Anda di halaman 1dari 15

ASKEP ANTRAX

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1.DEFINISI
Antraks atau anthrax adalah penyakit menular akut yang disebabkan bacteria Bacillus anthracis
dan sangat mematikan dalam bentuknya paling ganas. Antraks paling sering menyerang
herbivora-herbivora yang telah dijinakkan,namun juga dapat menjangkiti manusia karena
terekspos hewan-hewan yang dijangkiti,jaringan hewan yang tertular, atau spora antraks dalam
kadar tinggi.
Meskipun begitu, hingga kini belum ada kasus manusia tertular melalui sentuhan atau kontak
dengan orang yang mengidap antraks. Antraks bermakna ”batubara” dalam bahasa Yunani”, dan
istilah ini digunakan kulit para korban akan berubah hitam.

2.ANATOMI FISIOLOGI KULIT

KULIT TERBAGI MENJADI 3 LAPISAN:


1. EPIDERMIS
Terbagi atas 4 lapisan:
a. Lapisan basal / stratum germinativum
• terdiri dari sel – sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis.
• Tersusun sebagai tiang pagar atau palisade.
• Lapisan terbawah dari epidermis.
• Terdapat melanosit yaitu sel dendritik yang yang membentuk melanin( melindungi kulit dari
sinar matahari.
b. lapisan Malpighi/ stratum spinosum.
• Lapisan epidermis yang paling tebal.
• Terdiri dari sel polygonal
• Sel – sel mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat seperti duri.
c. laisan Granular / s. granulosum.
• Terdiri dari butir – butir granul keratohialinyang basofilik.
d. lapisan tanduk / korneum.
• Terdiri dari 20 – 25 lapis sel tanduk tanpa inti.

Setiap kulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous insoluble yang
membentuk barier terluar kulit yang berfungsi:
1. Mengusir mikroorganisme patogen.
2. Mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh.
3. Unsure utam yang mengerskan rambut dan kuku.
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Dalam epidermis terdapat 2 sel yaitu :
1. Sel merkel.
Fungsinya belum dipahami dengan jelastapi diyakini berperan dalam pembentukan kalus dan
klavus pada tangan dan kaki.
2. Sel langerhans.
Berperan dalam respon – respon antigen kutaneus.
Epidermis akan bertambah tebal jika bagian tersebut sering digunakan.
Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai tempat
pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers prints.

2. DERMIS.( korium)
• merupakan lapisan dibawah epidermis.
• Terdiri dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan:pars papilaris.( terdiri dari sel fibroblast
yang memproduksi kolagen DAN Retikularis YG Terdapat banyak p. darah , limfe, dan akar
rambut, kelenjar kerngat dan k. sebaseus.
3.JARINGAN SUBKUTAN ATAU HIPODERMIS / SUBCUTIS.
• Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak.
• Merupakn jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan
tulang.
• Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.
• Sebagai bantalan terhadap trauma.
• Tempat penumpukan energi.

4.RAMBUT.
Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari
tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut :
a. rambut terminal ( dapat panjang dan pendek.)
b. Rambut velus( pendek, halus dan lembut).

Fungsi rambut
1. melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak
mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae)
2. menyarig udara.
3. serta berfungsi sebagai pengatur suhu,
4. pendorong penguapan kerngat dan
5. indera peraba yang sensitive.
RaMbut terdiri dari akar ( sel tanpa keratin) dan batang ( terdiri sel keratin )
Bagian dermis yang masuk dalam kandung rambut disebut papil.
Terdapat 2 fase :
1. fase pertumbuhan (Anagen)
kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit kepela.
Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun.90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal
mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2. Fase Istirahat( Telogen)
Berlangsung + 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 – 100 lembar rambut rontok dalam
tiap harinya. Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, dsbt Piloereksi.
Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin. Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu
dikontrol oleh hgormon seks( rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol oleh H.
Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi ranbut ditentukan oleh kondisis Endokrin.
Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S. Cushing(wanita).
3. KUKU
Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keatin yang keras dan
transparan.tumbuh dari akar yang disebut kutikula.
Berfungsi mengangkat benda – benda kecil. Pertumbuhan rata- rata 0,1 mm / hari.pembaruan
total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku kaki: 12- 18 bulan.

KELENJAR – KELENJAR PADA KULIT


1. Kelenjar Sebasea
berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut
yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak.

2. Kelenjar keringat
diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
a. kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit.
Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan
sekresi keringat dikendalkan oleh saraf simpatik.pengekuaran keringat oada tangan, kaki, aksila,
dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap setress, nyeri dll.
b. kelenjar Apokrin.
Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan berm,uara pada folkel rambut. Kelenjar
ininaktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar dan berkurang pada sklus haid.
Kelenjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh bajkteri
menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus
yang disebut K. seruminosa yang menghasilkan serumen(wax).
FUNGSI KULIT SECARA UMUM.
1. SEBAGAI PROTEKSI.
• Masuknya benda- benda dari luar(benda asing ,invasi bacteri.)
• Melindungi dari trauma yang terus menerus.
• Mencegah keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh.
• Menyerap berbagai senyawa lipid vit. Adan D yang larut lemak.
• Memproduksi melanin mencegah kerusakan kulit dari sinar UV.
2. PENGONTROL/PENGATUR SUHU.
• Vasokonstriksi pada suhu dingn dan dilatasi pada kondisi panas peredaran darah meningkat
terjadi penguapan keringat.
3 proses hilangnya panas dari tubuh:
• Radiasi: pemindahan panas ke benda lain yang suhunya lebih rendah.
• Konduksi : pemindahan panas dari ubuh ke benda lain yang lebih dingin yang bersentuhan
dengan tubuh.
• Evaporasi : membentuk hilangnya panas lewat konduksi
• Kecepatan hilangnya panas dipengaruhi oleh suhu permukaan kulit yang ditentukan oleh
peredaran darah kekulit.(total aliran darah N: 450 ml / menit.)

4.SENSIBILITAS
• mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan dan rabaaan.
5,KESEIMBANGAN AIR
• Sratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah kehilangan air serta elektrolit yang
berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan kelembaban dalam jaringan subcutan.
• Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata)+ 600 ml / hari untuk dewasa.
6.PRODUKSI VITAMIN.
• Kulit yang terpejan sinar Uvakan mengubah substansi untuk mensintesis vitamin D.

2. ETIOLOGI
Anthrax disebabkan oleh bakteri yang dapat menyerang limpa.
Cara penyebaran Anthrax ke manusia dan hewan melalui 3 ( tiga )cara :
1. Melalui mulut karena memakan daging dari penderita anthrax atau bahan makanan lainnya
yang tercemar anthrax (sayuran, rumputan, minuman, dll).
2. Melalui jalan pernapasan, terjadi di industri kerajinan dengan bahan dasar asal hewan
misalnya wol, kulit, tulang dll yang mengandung spora.
3. Melalui luka – luka dikulit, sering terjadi dipertanian/perternakan, karena luka dipotongan
hewan. Binatang korban : sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi dan bisa juga kucing, anjing,
musang yang memakan daging asal korban anthrax.

3.PATHOFISIOLOGI
Penularan pada manusia bisa lewat kontak langsung spora yang ada di tanah, tanaman, maupun
bahan dari hewan sakit (kulit, daging, tulang atau darah). Mengonsumsi produk hewan yang kena
anthrax atau melalui udara yang mengandung spora, misalnya, pada pekerja di pabrik wool atau
kulit binatang. Karenanya ada empat tipe anthrax, yaitu anthrax kulit, pencernaan/anthrax usus,
pernapasan/anthrax paru dan anthrax otak. Anthrax otak terjadi jika bakteri terbawa darah masuk
ke otak.
Masa inkubasi anthrax kulit sekitar dua sampai lima hari. Mula-mula kulit gatal, kemudian
melepuh yang jika pecah membentuk keropeng hitam di tengahnya. Di sekitar keropeng bengkak
dan nyeri.
Pada anthrax yang masuk tubuh dalam 24 jam sudah tampak tanda demam. Mual, muntah darah
pada anthrax usus, batuk, sesak napas pada anthrax paru, sakit kepala dan kejang pada anthrax
otak. Jika tak segera diobati bisa meninggal dalam waktu satu atau dua hari. Namun obatnya
sudah ada, yakni penisilin dan derivatnya. Karena setiap petugas kesehatan sudah dilatih untuk
menangani, sebaiknya penderita segera dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit.
Untuk mencegah tertular anthrax dianjurkan untuk membeli daging dari tempat pemotongan
resmi, memasak daging secara matang untuk mematikan kuman, serta mencuci tangan sebelum
makan.
Tingkat Kematian Manusia Akibat Anthrax Mencapai 18 Persen. Penyakit Anthrax memang
layak ditakuti karena sangat mematikan. Sapi, domba atau kambing yang terserang, akan
menemui ajal dalam hitungan jam. Kemampuan membunuh yang sangat cepat ini justru ada
baiknya, karena penularan penyakit anthrak sangat lambat dan tak meluas (endemik, sporadik).
Lain dengan flu yang bisa mewabah hampir di semua muka bumi dengan begitu cepatnya.
Penyakit Anthrax termasuk kelompok penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia
(Zoonosis). Penyakit ini paling sering menyerang ternak herbivora terutama Sapi, domba,
Kambing dan selalu berakhir pada kematian. Sasaran berikutnya kuda dan babi. Hewan
kelompok omnivora ini bisa lebih bertahan sehingga sebagian penderita selamat dari maut.
Serangan pada ayam, belum pernah ada laporan. Berdasar penelitan yang selama ini telah
dilakukan, pada manusia, dilaporkan tingkat kematian mencapai 18 persen (dari 100 kasus, 18
penderita meninggal). Penyebab Anthrax, bernama Bacillus anthracis, dapat bersembunyi dalam
tanah selama 70 tahun.
Bila situasi lingkungan cocok bagi pertumbuhan kuman, misalnya karena tergenang air, B
anthracis akan bangkit dari kubur dan menyerang hewan yang ada di sekitarnya. Karenanya,
tanah yang tercemar merupakan sumber infeksi dan bersifat bahaya laten. Kumannya dapat
terserap akar tumbuh-tumbuhan hingga mencapai daun maupun buah sehingga akan menginfeksi
ternak maupun manusia yang mengkonsumsinya.
Sumber infeksi lainnya adalah bangkai ternak pengindap anthrax. Miliaran B anthracis memadati
darah (septisemia), organ-organ dalam. Pokoknya seluruh tubuh bangkai, termasuk benda yang
keluar dari bangkai, mengandung kuman penyebab anthrax. Dalam 1 mililiter darah setidaknya
mengandung 1 miliar B anthracis. Bila B anthracis aktif bersinggungan dengan Oksigen, segera
mengubah diri dalam bentuk spora yang memiliki daya tahan hidup lebih tinggi. Dalam bentuk
spora ini, kuman penyebab anthrax dapat bertahan hidup sampai 70 tahun di dalam tanah.
Spora-spora tersebut dapat diterbangkan angin, atau dihanyutkan aliran air kemudian mencemari
apa saja (air, pakan, rumput, peralatan, kendaraan, hewan dan sebagainya). Spora B anthracis
yang menempel pada pakan atau air minum dan benda lainnya, bila termakan atau terhirup
pernafasan atau menempel pada kulit yang luka akan berubah menjadi bentuk aktif dan masuk ke
dalam jaringan serta berkembang biak. Sejak kuman masuk ke dalam tubuh ternak sampai
menimbulkan gejala sakit yang disebut masa inkubasi memerlukan waktu antara 1 – 2 minggu.

4.MANIFESTASI KLINIS
• Stadium pertama: Stadium ke-dua:
onset awal (1-4 hari) perburukan (24 jam)
• Malaise Sesak napas akut
• Lemah Sianosis
• Mialgia Stridor
• Batuk tidak produktif Diaphoresis
• Rasa tertekan di dada
• DemamPerdarahan mediastinal
• Demam Pelebaran mediastinal
• Meningismus, Septik syok,
Koma

Manifestasi Radiologis dan Patologis Antraks


• Radiologi,
• Pelebaran mediastinum,
• Efusi pleural
• Pneumonia (jarang),
• Patologi,
• Perdarahan mediastinum,
• Perdarahan difus limfadenitis,
• Edema mediastinum,
• Leptomeningeal edema dan hemorhagis,
• Efusi pleura,
• Meningitis hemorhagis

5.PENCEGAHAN
1. Kalau ada tawaran daging murah, jangan dibeli, mungkin sekali daging tersebut berasal dari
tempat pemotongan gelap yang tidak terjamin.
2. Daging hewan penderita anthrax berwarna merah tua agak berbau amis dan busuk, mengalir
darah kental merah tua (seperti kecap) atau kehitaman yang sulit beku.
3. Masyarakat agar membeli daging dari rumah pemotongan hewan yang mempunyai izin
operasi dan ditandai dengan stempel/cap pada daging. Seyogyanya juga membeli daging dari
pasar swalayan atau kios – kios daging yang memiliki izin, bersih dan hygiene.
4. Cucilah sampai bersih (sayuran dan buah – buahan), bila meamasak daging masaklah sampai
matang, supaya spora atau basilnya mati.

6.PENATALAKSANAAN
Sebagian besar kuman sensitif terhadap penisilin, doksisiklin,
siprofloksasin, kloramfenikol, vankomisin, klindamisin, rifampisin, imipenem, aminoglikosida,
sefazolin, tetrasiklin, linezolid, dan makrolid. Karena kemungkinan telah dilakukan rekayasa
kuman sehingga resisten terhadap beberapa antibiotik maka siprofloksasin merupakan obat
pilihan utama pada antraks akibat bioterorisme. Antibiotik profilaksis diberikan pada penduduk
yang terpajan spora antraks. Vaksinasi diberikan pada kelompok risiko tinggi terpajan spora.
Pengendalian infeksi dan dekontaminasi juga perlu dilakukan.

BAB II
ASKEP TEORITIS
Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis untuk mengkaji respons manusia
terhadap masalah-masalah kesehatan dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut (Carol Vesstall Allen, 1994).
Asuhan keperawatan adalah factor penting dalam survival pasien dan dalam aspek-aspek
pemeliharaan, rehabilitasi, dan preventive perawatan kesehatan (Shore, 1988).
Proses Keperawatan terdiri dari: Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Rencana keperawatan,
Implementasi, dan Evaluasi.

1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari peklienes keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien.
Pengumpilan data dapat dilakukan dengan metode:
a. Observasi: data dikumpulkan melalui observasi visual.
b. Wawancara: data dikumpulkan melalui waawancar a perawat dan respon klien dengan tatap
muka.
c. Konsultasi: Seorang spesialis diminta untuk mengidentifikasi cara-cara untuk pengobatan dan
menangani masalah-masalah klien.
d. Pemeriksaan: proses inspeksi tubuh dan system tubuh untuk menentukan ada atau tidaknya
penyakit yang didasarkan pada temuan berikut:
Fisik: menggunakan prklienedur inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Laboratorium: urinalisis, pemeriksaan darah dan kultur.
Rontgen: Visualisasi bagian tubuh dan fungsinya.
Pengkajian terdiri atas:
a. Analisa data
Analisa data adalah data – data yang telah dikumpulkan baik dengan cara verbal dan non verbal
demi penunjang untuk pengobatan dan perawatan pasien demi pencampai suatu titik aman
nyaman walaupun masalah hanya teratasi sebagaian atau menyeluruh. ( Taylor, 1996 )
Data terdiri dari:
1. Data subjektif(DS):
Adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan
kejadian, menunjukkan persepsi dan sensasi klien tentang masaah kesehatan (Carol Vestall
Allen, 1994)
Contoh: “saya merasa sesak nafas”, “saya merasa lelah”, “kaki saya terasa lemah”.
2. Data Objektif(DO):
Adalah data yang didasarkan pada fenomena yang dapat diamati dan dpertunjukkkan secara
factual (Carol Vestal Allen, 1994)
Contoh: Pasien terlihat meringis, pernapasan 30, terpasang oksigen.

b. Etiologi
Etiologi adalah faktor klinik dan personal yang dapat merubah status kesehatan atau
mempengaruhi perkembangan masalah. Hal ini bisa disebut related to dari pernyataan Diagnosa
keperawatan (Carvenito, 2000)
Contoh: hambatan asupan makanan, penumpukan secret pada saluran pernapasan dll.

c. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan adalah hal yang ada karena adanya faktor pencetus dan didukung oleh
berbagai faktor yang terkait hal ini diketahui karena telah melalui analisa data perindividu klien (
Alfaro, 1989 )
Contoh: perubahan nutrisi, perubahan pola tidur, gangguan rasa aman nyaman, dll.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat
tentang masalah kesehatan actual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat (NANDA)
Contoh: kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan secara
abnormal.

3. Intervensi
Intervensi adalah rencana yang disusun oleh perawat untuk kepentingan keperawatan bagi
perawat yang menuliskan dan perawat lainnya(Carpenito, 2000)
Contoh: Pantau tanda-tanda vital, atur posisi senyaman mungkin, bantu pasien dalam mobilisasi
dll.
Intervensi terdiri atas:
a. Tujuan
Tujuan adalah untuk membuat suatu kerangka konsep berdasarkan kebutuhan individu dari klien,
keluarga dan masyarakat dapat terpenuhi (KBBI; hal 2)
Contoh: Setelah dilakukan perawatan, pernapasan pasien terasa lega., setelah dilakukan
perawatan, pasien dapat menelan. Dll.
b. Kriteria Hasil
Kriteria hasil adalah tujuan dan sasaran yang realistik dan dapat diukur dimana klien diharapkan
untuk mencapainya.
Contoh: Setelah dilakukan perawatan diharapkan pernapasan pasien terasa lega dengan kriteria
hasil, pasien tidak terlihat gelisah, tidak terpasang oksigen pada pasien
c. Rasional
Meskipun rasional tidak tampak pada rencana perawatan, rasional ini disertakan untuk
membantu peserta didik dan perawat pelaksana dalm menghubungkan prinsip patofisiologi
dan/atau psikologi dengan intervensi keperawatan yang dipilih ( Maryllin E. Doengoes, 1999).
Penulisan dan manfaat dari sebuah implementasi yang telah ditentukan dan sesuai dengan
intervensi agar kebutuhan klien terpeuhi ( Iyer et all, 1996 ).

4. Implementasi
Implementasi adalah melakukan tindakan sesuai dengan rencana keperawatan (M.E. Doengoes,
1999)
Contoh: Mengkaji TTV, Mengatur posisi senyaman mungkin, menganjurkan klien minum air
hangat.

5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang menggunakan seberapa
jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaanya sudah berhasil dicapai
(Mursalam; 2001; Proses dan dokumentasi keperawatan; Edisi 1)
Evaluasi adalah menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkan respons
pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian mengganti rencana
keperawatan jika diperlukan(M.E. Doengoes, 1999)
Yang meliputi:
a. S: Subjektif
Subjektif adalah mengenai atau menurut pandangan sendiri tidak mengenal langsung mengenai
pokok atau halnya (KBBI; Hal 966).
Subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi
dan kejadian, menunjukkan persepsi dan sensasi klien tentang masaah kesehatan (Carol Vestall
Allen, 1994)
Contoh: Pasien mengatakan masih sedikit sesak.
b. O: Objektif
Objektif adalah mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan
pribadi (KBBI; Hal 699)
Objektif Adalah data yang didasarkan pada fenomena yang dapat diamati dan dpertunjukkkan
secara factual (Carol Vestal Allen, 1994)
Contoh: Pasien masih terlihat gelisah.

c. A: Analisa data
Analisa data adalah data yang dikumpulkan pada anemese pertama dianalisis bersama pasien bila
mungkin, untuk mengidentifikasi masalah pasien yang dialami dalam kehidupan sehari-hari dan
dapat diatasi dengan intervensi keperawatan (Andi hartono; 1991; kamus keperawatan edisi 17)
Contoh: Masalah teratasi sebagian.
d. P: Perencanaan
Perencanaan adalah membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang. Untuk
mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin atau menjaga mempertahanka
kesejahteraannya. Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan pasien yang harus
dicapai dalam batas waktu tertentu, tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai
kemajuan dalam kesehatan dan harus sesuai dengan instruksi dokter.
(http://fikunpad.unpad.ac.id/?p=89)
Contoh: Lanjutkan intervensi yang lain
e. I: Implementasi
Implementasi adalah Pelaksanaan rencana tindakan untuk menghilangkan dan mengurangi
masalah klien. Tindakan ini harus disetujui oleh klien kecuali bila tidak dilaksanakan akan
membahayakan keselamatan klien. Oleh karena itu klien harus sebanyak mungkin menjadi
bagian dari proses ini. Bila kondisi klien berubah, intervensi mungkin juga harus berubah atau
disesuaikan. (http://www.akbidypsdmi.net/materi.php?id=194)
f. E: Evaluasi
Evaluasi adalah Tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil merupakan hal penting untuk
menilai keefektifan asuhan yang diberikan. Analisis dari hasil yang dicapai menjadi fokus dari
ketepatan nilai tindakan. Jika kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi dapat menjadi dasar
untuk mengembangkan tindakan alternatif sehingga mencapai tujuan.
(http://www.akbidypsdmi.net/materi.php?id=194)
g. R: Revisi
Revisi adalahKomponen evaluasi tindakan dapat menjadi petunjuk perlunya perbaikan dari
perubahan intervensi dan tindakan atau menunjukkan perubahan dari rencana awal atau perlu
suatu kolaborasi baru atau rujukan. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan perencanaan
yang telah dibuat berdasarkan prioritas dan kebutuhan akan mengoptimalkan hasil yang dicapai.
Target dan waktu penting untuk diperhatikan dalam proses ini. (http://fikunpad.unpad.ac.id/?
p=89)

BAB III
A. Pengkajian Pasien
1. Identitas Diri Klien
No.Register : 014728
Nama : Tn. K
Tempat Tanggal Lahir : BENGKULU, 26 MEI 1988
Umur :22 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln ponorogo No 26,Kelurahan dusun sawah,Curup
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : rejang
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal masuk RS : 12-04-2010
Tanggal pengkajian : 13-04-2010

2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan saat masuk RS
Os masuk zall interne dengan keluhan os demam dengan suhu 37,30C,Pusing , lengan dan
tangan ditemukan kelainan berupa papel, vesikel yang berisi cairan dan jaringan nekrotik
berbentuk ulsera yang ditutupi oleh kerak berwarna hitam.
b. Riwayat penyakit sekarang
Anthrax

c. Riwayat penyakit dahulu


Os sebelumnya tidak pernah masuk rumah sakit, os sering menderita penyakit demam, dan
hipertensi.
d. Riwayat keluarga
Klien adalah anak ke 2 dari 2 bersaudara, klien dilahirkan dibantu oleh bidan dan dokter kedua
orang tua tidak mempunyai penyakit keturunan atau menular. (Genogram).
GENOGRAM

Keterangan : : Wanita : Klien


: Pria : Satu rumah

3. Pengkajian saat ini


A. Persepsi tentang penyakitnya
Os percaya bahwa penyakit yang dialaminya merupakan akibat dari kelalaiannya sendiri dan
merupakan sebagai cobaan dari Allah SWT.
B. Pola nutrisi dan metabolism
Jenis makanan : Nasi putih,sayur dan lauknya
Frekuensi : 3x/hari
Porsi : diit tidak dihabiskan
C. Program Therapi Tgl 15 April 2010
- Diet ML
20 tetes/menit- IVFD RL
- Inj Dexametason 500mg 1x1

C. Pola Eliminasi
BAB: BAB kurang lebih 3 kali dalam sehari
BAK: BAK kurang lebih 3 kali sehari

D. Pola Aktivitas dan Latihan


Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/ minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas tempat tidur √
Berpindah/berjalan √
Ambulasi/ROM √
0: Mandir; 1: Alat bantu; 2: Dibantu orang lain; 3: Alat bantu dan dibantu orang lain; 4:
Tergantung total
E. Pola istirahat dan tidur
Klien mengatakan bahwa ia susah untuk tidur dan sering terjaga dari tidurnya
F. Pola perceptual
Klien khawatir jika penyakit yang dideritanya merupakan kumpulan dari penyakit yang
berbahaya.

G. Pola peran dan hubungan


Os adalah anak ke2 dari 2 bersaudara,Selama os sakit,os sangat diperhatika oleh keluarganya.
H. Sistem nilai dan kepercayaan
Klien menganut agama Islam .

4. Pemeriksaan fisik
1.Keluhan yang dirasakan saat ini
Lemas,pusing, dan pada lengan,tangan,dan kaki os terasa gatal.
2.Vital sign
TD : 130/90 mmHg P : 22x/menit
N : 88x/menit S : 37,1° C

3. Kepala
-Rambut : Warna hitam kekuningan, distribusi
Merata kebersihan cukup
-Mata : cekung, kebersihan cukup, conjungtiva
anemi
-Hidung : Bentuk simetris, sekret tidak ada,
Kebersihan cukup
-Mulut :Selaput lendir bibir dan mulut tampak kering lidah cukup bersih

4. Dada dan paru-paru


Inspeksi : Bentuk simestris, retraksi otot
pernapasan ada
Palpasi : pembesaran tidak ada, nyeri tekan
tidak ada
Perkusi : Sonor pada daerah paru
Auskultasi :Vesiculer normal
1. Abdomen : Turgor kulit elastis, bising usus 25 x / m
2. Punggung : Skoliosis, Kiposis, tidak ada, dekubitus tidak
ada
8. Ekstrimitas
-atas : Gerakan lemah, terdapat luka /lesi yang terdapat keropeng bewarna hitam ditengahnya dan
disekitar luka kemerahan dan sembab, terpasang
Infuse dilengan kanan, kebersihan
cukup
-bawah : Gerakan lemah, terdapat luka /lesi yang terdapat keropeng bewarna hitam ditengahnya
dan disekitar luka kemerahan dan sembab,
9. Kulit : Warna kulit kuning langsat, terdapat lesi pada bagian lengan,tangan dan, kebersihan
cukup
10. Anus : normal

5. Hasil pemeriksaan penunjang dan laboratorium


Tanggal 13 April 2010
Haemoglolbin 13 gr%
Leukosit 6000 /mm3
LED (BSE) 8 mm/jam
Bakteri bacillus(+)
Urine kuning keruh

B. Askep Pasien
Nama : Tn ”K” Diagnosa medis : Anthrax
Umur : 22Thn Ruangan : kls II
No MR : 014728

NO Data Etiologi Masalah Diagnosa keperawatan Tujuan Kriteria dan Evaluasi Intervensi
Rasionalisasi
1. DS:
- Klien mengatakan pada bagian lengan,tangan,dan kaki terasa gatal.
DO:
- Klien menggaruk lengan,tangan dan kaki yang terdapat lesi.
- Klien terlihat gelisah
- Diluka os terdapat jaringan mati berbentuk keropeng berwarna hitam di tengahnya,dan disekitar
luka kemerahan dan sembab.
-
Vital sign:
T: 130/90mmHg P: 22x/menit
N:88x/menit S: 37,1°C
Reaksi alergi Gangguan ingritas kulit Gangguan integritas kulit b/d reaksi alergi dengan criteria
hasil:
DS:
- Klien mengatakan pada bagian lengan,tangan dan kaki terasa gatal.
DO:
- Klien menggaruk lengan,tangan dan kaki yang terdapat lesi .
- Klien terlihat gelisah
- Diluka os terdapat jaringan mati berbentuk keropeng berwarna hitam di tengahnya,dan disekitar
luka kemerahan dan sembab.

-
Vital sign:
T: 130/80 mmHg P: 39x/menit
N: 88x/menit S: 37°C
Setelah dilakukan perawatan selama 4 hari diharapkan kerusakan integritas kulit klien teratasi
dengan kriteriahasil:
- Menyembuhkan lesi dan jaringan keropeng yang bewarna hitam
- Integritas kulit utuh
- Os tidak gelisah a. Kaji kulit setiap hari,catat warna,turgor,sirkulasi, dan sensasi
b. Intruksikan os to hygiene kulit
c. Secara teratur ganti posisi,dan ganti sprey
d. Anjurkan os to tidak menggaruk-garuk dengan benda kasar
e. Kolab dgn dokter dalam pemberian obat-obatan a. Menentukan diman garis dasr perubahan
pada status dapat dibandingkan dan dapan melakukan intervensi yang tepat
b. Mempertahankan kebersihan kulit karena kulit kering dapat menjadi barier infeksi
c. Meningkatkan aliran darah kejaringan ,meningkatkan proses penyembuhan
d. Mencegah infeksi
e. Mengetahui therapy yang diberikan
2. DS:
- Klien mengatakan tidak bisa tidur,tidur ± hanya 4jam
DO:
- Klien menggaruk-garuk lengan,tangan dan kaki nya
- Mata merah
- Os sering menguap
- Ada lingkar hitam dimata
VS: T:130/90 mmHg
P: 23w x/menit
N:89x/menit S: 37°C
Rasa gatal pada bagian lenga,tangan ,kaki Gangguan pola tidur,insomnia rimiten Gangguan pola
tidur ,insomnia rimiten b/d rasa gatal pada bagian lengan,tangan,dan kaki yang ditandai dengan:
- DS: Klien mengatakan tidak bisa tidur,tidur ± hanya 4jam

- DO: Klien menggaruk-garuk lengan,tangan dan kaki nya


- Mata merah
- Os sering menguap
- Ada lingkar hitam dimata
VS: T:130/90 mmHg
P: 23w x/menit
N:89x/menit S: 37°C

Setelah dilakukan perawatan diharapkan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan Anoreksia, mual, muntah dapat teratasi dengan criteria:
- Klien sudah mempunyai selera untuk makan
- Klien sudah tidak merasa mual
- Turgor kulit baik
- Palpitasi abdomen berkurang
a. Anjurkan kelurga pasien memberikan perawatan oral
b. Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbon
c. Anjurkan makan sedikit tapi sering
d. Kolaborasi dengan tim nutrisi untuk menentukan diit
a. Kebersihan oral menghilangkan bakteri penumbuh bau mulut dan meningkatkan rangsangan
nafsu makan
b. Menimbulkan distensi abdomen dan meningkatkan dispnea
c. Mencegah perut penuh dan mencegah resiko mual
Menentukan diit yang tepat sesuai perhitungan ahli gizi

DAFTAR PUSTAKA
Permalink
http://ekkyfajarfranasaputra.wordpress.com/2010/02/01/anthrax/

http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/22/antrax/
http://musculoskeletalbedah.blogspot.com/2009/04/anatomi-dan-fisiologi-kulit.html
Soeharsono,19.Zoonosis Penyakit Menular Dari Hewan Ke Manusia.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai