Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM STATISTIKA

MODUL II
“PENGUKURAN KUALITAS PRODUK”

Disusun Oleh :

1. Fadli Surya Ramadhan (1800019122)


2. Andrie Yandid (1800019135)
3. Lola Festinalova (1800019136)
4. Erwin Agussaputra (1800019142)

Asisten :
Ulfatul Khoiriah

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2020
BAB II

PENGUKURAN KUALITAS PRODUK

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikan dapat melakukan pengukuran dan pengamatan terhadap variabel
yang diukur.

B. LANDASAN TEORI

Product quality is the ability of a product to perform, it includes the product’s


severel durability, reliability, precision, ease of operation and other valued
attributes. Artinya ialah kualitas produk merupakan kemampuan suatu produk
melakukan fungsinya, hal ini termasuk masa kegunaan produk, keandalan,
ketetapan, kemudahan dalam mengoprasikan dan membetulkan nilai atribut
lainnya (Kother dan Armstrong, 2012).

Kualitas produk merupakan kemampuan produk untuk memberikan kepuasan


pada kebutuhan dan keperluan pelangan. Definisi tersebut focus pada pelangan
serta focus pada bagaimana pelangan berfikir terhadap produk tersebut sesuai
dengan tujuan mereka. (Perreault dan Cannon,2011).

Kualitas produk dapat didefinisikan sebagai seberapa konsisten produk yang


dihasilkan dapat memenuhi penharapan dan kebutuhan internal dan external
pelangan. (Kanuk dan Schiffman,2008).

Kualitas produk adalah sejauh mana produk memenuhi spesifikasi


spesifikasinya.(Lupiyoadi,2006).
Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan data,pengolahan data, penarikan kesimpulan dan analisis yang
dilakukan. Metode statistika memainkan peranan penting dalam jaminan kualitas.
Pengendalian kualitas produk dalam proses produksi merupakan

7
8

faktor yang sangat penting bagi dunia industri karena pengendalian kualitas
yang baik dan dilakukan secara terus menerus akan dapat mendeteksi
ketidaknormalan secara cepat, sehingga dapat segera dilakukan tindakan
antisipasi. Terdapat dua jenis data yang digunakan dalam pengukuran produk
yaitu :

1. Data Atribut

Data Atribut merupakan data kualitatif yang dapat dihitung untuk


pencatatan dan analisis. Data atribut bersifat diskrit. Jika suatu catatan hanya
merupakan suatu ringkasan atau klasifikasi yang berkaitan dengan
sekumpulan persyaratan yang telah ditetapkan, maka catatam itu diangkat
sebagai “atirbut”. Data atribut diperoleh dalam bentuk unit-unit
ketidaksesuaian dengan spesifikasi atribut yang ditetapkan. Contoh data
atribut diantaranya kecacatan pada mobil berupa goresan, ketidak sesuaian
warna, dsb. Data atribut hanya mempunyai dua nilai yaitu “Ya” dan “Tidak”
; “Sesuai” atau “Tidak Sesuai” ; “Bagus” atau “Jelek” ; “Cacat” atau
“Standar” dll.

2. Data Variabel

Data Variabel merupakan data kuantitatif yang diukur menggunakan alat


pengukuran tertentu untuk keperluan pencatatan dan analisis. Data variabel
bersifat kontinyu. Jika suatu catatan dibuat berdasarkan keadaan aktual,
diukur secara langsung, maka karakteristik kualitas yang diukur itu disebut
sebagai variabel. Contoh data variabel karakterisktik kualitas adalah
diameter pipa, ketebalan produk kayu lapis, berat semen dalam kantong,
waktu yang dibutuhkan unutk melakukan suatu proses dll. Ukuran-ukuran
berat, panjang, tinggi, diameter, waktu, dan volume merupakan data
variabel.
9

3. Skala Pengukuran
a) Nominal

Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasi objek,


individual atau kelompok. Contoh : jenis kelamin, agama, pekerjaan dsb.
Dalam mengidentifikasi hal-hal tersebut digunakan angka sebagai
simbol. Skala nominal tidak dapat digunakan untuk melakukan operasi
aritmatika karena angka-angka tersebut hanya menunjukan karakteristik
tertentu contoh jenis kelamin : 1 untuk jenis kelamin laki-laki dan 2
untuk jenis kelamin perempuan.

b) Ordinal
Skala Ordinal digunakan utnutk mengkategorikan variabel kedalam
kelompok serta melakukan ranking terhadap kategori. Skala ini
memberikan informasi apakah suatu objek memiliki karakteristik yang
lebih atau kurang, tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan
kelebihannya (dalam skala ordinal tidak dilakukan operasi aritmatika).
Contoh : dalam pertanyaan “Apakah saudara setuju dengan kenaikan
tarif pesawat terbang?” jawaban “sangat tidak setuju diberi nilai 1,
“tidak setuju” diberi nilai 2. “ragu-ragu” diberi nilai 3, “setuju” diberi
nilai 4, “sangat setuju” diberi nilai 5.

c) Interval

Interval adalah skala pengukuran yang bersifat membedakan,


mengurutkan dan memiliki jarak yang sama. Interval tidak memiliki
nilai nol mutlak. Contoh jawaban tetnang frekuensi dalam pertanyaan
“Berapa kali adna berbelanja di supermarket dalam satu bulan terakhir
ini” adalah 1 kali, 3 kali, 5 kali. Angka 1,3, dan 5 merupakan angka
10

sebenarnya yang menggunakan interval 2. Jika menggunakan inverval 1


jawabannya menjadi 1 kali, 2 kali, 3 kali, 4 kali, 5 kali.

d) Rasio
Rasio adalah skala pengukuran yang sifatnya membedakan,
mengurutkan dan mempunyai nilai nol mutlak. Nilai nol mutlak adalah
nilai dasar yang tidak bisa diubah meskipun menggunakan skala yang
lain. Karenanya nilai-nilai dalam skala ini dapat dibandingkan dan dapat
dilakukan operasi matematis seperti penjumlahan pengurangan, bagi
ataupun perkalian. Contoh : 100 kg memiliki berat dua kali 50 kg. 1000
meter memiliki panjang 20 kali 50 meter dll.

C. PENGUMPULAN DATA

Berikut ini merupakan pengumpulan data:

1. Data Variabel

Berikut merupakan data variabel :

a. Tusuk Gigi Merk A


Tabel 2.1. Tusuk Gigi Merk A

Panjang Tusuk Gigi (cm) Panjang Tusuk Gigi (cm)


i I
1 2 3 1 2 3
1 6,7 6,7 6,8 11 6,8 6,8 6,7
2 6,8 6,7 6,8 12 6,9 6,8 6,8
3 6,8 6,7 6,8 13 6,6 6,7 6,7
4 6,9 7 6,9 14 6,8 6,8 6,8
5 6,7 6,8 6,75 15 6,7 6,7 6,8
6 6,8 6,8 6,9 16 6,7 6,8 6,7
7 6,8 6,8 6,7 17 6,8 6,9 6,9
8 6,7 6,8 6,7 18 6,9 6,8 6,9
9 6,7 6,8 6,7 19 6,7 6,8 6,7
10 6,8 6,9 6,8 20 6,7 6,6 6,7
11

b. Tusuk Gigi Merk B


Tabel 2.2 Tusuk Gigi Merk B

Panjang Tusuk Gigi (cm) Panjang Tusuk Gigi (cm)


i I
1 2 3 1 2 3
1 6,4 6,4 6,3 11 6,5 6,5 6,5
2 6,5 6,5 6,5 12 6,5 6,5 6,5
3 6,5 6,5 6,5 13 6,5 6,5 6,4
4 6,5 6,5 6,5 14 6,4 6,4 6,4
5 6,5 6,5 6,4 15 6,5 6,5 6,5
6 6,5 6,5 6,5 16 6,5 6,5 6,5
7 6,5 6,5 6,5 17 6,4 6,4 6,4
8 6,5 6,5 6,5 18 6,4 6,4 6,4
9 6,5 6,5 6,5 19 6,5 6,5 6,5
10 6,5 6,4 6,4 20 6,5 6,5 6,5

2. Data Atribut

Berikut merupakan data atribut:

a. Tusuk Gigi Merk A


Tabel 2.3. Jumlah cacat pada tusuk gigi merk A

i Jumlah Cacat i Jumlah Cacat


1 13 11 13

2 17 12 10

3 16 13 12

4 16 14 15

5 14 15 7

6 17 16 11

7 12 17 10

8 12 18 13

9 15 19 9

10 14 20 14
12

b. Tusuk Gigi Merk B


Tabel 2.4. Jumlah cacat pada tusuk gigi merk A

i Jumlah Cacat i Jumlah Cacat


1 13 11 8

2 10 12 13

3 17 13 11

4 15 14 7

5 10 15 11

6 14 16 14

7 8 17 8

8 17 18 6

9 11 19 15

10 15 20 10

3. Data Peta Kendali

Berikut merupakan data peta kendali:

Tabel 2.5. Peta kendali tusuk gigi

Jumlah Cacat
No Patah Cuil Kasar Bengkok Sempurna Total
1 √ √ 2
2 √ √ 2
3 √ 1
4 √ 1
5 √ 1
6 √ √ 2
13

7 √ √ √ 3

8 √ √ √ 3

9 √ 1

10 √ 1

11 √ √ 2

12 √ √ √ 3

13 √ 1

14 √ 1

15 √ √ 2

16 √ √ 2

17 √ 1

18 √ 1

19 √ √ √ 3

20 √ √ 2
14

DAFTAR PUSTAKA

Kotler Philip dan Amstrong Gary 2012,“Prinsip Prinsip Pemasaran Edisi 13


Jilid 1”. Jakarta :Erlangga.

Lupiyoadi dan Hamdani, 2006. “Manajemen Pemasaran jasa” Edisi kedua.


Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

P. Cannon, Joseph., William D. Perreault., E. Jerome McCarthy. (2012). “16


th edition. Basic Marketing”. New York: Mc Graw-Hill.

Schiffman dan Kanuk. 2008. “Perilaku konsumen. Edisi 7”. Jakarta: Indeks

Anda mungkin juga menyukai