Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PRAKTIKUM

KERUSAKAN DAN OPT

Oleh :
Golongan C/Kelompok 5
1. Kenia Dhiwa Anwar (211510501145)
2. Alfi Mubarak (211510501146)
3. Muhamad Noviar R. (211510501150)
4. Thia Lestari (211510501153)
5. Fathia Rahadatul A. (211510501163)
6. Syahrina (211510501159)

PROGRAM STUDI AROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
Abstrak

Organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah hewan atau tumbuhan baik


berukuran mikro ataupun makro yang mengganggu, menghambat, bahkan
mematikan tanaman yang dibudidayakan. Dengan begitu, tujuan dari penulisan
laporan praktikum ini agar dapat memahami terkait kerusakan pada tanaman yang
disebabkan oleh OPT, Sehingga dapat mengurangi dampak buruk dari adanya
serangan OPT terhadap tanaman. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada tanggal
02–05 September 2021 yang bertempat Tangerang, Serang dan Bekasi.
Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini ialah Kerusakan pada berbagai
tanaman disebabkan oleh adanya serangan OPT dan hal tersebut perlu adanya
penanganan secara cepat agar tidak memberi dampak buruk dalam budidaya suatu
tanaman.

Kata kunci: Kerusakan tanaman, OPT, Hama

Abstract

Plant pest organisms (OPT) are animals or plants, both micro and macro in size,
that interfere, inhibit, and even kill cultivated plants. Thus, the purpose of writing
this practicum report is to understand the damage to plants caused by pests, so as
to reduce the adverse effects of pest attacks on plants. The activities will be
carried out on September 02 – 06, 2021, which are located in Tangerang, Serang
and Bekasi. The conclusion obtained in this study is that damage to various plants
is caused by pest attacks and it needs to be handled quickly so as not to have a
bad impact on the cultivation of a plant.

Keywords: plant damage, OPT, pest


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia bagai etalase hama dan penyakit tanaman. Artinya hampir semua
jenis hama dan penyakit yang ada di dunia bisa ditemukan dengan mudah di lahan
lahan pertanian di tanah air. Terbukti apa pun tanaman yang dibudidayakan tak
luput dari serangan hama dan penyakit.
Organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah hewan atau tumbuhan baik
berukuran mikro ataupun makro yang mengganggu, menghambat, bahkan
mematikan tanaman yang dibudidayakan. Sehingga, Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) ini merupakan salah satu faktor kendala yang cukup sulit dalam
usahatani pertanian di mana dapat menurunkan hasil panen. (Ode, W.A.Z., et.al,
2020)
Berdasarkan jenis seranganya OPT dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu hama,
vektor penyakit, dan gulma. Hama adalah organisme yang menginfeksi tanaman
dan merusaknya sehingga mengakibatkan perumusan hasil pertanian, perkebunan
maupun sayur-sayuran. Selain itu hama adalah hewan yang merusak secara
langsung pada tanaman. Hama terdapat beberapa jenis, diantaranya adalah
insekta (serangga), moluska (bekicot, keong), rodenta (tikus), mamalia (babi),
nematoda, dll. Serangan hama sangat terlihat dan dapat memberikan kerugian
yang besar apabila terjadi secara massive. Namun serangan hama umumnya tidak
memberikan efek menular, terkecuali apabila hama tersebut sebagai vektor suatu
penyakit.
Vektor penyakit atau biasa disebut sebagai faktor pembawa penyakit adalah
organisme yang memberikan gejala sakit, menurunkan imunitas, atau
mengganggu metabolisme tanaman sehingga terjadi gejala abnormal pada sistem
metabolisme tanaman tersebut. Beberapa penyakit masih dapat ditanggulangi dan
tidak memberikan efek serius apabila imunitas tanaman dapat ditingkatkan atau
varietas tersebut toleran terhadap penyakit yang menyerangnya. Namun terdapat
pula penyakit yang memberikan efek serius pada tanaman dan bahkan
menyebabkan kematian. Beberapa vektor penyakit tanaman adalah virus, bakteri,
dan cendawan. Umumnya gejala penyakit memiliki efek menular yang sangat
cepat dan sulit dibendung.
Serangan hama dan penyakit dapat terjadi pada benih, dapat menyebabkan
kematian bibit Kerusakan bibit yang disebabkan hama biasanya bibit dapat
“recovery” sedangkan kerusakan bibit yang disebabkan patogen bersifat terus-
menerus karena mengganggu proses fisiologis tanaman bahkan mengakibatkan
kematian. Untuk mencegah kerusakan dan kerugian yang lebih besar diperlukan
identifikasi dan teknik pengendalian. Identifikasi hama dan penyakit penting
dilakukan karena berkaitan dengan teknik pengendalian. Identifikasi meliputi
gejala serangan dan penyebab. Oleh karena itu praktikum ini dilakukan untuk
mengidentifikasi jenis-jenis hama apa saja yang dapat mengganggu tanaman dan
menganalisa kerusakan bagian-bagian tanaman akibat ulah hama. (Suharti, et.al,
2015)
Gulma adalah tumbuhan liar yang tidak dikehendaki tumbuhnya dan bersifat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dibudidayakan.
Gulma memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada pertumbuhan tanaman,
meskipun biasanya tidak menimbulkan kematian. Gulma bisa disebut juga sebagai
kompetitor penyerap nutrisi daerah perakaran tanaman. Apabila pertumbuhan
gulma lebih cepat dibandingkan tanaman, maka sudah dapat dipastikan tanaman
yang dibudidayakan akan mengalami pertumbuhan yang tidak optimal. Beberapa
jenis gulma bahkan ada yang memberikan efek racun pada perakaran tanaman,
seperti kandungan metabolit sekunder (cairan) pada akar alang-alang.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apa itu kerusakan dan OPT
2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan kerusakan bagian tanaman dengan
OPT
3. Untuk mengetahui gejala-gejala yang diakibatkan oleh OPT
BAB II
BAHAN DAN METODE

2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu camera dan alat
tulis seperti kertas dan bolpoi.
2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
1. Tanaman Terong
2. Tanaman Singkong
3. Tanaman Oyong
4. Tanaman Jagung
5. Tanaman Mangga
6. Tanaman Jambu
7. Tanaman Jeruk
8. Tanaman Sawo manila
9. Tanaman Sirsak
10. Tanaman Talas
11. Tanaman Keladi

2.3 Metode
Metode yang digunakan merupakan metode eksplorasi langsung yang
dilakukan praktikan di sekeliling lingkungan dengan mencari, mengamati, da
menganalisis langsung kerusakan tanaman yag merupaka objek dari praktikum
yag dibahas yang kemudian aka dijelaskan pada laporan dengan tambahan
literatur
Pada praktikum kali ini dilakukan di kediaman lingkungan masing masig
aggota kelompok. Pecarian dan identifikasi tanaman yang terkena serangan OPT
dimulai pada tanggal 02 September hingga 05 September 2021. Metode yang
digunaka adalah dengan pengumpulan beberapa sampel tanaman yang terkena
OPT.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
No Jenis Bagian Penyebab Foto Keterangan
Tanaman Tanaman Kerusakan

1. Tanaman Daun Kumbang Daun


Terung Daun mengalami
kerusakan
berlubang yang
disebabkan oleh
kumbang Daun.
Hal tersebut
merupakan luka
daun yaitu hole
fiding

2. Tanaman Daun Virus Daun terserang


Terung Gemini virus gemini
yang
menyebabkan
daun berubah
warna menjadi
kuning. Hal
tersebut
merupkaan luka
daun yaitu
mottling
3. Tanaman Batang Hama Batang dan daun
Singkon dan Kutu Putih mengalami
g Daun kerusakan cukup
parah, yaitu
pada bagian
batang
membusuk dan
bagian daun ada
yang mengering
dan menghitam.

4. Tanaman Daun Luka/peny Daun ini


Oyong akit Spot mengalami luka
spot, namun
saya selaku
praktikan belum
bisa menentukan
secara pasti
penyebab luka
spot dari daun
ini. Bisa jadi
karena Hama
atau virus.
5. Jagung Daun Hama Ulat Daun Jagung
(Zea Grayak mengalami
mays) (Spodopte kerusakan cukup
ra) parah
dikarenakan
pada bagian
daun jagung
diserang Ulat
Grayak.

6. Tanaman Daun Hama Daun Mangga


Mangga Kutu Putih Terkena Hama
Kutu Putih,
(Bemisia Dilihat dari
tabaci) gambarnya
memang belum
ada kerusakan,
Tetapi jika
populasi kutu
putih dibiarkan
menutup daun,
akan berdampak
menutup laju
intensitas
cahaya,
sehingga proses
fotosintesis,
nantinya proses
fotosintesis akan
tidak maksimal,
bahkan bagian
daun bisa
membusuk.

7. Tanaman Daun Lalat Daun


Jambu Bisul mengalami
kerusakan
jerawat pada
jambu
menyebabkan
daun bentol
seperti jerawat

8. Tanaman Daun Bakteri Daun terserang


Jeruk Xanthomo bakteri
Xanthomonas
nas
axonopodis pv.
axonopodi citri yang
s pv. citri menyebabkan
daun berbintik
kuning ditepi,
dan putih/coklat
di tengak
bintiknya
9. Tanaman Daun Hama Ulat Daun
Sawo Penggulun mengalami
Manila kerusakan yang
g Daun
menyebabkan
bolong pada
bagian daun

10. Tanaman Daun Penyakit Muncul bercak


sirsak Antraknos coklat dan
berbintik hitam
a (Jamur
pada daun yang
cendawan) merupakan
spora jamur
11. Tanaman Daun Serangga Helai daun
talas Tetranych mengalami
us bitnik-bintik
Cinnabari kuning
us

12. Tanaman Daun Serangga Pada pinggiran


keladi daun mengalami
kekuningan
hingga
kecoklatan

3.2 Pembahasan
A. Kerusakan pada Tanaman Terong
1. Keruskan tanaman Terong akibat hama kumbang daun
Terung (Solanum melongena L.) merupakan salah satu tanaman sayur-
sayuran yang dapat ditemukan tumbuh di daerah tropis maupun subtropis yang
digemari oleh masyarakat karena selain memiliki rasa yang enak juga banyak
mengandung vitamin dan gizi (Novita, A.T., dkk. 2020). Namun kendala dalam
budidaya terung tidak lepas dengan adanya serangan organisme pengganggu
tanaman (OPT) berupa hama. Salah satu hama pada tanaman terong ialah
Kumbang daun. Kerusakan tanaman oleh hama kumbang daun dapat
mengakibatkan adanya penurunan produksi akibat saat fase pertumbuhan dan
perkembangan tanaman terung tidak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimum.
Kumbang daun memiliki tipe mulut penggigit dan pengunyah, sehingga hama
kumbang daun ini dapat menimbulkan gejala kerusakan pada tanaman teong
seperti membuat permukaan daun tidak rata, ada lubang dan memiliki warna
kuning serta layu. Menurut Ngatiman dan Armansah (2015), ada tiga tipe hama
pemakan daun berdasarkan cara makannya : Tipe I hama yang sering memakan
daun dari sebelah dalam helaian daun (antara tepi dan tulang daun primer), tipe II,
hama yang memakan daun dari tepi helaian daun tulang daun primer dan tepi
daun sekunder turut dimakan dan tipe III, hama yang hanya memakan epidermis
dari permukaan daun sebelah bawah saja, sedangkan sebelah atas tidak dimakan
termasuk anak tulang daun sekunder. Sehingga dapat diketahui bahwa
berdasarkan dari cara makannya maka kumbang daun ini termasuk pada tipe II.
Kumbang pemakan daun merupakan hama yang dominan pada tanaman
terung fase vegetatif dan fase generatif. Imago kumbang ini berwarna jingga
kusam dengan bintik-bintik hitam pada elitranya dan panjang tubuhnya berkisar
antara 5-8 mm. Larvanya berwarna kuning dan terdapat seta yang terl;ihat seperti
duri pada bagian tubuhnya. Baik larva maupun imago merusak tanaman dengan
memakan lapisan epidermis di bawah daun tetapi bagian atas daun tetap utuh.
Sehingga daun yang terserang tinggal kerangka dan menjadi kering seperti jaring.
Kumbang Epilacna sp. aktif makan terutama pada pagi hari sedangkan pada siang
hari aktivitas makannya menurun, pada sore hari kembali aktif makan dan
kemudian menjelang malam aktifitas makannya menurun lagi.
2. Kerusakan tanaman terong akibat virus gemini
Kerusakan pada daun terong selanjutnya juga dapat disebabkan oleh virus
yang menyebabkan daun terong tersebut berubah warna menjadi kuning, sehingga
kerusakan tersebut dikatakan sebagai Motling. Hal tersebut di perkuat oleh
Novita, A.T., dkk. (2020) yang menyatakan bahwa tanaman terung yang terinfeksi
virus gemini memiliki warna bercak-bercak kuning, daunnya mengkerut, buahnya
mengkerdil dan dalam satu pohon hanya dihasilkan satu buah. Menurut Ali. F dan
R. Lunnadiyah A. (2020) Gejala pertama kali muncul pada daun muda/pucuk
berupa bercak kuning di sekitar tulang daun, kemudian berkembang menjadi urat
daun menjaring berwarna kuning (vein clearing), cekung dan mengkerut dengan
warna mosaik ringan atau kuning. Gejala berlanjut hingga hampir seluruh daun
muda atau pucuk berwarna kuning cerah, dan ada pula yang berwarna kuning
bercampur dengan hijau, daun cekung dan mengkerut berukuran lebih kecil dan
lebih tebal. Penyakit kuning yang disebabkan oleh virus gemini dapat
menimbulkan kerugian yang besar bagi petani karena mengakibatkan turunnya
produksi terung. Dari penelitian ini diketahui bahwa penyakit kuning pada daun
tanaman kuning dipengaruhi oleh populasi kutu kebul. Populasi kutu kebul
berpengaruh meningkatkan atau menurunkan terjadinya penyakit kuning pada
tanaman terung.
B. Kerusakan pada Tanaman Singkong
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pengamatan terhadap hama
perusak tanaman yang ada di sekitar rumah praktikan. Dari hasil pengamatan
praktikan menemukan dua macam kerusakan tanaman. Untuk kerusakan pertama
yaitu diakibatkan oleh hama putih atau kutu putih yang menyerang tanaman
singkong pada bagian daun dan batang. Kutu putih pepaya P.marginatus Williams
& Granara de Willink (Hemiptera: Pseudococci-dae) merupakan hama baru yang
menjadi masalah penting pada pertanaman pepaya di Indonesia. P. marginatus
termasuk jenis kutu-kutuan yang seluruh tubuhnya diselimuti oleh lapisan lilin
berwarna putih. Tubuh berbentuk oval dengan embelan seperti rambut-rambut
berwarna putih dengan ukuran yang pendek. Hama ini terdiri dari jantan dan
betina, dan memiliki beberapa fase perkembangan yaitu: fase telur, pradewasa
(nimfa), dan imago. Telur P. marginatus berbentuk bulat berwarna kuning
kehijauan dan ditutupi oleh massa seperti kapas dan akan menetas dalam waktu 10
hari setelah diletakkan (Walker et al., 2003). Serangan kutu putih atau mealybug
pada tanaman ditandai dengan munculnya material tebal berwarna putih dan atau
hitam pada permukaan daun atau apeks, yang merupakan campuran antara
keberadaan serangga dewasa, ovisacs dan nimfa dari serangga tersebut. Mealybug
menutupi organ inangnya dengan membuat lapisan yang menutupi organ
terinfeksi tersebut sehingga inangnya mengalami gangguan fotosintesis dan
pertumbuhan. Serangan kutu putih di Indonesia menjadi kompleks karena tidak
adanya musuh alami yang efektif mengendalikan serangan hama tersebut. Di
daerah asalnya, serangan hama ini dapat dikendalikan dengan adanya musuh
alami seperti parasitoid dan predator (Amarasekare et al., 2008).
Hubungan tanaman singkong dengan hama kutu putih P.marginatus
memberikan dampak negatif yang membuat kerusakan atau kematian pada
tanaman singkong bahkan sampai gagal panen. Dalam pengamatan kali ini
praktikan menemukan gejala-gejala kerusakan pada tanaman singkong yang
diakibatkan oleh hama kutu putih, yang dimana pada bagian daun mengalami
pengeringan dan daun bewarna hijau tua dan bahkan bewarna ada juga yang
bewarna coklat seperti daun yang tidak mendapat nutrisi. Selain daun juga
terdapat gejala pada permukaan batang yang mengalami pembusukan dan
perubahan warna.
Para petani biasanya mengendalikan kutu putih atau bemisia tabaci masih
menggunakan insektisida kimia. Tetapi dalam literatur yang saya baca yang
berjudul “PENGENDALIAN KUTU KEBUL B. tabaci Genn.
MENGGUNAKAN KOMBINASI TANAMAN PENGHALANG DAN
INSEKTISIDA KIMIA” (2011) menyatakan bahwa pengendalian yang umum
dilakukan saat ini adalah dengan memanfaatkan insektisida kimia, namun belum
ada informasi bahwa insektisida memberikan hasil yang maksimal dalam
mengendalikan kutu kebul. Kesulitan dalam mengendalikan kutu kebul yang
menggunakan insektisida kimia disebabkan oleh sifat kutu kebul yang sangat
mudah menjadi tahan (resisten) terhadap bahan kimia yang terkandung.
Dalam Penanganan Kutu putih atau (Brasia Tabaci) , bisa mennggunakan
kombinasi tanaman penghalang dan insektisida kimia hal ini sesuai dengan
percobaan yang telah dilakukan dan di publikasikan dalam prosiding seminar hasil
penelitian tanman aneka kacang dan umbi (2011) yanng menyatakan Upaya
pengendalian kutu putih dengan kombinasi tanaman penghalang dan penggunaan
insektisida disamping pengaruh positif penekanan populasi kutu putih juga
berpengaruh positif terhadap intensitas serangan kutu putih intensitas serangan
kutu kebul pada tanaman kedelai. Kombinasi tanaman penghalang berupa
tanaman jagung dan insektisida untuk menekan perkembangan populasi kutu
kebul pada tanaman kedelai.

C. Kerusakan pada Tanaman Oyong


Selanjutnya praktikan mendapatkan tanaman lain yang memiliki kasus
berbeda, di mana pada tanaman oyong mengalami penyakit atau luka spot pada
bagian tengah. Hubungan penyakit spot dengan OPT tidak selalu berkaitan
dengan hama, tetapi bisa saja diakibatkan oleh virus, kekurangan nutrisi dan lain
lain. Gejala yang ditimbulkan penyakit spot pada tanaman oyong yaitu adanya
bercak dan bolongan kecil di bagian tengah dan di pinggir daun. Selain itu
membuat warna daun yang terkena spot tidak bewarna hijau.
Penyakit bercak daun merupakan penyakit tular udara yang disebabkan oleh
patogen (Cercospora arachidicola dan C. Personata). Gejala pertama muncul 10
hari setelah inokulasi berupa lesio kecil klorotik, selanjutnya lesio semakin
meluas hingga diameter 1-10 mm bewarna semakin gelap. Sporulasi patogen
terjadi pada bercak yang telah berkembang penuh biasanya 15 hari setelah
inokulasi. Gejala berbeda-beda tergantung dari spesies patogennya (Cercospora
arachidicola dan C. Personata). Inang kedua patogen ini hanya pada kacang tanah,
C. Personata bercak relatif lambat muncul, berukuran lebih kecil, bewarna coklat
gelap sampai hitam, Sporulasi cendawan lebih banyak di permukaan bawah daun.
C. Personata membentuk konidia lebih pendek dan gemuk bersekat 1-7,
Cercospora arachidicola membentuk konidia lebih panjang dan ramping bersekat
2-12. Gejala tanaman yang terinfeksi penyakit terdapat bercak coklat kecil pada
daun bawah yang memiliki bentuk bulat yang tidak beraturan. Serangan penyakit
berdampak pada pengurangan jumlah hasil per tanaman sehingga dapat
mengakibatkan penurunan hasil dan produksi sebesar 50 persen. Penurunan
produksi ini akibat terganggunya proses fotosintesis pada daun. Kurangnya
karbohidrat yang dibutuhkan tanaman inilah yang mengakibatkan penyebab
penurunan hasil tanaman (Evan et al., 2021).
D. Kerusakan pada Tanaman Jagung (Zea mays)
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pencarian dan pengamatan
terhadap hama yang ada disekitar daerah rumah praktikan. Dari hasil pencarian
dan pengamatan ini praktikan menemukan hama pada tanaman jagung yaitu ulat
grayak (Spodoptera) yang menyerang daun pada tanaman jagung
Panjang tubuh ulat grayak adalah 4 sampai 5 cm. Larva ulat grayak berwarna
hitam atau hijau gelap (Cheppy Wati et al, 2021). Ulat grayak (Spodoptera
Fragiperda) adalah serangga yang telah kita kenal sebagai hama tanaman jagung.
Serangga ini awalnya berasal dari Amerika lalu menyebar ke berbagai negara.
Pernyataan ini sesuai dengan perkataan Kementan (2019) dimuat dalam jurnal
Pusat Inovasi Masyarakat dengan judul Serangan Ulat Grayak pada Tanaman
Jagung di Desa Petir, Kecamatan Daramaga, Kabupaten Bogor dan Potensi
Pengendaliannya Menggunakan Metarizihium Riley, yang menyatakan bahwa
Ulat grayak jagung Spodoptera frugiperda J.E. Smith merupakan serangga invasif
yang telah menjadi hama pada tanaman jagung (Zea mays) di Indonesia. Serangga
ini berasal dari Amerika dan telah menyebar di berbagai negara. Pada awal tahun
2019, hama ini ditemukan pada tanaman jagung di daerah Sumatera.
Ulat grayak biasanya menyerang titik tumbuh tanaman yang dapat
mengakibatkan kegagalan pembentukan pucuk atau daun muda pada tanaman.
Ulat grayak ini memiliki kemampuan makan yang tinggi sehingga ulat grayak ini
dapat mengakibatkan kerusakan sangatparah terhadap tanaman yang diserangnya.
Hama ini menyerang titik tumbuh tanaman yang dapat mengakibatkan kegagalan
pembetukan pucuk/daun muda tanaman. Larva S. frugiperda memiliki
kemampuan makan yang tinggi. Larva akan masuk ke dalam bagian tanaman dan
aktif makan disana, sehingga bila populasi masih sedikit akan sulit dideteksi.
Imagonya merupakan penerbang yang kuat dan memiliki daya jelajah yang tinggi.
E. Kerusakan pada Tanaman Mangga
Pada praktikum selanjutnya, praktikan melakukan pencarian dan pengamatan
terhadap hama yang ada disekitar daerah rumah praktikan. Dari hasil pencarian
dan pengamatan ini praktikan menemukan hama kutu putih yang menyerang daun
dari tanaman mangga.
Hama ini dapat menghisap cairan sel dan daun yang terserang akan
mengering dan lama kelamaan akan gugur, hal ini dapat diperkuat Hama ini
tergolong jenis kutu kutuan yang menyerang tanaman dengan cara menutupi
tempat hinggapnya dengan koloninya hal ini sesuai dengan pernyataan
Amarasekare et al (2008) Serangan kutu putih atau mealybug pada tanaman
ditandai dengan munculnya material tebal berwarna putih dan atau hitam pada
permukaan daun atau apeks, yang merupakan campuran antara keberadaan
serangga dewasa, ovisacs dan nimfa dari serangga tersebut. Mealybug menutupi
organ inangnya dengan membuat lapisan yang menutupi organ terinfeksi tersebut
sehingga inangnya mengalami gangguan fotosintesis dan pertumbuhan. Serangan
kutu putih di Indonesia menjadi kompleks karena tidak adanya musuh alami yang
efektif mengendalikan serangan hama tersebut. Di daerah asalnya, serangan hama
ini dapat dikendalikan dengan adanya musuh alami seperti parasitoid dan predator
F. Kerusakaan pada Tanaman Jambu
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan pengamatan terhadap hama
perusak tanaman disekitar rumah praktikan. Dari hasil pengamaan yang telah
praktikan lakukan, praktikan menemukan Hama serangga lalat bisul yang merusak
tanaman jambu pada bagian daun
Lalat Bisul daun Megatrioza vitiensis dengan family Psyllidae
mengkhususkan diri menyerang jambu air dan jambu dersana. Serangan
mengakibatkan daun seolah dipenuhi bisul. Fotosintesis terganggu sehingga buah
yang terbentuk sedikit. Kebanyakan rontok sebelum matang sempurna. Gejala
yang ditimbulkan adalah munculnya tonjolan-tonjolan menyerupai bisul di
permukaan daun. Penyebabnya bermula dengan datangnya kemarau yang
membuat larva lalat bebas dari serangan cendawan parasite sehingga daun muda
yang terbentuk saat itu rentan terserang. Siklus hidupnya diawali dengan serangga
yang bertelur pada tunas daun. Setelah 3-5 hari, larva menetas bersamaan
membukanya daun lalu menghidap daun secara melingkar sehingga terbentuk
bintil. Kemudian larva larva menjatuhkan diri dan menjadi kepompong dalam
tanah lalu menjadi serangga dewasa. Penanggulangan yang dapat dilakukan
dengan cara berikut:
1. Mekanis
Potong dan bakar daun yang terserang untuk memutus siklus. Semut
merah besar adalah musuh alaminya.
2. Kimiawi
Gunakan pestisida berbahan aktif imidakloprid seperti Confidor 200 SL;
tiametoksam seperti Actara 25 WG; abamektin seperti Agrimec 18 EC;
siromazin seperti Trigard 75 WP; klopirifos seperti Dursban 20 EC, ataupun
permethrin seperti Bomber 20 EC sesuai dosis anjuran.
3. Budidaya
Kurangi kerimbunan kanopi dengan pemangkasan. Bersihkan serasah dan
lakukan sanitasi lahan di sekitar pohon. (Santoso, H., 2016)
G. Kerusakan pada Tanaman Jeruk
Selanjutnya praktikan menemukan hama bakteri Xanthomonas axonopodis
pv. Citri yang merusak tanaman jeruk pada bagian daun. Hama ini yakni kanker
tanaman jeruk di bagian daun yang disebabkan oleh Bakteri Xanthomonas
axonopodis pv. Citri. Iliana, dkk. (2020) menjelaskan pada jurnalnya, penyakit
lainnya pada tanaman jeruk adalah kanker jeruk yang disebabkan oleh bakteri
patogen Xanthomonas axonopodis pv. Citri yang ditandai gejala bercak putih
pada sisi bawah daun, warna hijau gelap dan kadang berwarna kuning dipinggiran
daun tepi bercak berwarna kuning (halo kuning) yang akan berubah menjadi
coklat hitam dan terbentuknya lesi nekrotik (Davies & Albrigo, 2003). Bakteri
patogen Liberibacter sulit dideteksi jika hanya menggunakan metode
konvensional. Menurut Hung et al. (1999), deteksi bakteri patogen Liberibacter
penyebab CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) dengan gejala klorosis dan
tulang daun menjadi hijau tua (vein banding), secara konvensional pada media
agar kurang memberikan hasil yang memuaskan karena rendahnya konsentrasi
bakteri di dalam jaringan tanaman dan distribusinya yang tidak merata.
Pengendalian: fungsida Cu laksana bubur Bordeaux, copper oxychlorida.
Selain tersebut untuk menangkal serangan ulat peliang daun ialah dengan
menelupkan mata temple ke dalam 1000 ppm streptomycin sekitar 1 jam.
(Zarliani, W.O., dkk. 2021)
H. Kerusakan pada Tanaman Sawo Manila
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pengamatan terhadap hama
perusak tanaman yang ada di lingkungan sekitar. Praktikan menemukan kerusakan
pada daun Sawo manila dengan ditandai bolong bolong pada permukaan daun
yang disebabkan oleh hama ulat penggulung daun, dan menemukan bercak coklat
dan berbintik hitam yang merupakan spora jamur pada tumbuhan sirsak.
Hama dalam arti sempit didefinisikan sebagai binatang yang mengganggu
dan dapat menyebabkan kerugian. Hama pada pengamatan pertama memiliki tipe
mulut pengunyah ia terbiasa mengunyah makanannya dalam gigi dengan gigi
yang disebut mandibular. terdapat gejala pada kerusakan daun ini yaitu daun
berlubang dan hanya tersisa tulang daun.
I. Kerusakan pada Tanaman Sirsak
Pada pengamatan kedua yaitu daun yang mengalami bercak coklat dan
berbintik hitam yang merupakan spora jamur pada tumbuhan sirsak. gejala awal
pada daun terdapat bercak bulat kecil dan klorosis dan gejala lanjut nekrosis
sampai terbentuk berlobang. Daun yang mula-mula terserang adalah daun bagian
bawah selanjutnya bisa sampai ke daun bagian atas. Berdasarkan gejala di
lapangan penyakit bercak daun ini diduga diakibatkan oleh jamur.
Apabila terdapat beberapa bercak dalam satu daun, bercak dapat saling
menyatu membentuk daerah bercak yang luas. Bercak-bercak tersebut juga dapat
berkembang dengan cepat membentuk hawar (blight). Apabila intensitas seringan
penyakit tinggi, daun akan gugur sebelum waktunya. Meskipun nantinya akan
terbentuk jaringan daun baru yang sehat, namun penyakit tersebut dapat
mempengaruhi proses fotosintesis dan pertumbuhan tanaman (Rahayu, 1999)
J. Kerusakan pada Tanaman Talas
Talas (Colosia esculenta L) merupakan tanaman penghasil umbi-umbian,
tanaman talas berasal dari Asia dan diperkirakan sudah dibudidayakan oleh
manusia sejak zaman purba. Tanaman talas merupakan salah satu makan pokok
karena termasuk dalam umbi-umbian. Pada tanaman talas di atas helai daun
terdapat berbintik-bintik kuning yang disebabkan oleh serangga tetranychus
cinnabarinus karena menghisap cairan daun, apabila populasi sangat tinggi daun
kelihatan memutih, kemudian layu dan mati. Faktor lingkungan yang dapat
memberikan pengaruh terhadap timbulnya suatu penyakit dapat berupa suhu
udara,intesistas dan lama curah air hujan, intesitas dan lama embun, suhu tanah,
kandungan air tanah, keseuburan tanah, kandungan bahan organik, angin, api,
pemcemaran air (Wahyudin, 2021). Hama ini bisa di kendalikan dengan pestisida
azodrin, caerol,galacron, plectron,omite, dam triton.
K. Kerusakan pada Tanaman Keladi
Keladi (Caladium) adalah jenis tanaman hias yang menjadi salah satu
diminati dari berbagai kalangan, pada daun di tanaman keladi in terserang hama
sehingga pada pinggir daun mengalami kekuningan hingga kecoklatan. Pada
gejala serangan hama pada daun ini umumnya disebablan oleh serangga dengan
tipe mulut mandibulata. Serangannya berupa daun-daun berlubang oleh aktivitas
menggigit-menguyah serangga, baik lubang gigitan pada tengah daun mauppun
helai daun. Gejala serangan berupa daun berlubang umumnya dinilai sebagai
serangan relatif. Maksudnya adalah daun yang mengalami serangan berat (lubang-
lubang lebih banyak) akan diberi nilai serangan yang lebih tinggi, dari pada daun
yang mengalami serangan ringan (lubang-lubang sedikit) didasarka pada nilai
sekala serangan tersebut (Safitri,Hariri 2017).
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil praktikum Kerusakan dan OPT ini ialah
Organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah hewan atau tumbuhan baik
berukuran mikro ataupun makro yang mengganggu, menghambat, bahkan
mematikan tanaman yang dibudidayakan.
Dari praktikum tersebut kelompok kami mengamati berbagai jenis
kerusakan pada tanaman yang berbeda, seperti pada tanaman terong terdapat luka
pada daun yang tergolong dalam hole fiding yang disebabkan oleh adanya hama
kumbang daun dan juga ditemukan adanya virus gemini yng menyebabkan daun
terong tersebut menjadi kuning. Selanjutnya pada tanaman singkong pada batang
dan daun mengalami kerusakan cukup parah, yaitu pada bagian batang membusuk
dan bagian daun ada yang mengering dan menghitam. Pada tanaman Oyong, daun
ini mengalami luka spot dapat terjadi karena Hama atau virus. Pada tanaman
Jagung, daunnya mengalami kerusakan cukup parah dikarenakan pada bagian
daun jagung diserang Ulat Grayak. Pada tanaman mangga, daunnya terkena hama
Kutu Putih. Pada tanaman Jambu daun mengalami keruskan jerawat pada jambu
menyebabkan daun bentol seperti jerawat. Pada tanaman Jeruk, daunnya terserang
bakteri Xanthomonas axonopodis pv. citri yang menyebabkan daun berbintik
kuning ditepi, dan putih/coklat di tengak bintiknya. Pada tanaman Sawo manila,
mengalami keruskan yang menyebabkan bolong pada daunnya. Pada tanaman
sirsak muncul bercak coklat dan berbintik hitam pada daun yang merupakan spora
jamur. Pada tanaman talas, helai daun mengalami bitnik-bintik kuning. Serta
tanaman yag terakhir yaitu pada tanaman keladi, pada pinggiran daun mengalami
kekuningan hingga kecoklatan. Dari berbagai jenis kerusakan yang disebabkan
OPT ini merupakan salah satu faktor kendala yang cukup sulit dalam usahatani
pertanian di mana dapat menurunkan hasil panen. (Ode, W.A.Z., et.al, 2020)
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Aripin Naek Lubis. 2020. Serangan Ulat Grayak Jagung (Spodoptera
Frugiperda) pada Tanaman Jagung di Desa Petir, Kecamatan Daramaga,
Kabupatem Bogor dan Potensi Pengendaliannya Menggunakan
Metarizhium Rileyi. Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat. Vol2 (6).
Ali. F dan R. Lunnadiyah A. 2020. Serangan Virus Kuning Terong pada Induksi
Ekstak Daun Clerodendrum Japonicum Dan Mirabiis Jalapa. Jurnal
Agrovigor. Vol. 11 No. 2
Amarasekare, Kaushalya G., Mannion, Catharine M, and Osborne, Lance S. 2008.
Life History of Paracoccus marginatus (Hemiptera: Psudococcidae) on
Four Host Plant Species Under Laboratory Conditions. Journal
Physilogical Ecology. 37(3): 630- 635.

Cheppy Wati.2021. Hama dan Penyakit Tanaman. Medan : Yayasan Kita


Menulis.
Illiana, Dkk. 2020. Deteksi Liberibacter Spp. Pada Jeruk Siam Bergejala Klorosis
Disertai Bercak Hitam Dengan Polymerase Chain Reaction. Jurnal
Protobiont. Vol. 9(1): 102-108.
Novianti. A.T., et.al. 2020. Analisis Keberadaan Virus Gemini pada Tanaman
Terung di Daerah Penancangan Kota Serang. Vol. 3 No. 1
Pramayudi, Nur, dan Oktarina, Hartati. 2012. Biologi Hama Kutu Putih Pepaya
(Paracoccus magrinatus) pada Tanaman Pepaya. Jurnal Floratek. 7: 32-44
Santoso, H. & Redaksi Trubus. 2016. Hama & Penyakit Tanaman Vol. 09.
Jakarta: PT. TRUBUS SWADAYA
Safitri, Y.D, Idriyanto, dan Hariri. A.M. 2017. TINGKAT SERANGA HAMA
PADA TANAMAN JABON DI DESA NEGARA RATU II
KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN.
JURNAL SYIFA LESTARI. Vol. 5 No.1.
Suharti, Tati., Kurniaty, Rina., Siregar Nurmawati, dan Darwiati Wida. 2015.
Identifikasi dan Teknik Pengendalian Hama dan Penyakit Bibit Kranji
(Pongamia pinnata). Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan. 3(2): 91-100.
Triwibowo, H. Jumani. Emawati, H. 2014. Identifikasi Hama Dan Penyakit
Shorea Leprosula Miq Di Taman Nasional Kutai Resort Sangkima. Vol
13(2).
Walker. A., Holy, M, and Mayerdirk D. 2003. Papaya mealybug (Paracoccus
marginatus) Williams and Granada de Willink (Insecta: Hemiptera:
Pseudococcidae). Featured creatures. Institut of Food and Agricultural
Sciences, University of Florida.
Zarlainin, W.O.A., dkk. 2021. Penyuluhan Pengendalian dan Pencegahan
Organisme Pengganggu Tanaman Jeruk Siompu di Kecamatan Siompu
Kabupaten Buton Selatan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.
5(1): 223-236.

.
BAB VI
LAMPIRAN

6.1 Dokumentasi

Gambar 1. Kerusakan pada daun tanaman terong akibat hama kumbang daun

Gambar 2. Kerusakan pada daun tanaman terong akibat virus gemini


Gambar 3. Kerusakan pada batang tanaman singkong akibat hama kutu putih

Gambar 4. Kerusakan pada Daun tanaman singkong akibat hama kutu putih
Gambar 5. Kerusakan pada daun tanaman oyong akibat hama kutu putih

Gambar 6. Kerusakan pada daun tanaman jagung akibat hama ulat grayak
Gambar 7. Kerusakan pada Daun tanaman magga akibat hama kutu putih

Gambar 8. Kerusakan pada Daun tanaman jambu akibat hama lalat putih
Gambar 9. Kerusakan pada daun tanaman jeruk akibat bakteri Bakteri Xanthomonas
axonopodis pv. Citri

Gambar 10. Kerusakan pada daun tanaman sawo manila akibat Hama Ulat Penggulung
Daun
Gambar 11. Kerusakan pada daun tanaman sirsak akibat Penyakit Antraknosa (Jamur
cendawan)

Gambar 12. Kerusakan pada daun tanaman talas akibat Serangga Tetranychus
Cinnabarius
Gambar 13. Kerusakan pada daun tanaman keladi akibat hama serangga
6.2 Jurnal Rujukan
Novianti. A.T., et.al. 2020. Analisis Keberadaan Virus Gemini pada Tanaman
Terung di Daerah Penancangan Kota Serang. Vol. 3 No. 1
Ali. F dan R. Lunnadiyah A. 2020. Serangan Virus Kuning Terong pada Induksi
Ekstak Daun Clerodendrum Japonicum Dan Mirabiis Jalapa. Jurnal
Agrovigor. Vol. 11 No. 2
Riyadi, Slamet. 2016. Serangga dan Peranannya dalam Bidang Pertanian dan
Kehidupan. Jurnal Media Pertanian. 1(1): 18-28.
Suharti, Tati., Kurniaty, Rina., Siregar Nurmawati, dan Darwiati Wida. 2015.
Identifikasi dan Teknik Pengendalian Hama dan Penyakit Bibit Kranji
(Pongamia pinnata). Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan. 3(2): 91-100.
Pramayudi, Nur, dan Oktarina, Hartati. 2012. Biologi Hama Kutu Putih Pepaya
(Paracoccus magrinatus) pada Tanaman Pepaya. Jurnal Floratek. 7: 32-44.
Amarasekare, Kaushalya G., Mannion, Catharine M, and Osborne, Lance S. 2008.
Life History of Paracoccus marginatus (Hemiptera: Psudococcidae) on
Four Host Plant Species Under Laboratory Conditions. Journal
Physilogical Ecology. 37(3): 630- 635.
Walker. A., Holy, M, and Mayerdirk D. 2003. Papaya mealybug (Paracoccus
marginatus) Williams and Granada de Willink (Insecta: Hemiptera:
Pseudococcidae). Featured creatures. Institut of Food and Agricultural
Sciences, University of Florida.
Ramdan, Evan Purnanama., Budiarti, Lina., Wulansari, Nur Kholia, dkk. 2021.
Penyakit Tanaman dan Pengendaliannya. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Ahmad Aripin Naek Lubis. 2020. Serangan Ulat Grayak Jagung (Spodoptera
Frugiperda) pada Tanaman Jagung di Desa Petir, Kecamatan Daramaga,
Kabupatem Bogor dan Potensi Pengendaliannya Menggunakan Metarizhium
Rileyi. Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat. Vol2 (6).
Amarasekare, Kaushalya G., Mannion, Catharine M, and Osborne, Lance S. 2008.
Life History of Paracoccus marginatus (Hemiptera: Psudococcidae) on
Four Host Plant Species Under Laboratory Conditions. Journal
Physilogical Ecology. 37(3): 630- 635.
Alfi Inayati Et Al. 2011. Pengendalian Kutu Kebul B. Tabaci Genn.
Menggunakan Kombinasi Tanaman Penghalang Dan Insektisida Kimia.
Proceeding Of Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang Dan
Umbi, Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan Dan Umbi-Umbian
2011.
Zarlainin, W.O.A., dkk. 2021. Penyuluhan Pengendalian dan Pencegahan
Organisme Pengganggu Tanaman Jeruk Siompu di Kecamatan Siompu Kabupaten
Buton Selatan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 5(1): 223-236.
Illiana, Dkk. 2020. Deteksi Liberibacter Spp. Pada Jeruk Siam Bergejala Klorosis
Disertai Bercak Hitam Dengan Polymerase Chain Reaction. Jurnal
Protobiont. Vol. 9(1): 102-108.

Santoso, H. & Redaksi Trubus. 2016. Hama & Penyakit Tanaman Vol. 09.
Jakarta: PT. TRUBUS SWADAYA
Triwibowo, H. Jumani. Emawati, H. 2014. IDENTIFIKASI HAMA DAN
PENYAKIT Shorea Leprosula Miq DI TAMAN NASIONAL KUTAI
RESORT SANGKIMA. Vol 13(2)
Cheppy Wati.2021. Hama dan Penyakit Tanaman. Medan : Yayasan Kita
Menulis.
Safitri, Y.D, Idriyanto, dan Hariri. A.M. 2017. TINGKAT SERANGA HAMA
PADA TANAMAN JABON DI DESA NEGARA RATU II KECAMATAN
NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. JURNAL SYIFA
LESTARI. Vol. 5 No.1.

Anda mungkin juga menyukai