Studi Perendaman Kulit Buah Naga Super M 22746a71
Studi Perendaman Kulit Buah Naga Super M 22746a71
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh jenis bahan pengeras dan waktu
perendaman serta interaksinya terhadap mutu manisan kering kulit buah naga. Penelitian
menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama
jenis larutan jenuh bahan pengeras (Ca(OH)2, CaCO3 dan CaSO4). Faktor kedua adalah lama
perendaman (6, 12 dan 18 jam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis larutan jenuh
bahan pengeras, lama perendaman dan interaksinya berpengaruh nyata terhadap sifat kimia
(kadar air, abu dan gula pereduksi) dan sensoris hedonik dan mutu hedonik untuk warna dan
tekstur manisan kering kulit buah naga. Perendaman dalam larutan bahan pengeras ternyata
mengeraskan tekstur, tetapi tidak merenyahkan tekstur manisan kering kulit buah naga yang
dihasilkan.
Kata kunci: buah naga, manisan kering, bahan pengeras, dan lama perendaman.
19
Journal of Tropical AgriFood 2019; 1(1): 19-28 p-ISSN 2685-3590
e-ISSN 2685-3604
(Afriyanto, 2008). Data yang diperoleh manisan maka dimungkinkan kadar air yang
dianalisis dengan sidik ragam. Untuk data ada dalam manisan semakin rendah.
organoleptik terlebih dahulu dilakukan
transformasi data ordinal menjadi interval
menggunakan Method of Successive Interval. 20.0 a
Perlakuan yang menunjukkan pengaruh nyata b b b
15.0
HASIL PENELITIAN b a a
c
20.0 c d
Sifat Kimia c d
d e
15.0 e CaSO₄
Kadar Air (%)
Kadar Air
e
Jenis larutan jenuh bahan pengeras,
10.0 CaCO₃
lama perendaman dan interaksinya
berpengaruh nyata terhadap kadar air manisan 5.0 Ca(OH)₂
kering kulit buah naga (Gambar 1). Manisan
kering dengan perlakuan tanpa larutan bahan 0.0 Aquadest
pengeras (kontrol) menghasilkan kadar air 6 jam 12 jam
paling tinggi yaitu 18,282%, sedangkan 18 jam
penggunaan Ca(OH)2 memberikan kadar air
Interaksi antara larutan jenuh bahan pengeras
terendah yaitu 13,355%.
dan lama perendaman
Menurut Kusmiadi (2011) bahwa
perendaman dalam larutan kalsium hiroksida Gambar 1. Pengaruh jenis larutan jenuh bahan
ini bertujuan untuk menguatkan tekstur buah pengeras dan lama perendaman terhadap kadar air
yang akan diolah menjadi manisan. manisan kering kulit buah naga. Diagram batang
Rendahnya kadar air pada manisan kering yang diikuti dengan huruf yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata (Uji BNJ a 5%).
disebabkan adanya senyawa kalsium pada
kapur yang berpenetrasi kedalam jaringan
Kadar air manisan kering tertinggi
buah, yang mengakibatkan kandungan air
diperoleh pada perlakuan lama perendaman
pada bahan tertarik keluar sehingga jaringan
selama 6 jam yaitu 16,691%. Nilai kadar air
buah semakin kokoh. Semakin kokoh
terendah pada manisan kering diperoleh pada
perlakuan lama perendaman selama 18 jam
20
Tika Widyastuti, Yuliani, Anton Rahmadi Manisan Kering Kulit Buah Naga
21
Journal of Tropical AgriFood 2019; 1(1): 19-28 p-ISSN 2685-3590
e-ISSN 2685-3604
Manisan kering dengan perlakuan lama sehingga kadar gula pereduksi pada manisan
perendaman selama 12 dan 18 jam kering kulit buah naga lebih tinggi.
menghasilkan kadar abu tertinggi berkisar Menurut Zanora (1999) perendaman
antara 1,065-1,135%, sedangkan perlakuan dalam larutan bahan pengeras mengakibatkan
lama perendaman selama 6 jam menghasilkan banyaknya kandungan air yang tertarik keluar,
kadar abu terendah yaitu 0,941%. Perlakuan sehingga mempengaruhi penyerapan larutan
perendaman selama 6 jam memberikan gula kedalam bahan diproses selanjutnya.
pengaruh yang berbeda nyata terhadap Maka perendaman dalam larutan bahan
perlakuan lainnya, sedangkan perlakuan pengeras dapat mempengaruhi kadar gula
perendaman selama 12 dan 18 jam pereduksi menjadi semakin tinggi.
memberikan pengaruh yang saling tidak
25.0 a a a
berbeda nyata terhadap kadar abu manisan
b
kering kulit buah naga yang dihasilkan. 20.0
22
Tika Widyastuti, Yuliani, Anton Rahmadi Manisan Kering Kulit Buah Naga
Kadar gula manisan kering tertinggi Sehingga air pada bahan ditarik keluar oleh
diperoleh pada perlakuan lama perendaman bahan pengeras dan mempermudah gula
selama 18 jam yaitu 23,435 %. Sedangkan masuk kedalam jaringan buah. Maka semakin
nilai kadar gula terendah pada manisan kering lama perendaman kulit buah naga dalam
diperoleh pada perlakuan lama perendaman larutan jenuh bahan pengeras kandungan air
selama 6 jam yaitu 21,398 %. Lama banyak yang keluar pada bahan dan semakin
perendaman 6, 12 dan 18 jam memberikan banyak gula yang masuk ke dalam jaringan
pengaruh yang saling berbeda nyata terhadap buah sehingga kadar gula pereduksi menjadi
kadar gula manisan kering kulit buah naga. meningkat.
Semakin meningkatnya lama
Sifat Organoleptik
perendaman dalam larutan jenuh bahan
pengeras, kadar gula pereduksi manisan Warna
kering kulit buah naga semakin meningkat Jenis larutan jenuh bahan pengeras,
dikarenakan semakin lama perendaman dalam lama perendaman dan interaksi keduanya
larutan jenuh bahan pengeras maka semakin berpengaruh nyata terhadap skor mutu
banyak air dalam kulit buah naga yang ditarik hedonik dan mutu hedonik warna manisan
keluar, keluarnya kandungan air pada bahan kering kulit buah naga (Gambar 4 dan 5). Skor
dapat mempengaruhi penyerapan larutan gula hedonik dan mutu hedonik warna tertinggi
kedalam bahan tersebut sehingga kadar gula terdapat pada perlakuan larutan tanpa bahan
semakin tinggi. Semakin lama perendaman pengeras (kontrol) dengan skor hedonik yaitu
dalam larutan jenuh bahan pengeras maka 3,45 (suka) dan mutu hedonik yaitu 3,76
semakin banyak pula gula yang masuk ke (berwarna merah), sedangkan skor hedonik
dalam jaringan sel buah. Selain itu tingginya dan mutu hedonik warna yang terendah
konsentrasi gula yang digunakan, maka terdapat pada perlakuan CaSO4 dengan skor
semakin besar tekanan osmosis sehingga hedonik 2,59 (agak suka) dan mutu hedonik
menyebabkan air yang ada didalam kulit buah 2,73 (cokelat).
naga lebih banyak tertarik keluar. Skor hedonik dan mutu hedonik warna
Akibat semakin lama perendaman tertinggi terdapat pada perlakuan larutan
banyak kandungan air yang tertarik keluar tanpa bahan pengeras (kontrol) berwarna
oleh larutan bahan pengeras, sehingga merah dan disukai panelis, sedangkan skor
mempengaruhi penyerapan larutan gula hedonik dan mutu hedonik warna yang
kedalam bahan. Maka semakin lama terendah terdapat pada perlakuan CaSO4
perendaman buah dalam larutan bahan dengan warna cokelat dan agak disukai
pengeras kadar gula akan semakin tinggi panelis. Hal ini berbeda dengan hasil
(Zanora 1999). penelitian Carina dan Wignyanto (2007),
Interaksi antara lama perendaman 6, 12 bahwa penggunaan Ca(OH)2 dapat
dan 18 jam dengan perlakuan tanpa larutan mempertahankan warna pada manisan
bahan pengeras (kontrol) memberikan hasil belimbing wuluh, ion Ca akan mudah
yang berbeda nyata, tetapi pada perlakuan melakukan proses absorpsi (peristiwa
lama perendaman 12 dan 18 jam saling penyerapan) dalam jaringan bahan sehingga
berbeda tidak nyata. Interaksi antara lama dapat mempertahankan warna yang
perendaman 6 jam dengan jenis larutan bahan disebabkan oleh efek ion Ca, tetapi pada
pengeras Ca(OH)2, CaCO3, dan CaSO4 saling penelitian ini warna terbaik dihasilkan oleh
berbeda tidak nyata. Demikian pula interaksi perlakuan kontrol (tanpa bahan pengeras). Hal
antara lama perendaman 12 jam dan 18 jam ini diduga karena perbedaan bahan baku yang
dengan larutan jenuh bahan pengeras digunakan, penelitian ini menggunakan kulit
Ca(OH)2, CaCO3, dan CaSO4 saling berbeda buah naga sebagai bahan baku.
tidak nyata. Skor hedonik dan mutu warna tertinggi
Semakin lama perendaman dalam terdapat pada perlakuan perendaman selama 6
larutan jenuh bahan pengeras kadar gula akan jam dengan skor hedonik yaitu 3,448 (suka)
semakin tinggi, dikarenakan konsentrasi dan skor mutu hedonik yaitu 3,797 (merah),
larutan jenuh bahan pengeras lebih tinggi dari sedangkan skor hedonik dan mutu hedonik
pada kandungan air pada kulit buah naga. warna yang terendah terdapat pada perlakuan
23
Journal of Tropical AgriFood 2019; 1(1): 19-28 p-ISSN 2685-3590
e-ISSN 2685-3604
b 2.0
3.0 cc Ca(OH)₂
Hedonik Warna
1.0
2.5
2.0 0.0 Aquadest
Hedonik
1.5 6 jam 12 jam
1.0 Mutu 18 jam
0.5 Hedonik Interaksi antara jenis larutan jenuh bahan
0.0 pengeras dan lama perendaman
6 12 18
a a a aa a
Lama perendaman (jam) a
Skor Mutu Hedonik Warna
4.0 b
Gambar 4. Pengaruh jenis larutan bahan pengeras b c
3.0 c CaSO₄
dan lama perendaman terhadap skor hedonik dan c
mutu hedonik warna manisan kering kulit buah 2.0
1.0 CaCO₃
naga. Diagram batang yang diikuti dengan huruf
yang sama menunjukkan berbeda tidak (Uji BNJ α 0.0 Ca(OH)₂
5%). Skor hedonik adalah 1,000-1,610 (tidak 6 jam 12 Aquadest
suka), 1,611-2,852 (agak suka), 2,853-4,209 18
jam jam
(suka), 4,210-4,935 (sangat suka). Skor mutu
hedonik adalah 1,000-1,507 (kuning), 1,508-2,331
(kuning kecokelatan), 2,332-2,785 (cokelat), Interaksi antara jenis larutan jenuh bahan
2,786-3,374 (cokelat kemerahan), 3,375-3,828 pengeras dan lama perendaman
(merah). Gambar 5. Grafik pengaruh larutan jenuh bahan
pengeras dan lama perendaman terhadap skor
Lama perendaman berpengaruh nyata mutu hedonik warna manisan kering kulit buah
terhadap skor hedonik dan mutu hedonik naga. Diagram batang yang diikuti dengan huruf
warna manisan kering kulit buah naga. yang sama menunjukkan berbeda nyata (Uji BNJ
Semakin lama kulit buah naga direndam, α 5%). Skor hedonik dan mutu hedonik sesuai
dengan keterangan pada Gambar 4.
maka tingkat kesukaan panelis terhadap
manisan kulit buah naga semakin rendah, dan Rasa
warna yang dihasilkan semakin cokelat. Hal Jenis larutan jenuh bahan pengeras,
ini diduga karena komponen pemberi warna lama perendaman dan interaksi keduanya
pada kulit buah naga larut selama berpengaruh tidak nyata terhadap nilai
24
Tika Widyastuti, Yuliani, Anton Rahmadi Manisan Kering Kulit Buah Naga
hedonik dan mutu hedonik rasa manisan hedonik dan mutu tekstur manisan kering kulit
kering kulit buah naga yang dihasilkan. buah naga yang dihasilkan.
Jenis larutan jenuh bahan pengeras
menghasilkan manisan kering kulit buah naga 4.0 aaa
3.5
Hedonik Tekstur
2.5 Hedonik
3,197 (manis).
2.0
Lama perendaman dalam larutan jernih 1.5 Mutu
bahan pengeras menghasilkan manisan kering 1.0 Kerenyahan
kulit buah naga dengan skor hedonik antara 0.5 Mutu
3,379-3,334 (suka) dan mutu hedonik antara 0.0 Kekenyalan
3,257-3,154 (manis).
Interaksi antara jenis larutan jenuh
bahan pengeras dan lama perendaman
menghasilkan manisan kering kulit buah naga Larutan perendaman
dengan skor hedonik rasa 3,109-3,480 (suka) 4.0
dan skor mutu hedonik dengan skor 3,101- aaa
3.5
25
Journal of Tropical AgriFood 2019; 1(1): 19-28 p-ISSN 2685-3590
e-ISSN 2685-3604
hedonik tekstur, mutu kerenyahan dan mutu 12 dan 18 jam, sedangkan perlakuan 12 dan
kekenyalan perlakuan kontrol berbeda nyata 18 jam saling berbeda tidak nyata.
dengan perlakuan lainnya, sedangkan
a a
perlakuan Ca(OH)2, CaCO3 dan CaSO4 saling a a
berbeda tidak nyata. a
4.0 a
buah. Akibatnya struktur jaringan buah b b
menjadi lebih kuat karena adanya ikatan baru 3.0 b b CaSO₄
b b
antara kalsium dengan jaringan dalam buah. 2.0 CaCO₃
Utami (2005) menyatakan pemanasan pada
1.0
produk buah-buahan dapat meningkatkan Ca(OH)₂
kekerasan karena dapat mengurangi ikatan 0.0
Aquadest
pada molekul pektin dan membuatnya 6 jam 12
18
menjadi lebih kuat. jam
jam
Lama perendaman selama 6 jam
Lama perendaman
menghasilkan manisan kering kulit buah naga
dengan skor hedonik, serta mutu hedonik Gambar 7. Grafik pengaruh larutan jenuh bahan
kerenyahan dan kekenyalan tekstur tertinggi pengeras dan lama perendaman terhadap skor
masing-masing 3,361 (agak suka), 3,544 mutu hedonik kekenyalan manisan kering kulit
(agak tidak renyah) dan 3,588 (agak kenyal). buah naga. Diagram batang yang diikuti dengan
Lama perendaman selama 18 jam huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak
menghasilkan manisan kering kulit buah skor nyata (Uji BNJ α 5%). Skor mutu hedonik sesuai
hedonik terendah yaitu 2,581 (tidak suka). dengan keterangan pada Gambar 6.
Lama perendaman selama 12 jam
menghasilkan manisan kering kulit buah naga Semakin lama perendaman kulit buah
dengan skor mutu hedonik kerenyahan 2,613 naga dalam larutan bahan pengeras
(keras), dan yang terendah adalah perendaman menghasilkan tekstur manisan kering yang
selama 12 jam yaitu 2,630 (tidak kenyal). lebih keras dan tidak kenyal. Hal ini
Lama 6 jam berbeda nyata dengan perlakuan dikarenakan lamanya perendaman ion
26
Tika Widyastuti, Yuliani, Anton Rahmadi Manisan Kering Kulit Buah Naga
kalsium akan berpenetrasi ke dalam jaringan hedonik warna (suka - agak suka), mutu
buah dan berikatan dengan gugus karboksil hedonik warna (merah - cokelat), hedonik
dari pektin yang akan mempertahankan tekstur (agak suka - tidak suka), mutu
tekstur buah menjadi lebih kuat. Selain itu kerenyahan (agak renyah - keras) dan mutu
lama perendaman dalam larutan bahan kekenyalan (agak kenyal - tidak kenyal),
pengeras menghasilkan produk dengan kadar namun tidak berpengaruh terhadap hedonik
air yang rendah, sehingga tekstur yang rasa (suka), mutu hedonik rasa (manis),
dihasilkan menjadi lebih keras dan tidak hedonik aroma (suka) dan mutu hedonik
kenyal sehingga sulit ketika dikunyah. aroma (tidak beraroma buah naga). Perlakuan
Lama perendaman dalam kalsium lama perendaman dalam larutan jenuh bahan
hidroksida mempengaruhi tekstur buah yang pengeras berpengaruh terhadap kadar air
dihasilkan. Ion kalsium akan berikatan dengan (13,954 - 16,691%), kadar abu (0941 -
gugus karboksil dari pektin membentuk Ca- 1,135%), kadar gula (21,398 - 23,435%),
pektat yang merupakan pektin yang tidak hedonik warna (suka - agak suka), mutu
larut, sehingga akan mempertahankan tekstur hedonik warma (merah - cokelat), hedonik
buah tetap keras (Suhardi, 1990). Menurut tekstur (agak suka - tidak suka), mutu
Carina dan Wignyanto (2007) kadar air yang kerenyahan (agak tidak renyah - keras), mutu
rendah dapat menghasilkan produk yang lebih kekenyalan (agak kenyal - tidak kenyal),
keras sehingga sulit untuk dikunyah. namun tidak berpengaruh terhadap hedonik
rasa (suka), mutu hedonik rasa (manis),
Aroma
hedonik aroma (suka) dan mutu hedonik
Jenis larutan jenuh bahan pengeras,
aroma (tidak beraroma buah naga).
lama perendaman dan interaksi keduanya
Interaksi jenis larutan jenuh bahan
berpengaruh tidak nyata terhadap nilai
pengeras dan lama perendaman berpengaruh
hedonik dan mutu hedonik aroma manisan
nyata terhadap kadar air (12,053 - 19,533%),
kering kulit buah naga yang dihasilkan. Hal
kadar gula pereduksi (19,410 - 24,740%),
ini diduga karena aroma pada manisan kering
hedonik warna (suka - agak suka), mutu
kulit buah naga berkurang pada saat
hedonik warna (merah - kuning kecoklatan),
perendaman, sehingga manisan kering sudah
hedonik tekstur (agak suka - tidak suka), mutu
tidak beraroma buah naga (tidak langu)
hedonik kerenyahan (agak tidak renyah -
sehingga masih dapat diterima panelis.
keras) dan mutu hedonik kekenyalan (agak
Jenis larutan jenuh bahan pengeras
kenyal - tidak kenyal). Namun tidak
menghasilkan manisan kering kulit buah naga
berpengaruh terhadap kadar abu (0,833 -
dengan skor hedonik aroma antara 3,248-
1,246%), hedonik rasa (suka), mutu hedonik
3,197 (suka) dan skor mutu hedonik antara
rasa (manis), hedonik aroma (suka) dan mutu
3,273-3,160 (tidak beraroma buah naga).
hedonik aroma (tidak beraroma buah naga).
Lama perendaman dalam larutan jenuh
Perendaman dalam larutan bahan
bahan pengeras menghasilkan manisan kering
pengeras ternyata mengeraskan tekstur, tetapi
kulit buah naga dengan skor hedonik antara
tidak merenyahkan tekstur manisan kering
3,249-3203 (suka) dan mutu hedonik antara
kulit buah naga yang dihasilkan.
3,268-3,153 (tidak beraroma buah naga).
Interaksi antara jenis larutan jernih
bahan pengeras dan lama perendaman DAFTAR PUSTAKA
menghasilkan manisan kering kulit buah naga Afrianto, E., 2008. Pengawasan Mutu
dengan skor hedonik antara 3,129-3,298 Bahan/Produk Pangan Jilid 2.
(suka), dan skor mutu hedonik antara 3,071- Departemen Pendidikan Nasional,
3,328 (tidak beraroma buah naga). Jakarta, Indonesia.
BSN, 1992. SNI 01-2892-1992. Standar
KESIMPULAN
Nasional Indonesia. Standar Cara Uji
Perlakuan jenis larutan jenuh bahan Gula. Badan Standardisasi Nasional,
pengeras berpengaruh terhadap kadar air Jakarta.
(14,355 - 18,548%), kadar abu (0,855 -
1,115%), kadar gula (19,958 - 23,326),
27
Journal of Tropical AgriFood 2019; 1(1): 19-28 p-ISSN 2685-3590
e-ISSN 2685-3604
Fatah, M.A., Bachtiar, Y., 2004. Membuat Suhardi, 1990. Fisiologi dan Teknologi Pasca
Aneka Manisan Buah. Agromedia Panen, Penerbit Pusat Antar
Pustaka, Jakarta. Universitas Pangan dan Gizi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Herawati, N., 2013. Formulasi Ekstrak Kulit
Buah Naga Merah (Hylocereus Sutopo, J., dan Wibowo. 2012. Pemanfaatan
polyrhizus), Rosella dan Buah Salam Kulit Buah Naga Sebagai Bahan
Pada Pembuatan Minuman Alami. Tambahan Pada Masakan Kroket, Mie
Jember. Skripsi. Fakultas Teknologi Lethek, Pudding. UNY.
Pertanian Universitas Jember, Jember.
Utami, P.W. 2005. Pembuatan Manisan
Jumeri, 2002. Pengaruh Penambahan Tamarilo (Kajian Konsentrasi
Beberapa Konsentrasi Gula dan Perendaman Air Kapur (Ca(OH)2) dan
Natrium Benzoat Terhadap Mutu dan Lama Pengeringan Terhadap Sifat
Daya Simpan Leather Nenas. Fakultas Fisik, Kimia dan Organoleptik).
Pertanian Universitas Riau, Pekanbaru. Skripsi. Jurusan THP, Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas
Kartika, B., Hastuti, P., Supartono, W., 1987.
Brawijaya. Malang.
Pedoman Uji Indrawi Bahan Pangan,
Penerbit Pusat Antar Universitas Carina, W., Wignyanto, 2007. Pengembangan
Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Belimbing Wuluh Sebagai Manisan
Mada, Yogyakarta. Kering dengan Kajian Konsentrasi
Perendaman Air Kapur (Ca(OH)2) dan
Kusmiadi, R., 2011. Pengaruh Ca(OH)2
Lama Waktu Pengeringan. Jurnal
Terhadap Mutu Manisan Buah. Skripsi.
Industri 1, 195-203.
Universitas Indonesia, Jakarta.
Zanora, Y. (1999), Penentuan Lama
Mulyono, H.A.M., 2001. Kamus Kimia Untuk
Perendaman Dalam Kalsium
Siswa dan Mahasiswa Sains &
Hidroksida (Ca(OH)2) dan Lama
Teknologi. PT Genesindo, Bandung.
Pengeringan Manisan Nangka
Satuhu, 2006. Penanganan Pasca Panen dan (Artocarpus heterophyllus) Kering.
Olahan Buah-buahan. Penebar Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas
Swadaya, Jakarta. Teknik, Universitas Pasundan,
Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi, 2007. Bandung.
Prosedur Analisis Untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Liberty,
Yogyakarta.
28