Agus Slamet
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Agroindustri
Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Email : agusumby@Yahoo.com
ABSTRACT
2
kemudian diblanching pada suhu labu kuning yang dilakukan analisis
100 oC selama 4 menit dan tanpa kadar air (AOAC,1970 dalam
blanching sebagai kontrol. Slamet Sudarmadji, dkk, 1993),
Potongan labu kuning setelah analisis β karoten (Winstein, dan
diblanching kemudian ditiriskan Dalal, 1972), uji warna dengan
untuk mengurangi kadar air. menggunakan alat chromameter,
Perlakuan selanjutnya adalah uji densitas curah (Wang dan
proses pengeringan dengan variasi Kinsela,1987 dalam Tranggono
suhu 40, 50 dan 60 oC. Proses dan Umar Santoso,1993) dan uji
pengeringan dihentikan apabila higroskopisitas (Ezeiki, 1988 dalam
kadar air bahan telah mencapai Haryadi, dkk., 1989).
8%. Labu kuning yang telah kering
kemudian dilakukan penggilingan Rancangan percobaan
dan pengayakan dengan ukuran
ayakan 60 mesh. Tepung labu Rancangan percobaan
kuning yang dihasilkan dianalisis : yang digunakan adalah rancangan
kadar β karoten, air dan dilakukan acak lengkap dengan 2 faktor yaitu
uji warna, densitas curah serta blanching dan tanpa blanching
higroskopisitasnya. Diagram alir serta faktor suhu pengeringan
proses penelitian disajikan pada dengan variasi 40, 50 dan 60 oC.
Gambar 1. Penelitian dilakukan dengan 2
ulangan sampel dan 3 ulangan
Analisis yang dilakukan analisis. Data penelitian diuji
statistik dengan uji F pada α 5%
Analisis pada bahan dasar apabila ada perbedaan nyata
meliputi kadar air (AOAC,1970 dilanjutkan dengan uji Duncan
dalam Slamet Sudarmadji, dkk, Multiple Range Test (DMRT) pada
1993), analisis β karoten (Winstein, α 5%.
S dan Dalal, 1972). Analisis tepung
3
Labu kuning
Pengupasan Kulit
Pemotongan
Tebal ± 0,3 cm
o
C
Pengeringan pada suhu 40,50 dan 60tebal
tebal sampai kadar air 8%
4
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perbedaan
nyata pada uji DMRT α 5%.
7
Berdasarkan perhitungan Tepung Yang diperkaya
presentase penurunan kadar β Provitamin A Dengan
karoten pada tepung labu kuning Tepung Labu (Cucurbita
yang paling kecil yaitu 57,79% moschata). Proseding
pada perlakuan suhu pengeringan Seminar PATPI.
40 dengan perlakuan blanching. Yogyakarta.
Penurunan kadar β karoten yang
paling besar adalah 77,16% pada Arini, 1992.
perlakuan suhu pengeringan 60 Pengaruh Suhu dan Waktu
tanpa blanching. Pemanasan Serta
Penambahan Beberapa
KESIMPULAN Komponen Formula
Makanan Bayi Terhadap
Berdasarkan hasil Beberapa Kerusakan β
penelitian dapat disimpulkan : Karoten Tepung Wortel.
perlakuan blanching dan suhu Skripsi S1. Fakultas
pengeringan berpengaruh terhadap Teknologi Pertanian
sifat fisik dan kadar β karoten Universitas Wangsa
tepung labu kuning yang Manggala Yogyakarta.
dihasilkan. Perlakuan blanching
dan suhu pengeringan 40 oC Eskin, M.A.M, 1979.
merupakan perlakuan terbaik, Plant Pigments Flavour and
menghasilkan tepung labu kuning Texture. Academic New
dengan kadar β karoten sebesar York USA.
155,44 µg/g berat kering, kadar air
8,22%, warna L, 78,10, b+ 131,52, Gliemmo, M.F., M.E. Laturre and
densitas curah 0,71 g/ml, L.N. Gerschenson, 2009.
higroskopisitas 72% dan Color Stability of Pumkin
penurunan kadar β karoten (Cucurbita moschata) Pure
sebesar 57,79%. during Storage at Room
Temperature : Effect of pH,
DAFTAR PUSTAKA Pottasium Sorbate,
Ascorbic Acid and
Agnieszka Nawirska, Adam Figiel Packaging Material. Journal
and Alicja Z Kulcharska, 2009. Food Science and
Drying Kinetics and Quality Tecnology.
Parameters of Pumkin Haryadi, Sutardi dan Gardjito, M.,
Slices Dehydrated Using 1989.
Different Methods. Journal Pembuatan Makanan Kecil
of Food Engineering. dari Tepung Sagu dan
Waluh. PAU Pangan dan
Agus Slamet, 2003. Gizi, Universitas Gadjah
Kajian Sifat Fisik, Kimia Mada Yogyakarta.
dan Amilografi Beberapa
8
Lestari, 2000.
Pengaruh Suhu
Pengeringan Terhadap Sifat
Fisik dan Kimia Tepung
Kecambah Kecipir. Skripsi
S1 Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas
Wangsa Manggala
Yogyakarta.