KEBERAGAMAN
Oleh :
1610631060026
1E
2016
ISLAM MEMBANGUN PERSATUAN DALAM
KEBERAGAMAN
ABSTRACT
A. Latar Belakang
Dalam islam persatuan secara umum di sebut ukhwah yaitu persaudaraan. Secara
umum di sebut ukhuwah islamiyah yaitu persaudaraan dalam islam (saudara sesame
islam) tanpa persatuan dan kerukunan takkan tercipta keindahan dan kedamaian
hidup. Begitupun dalam bernegara tidak akan ada sendi kekuatn tanpa adanya
persatuan, semua hal akan menjadi mudah dan indah jika kita bersatu. Persaudaraan
menyebabkan orang dapat berbuat damai dan dengan perdamaian, maka persatuan
dan kesatuan umat akan dapat di wujudkan. Manusia tidak dapat hidup seorang diri
tanpa pertolongan orang lain. Hubungan di antara manusia adalah saling membantu
dan menolong (ta’awun), saling mengenal (ta’aruf) dan saling memenuhi kebutuhan
bersama. Hal ini merupakan kebutuhan yang asasi bagi setiap manusia. Firman Allah
SWT :
يأيهاالناسإنخلقنكممنذكروانثىوجعلنكمشعوباوقباٸللتعارفواإنأكرمكمعنداللهأتقكمإنالله
(١٣:عليمخبير)الحجرات
Artinya : Wahai manusia sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki –
laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia di antara kamu
di sisi Allah ialah orang yang paling takwa. Sugguh, Allah maha mengetahui, maha
teliti (QS. Al-Hujurat/49:13).
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERSATUAN
Allah SWT berfirman pada surah Al-Imran ayat 103 yang artinya adalah
“Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali (agama) Allah dan janganlah
kamu bercerai-berai.”
Radikalisme Islam mendorong Barat memelihara isu “:teroris Islam” agar dunia
waspada dan ikut memberantas kelompok ekstrimis Islam. Dan menghapus citra
Islam dengan mengatakan Islam adalah agama yang intoleransi. Islam adalah agama
yang sangat toleransi. Jelas ini tidak pantas jika Islam dituduh agama yang ekstrim
dan radikal. Apalagi dengan mengatakan Al Qur’an dan Nabi Muhammad sebagai inti
dari semua teror.
ل إكراه في الدين
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam).” (QS. Al Baqarah: 256)
Jika kita menilik kembali sejarah Islam, akan kita dapatkan simahah al islam yang
disana tidak ditemukan tentang adanya hukuman mati atau sisksaan pada
seseorang yang tidak mahu masuk Islam. Contoh riilnya adalah bisa kita lihat
bagaimana cara penyebaran Islam yang dilakukan oleh wali songo
rahimahumullah di Indonesia.
Islam mengakui pluralitas agama, dan menghormati pemeluk agama lain. Tapi
bagaimana jika ada sebagian kelompok yang melecehkan agama Islam atau aksi
kemaksiatan yang jelas dilarang oleh agama? Apakah umat Islam harus berpura-
pura menutup mata dan telinga atas dasar toleransi?!
Seperti yang terjadi di masa sahabat, saat seorang munafik yang bernama
Musailah Al Kadzdzab (dan pengikutnya) mengaku bahwa dirinya nabi setelah
wafatnya Nabi Muhammad saw. Melihat hal tersebut para sahabat tidak tinggal
diam dan membiarkan pengikut Musailamah terus menyebarkan ajaran sesatnya.
Karena disitu ada mashlahah untuk menjaga agama (hifdz al din) yang merupakan
faktor dharury (primer) dalam kehidupan umat Islam. Allah telah berfirman
dengan tegas dan jelas bahwa Nabi Muhammad saw adalah penutup para Nabi
dan tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad.
ما كان محمد أبا أحد من رجالكم ولكن رسول الكك وخككاتم النككبيين وكككان الكك بكككل
شيء عليما
Toleransi semacam ini jelas tidak dibenarkan dalam agama Islam. Karena
seorang yang mengaku muslim berarti meyakini dan bersakasi bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah dan meyakini
bahwa tidak ada nabi setelah Nabi Muhammad saw.
Perbedaan yang dimuka bumi ini adalah sesuai dengan kehendak Allah Sang
Maha Pencita alam semesta dan isinya.
Perbedaan tersebut adalah menjadi pertanggung jawaban antara dia dan Allah
di akhirat nanti.
وإن جادلوك فقل ال أعلم بما تعملون ال يحكككم بينكككم يككوم القيامككة فيمككا كنتككم فيككه
تختلفون
“Dan jika mereka membantah kamu, maka katakanlah, “Allah lebih mengetahui
tentang apa yang kamu kerjakan” Allah akan mengadilindiantara kamu pada
hari kiamat tentang apa yang kamu dahulu selalu berselisih”.(QS. Al Hajj: 68-
69)
يا أيها الذين آمنوا كونوا قوامين ل شهداء بالقسط ول يجرمنكم شنآن قوم على أل
تعدلوا
Al-Hujuraat:13
س إننا رخرلمقن نفكم ممن رذرك ر رر روفأنرثنى رورجرعملن نفكمم فشفعوبببا رورقرباإئرل إلرترعاررففوواا إنن
وي نرأيرها ٱلننا ف
ل أرمترقىفكمم إنن ٱ نر ن
ل رعإليم رخإبي ر بر أرمكرررمفكمم إعنرد ٱ إ ن
Al-Anfal 8:60
عوأعلعددوما لعكهم وما امسعتعطمعكتم رمن كقوو ٍةة عولمن ررعبالط املعخميلل كتمرلهكبوعن لبله ععمدوو اللل عوععكدوو ك مم
ل عتمعلعكموعنكهكم اللك عيمعلعكمكهمم عوعما كتنلفكقوما لمن عشمي ٍةء لفي عسلبيلل اللل كيعووف
عوآعخلريعن لمن كدولنلهمم ع
إللعمي ك مم عوعأنكتمم ع
ل كتمظلعكموعن
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan
persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang
selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa
saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup
kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
Ayat di atas jika ada konflik dan perang dengan musuh yang menyerang.maka
tentu terpaksa untuk di hadapi untuk mencegah mereka.
Al-Anfal 8:61
عولإن عجعنكحوما لللوسمللم عفامجعنمح لععها عوعتعووكمل عععلى اللل إلونكه كهعو الوسلميكع املعلليكم
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.”
Al-Anfal 8:62
عولإن كيلريكدوما عأن عيمخعدكعوعك عفلإون عحمسعبعك اللك كهعو اوللذعي أعويعدعك لبعن م
صلرله عولباملكممؤلملنيعن
Ayat di atas jelas sekali bahwa jika mereka mau mengadakan perjanjian damai
abadi untuk tak saling berperang,maka terima lah.sebab tak boleh ada perang
abadi dalam islam.perang hanya ada jika musuh belum berhenti menyerang.jika
mereka telah berhenti,maka perdamaian abadi mesti di adakan:
Al-Baqarah 2:193
ل كعمدعواعن إل و
ل عععلى عوعقالتكلوكهمم عحوتى ع
ل عتككوعن لفمتعنةة عوعيككوعن الرديكن لللل عفلإلن انعتعهوما عف ع
الوظاللميعن
“Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga)
ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi
kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang
zalim(koruptor,penjahat,dst)”
Kesimpulan nya adalah:pada dasar nya islam mengajar kan hubungan damai
antara bangsa-bangsa dan suku-suku di dunia yang nota bene berbeda-beda dari
segi agama mereka,dan tak mengajarkan konflik abadi.
A. Kesimpulan
Islam mengakui perbedaan dan keberagaman dengan adanya konsep
toleransi terhadap kebebasan beragama, namun tetap dalam koridor batasan
toleransi yang diperbolehkan dalam ajaran Islam. Ini jelas tidak seperti apa yang
diyakini oleh musuh Islam dalam mengklaim dan menuduh Islam agama yang
intoleransi. Pada dasar nya islam mengajarkan hubungan damai antara bangsa-
bangsa dan suku-suku di dunia yang nota bene berbeda-beda dari segi agama
mereka,dan tak mengajarkan konflik abadi.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an Al Kareem dan Terjemahannya
Al Bouthi Mohammad Sa’id, 1993. Fiqh Al Siroh. Dar Al fikr, Lebanon.
Al Qordhowi Yusuf, 1997. Al Islam Wal ‘Ilmaniyah Wajhan Li Wajhin. Maktabah
Wahbah, Kairo.
Al Qordhowi Yusuf. Fi Fiqh Al ‘Aqliyat Al Muslimah. Dar Al syuruq, Kairo.
Husaini Adian, 2005. Hendak Kemana (Islam) Indonesia? Media Wacana, Surabaya.
Husaini Adian, 2012. Pluralism Agama Musuh Agama-agama. Adabiy Press.
Ibrahim Adullah, 2004. Simahah Al Islam Fi Mu’amalah ‘Ayr Al Muslimin. Kulliyah
Al Adda’wah Wa Al ‘I’lam, Saudi Arab.