Analisa Debit Banjir Ranoyapo
Analisa Debit Banjir Ranoyapo
ABSTRAK
Sungai Ranoyapo merupakan sungai terpanjang yang terdapat di Kabupaten Minahasa Selatan.
Dengan panjangnya sungai ini, sungai Ranoyapo melewati beberapa desa di Kabupaten Minahasa
Selatan. Salah satu desa yang dilewati adalah desa Lindangan, Kec.Tompaso Baru tepatnya melewati
lahan pertanian yang ada sehingga masalah banjir di DAS sungai Ranoyapo di desa Lindangan Kec.
Tompaso baru sangat merugikan petani yang ada dan sangat membahayakan masyarakat khususnya
penduduk yang berprofesi sebagai petani. Perencanaan pengendalian banjir ataupun perencanaan
teknik lain yang berhubungan dengan Sungai Ranoyapo di Desa Lindangan dapat dilakukan dengan
baik apabila debit banjir rencana di sungai ini diketahui.
Analisis debit banjir rencana menggunakan metode, HSS Gama I, HSS Snyder, HSS Nakayasu,
Metode Melchior, Metode Weduwen, dan Metode Haspers. Nilai dari semua metode akan
dibandingkan sehingga dapat diketahui metode mana yang dapat disarankan untuk dipakai dalam
perencanaan pengendalian banjir.
Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa dari keenam metode yang ada memberikan hasil yang
berbeda-beda, tetapi memberikan pola peningkatan debit yang hampir sama. Hasil perhitungan dapat
dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu HSS Nakayasu (ekstrim tinggi), HSS Snyder, Metode Weduwen
dan Metode Haspers (moderat), HSS Gama I dan Metode Melchior (ekstrim rendah). Untuk itu
direkomendasikan untuk menggunakan hasil perhitungan HSS Snyder.
Kata Kunci : Debit Banjir Rencana, HSS Gama I, HSS Snyder, HSS Nakayasu, Metode Melchior,
Metode Weduwen, Metode Haspers
665
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.11 November 2016 (665-674) ISSN: 2337-6732
persawahan. Maka perlu dilakukan analisis debit Untuk gambar siklus hidrologi dapat dilihat
banjir sebagai langkah awal dalam upaya dalam Gambar 1.
mengatasi banjir.
Pembatasan Masalah
Dengan adanya permasalahan di atas, maka
ruang lingkup pembahasan dalam laporan tugas
akhir ini adalah:
1. Tidak membahas kondisi daerah akibat banjir
baik segi materil maupun dampak
lingkungan.
2. Data yang digunakan adalah data curah hujan
dari tahun 2003 - 2014 yang mempengaruhi Gambar 1. Siklus Hidrologi
DAS pada sungai Ranoyapo pada desa
Lindangan Kec. Tompaso baru Kec. Siklus hidrologi merupakan proses
Minahasa Selatan kontinyu dimana air begerak dari bumi ke
3. Tidak membahas tentang jenis -jenis atmosfer dan kemudian kembali ke bumi lagi.
kerusakan yang terjadi akibat banjir. Gambar 1 menunjukkan siklus hidrologi. Dalam
Gambar tersebut ditunjukkan pula komponen-
Maksud Penelitian komponen dari siklus hidrologi.
Maksud yang ingin dicapai dari analisa ini Air di permukaan tanah, sungai, danau dan
adalah : laut menguap ke udara karena adanya penyinaran
1. Menghitung debit rencana 2, 5, 10, 20, 25, matahari. Uap air tersebut bergerak dan naik ke
50, 100 tahun dengan menggunakan Metode atmosfer, yang kemudian mengalami kondensasi
a. Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) Gama I dan berubah menjadi titik-titik air yang berbentuk
b. Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) Snyder awan. Selanjutnya titik-titik air tersebut jatuh
c. Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) sebagai hujan ke permukaan laut dan daratan.
Nakayasu Hujan yang jatuh sebagian tertahan oleh
d. Metode Melchior tumbuh-tumbuhan (intersepsi) dan selebihnya
e. Metode Weduwen sampai ke permukaan tanah. Sebagian air hujan
f. Metode Haspers yang sampai ke permukaan tanah akan meresap
2. Mengevaluasi hasil yang di dapat dari ke dalam tanah (infiltrasi) dan sebagian lainnya
beberapa metode yang dihitung mengalir di atas permukaan tanah (aliran
permukaan atau surface runoff) mengisi
Tujuan Penelitian cekungan tanah, danau dan masuk ke sungai dan
Tujuan yang ingin dicapai yaitu meng- akhirnya mengalir ke laut.
analisis besarnya debit banjir yang terjadi di Air yang meresap ke dalam tanah sebagian
Sungai Ranoyapo di desa Lindangan, Kecamatan mengalir di dalam tanah (perkolasi) mengisi air
Tompaso Baru, Kabupaten Minahasa Selatan. tanah yang kemudian keluar sebagai mata air atau
mengalir ke sungai. Akhirnya aliran air di sungai
Manfaat Penelitian akan sampai ke laut. Proses tersebut berlangsung
Dengan adanya hasil analisa debit banjir 2, terus-menerus yang disebut dengan siklus
5, 10, 20, 25, 50, 100 tahun maka dari hasil hidrologi (Bambang Triatmodjo, 2008)
penelitian ini dapat dilakukan lagi analisa
selanjutnya yaitu analisa tinggi muka air dan Hidrograf Satuan
upaya penanggulangan banjir. Metode hidrograf satuan banyak digunakan
untuk memperkirakan banjir rancangan. Metode
ini relatif sederhana, mudah penerapannya, tidak
LANDASAN TEORI memerlukan data yang kompleks dan
memberikan hasil rancangan yang cukup teliti.
Siklus Hidrologi Data yang diperlukan untuk menurunkan
Siklus hidrologi adalah gerakan air laut ke hidrograf satuan terukur di DAS yang ditinjau
ke udara, kemudian jatuh ke permukaan tanah, adalah data hujan otomatis dan pencatatan debit
dan akhirnya mengalir ke laut kembali di titik kontrol (Bambang Triatmodjo, 2008).
(Soemarto, 1999).
666
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.11 November 2016 (665-674) ISSN: 2337-6732
Lokasi Penelitian
Penelitian berlokasi di Sungai Ranoyapo di Survey Lapangan
Prosedur Penelitian
Penelitian ini disusun berdasarkan studi
SELESAI
kasus melalui survey atau pengamatan langsung
di lapangan disertai dengan analisis berdasarkan
metode-metode yang tersedia. Gambar 3. Bagan Alir Penelitian
Analisis Data
Analisis permasalahan yang terjadi serta ANALISA DAN PEMBAHASAN
alternatif penanggulangannya setelah
dilakukan pengamatan di lapangan dan Pengujian Data Outlier
mendapati permasalahan-permasalahan apa Outlier Rendah
yang menyebabkan permasalahan-permasa- = ̅̅̅̅̅̅̅
lahan itu ada, maka kita dapat menetapkan =
alternatif-alternatif apa saja yang dapat kita = 1,773875
ambil untuk menanggulangi permasalahan = 59,412 mm
yang terjadi di daerah penelitian. Data curah hujan terendah (Tabel 1)
Analisis dan Pembahasan adalah 70,40 mm lebih besar dari nilai Xl
1. Analisis curah hujan yaitu 59,412 mm, maka tidak ada data uji
Analisis ini dilakukan untuk mendapat- outlier rendah.
kan curah hujan rencana. Outlier Tinggi
2. Analisis debit banjir Log Xh = ̅̅̅̅̅̅
Analisis ini dilakukan untuk =
mendapatkan debit banjir rencana dengan = 2.13875
berbagai metode periode kala ulang.
667
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.11 November 2016 (665-674) ISSN: 2337-6732
T S (mm)
2 19,17007 0,0000 93,0667 b. Distribusi Gumbel
5 19,17007 0,8410 109,1887 Nilai Batas Jumlah Data
No. (OF - EF)2 (OF - EF)2 / EF
10 19,17007 1,2820 117,6427 Sub Kelas OF EF
20 19,17007 1,6450 124,6014 1 X < 73,463 3,000 2,400 0,360 0,150
2 73,463 < X < 84,835 2,000 2,400 0,160 0,067
25 19,17007 1,7510 126,6335 3 84,835 < X < 96,630 3,000 2,400 0,360 0,150
50 19,17007 2,0540 132,4420 4 96,630 < X < 113,350 2,000 2,400 0,160 0,067
100 19,17007 2,3270 137,6754 5 X > 113,350 2,000 2,400 0,160 0,067
Jumlah 12,000 12,000 0,500
668
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.11 November 2016 (665-674) ISSN: 2337-6732
2. Distribusi Gumbel
Hasil Pengujian Distribusi dengan Parameter Δ
No. Tahun X m Sn (X) YT Tr Pr Px (X)
Chi-Kuadrat [PX (X) - Sn (X)]
1 2007 70,4000 1 0,0769 -0,6276 1,1815 0,8464 0,1536 0,0767
2 2003 72,0000 2 0,1538 -0,5483 1,2154 0,8228 0,1772 0,0234
Nilai Nilai 3 2008 72,8000 3 0,2308 -0,5087 1,2339 0,8105 0,1895 0,0412
No Metoda Distribusi Keterangan
χ2hitung χ2kritis 4 2005 77,0000 4 0,3077 -0,3007 1,3496 0,7410 0,2590 0,0487
5 2012 84,0000 5 0,3846 0,0461 1,6256 0,6152 0,3848 0,0002
1. Distribusi Normal 0,500 5,991 Diterima 6 2014 93,0000 6 0,4615 0,4919 2,1861 0,4574 0,5426 0,0810
Distribusi Gumbel 7 2006 95,1000 7 0,5385 0,5959 2,3604 0,4237 0,5763 0,0379
2. 0,500 5,991 Diterima 8 2011 96,0000 8 0,6154 0,6405 2,4412 0,4096 0,5904 0,0250
Tipe I
Distribusi Log- 9 2010 100,0000 9 0,6923 0,8386 2,8491 0,3510 0,6490 0,0433
3. normal Dua 0,500 5,991 Diterima 10 2013 108,0000 10 0,7692 1,2349 3,9623 0,2524 0,7476 0,0216
Parameter 11 2004 117,0000 11 0,8462 1,6808 5,8851 0,1699 0,8301 0,0161
Distribusi Log- 12 2009 131,5000 12 0,9231 2,3990 11,5199 0,0868 0,9132 0,0099
4. 0,500 5,991 Diterima
Pearson Tipe III Δ Maks. 0,0810
2. Smirnov Kolmogorov
Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorof, 3. Distribusi Log Normal 2 Parameter
sering disebut juga uji kecocokan non parametrik, Tahun X Log X K m Sn (X) Px (X)
Δ
karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi 2007 70,40 1,8476 -1,2913 1,00 0,0769 0,0558 [PX (X)0,0211
- Sn (X)]
distribusi tertentu. Uji ini digunakan untuk 2003 72,00 1,8573 -1,1798 2,00 0,1538 0,0948 0,0590
menguji simpangan/selisih terbesar antara 2008 72,80 1,8621 -1,1250 3,00 0,2308 0,1140 0,1168
2005 77,00 1,8865 -0,8467 4,00 0,3077 0,2114 0,0963
peluang pengamatan (empiris) dengan peluang 2012 84,00 1,9243 -0,4150 5,00 0,3846 0,3625 0,0221
teoritis. 2014 93,00 1,9685 0,0900 6,00 0,4615 0,5393 0,0778
Untuk melakukan pengujian dengan Uji 2006 2011
95,10
96,00
1,9782 0,2008 7,00
1,9823 0,2475 8,00
0,5385
0,6154
0,5781
0,5945
0,0397
0,0209
Smirnov-Kolmogorov, dilakukan pengurutan data 2010 100,00 2,0000 0,4500 9,00 0,6923 0,6654 0,0269
terlebih dahulu. 2013 108,00 2,0334 0,8319 10,00 0,7692 0,7990 0,0298
2004 117,00 2,0682 1,2290 11,00 0,8462 0,8856 0,0395
2009 131,50 2,1189 1,8087 12,00 0,9231 1,0114 0,0884
Curah Hujan
No. Tahun Δ Maks. 0,1168
(mm)
1 2007 70,40
2 2003 72,00
3 2008 72,80
4 2005 77,00 4. Distribusi Log Pearson Tipe III
5 2012 84,00
Δ
6 2014 93,00 Tahun X Log X G m Sn (X) Pr Px (X)
[PX (X) - Sn (X)]
7 2006 95,10 2007 70,40 1,8476 -1,2913 1,0000 0,0769 0,9070 0,0930 0,0161
8 2011 96,00 2003 72,00 1,8573 -1,1798 2,0000 0,1538 0,8828 0,1172 0,0367
9 2010 100,00 2008 72,80 1,8621 -1,1250 3,0000 0,2308 0,8690 0,1310 0,0997
2005 77,00 1,8865 -0,8467 4,0000 0,3077 0,7979 0,2021 0,1056
10 2013 108,00
2012 84,00 1,9243 -0,4150 5,0000 0,3846 0,6372 0,3628 0,0218
11 2004 117,00 2014 93,00 1,9685 0,0900 6,0000 0,4615 0,4530 0,5470 0,0855
12 2009 131,50 2006 95,10 1,9782 0,2008 7,0000 0,5385 0,4149 0,5851 0,0467
2011 96,00 1,9823 0,2475 8,0000 0,6154 0,3988 0,6012 0,0142
Jumlah 1116,80 2010 100,00 2,0000 0,4500 9,0000 0,6923 0,3291 0,6709 0,0214
2013 108,00 2,0334 0,8319 10,0000 0,7692 0,1986 0,8014 0,0322
2004 117,00 2,0682 1,2290 11,0000 0,8462 0,1163 0,8837 0,0376
2009 131,50 2,1189 1,8087 12,0000 0,9231 0,0438 0,9562 0,0331
Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk
Δ Maks. 0,1056
berbagai Distribusi Hujan.
669
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.11 November 2016 (665-674) ISSN: 2337-6732
No.
Ulang
Distribusi
Curah Hujan rencana harian :
Distribusi Distribusi
(Tahun
)
Distribusi
Gumbel Log Normal
Log
Maksimum
kala ulang 2 tahun = 93,0667 mm
Normal Pearson
Tipe I 2 Parameter
Tipe III
kala ulang 5 tahun = 113,3499 mm
kala ulang 10 tahun = 128,4991 mm
1 2 93,0667 90,4688 90,9177 90,4750 93,0667
kala ulang 20 tahun = 143,0307 mm
2 5 109,1887 113,3499 108,0594 107,8550 113,3499
kala ulang 25 tahun = 147,6403 mm
3 10 117,6427 128,4991 118,5738 118,8635 128,4991 kala ulang 50 tahun = 161,8403 mm
4 20 124,6014 143,0307 128,1905 130,0475 143,0307 kala ulang 100 tahun = 175,9354 mm
5 25 126,6335 147,6403 130,1145 132,4075 147,6403
% 54 22 8 6 3 1 3 3
Qt Koreksi
Jam Ke Qt (m3/det)
(m3/det) 2
50,256 20,475 7,445 5,584 2,792 0,931 2,792 2,792
0,000 0,0000 0,0000 tahun
t 0,846 1,9420 1,1128 5
61,209 24,937 9,068 6,801 3,401 1,134 3,401 3,401
tahun
0 1,692 3,8840 2,2256
10
1 2,692 0,5446 0,3120 69,389 28,270 10,280 7,710 3,855 1,285 3,855 3,855
tahun
2 3,692 0,0763 0,0438 20
3 4,692 0,0107 0,0061 77,236 31,467 11,442 8,582 4,291 1,430 4,291 4,291
tahun
4 5,692 0,0015 0,0009 25
5 6,692 0,0002 0,0001 79,726 32,481 11,811 8,858 4,429 1,476 4,429 4,429
tahun
6 7,692 0,0000 0,0000 50
87,394 35,605 12,947 9,710 4,855 1,618 4,855 4,855
7 8,692 0,0000 0,0000 tahun
8 9,692 0,0000 0,0000 100
95,005 38,706 14,075 10,556 5,278 1,759 5,278 5,278
9 10,692 0,0000 0,0000 tahun
10 11,692 0,0000 0,0000
11 12,692 0,0000 0,0000
12 13,692 0,0000 0,0000
13 14,692 0,0000 0,0000
14,169 15,861 0,0000 0,0000 Perhitungan Hujan Efektif
15,169 16,861 0,0000 0,0000 Jam ke 1 2 3 4 5 6 7 8
Volume 23253,6811 13325
Kedalaman HUJAN EFEKTIF
hujan 1,7451 1,0000 2 tahun 39,834 10,053 -2,977 -4,838 -7,63 -9,491 -7,63 -7,63
Faktor 5 tahun 50,7869 14,515 -1,354 -3,621 -7,0215 -9,2885 -7,0215 -7,0215
Koreksi 0,5730 10 tahun 58,967 17,8478 -0,1421 -2,7121 -6,567 -9,137 -6,567 -6,567
20 tahun 66,814 21,045 1,02 -1,84 -6,131 -8,992 -6,131 -6,131
25 tahun 69,304 22,059 1,389 -1,564 -5,993 -8,946 -5,993 -5,993
50 tahun 76,972 25,183 2,525 -0,712 -5,567 -8,804 -5,567 -5,567
100 tahun 84,583 28,284 3,653 0,134 -5,144 -8,663 -4,844 -5,144
670
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.11 November 2016 (665-674) ISSN: 2337-6732
671
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.11 November 2016 (665-674) ISSN: 2337-6732
672
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.11 November 2016 (665-674) ISSN: 2337-6732
673
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.11 November 2016 (665-674) ISSN: 2337-6732
maka hasil perhitungan dapat dibedakan Snyder, metode Weduwen, metode Haspers
dalam 3 kelompok : memiliki hasil perhitungan yang hampir
a. Ekstrim tinggi = HSS Nakayasu sama.
b. Moderat = HSS Snyder, metode 2. Dari hasil perhitungan 3 metode Hidrograf
Weduwen, metode Haspers Satuan Sintetis (HSS), terlihat HSS Gama I
c. Ekstrim rendah = HSS Gama I, memiliki hasil perhitungan yang paling kecil
Metode Melchior dan HSS Nakayasu memiliki hasil
Gambar juga menunjukkan bahwa adanya perhitungan yang jauh melebihi HSS Gama I
kesamaan dalam pola peningkatan debit dan HSS Snyder.
meskipun memiliki hasil yang tidak sama. 3. Dari hasil perhitungan yang ada, maka hasil
Adanya kesamaan hasil perhitungan antara perhitungan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu
metode Snyder, Weduwen dan Haspers dan HSS Nakayasu (ekstrim tinggi), HSS Snyder,
hasil perhitungan ketiga metode tersebut Metode Weduwen dan Metode Haspers
moderat (tidak ekstrim) memberi kesan (moderat), HSS Gama I dan Metode
bahwa hasil perhitungan yang sesuai Melchior (ekstrim rendah), maka sebaiknya
dengan kondisi di lapangan adalah salah metode HSS Nakayasu, HSS Gama I dan
satu dari ketiga metode tersebut. Metode Melchior tidak digunakan untuk
sungai ini karena memiliki nilai yang terlalu
besar dan terlalu kecil. Untuk itu
PENUTUP direkomendasikan untuk menggunakan hasil
perhitungan HSS Snyder.
Kesimpulan
Berdasarkan analitis yang dibuat, maka Saran
kesimpulannya adalah sebagai berikut : Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka
1. Dapat dilihat bahwa dari keenam metode saran yang didapat dari penulisan ini adalah perlu
yang ada memberikan hasil yang berbeda- adanya pemasangan AWLR, supaya dapat
beda, tetapi memberikan pola peningkatan membandingkan hasil perhitungan yang ada agar
debit yang hampir sama. Bila keenam metode dapat menentukan metode yang paling cocok dari
ini dibandingkan, maka dapat disimpulkan keenam metode yang telah dihitung.
bahwa debit banjir rencana metode HSS
DAFTAR PUSTAKA
Soewarno, 1991. Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai (Hidrometri).
674
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.11 November 2016 (665-674) ISSN: 2337-6732
675