Anda di halaman 1dari 17

LEMBAR

KERJA LOGIKA MATEMATIKA


SISWA

Oleh :
Levia
Ristiani
1901060018
LEMBAR KERJA SISWA

Standar Kompetensi
Setelah mengikuti pembelajaran Logika Matematika ini peserta
didik diharapkan mampu memahami bahan ajar logika
matematika dan mampu menyelesaikan persoalan dalam logika
matematika.

Kopetensi Dasar : Setelah mengikuti pembelajran ini peserta didik mampu :

1. Menyatakan definisi logika


2. Mengenal pengertian proposisi
3. Memahami proposisi majemuk
4. Mampu menjelaskan Tautologi, Kontradiksi, dan
Kotingensi
5. Menjelaskan pengertian kuantor

Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan :


1. Definisi logika matematika
2. Mengenal proposisi
3. Mampu menjelaskan Tautologi, Kontradiksi, dan Kotingensi
4. Menjelaskan inferensi (penarikan kesimpulan)
5. Kuantor
Kata Pengantar

Puji syukur marilah kita haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
berkat rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesikan Lembar Kerja
Siswa (LKS) Matematika dengan pokok bahasan “ Logika Matematika “. LKS ini
untuk memenuhi salah tugas Mata Kuliah yaitu Kapita Selekta Matematika SLTP.

Dalam penyusunan LKS ini tidsk luput dari bimbingan, arahan dan bantuan dari
berbagai pihak terutama oleh dosen pengampu, keluarga dan teman teman semua
yang telah membantu dalam memyelesaikan pembuatan LKS ini.

Sebelumya penulis mohon maaf atas segala kesalan dan kekeliruan dalam
penyusunan LKS Matematika ini. Sebab terbatasnya kemampuan yang dimiliki,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun.
Demikian LKS ini dibuat semoga dapat bermanfaat dan menambahan pengtahuan.
1. Logika
Matematik
A. Definisi Logika
a
Logika adalah sebuah metode dan prinsip – prinsip yang dapat
memisahkan secara tegas antara penalaran yang tepat dengan penalaran
yang tidak tepat.
Logika matematika adalah cabang logika dan matematika yang
mengandung kajian logika matematis dan aplikasi kajian ini pada bidang –
bidang lain diluar matematika.

Sebelum mempelajari serta mengenal, memahami dan menyelesaikan


beberapa permasalahan matematika yang menyangkut logika matematika
diharapkan peserta didik secara mandiri menggali informasi dan
pengalaman belajar terdahulu dari beberapa sumber referensi maupun
media interaktif.

Diskusikan dengan kelompok belajar anda, guna memahami beberapa hal


berikut ini:

Ayo Berlatih

Masalah 1:
Diantara kalimat-kalimat di bawah ini, manakah yang merupakan pernyataan
dan mana yang bukan serta berikan alasan yang tepat. Jika pernyataan
tentukan pula nilai kebenarannya !
1. Semua bilangan prima adalah bilangan ganjil.
2. Benarkah 236 habis dibagi oleh 9?
3. Terdapat bilangan x sedemikian hingga x + 5 = 3
4. Sebuah belah ketupat dapat ditempatkan ke dalam bingkainya dengan
tepat empat cara.
5. Bagilah sebuah segitiga menjadi tiga bagian yang sama luasnya !
6. Tidak ada bilangan prima yang terbesar.
7. Mudah-mudahan kita sehat wal afiat.
8. Dalam himpunan bilangan rasional positif ada anggota yang terkecil.
2. Proposisi

Proposisi adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar atau salah. Tetapi tidak
dapat sekaligus keduanya. Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat disebut
nilai kebenarannya. Jadi proposisi adalh pernyataan yang sudsh diketahui nilai
kebenarannya.

Contoh : Soekarno adalah Presiden Indonesia yang pertama

A. Proposisi Majemuk ( Pernyataan Majemuk )


Sebelum mempelajari lebih jauh serta mengenal, memahami dan
menyelesaikan beberapa permasalahan matematika yang menyangkut
pernyataan majemuk diharapkan peserta didik menggali informasi dan
pengalaman belajar terdahulu dari beberapa sumber referensi maupun
media inetraktif.
B.

Pengantar materi:
Suatu pernyataan yang terdiri dari dua atau lebih gabungan
pernyataan-pernyataan tungal dikenal dengan Pernyataan Majemuk.

Diskusikan dengan kelompok belajar anda, guna memahami dan


mengenal lebih dalam tentang beberapa jenis pernyataan majemuk
berikut ini:

Ayo Memahami
a. ............................................................................................
..................................... ......................................................
...........................................................................
b. ............................................................................................
.....................................
c. ............................................................................................
.....................................
d. ............................................................................................
.....................................

1. Konjungsi.
Konjungsi merupakan gabungan dua pernyataan tunggal atau lebih yang
menggu- nakan kata hubung ”DAN” atau ”TETAPI” atau ”MESKIPUN”
atau ”WALAUPUN”
Atau yang bermakna sama, dst

Biasa dilambangkan dengan tanda ”  ”

Missal: p  Surabaya Kota Pahlawan


q  Surabaya barometer Pendidikan

maka p Λ q  Surabaya Kota Pahlawan dan barometer Pendidikan


Nilai kebenaran dari pernyataan majemuk jenis Konjungsi sebagaimana
tabel;

p q p Λ q
B B B
B S S
S B ...............
S S ...............

Jika diaplikasikan dalam model jaringan listrik maka Konjungsi dapat


terwakili oleh pola arus listrik hubungan seri dari dua buah saklar, sebagai
berikut:

p q

Λ Jaringa
p q p q p q Arus
n Listrik
B B 1 1 1 Ada
B
B S S …. 0 ……. ……..
.
S B .............. 0 …. 0 Tidak
. .
S S .............. …. …. …….. ……..
. . .

2. Disjungsi.
Disjungsi merupakan gabungan dua pernyataan tunggal atau lebih yang
menggu- nakan kata hubung ”ATAU”
Biasa dilambangkan dengan tanda ” V ”
Missal: p  Surabaya Kota Pahlawan
q  Surabaya barometer Pendidikan
maka p V q  Surabaya Kota Pahlawan atau barometer Pendidikan

Nilai kebenaran dari pernyataan majemuk jenis Disjungsi bermakna pilihan


bebas sebagaimana tabel;

p q pVq
B B ...............
B S B
S B ...............
S S ...............

Jika diaplikasikan dalam model jaringan listrik maka Disjungsi dapat terwakili
oleh pola arus listrik hubungan paralel dari dua buah saklar, sebagai
berikut:

Jaringa
p q pvq p q Arus
n Listrik
B B .............. 1 1 1 Ada
.
B S .............. ..... ..... ........... ..........
. . .
S B B ..... 1 1 ...........
.
S S .............. 0 ..... ........... Tidak
.
Pasti Bisa

Diketahui:

p  Tari suka memasak nasi goreng

q  Tari anak petani miskin.

Tulis dan nyatakan dalam kalimat atau kata-kata pernyataan berikut ini:

a. p Λ q b. p Λ ¬¿ ¿ q c. q v p d.  p v ¬¿ ¿ q e.
q v ¬¿ ¿ p

Penyelesaian:

a. p Λ q  Tari suka memasak nasi goreng dan anak petani miskin.

b. p Λ ¬¿ ¿ q 

c. q v p 

d. ¬¿ ¿ p v ¬¿ ¿ q 

3. Implikasi atau Kondisional.


Implikasi merupakan gabungan dua pernyataan tunggal atau lebih yang
menggu- nakan kata hubung ” Jika ............. maka ...............”

Biasa dilambangkan dengan tanda ” p  q ” di mana lambang ini juga dibaca:


- p hanya jika q - p syarat cukup bagi q
- q jika p - q syarat perlu bagi p

Pernyataan p dikenal dengan Anteseden (Sebab) dan q dikenal dengan


konsekuen (Akibat).
Missal: p  Surabaya Kota Pahlawan
q  Surabaya barometer Pendidikan
p ⇒ q  Jika Surabaya Kota Pahlawan maka Surabaya barometer
Pendidikan

Nilai kebenaran dari pernyataan majemuk jenis Implikasi sebagaimana tabel;

p q p q
B B ...............
B S S
S B ...............
S S B

4. Bi-Implikasi atau Bi-Kondisional.


Implikasi merupakan gabungan dua pernyataan tunggal atau lebih yang
menggu- nakan kata hubung ” .........Jika dan hanya jika ............”
Biasa dilambangkan dengan tanda ” p ⇔ q ” di mana lambang ini juga
dibaca:
- p bila dan hanya bila q - p syarat perlu dan cukup bagi q
- Jika p maka q dan jika q maka p - q syarat perlu dan cukup bagi p

Missal: p  Surabaya Kota Pahlawan


q  Surabaya barometer Pendidikan
maka p ⇔ q  Jika dan hanya jika Surabaya Kota Pahlawan
maka Surabaya barometer Pendidikan.

Nilai kebenaran dari pernyataan majemuk jenis Implikasi sebagaimana


tabel;

p q p ⇔ q
B B ...............
B S S
S B ...............
S S B

Pasti Bisa

Diketahui:
p  Tari gadis pandai
q  Tari anak orang kaya
Tulis dan nyatakan dalam kalimat atau kata-kata pernyataan berikut ini:

a. p ⇔ q b. p  ¬¿ ¿ q c. q ⇔ p d.  p  ¬¿ ¿ q e. q ⇔ ¬¿ ¿ p
Penyelesaian:

a. p ⇔ q  Tari gadis pandai jika dan hanya jika Tari anak orang kaya.

b. p  ¬¿ ¿ q 
c. q ⇔ p 
d. ¬¿ ¿ p  q 
e. q ⇔ ¬¿ ¿ p 

Apa yang kamu ketahui tentang macam – macam Proposisi

...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
.........

5. Pernyataan majemuk yang ekuivalen.


Dua atau lebih suatu pernyataan majemuk yang memiliki nilai kebenaran yang
sama disebut dengan Pernyataan Majemuk ekuivalen. Missal : Jakarta
ibukota RI dan 2 + 3 = 5 ekuivelen dengan
4 + 1 < 9 atau gajah berkaki 3.
Mari selesaikan persoalan Tentang Tautologi, Kontradiksi,
dan Kontingensi

Selidiki nilai kebenaran dari pernyataan:

a. ( p Λ q )  p b. ¬¿ ¿ p Λ ¬¿ ¿

(p  q)
Penyelesaian:

a. ( p Λ q)  p b. ¬¿ ¿ p Λ ¬¿ ¿ (p
 q)

x
y
p x
(p Λ q ¬¿ ¿
p ¬¿ ¿ (p
p q Λ p q Λ
)p p q  q)
q y
B B B ............ B B S ....... S ........
B S ...... B B S S S .......... .........
S B ...... ............ S B B ....... .......... S
S S S ............ S S B ....... .......... .........

Jika diperhatikan hasil penyelidikan terhadap dua pernyataan majemuk


di atas mendapatkan nilai kebenaran sebagai berikut:
 p,
a. ( p Λ q ) ternyata dalam kondisi apapun nilai
kebenaran dari pernyataan tunggalnya, pernyataan ini selalu bernilai
benar ( dan pernyataan seperti ini dikenal dengan Tautologi)

b. ¬¿ ¿ p Λ ¬¿ ¿ (p  q) , ternyata dalam kondisi apapun nilai


kebenaran dari pernyataan tunggalnya, pernyataan ini selalu bernilai
Salah ( dan pernyataan se perti ini dikenal dengan kontradiksi )
3. Penarikan Kesimpulan
Salah satu penerapan logika matematika adalah pada penarikan kesimpulan atau
argumentasi berdasarkan beberapa premis yaitu pernyataan yang diketahui
bernilai benar. Dengan menggunakan prinsip-prinsip logika dapat ditemukan
kesimpulan dari premis-premis yang diajukan. Penarikan kesimpulan yang
bernilai benar dinyatakan berlaku / sah / valid , yaitu jika semua premisnya benar
maka kesimpulannya juga benar.
Ada beberapa prinsiplogika yaitu ;
A. Modus Ponens
Modus ponen adalah suatu argumentasi yang bentuknyadapat dinyatakan seperti
di bawah ini:

P q premis
P premis
-------------------------
 q Konklusi

sah tidaknya suatu argmntasi ,dapat dikaji menggunakan tabel kebenaran sebagai
berikut

p q p q (P  q)  p [(P  q)  p]  q
B B B B B
B S S S B
S B B S B
S S B S B
Suatu argumentasi dianggap sah atau valid jika argumen tersebut benar untuk
setiap kemungkinan premisnya atau merupakan tautologi untuk semua nilai
kebenaran premis-premisnya.
Dari tabel dapat kita lihat bahwa pada kolom 5 bernilai benar untuk setiap nilai
kebenaran premisnya.

B. Modus Tollens
Modus Tollens adalah suatu argumentasi yang bentuknya dapat dinyatakan
sebagai berikut:
P q premis
q premis
-------------------------
 p Konklusi
Dengan menggunakan tabel dapat dibuktikan bahwa :
Bentuk :

[(P  q)   q ]   p merukakan Tautologi

C. Silogisme
Silogisme juga disebut sifat transitif dari implikasi, adalah suatu
argumentasi yang bentuknya dapat dinyatakan sebagai berikut:

P  q premis
q  r premis
- ------------------
P  q konklusi

. Diketahui suatu pernyataan :

1. Hari ini turun hujan atau Ani pergi ke pasar


2. Jika Ani sedang sakit maka ia tidak pergi ke pasar

Kesimpulan dari kedua pernyataan tersebut adalah :…


Mari Simpulkan

4. Kuantor
Cara lain untuk mengubah kalimat terbuka menjadi pernyataan adalah
dengan menggunakan kuantor , suatu ungkapan untuk menyatakan
“berapa banyak”
Misalkan p(X) suatu kalimat terbuka pada suatu himpunan semesta S
kita dapat membuat pernyataan sebagai berikut :
“Untuk semua x anggota S berlaku p(x)”
pernyataan tersebut ditulis dengan lambang sebagai berikut :
“x  S . p(x) “ di baca “ Untuk semua X anggota S berlaku p(x)”
lambang “” disebut kuantor Universal , dibaca “ untuk semua”
Dengan meletakkan kuantor di depan kalimat terbuka , diperoleh suatu
pernyataan
a. Kuantor Universal:
Suatu kuantor yang menunjukan bahwa setiap atau semua
elemen/unsur berlaku pada sistem /semesta pembicaraan.

Kuantor universal biasa diberi lambang: ∀(x ) dibaca: Untuk


semua x, berlaku .....
Semua x, berlaku ........
Setiap x, berlaku .......

b. Kuantor Ekstensial:
Suatu kuantor yang menunjukan bahwa (Tidak semua) / hanya
ada atau beberapa elemen/unsur yang berlaku/memenuhi
sistem /semesta pembicaraan.

Kuantor universal biasa diberi lambang: ∃( x) dibaca: Tidak


semua x, berlaku .....
Ada x, berlaku ........
Beberapa x, berlaku .......
Catatan: Diantara ke dua jenis pernyataan kuantor tersebut keduanya
memiliki sifat saling invers / sangkal / atau ingkarannya.

Ayo Berlatih

1. Nyatakan pernyataan kuantor di bawah ini ke dalam bentuk


kalimat !
a. ∀(x ) ∈ R, x2 + 1 > 0 c. ∀(x ) ∈ B, 5x – 3 = 12

b. ∃( x) ∈ R, 2x2 – 4 < 4 d. ∃( x) ∈ R, 2 – x2 = 4
2. Nyatakan pernyataan kuantor di bawah ini ke dalam lambang-
lambang kuantor !
a. Untuk semua bilangan x anggota real berlaku 3x – 2 = 8
b. Ada bilangan x anggota bilangan cacah sedemikian hingga x2
selalu genap.
c. Semua bilangan x anggota bilangan Asli berlaku 2x – x2 > 0
d. Beberapa bilangan x anggota real berlaku x – 4x2 < 0

3. Tentukan negasi dari masing-masing pernyataan kuantor berikut !


a. ∀(x ) ∈ R, x2 + 1 > 0

b. ∃( x) ∈ R, 2 – x2 = 4
c. Untuk semua bilangan x anggota real berlaku 3x – 2 = 8
d. Ada bilangan x anggota bilangan cacah sedemikian hingga x 2
selalu genap.
e. Semua bilangan x anggota bilangan Asli berlaku 2x – x2 > 0
f. Beberapa bilangan x anggota real berlaku x – 4x3 < 0

Penyelesaian:
1. a. ∀(x ) ∈ R, x2 + 1 > 0 ; Untuk semua x anggota bilangan
real berlaku x2 + 1 > 0 b. ∃( x) ∈ R, 2x2 – 4 < 4 ;
Beberapa x anggota real berlaku 2x2 – 4 < 4

c. ∀(x ) ∈ B, 5x – 3 =
12 ; ...............................................................................................

d. ∃( x) ∈ R, 2 – x2 =
4 ; ...............................................................................................

2. a. Untuk semua bilangan x anggota real berlaku 3x – 2 = 8

∀(x ) ∈ R, 3x – 2 = 8
b. Ada bilangan x anggota bilangan cacah sedemikian hingga x2
selalu genap.
....................................................
c. Semua bilangan x anggota bilangan Asli berlaku 2x – x2 > 0
....................................................
d. Beberapa bilangan x anggota real berlaku x – 4x3 < 0
....................................................

3. a. ∀(x ) ∈ R, x2 + 1 > 0 negasinya : ∃( x) ∈ R, x2 + 1


¿ 0

b. ∃( x) ∈ R, 2 – x2 = 4
negasinya : ......................................
c. ......................................................................................................
...
d. ......................................................................................................
...
e. ......................................................................................................
...
f. ......................................................................................................
...
Daftar Pustaka

Widyaiswara, Supama., 2007/2018, Logika Matematika (pendalaman


materi SMA). Bengkulu : Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bengkulu

http://file
.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/196612131992031-
CECE_KUSTIAWAN/Logika_Matematika.pdf

Anda mungkin juga menyukai