Anda di halaman 1dari 15

Format

1. Ukuran manuskrip adalah A4 dengan margin (normal) atas/bawah/ kiri dan kanan
adalah 2,54 cm.
2. Menggunakan huruf Calibri dengan format:
a) 14 pt, cetak tebal, kapital seluruhnya untuk judul laporan
b) 12 pt, cetak tebal, kapital seluruhnya untuk judul bab
c) 11 pt, cetak tebal, kapital huruf depan untuk judul sub bab
d) 11 pt, tanpa cetak tebal pada bagian isi manuskrip
e) 11 pt, cetak miring untuk judul table
f) 10 pt, tanpa cetak tebal untuk keterangan table
3. Spasi yang digunakan adalah 1,5 pada isi manuskrip dan 1 pada isi table, antar
paragraph menggunakan spacing after 6 pt.
4. Setiap bab baru dimulai pada halaman baru
5. Paragraf di buat rata kanan kiri dan setiap paragraph dibuat menjorok ke dalam
untuk kalimat pertama (first line)
6. Nomor halaman diletakan pada kiri bawah
JUDUL
(sesuaikan dengan perkembangan penanganan kultur - kimia - biopestisida hama – penyakti pada
komoditas terpilih)

Nama anggota kelompok 1 (NIM), Nama anggota kelompok 2 (NIM), Nama anggota
kelompok 3 (NIM)

RINGKASAN
Ringkasan paper tidak lebih dari 300 kata yang berisi urgensi, tujuan, inti pembahasan dan
kesimpulan

Kata kunci: maksimal 5 kata

PENDAHULUAN
 Pendahuluan penelitian tidak lebih dari 1.000 kata yang terdiri dari:

a) Latar belakang dan rumusan permasalahan yang akan diungkap pada paper ini

b) Pada bab ini dijabarkan mengenai kondisi eksisting dari perkembangan penanganan
hama – penyakit pada komoditas terpilih

 Diakhiri dengan tujuan dari paper ini: yaitu untuk mengungkap kondisi terkini terkait
perkembangan penanganan hama – penyakit utama pada komoditas terpilih di asia pacific –
Indonesia.
LITERATUR
A. Menjabarkan terkait hama penyakit penting pada komoditas terpilih (masukan tabel pada tugas terkait nama hama – penyakit, penyebab,
deskripsi dan pustakanya)

No Nama Nama Ilmiah Hama/ Kategori OPT (Hama/ Gambar/ Foto Deskripsi Pustaka
Umum Penyebab Penyakit Penyakit Bakteri/ Hama/
Hama/ Penyakit Fungi/ Penyebab
Penyakit Penyakit lainnya) Penyakit

1. Penggerek Ostrinia furnacalis hama Dapat menyerang pada setiap fase Nonci,
batang pertumbuhan jagung, namun sejak akhir fase 1987
kedua sampai awal fase keempat merupakan
fase yang paling rentan. Serangan penggerek dalam
batang ini menyebabkan kerusakan pada Kabakean
daun, batang, bunga jantan dan bunga betina.
Serangan ditandai dengan terdapat lubang dkk, 2022
dan terdapat seperti serbuk gergaji.
Asikin,
Akibatnya batang tanaman banyak yang
patah sehingga tidak menghasilkan tongkol 2003
yang sempurna.

2. Penggerek Helicoverpa hama Larva akan memakan jambul tongkol Asikin,


tongkol armiger kemudian meninggalkan kotoran pada 2003
tongkol dan cocok untuk pertumbuhan jamur
yang menghasilkan mikotoksin sehingga
tongkol rusak.
Dapat menyerang tanaman muda pada pucuk
atau malai yang dapat mengakibatkan tidak
terbentuknya bunga Jantan, berkurangnya
hasil bahkan tanaman dapat mati.
3. Lalat bibit Atherigona sp hama Dapat menyerang tanaman jagung sejak awal (Adnan,
pertumbuhan hingga tanaman berumur satu 2009)
bulan. Kerusakan yang ditimbulkan dapat
mencapai 90%. Serangan yang paling tinggi
biasanya terjadi pada musim hujan dan hama
ini menyukai tanaman muda yang berumur 5-
10 hari. Larva lalat bibit menggerek tanaman
dan masuk ke dalam batang. Serangan dapat
menyebabkan pertumbuhan tanaman kerdil
dan tampak menguning jika titik tumbuh
diserang tanaman jagung akan mati. Jika
tanaman mengalami rekoveri, maka
pertumbuhan tanaman menjadi kerdil
4. Ulat Spodoptera hama Daun tanaman jagung dapat dimakan habis Maharani,
grayak frugiperda sampai hanya tersisa tulang daunnya. 2019.
5. Belalang Locusta migratoria hama Belalang kembara menyerang daun akibatnya Sudarsono,
kembara hanya menyisakan tulang daun dan batang, 2005.
bahkan pada kondisi tertentu serangga ini
dapat memakan tulang daun dan batang
6. bulai Peronosclerospora fungi Gejala serangan terlihat pada permukaan Sudarsono,
maydis daun yaitu terdapat garis-garis berwarna 2005
putih sampai kuning, diikuti dengan garis-
garis khlorotik sampai coklat bila infeksi
makin lanjut. Pada permukaan bawah daun
terbentuk tepung putih. Produksi sporangia
banyak terjadi pada 03.00-05.00, kemudian
spora tersebar oleh tiupan angin.

Tanaman terlihat kerdil dan tidak


berproduksi.
7. Bususk Rhizoctonia zeae fungi Gejala serangan tahap awal tampak bercak Maharani,
pelepah jamur berwarna salmon pada permukaan 2019.
pelepah, kemudian berubah menjadi abu-abu
pudar. Bercak meluas dan sering diikuti
pembentukan sclerotia dengan bentuk tidak
beraturan yang terkesan seperti cipratan tanah
berwarna salmon sampai coklat gelap.
Penyakit busuk pelepah mulai muncul setelah
tanaman berumur sekitar satu bulan dan
dapat berkembang pada sisa-sisa tanaman
yang tertinggal di dalam tanah.
8. Karat Puccinia sorghi Gejala awal adanya bintik berwarna coklat Sudarsono,
daun kemerahan hingga coklat kehitaman, 2005
serangan berat daun menjadi kering dan
dapat menghalangi fotosintesis.

9. Mosaik Maize Dwarf Virus Ditularkan secara mekanis oleh serangga Maharani,
Mosaic Virus vektor. ()Gejala berupa mosaik atau adanya
(MDMV) warna hijau muda kekuningan dan tua. 2019
Ukuran tongkol serta jumlah biji berkurang.

B. Menjabarkan terkait inventarisasi pengendalian hama – penyakit utama pada komoditas terpilih (masukan tabel pada tugas terkait nama
hama – penyakit, penyebab, deskripsi dan pustakanya)

No Nama Umum Hama/ Nama Ilmiah Kategori Mekanisme Deskripsi Pengendalian Pustaka
Penyakit Hama/ Penyebab Pengendalian (Fisik/ (terkait bahan
Penyakit Kimia Sintetik/ Kimia aktif/ mekanisme
Organik Biologi) kerja)
1. Penggerek batang Ostrinia furnacalis Fisik Pemangkasan Sebagian aktivitas (Asikin, 1997).
bunga jantan larva berada pada
bunga jantan, sehingga
pemotongan ½ atau ¾
bagian bunga dapat
mengurangi serangan
penggerek batang
Kimia Sintetik Insektisida Pemberian insektisida (Asikin, 1997).
granular melalui
pucuk (1-2
butir/tanaman) cukup
efektif menekan
serangan penggerek
batang. Dapat juga
menggunakan
insektisida
sipermetrin,
karbosulfan,
deltametrin,
monokrotofos dan
diklorvos jika
diberikan pada
tanaman berumur 60
hari

Kimia Organik Biologi Musuh alami Menggunakan musuh (Hamijaya, 1999)


alami dari ordo
Coleoptera, Arachnida
dan Dermaptera
2. Penggerek tongkol Helicoverpa Fisik  Pemangkasan  Kerusakan tongkol -
armiger
bunga jantan dapat ditekan
hingga di bawah
 Pengolahan
10%
tanah
 Pengolahan tanah
yang baik dapat
merusak pupa yang
terbentuk dalam
tanah sehingga
akan mengurangi
populasi hama pada
tanaman berikutnya

Kimia Sintetik Pestisida nabati Mengaplikasikan -


pestisida nabati
berbahan dasar daun
mimba dengan dosis
250 gr/L. Bahan aktif
yang ada diantaranya
adalah azadirachtin,
salanin, meliantriol,
nimbin dan nimbidin.
Mimba tidak
membunuh hama
secara cepat, namun
mengganggu hama
pada proses makan,
pertumbuhan,
reproduksi.
Kimia Organik Biologi - - -
3. Lalat bibit Atherigona sp Fisik - - -

Kimia Sintetik Insektisida Dilakukan dengan -


penyemprotan,
dibenamkan ke dalam
tanah, diberikan
melalui pucuk. Yang
paling efektif
menggunakan
penyemprotan
Monokrotofos dan
Isoxation 4 cc/L,
Karbofuran dosis 17
kg/ha dibenamkan
dalam tanah,
sedangkan melalui
pucuk diberikan 1-2
butir/tanaman
Kimia Organik Biologi Musuh alami Lycosa sp, Oxyopes -
sp, Argiope sp,
Collitrichia sp,
Paederus sp,
Solenopsis sp

4. Ulat grayak Spodoptera Fisik Dilakukan Tindakan ini dapat -


frugiperda Pengambilan dilakukan guna
mengurangi
langsung hama penyebaran hama pada
tanaman dengan cara
mengambil langsung
hama dari tanaman
terjangkit.

Kimia Sintetik Insektisida Jenis insektisida yang -


cukup efektif yaitu
karbofuran,
sipermetrin,
karbosulfan,
deltametrin,
monokrotofos dan
diklorvos
Kimia Organik Biologi Musuh alami Jenis predator -
dominan antara lain
jenis laba-laba,
kumbang karabit serta
kepik pemangsa ulat.
Jenis parasitoid antara
lain Apenteles,
Telenomus, T.
schoenobii,
Trichogramma
5. Belalang kembara Locusta Fisik - - -
migratoria
Kimia Sintetik Insektisida Mengaplikasikan -
insektisida berbahan
aktif Emamektin
benzoat dan Iunfeuron
seperti Fenite 150 OD.
Aplikasi insektisida
dilakukan pada pucuk
tanaman jagung dan
pada sore hari, dimana
belalang kembara
umumnya ditemukan
di sekitar pucuk
tanaman jagung.
Kimia Organik Biologi - - -

6. bulai Peronosclerospora Fisik  Pemilihan  Varietas yang tahan (Asikin, 1997).


maydis terhadap bulai
varietas
adalah Kalingga,
Arjuna, Wiyasa,
 Waktu
Bromo dan
tanam Parikesit.
 Jagung yang
ditanam di awal
musim hujan
intensitas
kerusakan akibat
bulai hanya 1-2%
Kimia Sintetik Fungisida Mengaplikasikan
fungisida metalaksil
pada benih jagung
dengan dosis 0,7g
bahan aktif/kg benih.
Penyemprotan
fungisida Nordox
56WP pada tanaman
dimulai pada umur 5
HTS.
Kimia Organik Biologi - - -

7. Bususk pelepah Rhizoctonia zeae Fisik Sanitasi lahan menanam varietas -


yang terserang tahan serat waktu
tanam yang tepat yaitu
pada awal musim
kemarau
Kimia Sintetik - - -

Kimia Organik Biologi Aplikasi dengan dosis 20 kg (Prayudi, 2003).


Trichoderma formulasi/hektar
harzianum mampu menekan
perkembangan
penyakit busuk
pelepah
8. Karat daun Puccinia sorghi Fisik Pemilihan Menanam jagung -
varietas varietas tahan seperti
Lamuru, Sukmaraga,
Palakka, Bima 1 dan
Semar 10
Kimia Sintetik Fungisida Menggunakan -
fungisida berbahan
aktif benomil

Kimia Organik Biologi - - -

9. Mosaik Maize Dwarf Fisik Sanitasi lahan Mengadakan -


Mosaic Virus pergiliran tanaman
(MDMV)
Kimia Sintetik - - -

Kimia Organik Biologi - - -

Terangkan lebih lanjut terkait hasil rekapitulasi diatas.


PEMBAHASAN
A. Pembahasan mengenai perkembangan dan implementasi pengendalian fisik/ kultur teknis
pada komoditas terpilih di asia pacific - indonesia
B. Pembahasan mengenai perkembangan dan implementasi pengendalian kimia non
biopestisida (mikroorganisme dan botanical pesticide) pada komoditas terpilih di asia
pacific - indonesia
C. Pembahasan mengenai perkembangan dan implementasi biopestisida (mikroorganisme
dan botanical pesticide) pada komoditas terpilih di asia pacific - indonesia
D. Pembahasan mengenai nilai positif dan negative antara penggunaan pestisida komersil
dan biopestisida dalam perlihan menuju pertanian berkelanjutan

KESIMPULAN
Dijabarkan dalam bentuk paragraph untuk setiap tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Sitasi disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan,
mengikuti format Vancouver. Hanya pustaka yang disitasi pada paper ini yang dicantumkan
dalam Daftar Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai