Anda di halaman 1dari 19

PROPELLER SHAFT

LATAR BELAKANG
Propeller shaft dan universal joint adalah komponen dari sistem pemindah tenaga yang
fungsi utamanya adalah untuk meneruskan putaran mesin. Propeller shaft digunakan digunakan
pada kendaraan yang menggunakan penggerak roda belakang (FR ataupun 4WD). Ketika
mesin dan transmisi dipisahkan dengan poros roda belakang maka tidak ada penerus putaran
dari transmisi menuju differensial, untuk itulah propeller shaft digunakan untuk
mentransmisikan daya dan juga putaran. Propeller shaft harus memenuhi syarat-syarat tertentu
karena daya dan juga putaran yang dihasilkan oleh mesin sangat besar dan juga tinggi.
A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan fungsi dari propeller shaft dan universal joint?
2. Apa saja jenis propeller shaft dan universal joint?
3. Bagaimana cara kerja propeller shaft dan universal joint?
B. TUJUAN
1. Mengetahui pengerian dan fungsi dari propeller shaft dan universal joint.
2. Mengetahui jenis propeller dan universal joint.
3. Mengetahui cara kerja propeller shaft dan universal joint.

A. PROPELLER

|1
Propeller shaft atau poros propeller (pada kendaraan FR dan kendaraan 4WD) berfungsi
untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari transmisi ke difrential. Transmisi umumnya
terpasang pada chassis frame, sedangkan differential dan sumbu belakang atau rear axle
disangga oleh suspensi sejajar dengan roda belakang. Oleh sebab itu posisi diferential terhadap
transmisi selalu berubah ubah pada saat kendaraan berjalan, sesuai dengan permukaan jalan
dan ukuran beban. Propeller shaft sering juga disebut sebagai drive shaft. Panjang pendeknya
propeller shaft tergantung dari panjang kendaraan. Pada kendaraan yang panjang, propeller
dibagi menjadi beberapa bagian untuk menjamin supaya tetap dapat bekerja dengan baik.

Gambar Letak Propeller shaft

Poros propeller memiliki 3 (tiga) fungsi utama:


1. Untuk memindahkan putaran dengan lembut dari transmisi ke poros sambungan roda
belakang.
2. Untuk meneruskan dan menyalurkan tenaga pada roda belakang saat bergerak naik dan
turun.
3. Untuk menyediakan penyesuaian pada gerakan melentur karenaperubahan panjang
poros penggerak.

Bagian Utama Dan Fungsi Utama Rangkaian Propeller Shaft


 Sleeve Yoke

|2
Bentuk pejal dan pipa yang terhubung melalui alur-alurdan dapat bergeser sepanjang alur
tersebut menghubungkan poros keluaran transmisi ke sambungan universal (universal
joint) depan.
 Front Universal Joint
Mengikat slip yoke pada poros penggerak (drive shaft).
 Drive shaft
Bentuk pipa dengan maksud mengurangi berat tetapitidak mengurangi kekuatannya,
berfungsi memindahkan gaya putar dari sambungan universal depan ke sambungn
universal belakang (rear Universal joint).
 Rear Universal Joint
Melenturkan sambungan yang menghubungkan sumbu penggerak dengan yoke deferensial.
 Yoke Rear
Bentuk garpu dan berlubang sebagai memegang sambungan universal belakang dan
memindahkan gaya putar ke rangkaian gigi sumbu roda belakang.
 Balance Weight
Bentuk plat yang dilas titik terhadap poros propeller untuk menghindari gaya sentrifugal

Gambar Bagian Propeller Shaft

Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar dapat memindahkan tenaga dari transmisi ke
difrensial dengan lembut tanpa dipengaruhi kondisi permukaan jalan dan ukuran beban
kendaraan. Untuk tujuan ini universal joint dipasang pada setiap ujung propeller shaft,
fungsinya untuk menyerap perubahan sudut dari suspensi. Selain itu sleeve yoke bersatu untuk
menyerap perubahan anatara transmisi dan diferential.

|3
Biasanya propeller shaft dibuat dari tabung pipa baja yang memiliki ketahanan terhadap
gaya puntiran atau bengkok. Bandul pengimbang atau balance weight dipasang pada bagian
luar pipa dengan tujuan untuk keseimbangan pada waktu berputar. Dengan keseimbangan ini
diharapkan poros propeller dapat berputar tanpa menghasilkan getaran yang besar atau dengan
kata lain dengan lembut. Pada umumnya propeller shaft terdiri dari satu pipa yang mempunyai
dua penghubung yang terpasang pada kedua ujung berbentuk universal joint.Untuk propeller
shaft yang panjang digunakan 2 batang dengan 3 joint, hal ini dimaksudkan untuk mencegah
timbulnya vibrasi yang besar, propeller shaft mudah melentur dan jalannya kenaraan tidak
nyaman. Sehingga pada umumnya, apabila propeller shaft terlampau panjang, dibagi menjadi
2 atau 3 bagian dengan 3 atau 4 joint

B. JENIS JENIS PROPELLER


Tipe 2 Joint

Tipe 3 Joint

Kedua tipe ini memiliki komponen dan cara kerja yang hampir sama, hanya saja terdapat
komponen tambahan pada tipe 3 joint. Pada tipe 3 join terdapat 3 universal joint sedangkan

|4
pada tipe 2 joint hanya terdapat 2 universal joint. Dan pada tipe 3 joint terdapat center bearing
yang berfungsi untuk lebih meredam getaran.

C. CARA KERJA PROPELLER


 Cara Kerja Propeller Shaft pada Kendaraan FR (Front Engine Rear Drive)
Gaya putar atau gerakan dari batang output transmisi kesumbu belakang diteruskan
olehpropeller shaft.
Sumbu propeller shaft bergerak naik atau turun, relatif terhadap transmisi dan propeller
shaft harus memindahkan gaya putar dengan baiktanpa terpengaruh perubahan sudut dan
panjang. Universal joint dan sleeve yoke dapat melakukan penyesuaian yang dibututhkan
sebagai akibat perubahan tempat yang dilalui kendaran selama berjalan. Ini mungkin dilakukan
karena sambungan universal memungkinkan 2 (dua) batang bergerak dalam sudut yang
berbeda satu dengan yang lain.
Sebagai contoh, bila kendaraan melewati gundukan dijalan, sudut belakang
(diferensial) tertekan keatas dan relatif sejajar terhadap bodi mobil. Universal joint
memungkinkan jalur penggerak tetap pada posisi melentur tanpa menyebabkan kerusakan pada
batang penggerak.
Dalam keadaan yang sama, sleeve yoke yang terpasang pada batang output transmisi
memungkinkan adanya perubahan kecil pada panjang penggerak dengan meluncur kedalam
atau keluar dari trasnmisi.

Gambar Bentuk rangkaian batang propeller

 Cara Kerja Propeller Shaft pada Kendaraan Penggerak Empat Roda (4WD)
Kendaraan-kendaraan yang lebih kecil dengan penggerak empat roda menggunakan
pengaturan jalur penggerak yang mirip dengan kendaraan dengan mesin dibelakang,
Kendaraan dengan penggerak roda depan telah dijelaskan diatas, tetapi dengan tambahan pada
batang output yang diperpanjang hingga sumbu depan.

|5
Kendaraan dengan penggerak empat roda memiliki jalur penggerak pada kedua sumbu
kendaraan depan dan belakang. Serupa dengan rangkaian sumbu belakang kendaraan yang
konvensional. Pada sumbu belakang dan sedikit berbeda unit sumbu pada bagian depan.
Sumbu penggerak depan harus meemiliki fasilitas untuk mengemudikan kendaraan. Dua
sumbu pemindahan gaya putar dari transmisi dilewatkan unit deferensial dan batang sumbu
untuk menggerakkan empat roda kendaraan.

Gambar 4WD Front Propeller Shaft

D. UNIVERSAL JOINT
Universal Joint yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi
untuk memungkinkan poros berputar denganlancar walaupun terjadi perubahan sudut
E. JENIS JENIS UNIVERSAL JOINT
 Hook Joint

Gambar konstruksi hook joint


Pada umumnya poros propeller menggunakan konstruksi tipe ini, karena selain
konstruksinya yang sederhana tipe ini juga berfungsi secara akurat dan konstan. Konstruksi
hook joint adalah seperti gambar di atas. Ada dua tipe hook joint yaitu shell bearing cup type

|6
dan solid bearing cuptype. Pada tipe shell bearing cup universal joint tidak bisa dibongkar
sedangkan pada tipe solid bearing cup bisa dibongkar. Ilustrasi konstruksi kedua tipe universal
joint tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar konstruksi hook joint tipe shell bearing cup

Gambar konstruksi hook joint tipe solid bearing cup


 Flexible Joint

Gambar konstruksi flexible joint


Konstruksi dari universal joint model flexible joint dapat dilihat pada gambar diatas.
Model ini mempunyai keuntungan tidak mudah aus, tidak berisik dan tidak memerlukan
minyak/ grease.

|7
 Turnion Joint
Model ini berusaha menggabungkan tipe hook joint danslip joint, namun hasilnya
masih dibawah slip joint sendiri, sehingga jarang digunakan. Konstruksinya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Gambar konstruksi trunion joint

 Uniform Velocity Joint


Model ini dapat membuat kecepatan sudut yang lebihbaik, sehingga dapat mengurangi
getaran dan suarabising. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar konstruksi uniform velocity joint


 Slip Joint
Bagian ujung propeller yang dihubungkan dengan poros out-put transmisi terdapat alur-
alur untuk pemasangan slip joint. Hal ini memungkinkan panjangnya propeller shaft sesuai
dengan jarak output transmisi dengan differential. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

|8
Gambar konstruksi slip joint

F. PEMERIKSAAN, SERVICE DAN PERBAIKAN PROPELLER SHAFT DAN


UNIVERSAL JOINT

Perawatan yang dilakukan pada propeller shaft adalah memberikan pelumasan dengan
grease pada universal joint. Pemeriksaan dilakukan untuk mencegah suatu kerusakan atau
untuk memastikan penyebab suatu keusakan. Pemeriksaan pencegahan atau perawatan
dilaksanakan secara berkala dan rutin untuk memeriksa/ menjaga kondisi komponen dan
kerjanya. Sedang pemeriksaan guna memastikan penyebab kerusakan harus dilakukan dengan
betul-betul cermat dan perlu analisa kasus dan perlupemeriksaan komponen dengan urutan
yang cepat, tepat dan benar. Berikut dicontohkan, diagram analisa dan urutan pemeriksaan:
 Bunyi pada propeller shaft

Bagan alur diagnosis


Pemeriksaan terhadap bunyi diperlukanpen dengaran yang baik, ketelitian dan
kecermatan yang tinggi, karena pada kendaraan akan terdapat sumber bunyi yang komplek
sehingga kalau tidak cermat sering terkecoh pada bunyi-bunyi yang lain.
 Getaran dari propeller shaft

|9
Bagan alir diagnosis
Pemeriksaan terhadap getaran dan bunyi pada propeller shaft harus dilaksanakan secara
teliti dan cermat, dengan mengangkat roda penggerak, dan menghidupkan mesin pada posisi
gigi transmisi masuk. Naikkan putaran mesin secara bertahap dan amati getaran dan bunyi dari
propeller shaft. Jika ditemukan adanya getaran atau bunyi dari propeller shaft maka lakukan
pemeriksaan baut-baut pengikat dan atau lepaskan unit propeller dan lakukan pemeriksaan
komponen.
Pemeriksaan komponen dilakukan dengan melepas unit propeller, yakni dengan
melepas baut pengikat flange yoke ke differential dan melepaskan center bearing (pada
propeller 3 joint). Setelah propeller terlepas lakukan pemeriksaan :
1. Kebengkokan poros propeller depan dan belakang. Dengan menggunakan V-
blok dan dial tester indicator ukurlah run-out poros (kebengkokan). Run-out max. = 0.8 mm

| 10
Pemeriksaan runout poros propeller
2. Keausan dan kekocakan bantalan spider. Putar spider dan pastikan bahwa tidak
ada hambatan saat berputar. Periksa juga kebebasan aksial spider bearing oleh putaran yoke
ketika tertahan poros dengan kuat. Kebebasan axial max. 0.05 mm.

Pemeriksaan kekocakan dan keausan bantalan spider


3. Periksa clearance antara universal joint spider dan needle roller bearing

Pengukuran clearance spider bearing


4. Keausan dan kerusakan center support bearing Periksalah bahwa bearing dapat
berputar dengan bebas tanpa hambatan namun tidak longgar/ goyang/ kocak.

| 11
Pemeriksaan keausan center support bearing
5. Pemeriksaan keausan alur-alur sleeve yoke. Lakukan pengamatan secara visual
terhadap kondisi spline. Lakukan pengujian dengan memasangkan sleeve yoke ke poros lalu
putar bolak-balik sleeve yoke dan gerakkan maju-mundur (axial). Pastikan tidak terjadi
kekocakan yang berlebihan tetapi bias bergerak maju mundur denganlancar.

Pemeriksaan keausan alur alur sleeve yoke


6. Pemeriksaan keausan alur-alur ujung propeller depan terhadap flange maupun
yoke propeller belakang. Menggunakan metode yang sama dengan di atas lakukan pengecekan
alur-alur ujung propeller depan terhadap flange maupun yoke propeller belakang.

7. Pemeriksaan karet bushing maupun penutup debu pada center bearing. Lakukan
pengamatan terhadap kondisi karet bushing maupun karet penutup debu pada center bearing.
8. Pemeriksaan keseimbangan/balance poros propeller. Menggunakan alatk husus
(roller instrument) lakukan pengecekan ketidakseimbangan poros propeller. Bila ditemukan
tidak seimbang (un-balance) maka lakukan balancing dengan memasang bobot pemberat
tertentu.

Setelah pemeriksaan dan penyebab kesalahan atau kerusakan ditemukan maka segera
dilakukan perbaikan atau penggantian dengan pembongkaran. Pada saat sebelum melakukan
pembongkaran poros propeller sebaiknya diberikatan pada bagian-bagian yang berpasangan.
Pemasangan poros propeller setelah dilakukan pembongkaran harus memperhatikan tanda-

| 12
tanda yang telah dibuat atau dengan memperhatikan pola pemasangan poros propeller yang
terdapat pada buku manual dari kendaraan tersebut.

Pemasangan U-joint tipe 2 joint

Pemasangan U-joint tipe 3 joint

Tanda pemasangan yang harus diperhatikan

 Penggantian spider bearing


Setelah dilakukan pemberian tanda pada beberapa tempat, maka langkah-langkah
pembongkaran dimulai dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pukul perlahan-lahan bearing outer race dan keluarkan keempat snap ring dari
tempatnya. Pada beberapa tipe yang menggunakan lock plate, lepaskan lock plate.

| 13
Melepas snap ring dan atau lock plate
2. Tekan keluar bearing dari tempatnya dengan menggunakan SST, atau dengan
alat penekan (mesin/ alat press).

Melepas spider bearing


3. Jepitlah bearing outer race pada ragum dan pukul propeller shaft. Lepaskan
bearing pada sisilainnya dengan prosedur yang sama.

Melepas spider bearing


4. Pasangkan dua outer race bearing yang telah dilepas ke spider sebagai tumpuan
penekanan dan dengan menggunakan SST tekan keluar bearing dari yoke.

| 14
Melepas spider bearing
5. Jepitlah bearing outer race pada ragum dan pukul propeller shaft. Lepaskan
bearing pada sisi lainnya dengan prosedur yang sama.

Melepas spider bearing


Setelah pembongkaran, maka pasangkan kembali dengan spider bearing yang baru
dengan prosedur sebagai berikut :
1. Berilah pelumas secukupnya saja dengan pelumas khusus pada spider dan
bearing-nya.

Melumasi spider bearing


2. Tepatkan tanda pada yoke (u-joint)

| 15
Menepatkan tanda pada yoke
3. Pasangkan spider bearing yang baru ke dalam yoke dengan menggunakan SST

Memasang spider bearing

4. Setel masing-masing bearing sehingga celah snap ring pada maksimum dan
lebarnya sama.

Penyetelancelah snap ring


5. Pasangkan snap ring dengan ketebalan yang sama dengan kebebasan axial max.
0.05 mm. Jangan menggunakan snap ring bekas.

| 16
Memasang snap ring
6. Pukul yoke hingga tidak terdapat celah antara bearing bagian luar dengan snap
ring.

Menepatkan snap ring

7. Periksa dan pastikan spider bearing dapat bergerak dengan lembut. Kebebasan
axial maksimal 0.05 mm.

Memeriksa kebebasan spider bearing


8. Pasangkan spider bearing padasisi yang lain dengan prosedur yang sama
sebagaimana digambarkan di atas dengan memperhatikan tanda yang telah dibuat.

| 17
Pemasangan spider bearing

A. Kesimpulan

Propellershaft atau poros propeller (pada kendaraan FR dan kendaraan 4WD) berfungsi
untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari transmisi ke diferential. Transmisi umumnya
terpasang pada chassis frame.

Fungsi Poros Propeller


Poros propeller memiliki 3 (tiga) fungsi utama:
 Untuk memindahkan putaran dengan lembut dari transmisi ke poros sambungan
roda belakang.
 Untuk meneruskan dan menyalurkan tenaga pada roda belakang saat bergerak
naik dan turun.
 Untuk menyediakan penyesuaian pada gerakan melentur karenaperubahan
panjang poros penggerak.

Universal Joint yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi
untuk memungkinkan poros berputar dengan lancar walaupun terjadi perubahan sudut.
Jenis Universal Joint
Tipe 2 Joint

| 18
Tipe 3 Joint

| 19

Anda mungkin juga menyukai