Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM PERHUTANAN KOTA

PENERAPAN FOREST HEALTH MONITORING PADA JALUR HIJAU


PERUMAHAN CITRA RAYA CITY JAMBI

DOSEN PENGAMPU :

Nursanti., S.Hut., M.Si

DISUSUN OLEH :

Amelia Febriyanti (L1A119038)


Dahnia Nur Putri (L1A119084)

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya kegiatan pembangunan untuk
berbagai peruntukkan menyebabkan terjadinya tekanan ekologis terhadap ekosistem
khususnya ekosistem hutan (Alimuna et al. 2016). Meningkatnya tekanan ini akan berdampak
terhadap kerusakan hutan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Menurut
Herawati (2010), kerusakan yang terjadi pada suatu hutan diakibatkan oleh adanya keinginan
manusia yang menginginkan kesejahteraan sesaat, namun tidak memikirkan kerugian
masyarakat dalam skala besar dimasa yang akan datang. Penurunan fungsi hutan kota dapat
dinilai dari kondisi kerusakan pohon yang terjadi di dalamnya.

Kerusakan pohon dapat terjadi akibat gangguan biotik dan abiotik yang timbul dari
adanya reaksi negatif antara tanaman dengan lingkungan yang ada di sekitarnya (Safe’i dan
Tsani 2017). Kerusakan tanaman oleh faktor biotik dan abiotik akan terlihat dari penampakan
organ tanaman yang mengalami ketidaknormalan maupun adanya organisme pengganggu.
Noviady dan Rivai (2015) menyatakan bahwa kerusakan pohon yang terjadi dapat
disebabkan oleh adanya penyakit, serangan hama, gulma, api, cuaca, satwa ataupun akibat
kegiatan manusia.

Dampak yang dapat terjadi akibat kerusakan pohon adalah tumbangnya pohon yang
dapat menyebabkan kerugian baik secara materi maupun sosial. Gangguan-gangguan ini
berdampak terhadap kondisi pohon yang dikelola oleh manusia (Safe’i dan Tsani 2017).
Noviady dan Rivai (2015) menyebutkan bahwa penurunan kesehatan pohon dapat dilihat dari
tingkat kerusakannya. Penilaian kerusakan pohon dapat dilakukan dengan teknik Monitoring
Kesehatan Hutan atau Forest Health Monitoring (FHM). Teknik FMH dapat memberikan
informasi status, perubahan, kecenderungan, dan saran kepada pengelola agar tegakan hutan
kota memiliki kondisi yang sesuai dengan fungsinya (Sagita 2015).

Citra Raya City merupakan kawasan kota mandiri bertaraf internasional oleh Ciputra
Group diatas lahan seluas 1000 hektar di Provinsi Jambi. Dengan konsep berkelanjutan, Citra
Raya City tidak hanya membangun kawasan hunian atau perumahan saja namun juga
mengembangkan kawasan komersial dan juga akan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas ,
penunjang layaknya kota mandiri. Disamping fasilitas penunjang tadi, Citra Raya City juga
berkomitmen untuk memasyarakatkan budaya ramah lingkungan melalui peluncuran program
EcoCulture. Citra Raya City sungguh asri dengan keindahan pohon-pohonnya mulai dari
masuknya pintu gerbang sudah disuguhkan keindahan pohon-pohon yang indah dan menarik
untuk dipandang yang dimana bisa juga dijadikan tempat spot foto yang menarik juga. Hal
ini diaplikasikan dengan banyak dibangunnya fasilitas , area hijau, klub keluarga, water park
dan theme park, kawasan retail, sekolah, sarana ibadah dan rumah sakit yang juga telah
direposisi menjadi “green community”, mengadopsi konsep bangunan, berkelanjutan dan
mendorong warganya untuk memiliki gaya hidup “go green” atau ramah lingkungan.

1.2 Tujuan

Berdasarkan uraian dari latar belakang adapun tujuan dari praktikum penerapan forest
health monitoring pada jalur hijau Citra Raya City jambi yaitu untuk mengenali jenis-jenis
kerusakan pohon di jalur hijau Citra Raya City Jambi.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari hasil praktikum penerapan forest health monitoring pada jalur hijau
Citra Raya City Jambi yaitu untuk mengenali jenis-jenis kerusakan pohon di jalur hijau Citra
Raya City Jambi.
BAB II
METODELOGI PENGAMATAN
2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum penerapan forest health monitoring pada jalur hijau citra raya city jambi
dilakukan pada :

Hari/tanggal    : Minggu / 21 November 2021

Waktu             : Pukul 9:30 wib – Selesai

Tempat            : Di Citra Raya City Jambi

2.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum penerapan forest health monitoring
pada jalur hijau citra raya city jambi yaitu :

1. Meteran pita 150 cm


2. Kamera
3. Alat Tulis
4. Lembar pengamatan (Tally sheet)

2.3 Prosedur Kerja

1. Datang dan meminta izin ke pihak penjaga (satpam) Citra Raya City untuk melakukan
praktikum atau pengecekkan jenis-jenis pohon
2. Mencatat nama jenis pohon dan memeriksa jenis pohon apa saja yang ada di Citra
Raya City
3. Melakukan analisis pada jenis pohon dan melakukan pengecekkan jenis pohon untuk
diteliti apa saja kerusakan yang terjadi pada jenis pohon tersebut serta berikan foto
dokumentasi
4. Catat hasil dari observasi pada jenis pohon tersebut ke alat tulis.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil observasi praktikum penerapan forest health monitoring pada jalur hijau citra raya
city jambi.
No Jenis pohon Gambar kerusakan pohon Keterangan
.
1. Sengon Laut (Albizia Pada pohon sengon
suluensis) terdapat kerusakan
pohon sengon yaitu
adanya serangan jamur
yang menimbulkan
bintik-bintik putih
pada bagian batang
dan ranting juga
hingga pohon menjadi
jelek dan bahkan
akhirnya mati.
2. Akasia (Acacia Pada pohon akasia
mangium) batangnya berlubang
dan mengelupas serta
ranting bagian atas
mati.

3. Pulai ( Alstonia Pada pohon pulai


scholaris) mengalami kerusakan
yaitu ranting, batang,
daun sudah gugur dan
dapat menyebabkan
pohon pulai mati.

4. Pinus (Pinus Pada pohon pinus


merkusii) mengalami kerusakan
pada ranting pohon.

5. Cemara ( Casuarina Pohon cemara


equisetifolia) mengalami kerusakan
adanya pada batang
pohon cemara di
tumbuhi lumut pada
batangnya, akar pohon
cemara sudah muncul
terkeluar dari
permukaan tanah serta
pada bagian atas
ranting dan daun sudah
berguguran dan
menyebabkan pohon
dapat mati.
6. Ketapang (Terminalia Pada pohon ketapang
catappa) mengalami kerusakan
batang nya yang
ditumbuhi jamur
seperti berwarna putih,
dan batang pohon
ketapang juga
mengalami
pengguguran daun dan
dapat menyebabkan
pohon mati.

Tabel 1. Nilai Pembobotan untuk setiap tipe, lokasi dan tingkat keparahan (Nuhamara
dan kasno 2001)
Kode lokasi Nilai Kode tipe Nilai Kode tingkat Nilai
kerusakan pembobotan kerusakan pembobotan kerusakan pembobotan
pohon (x) pohon (y) pohon (z)
0 0 01 3 10 2
1 0 02 03 20 2
2 0 03 22 30 2
3 0 04 8 40 2
4 0 05 8 50 3
5 20 06 2 60 2
6 0 07 3 70 2
Total 20 49 15
Keterangan: *0 = tidak ada kerusakan, 1 = akar terbuka dan tunggang (stump), 2 =
akar dan batang bagian bawah, 3 = batang bagian bawah, 4 = bagian bawah dan atas batang,
5 =bagian atas batang, 6 = batang tajuk, 7 = cabang, 8 = pucuk dan tunas, 9 = daun. **01 =
kanker, 02 = konk, 03 = luka terbuka, 04 = resinosis/gummosis, 05 = batang pecah, 06 =
sarang rayap, 11 = batang atau akar patah, 12 = brum pada akar atau batang, 13 = akar patah
atau mati, 20 = liana, 21 = hilangnya ujung dominan, mati ujung, 22 = cabang patah atau
mati, 23 = percabangan atau brum yang berlebihan, 24 = daun, kuncup atau tunas rusak, 25 =
daun berubah warna, 31 = lain-lain. ***0 = 0-9%, 1 = 10-19%, 2 = 20-29%, 3 = 30-39%, 4 =
40-49%, 5 = 50-59% 6 = 60-69%, 7 = 70-79%, 8 = 80-89%, 9 = 90-99%.

Keterangan ; x adalah bobot lokasi kerusakan


: y adalah bobot tipe kerusakan
: z adalah bobot ambang keparahan kerusakan
IK= x x y x z
IK = 20 x 49 x 15
IK = 14.700
Citra Raya City merupakan kawasan kota mandiri bertaraf internasional oleh Ciputra
Group diatas lahan seluas 1000 hektar di Provinsi Jambi. Dengan konsep berkelanjutan, Citra
Raya City tidak hanya membangun kawasan hunian atau perumahan saja namun juga
mengembangkan kawasan komersial dan juga akan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas
penunjang layaknya kota mandiri. Disamping fasilitas penunjang tadi, Citra Raya City juga
berkomitmen untuk memasyarakatkan budaya ramah lingkungan melalui peluncuran program
EcoCulture. Rikto (2010) mengemukakan bahwa kondisi lingkungan dan tempat tumbuh
tanaman yang kurang mendukung dapat menghambat pertumbuhan suatu tanaman dan
memungkinkan tanaman akan rentan terhadap gangguan hama dan penyakit. Oleh sebab itu
faktor lingkungan menjadi hal penting dalam menjaga kondisi kesehatan pohon di Citra Raya
City.
Pada hasil observasi praktikum penerapan forest health monitoring pada jalur hijau
citra raya city jambi terdapat ada beberapa pohon diantaranya yaitu Sengon Laut (Albizia
suluensis), Akasia (Acacia mangium), Pulai (Alstonia scholaris), Pinus (Pinus merkusii),
Cemara (Casuarina equisetifolia), Ketapang (Terminalia catappa). Pohon di Citra Raya City
banyak ditumbuhi oleh pohon Akasia (Acacia mangium), dan Cemara (Casuarina
equisetifolia). Pohon di Citra Raya City belum banyak menjadi pohon karena belum
tercukupi syarat menjadi pohon, sehingga tanaman yang di tanam di Citra Raya City masih
ada yang menjadi kategori tiang karena belum memasuki syarat pohon. Pohon di Citra Raya
City dapat dinyatakan sehat dan aman untuk pengunjung, dan dapat dilihat kesehatan
pohonnya yaitu tidak banyaknya pohon yang rusak.
Kerusakan pohon di Citra Raya City yang ditemukan diakibatkan oleh hama dan
penyakit seperti kanker, konk, luka terbuka, resinosis/gumosis, batang pecah, rayap, cabang
patah atau mati dan pucuk dan tunas rusak. Menurut Safe’i dan Tsani (2017), penyebab-
penyebab kerusakan pohon dapat dikenali dan dievaluasi, kemudian ditekan sedini mungkin
sebelum kerusakan yang besar terjadi dan kondisi menjadi semakin parah. Kerusakan yang
disebabkan oleh hama dan penyakit dapat ditanggulangi dengan insektisida dan fungisida
guna mengurangi populasi hama dan penyakit perusak pohon. Menurut Stalin et al. (2013),
kerusakan cabang patah atau mati dapat disebabkan oleh jamur (Schizophyllum commune)
dan parasit. Kerusakan cabang patah atau mati ini dapat mengurangi fungsi pohon di hutan
kota sebagai peneduh dan peredam kebisingan. Kerusakan ini dapat diatasi dengan perawatan
seperti pemangkasan cabang pada pohon yang sudah terindikasi jamur dan parasit. Kerusakan
yang ditemukan berupa kanker, konk, luka terbukan, batang pecah, liana, hilang pucuk
dominan, cabang patah/mati, daun pucuk atau tunas rusak, dan daun berubah warna.
Kerusakan pohon yang terjadi dapat berakibat buruk untuk kondisi lingkungan kota
terutama peran pohon pada hutan kota ini sangat penting dalam menjerap polutan dari
kendaraan yang melintasi jalan raya. Menurut Rikto (2010), kerusakan tumbuhan oleh
polutan pada umumnya meningkat seiring dengan peningkatan intensitas cahaya, kelembaban
tanah dan kelembaban udara, suhu dan keberadaan polutan udara yang lain. Menurut
Sulistijorini (2009) kondisi suatu pohon dapat menentukan besar kecilnya kemampuan pohon
dalam mereduksi pencemaran NO2 akibat aktivitas transportasi. Oleh sebab itu, kerusakan
pohon harus segera di tanggulangi karena dapat mempengaruhi kondisi kesehatan suatu
hutan.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Citra Raya City merupakan kawasan kota mandiri bertaraf internasional oleh Ciputra
Group diatas lahan seluas 1000 hektar di Provinsi Jambi. Citra Raya City jambi terdapat
ada beberapa pohon diantaranya yaitu Sengon Laut (Albizia suluensis), Akasia (Acacia
mangium), Pulai ( Alstonia scholaris), Pinus (Pinus merkusii), Cemara ( Casuarina
equisetifolia), Ketapang (Terminalia catappa). Pohon di Citra Raya City banyak
ditumbuhi oleh pohon Akasia (Acacia mangium), dan Cemara ( Casuarina equisetifolia).
Pada Jalur hijau di Citra Raya City dapat dinyatakan sehat dan aman untuk pengunjung.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat di berikan untuk Citra Raya City Jambi adalah untuk pengelola
perumahan di Citra Raya City Jambi sebaiknya dapat melakukan penambahan penanaman
pohon-pohon lagi agar wilayah di Citra Raya City Jambi lebih dapat memberikan
penghijaun pohon yang lebih banyak lagi. Sehingga akan menimbulkan ketertarikan
orang-orang untuk membeli rumah di Citra Raya City Jambi.

DAFTAR PUSTAKA
Rikto. 2010. Tipe Kerusakan Pohon Hutan Kota (Studi Kasus: Hutan Kota Bentuk Jalur
Hijau, Kota Bogor-Jawa Barat). Institut Pertanian Bogor.
Herawati. 2010. Penghijauan Kota sebagai Penunjang Kelestarian Alam di Masa Datang.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 16(60): 19–21.
Hariyadi, Purwoko, B. S., and Raden, I. 2011. Pengaruh Pemangkasan Batang dan Cabang
Primer terhadap Laju Fotosintesis dan Produksi Jarak Pagar (Jatropha curcas L.).
Jurnal Agronomi Indonesia 39(3): 205–209. DOI: 10.24831/JAI.V39I3.14965.
Noviady, I., and Rivai, R. R. 2015. Identifikasi Kondisi Kesehatan Pohon Peneduh di
Kawasan Ecopark, Cibinong Science Center-Botanic Gardens. in: Prosiding Seminar
Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia ITB Bandung 1385–1391.
Safe’i, R., and Tsani, M. K. 2017. Penyuluhan Program Kesehatan Hutan Rakyat di Desa
Tanjung Kerta Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. Sakai Sambayan
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 1(1): 35–37.

Anda mungkin juga menyukai