peka
terhadap lingkungan
3. Senantiasa selalu mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kepercayaan
diri
KESMAS
1. Ahli kesehatan masyarakat senantiasa memelihara kesehatan dirinya agar dapat
melaksanakan profesinya dengan baik
2. Ahli kesehatan masyarakat selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan
keterampilan sesuai dengan perkembangan IPTEK
KESLING
1. Harus memperhatikan dan memprakitkan hidup bersih dan sehat supaya dapat
bekerja dengan baik
2. Senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesahatan
lingkungan, keshatan dan bidang-bidang lain
APOTEKER
1. Seorang apoteker menjunjung tinggi menghayati dan mengamalkan sumpah atau
janji apoteker
2. Senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi apoteker Indonesia serta
selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam
melaksanakan kewajibannya
3. Seorang apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan dibidang keshatan
pada umumnya dan dibidang farmasi pada khususnya
4. Seorang apoteker dalam menjalankan tugasnya harus menjauhkan diri dari usaha
mencari kuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi
luhur jabatan kefarmasian
5. Seorang apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang
lain
6. Seorang apotekr harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya
7. Seorang apoteker harus aktif mengikuti perkmbangan peraturan perundangan-
undangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada
khususnya
KESIMPULAN
Secara umum, kewajiban tenaga kesehatan terhadap diri sendiri adalah menjaga
kesehatan diri sendiri sehingga dapat bekerja dengan baik, menjaga nama baik profeinya
FKUI 2015 SOLID Page 3
serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidangnya masing-
masing yang dituliskan dalam kode etik masing-masing profesi tenaga kesehatan,
meskipun terdapat beberapa perbedaan yang satu dengan lainnya, seperti:
1. Pada profesi perawat, tidak banyak diatur tentang kewajiban menjaga kesehatan
pribadi,namum mengatur tentang pemeliharaan mutu pelayanan keperawatan
yang tinggi disertai dengan kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan
dan keterampilan sesuai kebutuhan pasien
2. Pada profesi perawat juga mengatur tentang pembuatan keputusan berdasarkan
informasi yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi
seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi, dan memberikan
delegasi kepada orang lain yang dimana tidak diatur dalam kode etik profesi lain.
3. Pada profesi dokter gigi, kode etik pasal 22 mengatur tentang izin
menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan kedokteran gigi tanpa izin
daro organisasi profesi adalah hal yang dilarang yang dimana tidak diatur dalam
kode etik profesi lain.
5. Pada kode etik profesi ahli gizi mengawijbkan ahili gizi untuk senantiasa selalu
mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kepercayaan diri serta
Memberikan kesan baik serta tidak melakukan hal-hal yang merugikan pemerintah,
masyarakat, profesi dan perorangan yang dimana tidak disebutkan dalam kode etik
profesi lain.
6. Pada kode etik apoteker, seorang apoteker berkewajiban untuk senantiasa
menjalankan profesinya sesuai kompetensi apoteker Indonesia serta selalu
mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam
melaksanakan kewajibannya yang dimana tidak disebutkan dalam kode etik profesi
lain.
4. Pada kode etik apoteker, seorang apoteker dalam menjalankan tugasnya harus
menjauhkan diri dari usaha mencari kuntungan diri semata yang bertentangan
dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian yang dimana tidak
diwajubkan dalam kode etik profesi lain.
5. Pada kode etik apoteker juga diwajibkan untuk seorang apoteker berbudi luhur
dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain serta menjadi sumber informasi
sesuai dengan profesinya yang dimana tidak diatur dalam kode etik profesi lain.
DOKTER GIGI
1. Pasal 15: Dokter gigi di Indonesia harus memperlakukan teman sejawat
sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan
2. Pasal 16: Dokter gigi di Indonesia apabila mengetahui pasien sedang dirawat
dokter gigi lain tidak dibenarkan mengambil alih pasien tersebut tanpa persetujuan
dokter gigi lain tersebut kecuali pasien menyatakan pilihan lain.
3. Pasal 17: Dokter gigi di Indonesia , dapat menolong pasien yang dalam keadaan
darurat dan sedang dirawat oleh dokter gigi lain, selanjutnya pasien harus
dikembalikan kepada Dokter Gigi semula, kecuali kalau pasien menyatakan pilihan
lain.
4. Pasal 18: Dokter gigi di Indonesia apabila berhalangan melaksanakan praktik,
harus membuat pemberitahuan atau menunjuk pengganti sesuai dengan aturan
yang berlaku.
5. Pasal 19: Dokter gigi di Indonesia seyogyanya memberi nasihat kepada teman
sejawat yang diketahui berpraktik di bawah pengaruh alcohol atau obat terlarang
DOKTER
1. Pasal 18 = Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri
ingin diperlakukan.
2. Pasal 19 = Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat,
kecuali dengan persetujuan keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis.
AHLI GIZI
1. Dalam melakukan profesinya seperti melakukan promosi, memelihara serta
meningkatkan gizi masyarakat, seorang ahli gizi harus bekerjasama dan saling
menghargai sebagai mitra kerja dalam masyarakat.
AHLI KESMAS
1. Seorang ahli kesehatan masyarakat tidak menunda ketika menghadapi masalah
dan harus proaktif dalam bersikap
2. Ahli kesehatan masyarakat dituntut untuk memelihara serta mengembangkan
profesi kesehatan masarakat
3. Ahli kesehatan masyarakat sebaiknya selalu berkomunkasi, berbagi pengalaman,
serta saling membantu antar sesama profesi 3
AHLI KESLING
1. Seorang sanitarian memperlakukan teman seprofesinya sebagai bagian dari
penyelsaian masalah
2. Seorang sanitarian tidak boleh saling mengambil alih pekerjaan dari teman
seprofesi, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang ada
APOTEKER
1. Seorang apoteker harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri
ingin diperlakukan (menghargai teman sejawatnya)
2. Sesama apoteker harus saling mengingatkan dan saling menasehati untuk
mematuhi ketentuan-ketentuan kode etik
3. Harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerja sama yang
baik sesama apoteker di dalam memelihara keluhuran, martabat, jabatan
kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempecayai di dalam menjalankan
tugas
KESIMPULAN
Secara umum, setiap profesi mewajibkan untuk menjaga hubungan yang baik dengan
perilaku dan komunikasi yang baik kepada teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya.
Perbedaan kandungan kode etik antar profesi kesehatan:
1. Dokter dituliskan dengan singkat: “Pasal 18 = Setiap dokter memperlakukan teman
sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan” yang hampir sama dengan
kode etik dokter gigi dan apoteker.
FKUI 2015 SOLID Page 6
2. Apoteker kemudian ditambahkan: “Harus mempergunakan setiap kesempatan
untuk meningkatkan kerja sama yang baik sesama apoteker di dalam memelihara
keluhuran, martabat, jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling
mempecayai di dalam menjalankan tugas”
3. Ahli gizi disebutkan: “Seorang ahli gizi dituntut untuk memelihara hubungan yang
baik dengan seluruh organisasi dan disiplin ilmu untuk meningkatkan kesehatan,
kesejahteraan, dan status gizi masyarakat”.
4. Keperawatan menuliskannya dengan: “Perawat senantiasa memelihara hubungan
baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan
dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai
tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh”
5. Dokter gigi tertulis: “Dokter gigi di Indonesia apabila mengetahui pasien sedang
dirawat dokter gigi lain tidak dibenarkan mengambil alih pasien tersebut tanpa
persetujuan dokter gigi lain tersebut kecuali pasien menyatakan pilihan lain (Pasal
16). Dokter gigi di Indonesia , dapat menolong pasien yang dalam keadaan darurat
dan sedang dirawat oleh dokter gigi lain, selanjutnya pasien harus dikembalikan
kepada Dokter Gigi semula, kecuali kalau pasien menyatakan pilihan lain (Pasal
17).”
6. Ahli kesehatan masyarakat dan ahli gizi terdapat anjuran untuk saling membantu
dan berbagi ilmu di antara teman sejawat. Contohnya pada kode etik ahli
kesehatan masyarakat tertulis: “Ahli kesehatan masyarakat sebaiknya selalu
berkomunkasi, berbagi pengalaman, serta saling membantu antar sesama profesi”.
7. Dokter, dokter gigi, dan sanitarian (ahli kesehatan lingkungan), tertulis dengan jelas
larangan untuk mengambil alih pasien atau suatu pekerjaan dari teman
sejawatnya, kecuali pada kondisi tertentu jika memang dibutuhkan dan tetap
mengikuti prosedur yang sesuai.
8. Dokter gigi dan apoteker terdapat poin yang membahas tentang anjuran untuk
saling mengingatkan di antara teman sejawat. Pada kode etik apoteker tertulis:
“Sesama apoteker harus saling mengingatkan dan saling menasehati untuk
mematuhi ketentuan-ketentuan kode etik”. Sementara itu, pada kode etik dokter
gigi anjuran untuk saling mengingatkan ini lebih dibatasi pada masalah praktik di
bawah pengaruh alkohol.
AHLI GIZI
Ahli gizi wajib menghargai profesi lain dan bekerja sama dengan baik
Ahli Gizi wajib menperluas ilmu pengetahuan dan keterampilan terbaru kepada
mitra kerjanya
Ahli gizi wajib memelihara persahabatan kepada mitra kerja yang terkait upaya
peningkatan kesehatan masyarakat
PERAWAT
Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun
dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh
Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.
KESLING
Seorang sanitarian harus menghormati hak-hak klien atau masyarakat, hak-hak
teman seprofesi dan hak tenaga keshatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan
klien atau masyarakat
Seorang sanitarian dalam bekerjasama dengan para pejabat dibidang kesehatan
dan bidang lainnya serta masyarakat harus saling menghormati.
APOTEKER
Harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan meningkatkan
hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati sejawat
petugas kesehatan lain
Seorang apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang
dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarakat
kepada sejawat petugas kesehatan lain
KESIMPULAN
Secara umum, kewajiban tenaga kesehatan terhadap profesi kesehatan lainnya adalah
menjalin hubungan dan kerja sama yang baik. Hal itu dapat dicapai dengan sikap saling
menghormati dan mempercayai. Meskipun begitu, ada beberapa perbedaan antara kode
etik tenaga kesehatan yang satu dengan lainnya, yaitu:
1. Profesi ahli gizi berkewajiban untuk memperluas ilmu pengetahuan dan
keterampilan terbaru kepada mitra kerjanya
2. Profesi perawat berkewajiban untuk melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal.
3. Profesi kesehatan masyarakat berkewajiban memegang prinsip kemitraan
kepemimpinan, pengambilan prakarsa, dan kepeloporan
IKLAN
DOKTER GIGI
1. Pasal 3 ayat 1: Dokter gigi di Indonesia dilarang melakukan promosi dalam bentuk
apapun, seperti memuji diri, mengiklankan alat dan bahan apapun, meberi iming-
iming baik langsung maupun tidak langsung dan lain-lain, dengan tujuan agar
pasien datang berobat kepadanya.
1. Pembuatan iklan layanan masyarakat tentang gizi (contoh : ASI Eksklusif) dibuat
oleh Pusat Promosi Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI
AHLI KESMAS
KESIMPULAN
Terdapat beberapa perbedaan dari tiap-tiap profesi
1. Dokter: Tidak disebutkan dalam kode etik
2. Dokter gigi: Dokter gigi dilarang melakukan promosi dalam bentuk apapun, seperti
memuji diri, mengiklankan alat dan bahan apapun, memberi iming-iming dengan
tujuan agar pasien datang berobat kepadanya
3. Perawat: Tidak disebutkan dalam kode etik
4. Kesehatan Lingkungan: Tidak disebutkan dalam kode etik
5. Apoteker: Tidak disebutkan dalam kode etik
6. Ahli gizi: Pembuatan iklan layanan masyarakat tentang gizi dibuat oleh Pusat
Promosi Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI
7. Kesehatan masyarakat: pembuatan iklan layanan masyarakat tentang promosi
meningkatkan kesehatan masyarakat dibuat oleh Pusat Promosi Kesehatan,
Kementrian Kesehatan RI