Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Kepelatihan Olahraga, Volume 5, No.

1, Juni 2013 ISSN 2086-339X

PERAN ALAT BANTU RUBBER RESISTANT


TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 25 METER
MAHASISWA PJKR ANGKATAN 2009 DI STKIP PASUNDAN CIMAHI

Akhmad Olih Solihin

Abstrak

Tujuan utama dalam studi ini yaitu ingin memperoleh fakta-fakta tentang: (1)
Efektivitas latihan dengan penggunaan alat bantu rubber resistant untuk kecepatan berenang
bagi mahasiswa pemula; (2) Efektivitas latihan tanpa menggunakan alat bantu rubber resistant
dalam kecepatan bagi mahasiswa pemula; (3) Perbedaan antara dua latihan yaitu antara latihan
dengan alat bantu rubber resistant dan tanpa alat bantu rubber resistant dalam kecepatan
berenang bagi mahasiswa pemula. Terdapat tiga masalah yang diungkapkan solusinya yaitu:
(1) Apakah ada pengaruh latihan dengan menggunakan alat bantu rubber resistant terhadap
kecepatan renang gaya dada bagi pemula? (2) Apakah ada pengaruh latihan tanpa
menggunakan alat bantu rubber resistant terhadap kecepatan renang gaya dada bagi pemula?
(3) Manakah yang lebih efisien diantara kedua metode tersebut terhadap kecepatan renang gaya
dada bagi pemula? Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat disimpulkan
bahwa besar pengaruh penggunaan alat bantu rubber resistant terhadap kecepatan renang gaya
dada 25 m sebesar 16 detik, dan pengaruh tanpa menggunakan alat bantu terhadap kecepatan
renang gaya dada 25 m sebesar 17 detik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
antara kedua metode latihan tersebut. Perbedaan perlakuan yang mencolok antara penggunaan
alat bantu rubber resistant dan tanpa alat bantu rubber resistant, terletak pada faktor kesulitan
dengan adanya taraf stabilitas gerakan, dimana dengan mempergunakan alat bantu rubber
resistant gerakan relatif lebih kompleks dibandingkan tanpa alat bantu rubber resistant.
Dengan penggunaan alat bantu rubber resistant yang mengakibatkan gerakan kompleks,
konsentrasi siswa lebih banyak dipusatkan untuk melakukan tugas gerak. Hal ini merupakan
indikasi bahwa dengan menggunakan alat bantu rubber resistant dapat menyediakan
kemudahan yang positif bagi pemula untuk latihan renang gaya dada tanpa dihinggapi
kecemasan tenggelam.

Kata Kunci : Alat Bantu Rubber Resistant, Renang Gaya Dada

PENDAHULUAN Hingga tahun 1952 telah terdaftar


Olahraga renang di Indonesia dari sebanyak 29 perkumpulan, tergabung dalam
tahun ke tahun semakin berkembang dan PRSI. Oleh karena itu kemudian didirikan
menunjukan kecenderungan yang terus top-top organisasi olahraga berenang di
meningkat dalam kualitas prestasi. olahraga tingkat daerah. Perkembangan olahraga
renang Indonesia setahap demi setahap maju berenang di Indonesia kian hari kian
dan berkembang serta selanjutnya dalam berkembang, hal ini ditandai dengan
tahun 1952, PRSI menjadi anggota resmi dari penyelenggaraan perlombaan renang hampir
Federasi Renang Dunia – FINA (singkatan setiap tahun di tingkat nasional. Begitu pula
dari Federation Internationale de Nation). halnya dalam setiap pelaksanaan Pekan
Dan International Olympic Committee (IOC). Olahraga Nasional (PON), cabang olahraga
renang menjadi nomor-nomor utama.

1
Jurnal Kepelatihan Olahraga, Volume 5, No. 1, Juni 2013 ISSN 2086-339X

Menurut sebuah penelitian, berenang Sikap yang horizontal dalam


merupakan salah satu olahraga terbaik karena berenang, dan dengan adanya pula tekanan
renang melibatkan seluruh anggota tubuh dalam air yang dapat mengurangi gaya berat
atau dengan kata lain seluruh tubuh aktif tubuh kita sehingga tubuh kita akan merasa
bergerak. Namun kendalanya, olahraga ini rileks dan hal ini dapat dimanfaatkan untuk
perlu kemampuan khusus sehingga tidak mengurangi kelainan-kelainan atau
semua orang bisa melakukannya. Tapi kesalahan-kesalahan dalam tubuh. Sekarang
menurut saya, asalkan ada niat, renang bisa ini terapi modern untuk penyakit lumpuh
dipelajari. banyak dilatih berjalan di dalam air.
Berenang untuk keperluan rekreasi Renang adalah olahraga yang
dan kompetisi dilakukan orang di kolam dilakukan di dalam air, dan memiliki empat
renang. Manusia juga berenang di sungai, di gaya renang. Gaya tersebut adalah: gaya
danau, dan di laut sebagai bentuk rekreasi. bebas, gaya dada, gaya punggung dan gaya
Olahraga renang membuat tubuh sehat kupu-kupu.
karena hampir semua otot tubuh dipakai Gaya dada adalah gaya yang
sewaktu berenang. Olahraga renang membuat gerakannya meniru gerakan katak saat
tubuh sehat karena hampir semua otot tubuh berenang (Nicolas Wynman 1956). Gaya
dipakai sewaktu berenang. dada dalam perkembangannya terdiri dari
Aktifitas renang empat kali lebih gaya dada tradisional (gaya rekreasi) dan
berat daripada waktu istirahat. Hal ini gaya modern (gaya prestasi), kedua macam
disebabkan karena dalam melakukan gerakan gaya ini teknik gerakannya sangat berbeda.
di air seluruh tubuh akan bergerak dan tubuh Gaya dada tradisional dayungan lengannya
secara tidak langsung mengatasi tekanan air melebar sampai jauh kebelakang, gerakan
yang lebih besar. Seperti otot-otot, paru-paru, lututnya terbuka lebar ke samping,
jantung, dan semua organ-organ dalam tubuh sedangkan gaya dada modern, tarikan
kita bekerja lebih ekstra. lengannya hanya selebar bahu, demikian juga
Di samping itu juga adanya lebar antara kedua lutut saat di tekuk hanya
rangsangan dingin yang kita rasakan dari air selebar panggul. Oleh karena itu bila
mempunyai pengaruh-pengaruh yang baik dibandingkan kedua gaya ini, tentu gaya
bagi tubuh kita dan akan menimbulkan modern akan lebih cepat dari pada gaya
perasaan segar. tradisional.
Seperti yang telah dibahas Gaya dada ini mempunyai ciri-ciri
sebelumnya, bahwa sejak dahulu orang telah sebagai berikut :
mengenal renang dan mempegunakan air 1. Kecepatan renangnya paling lambat.
sebagai salah satu alat penyembuhan 2. Hambatan/Resistant paling besar.
(therapeutics). Dapat dikatakan bahwa 3. Gerakannya terputus-putus.
renang dapat menenangkan penderita 4. Posisi tubuh tidak horizontal.
penyakit jiwa dan melemaskan segala Alat bantu ini penulis ciptakan untuk
kekakuan pada tubuh kita (rileksasi). memberikan beban latihan yang dihasilkan
Renang dapat menyembuhkan orang oleh berat badan orang itu sendiri. Dengan
yang mempunyai penyakit asma, karena bantuan rubber resistant gerakan akan
dengan renang, otot-otot pernapasan dapat tertahan dan akan terasa berat. Rubber
menjadi kuat. Resistant ini merupakan suatu alat suatu alat
bantu yang terbuat dari karet dimana terdapat
2
Jurnal Kepelatihan Olahraga, Volume 5, No. 1, Juni 2013 ISSN 2086-339X

4 ujung karet yang bersatu, dimana ujung menguntungkan. Ada sebagian pengajar yang
atas digunakan untuk di kedua pundak dan memilih gaya ini untuk diterapkan kepada
ujung bawah digunakan untuk di kaki, yang siswa atau mahasiswa, alasannya adalah
berfungsi untuk melatih power tungkai. gerakan kakinya mirip dengan gerakan
Tujuan dari penelitian ini adalah manusia saat berjalan. Jadi secara alamiah
untuk mengetahui apakah alat bantu rubber gerakan kaki sudah terbiasa saat berjalan,
resistant memberikan pengaruh terhadap tinggal menetapkan dalam posisi telungkup
renang gaya dada 25 meter mahasiswa PJKR cambukan ke bawah lebih kuat dari
angakatan 2009 di STKIP Pasundan cimahi. cambukan ke atas.

PEMBAHASAN b. Gaya dada


1. Hakekat Olahraga Renang Gaya dada adalah gaya yang
Olahraga renang merupakan salah gerakannya meniru gerakan katak saat
satu cabang olahraga yang sudah mulai berenang (Nicolas Wynman 1956).
banyak dikenal oleh masyarakat yang tempat Gaya dada dalam perkembangan-nya
tinggalnya berdekatan dengan sungai atau terdiri dari gaya dada tradisional (gaya
danau. Olahraga renang mutlak rekreasi) dan gaya dada modem (gaya
membutuhkan tempat latihan berupa kolam prestasi), Kedua macam gaya ini teknik
renang, dan juga beberapa perlengkapan gerakannya sangat berbeda. Gaya dada
seperti: pakaian renang. Kondisi seperti ini tradisional dayungan lengannya melebar
mengakibatkan olahraga renang banyak sampai jauh kebelakang, gerakan lututnya
diminati oleh masyarakat, namun olahraga terbuka lebar ke samping, sedangkan gaya
renang ini juga memiliki keunggulan yakni dada modern, tarikan lengannya hanya
banyak nomor dan jarak yang selebar bahu, demikian juga lebar antara
dipertandingkan. Hal ini dapat dijadikan kedua lulut saat ditekuk hanya selebar
andalan dalam pengumpulan medali. panggul. Oleh karena itu bila dibandingkan
kedua gaya ini, tentu gaya modem akan lebih
2. Gaya yang terdapat pada cabang cepat dari pada gaya tradisional.
olahraga renang Gaya dada ini mempunyai cirri-ciri
sebagai berikut:
a. Gaya Bebas 1. Kecepatan renangnya paling lambat.
Ciri-ciri dari gaya bebas adalah 2. Hambatan/Resistance paling besar.
sebagai berikut: 3. Gerakannya terputus-putus.
1. Paling cepat dalam menempuh jarak 4. Posisi tubuh tidak horizontal.
renanganya Salah seorang anggota militer Kapten
2. Koordinasinya paling sempurna dan Webb pernah berenang dengan gaya Ini
mudah menyeberangi selat Inggris dari kota Doper
3. Resistensinya paling kecil ke kota Calais dengan jarak 45 mil ditempuh
4. Kontinyuitas gerakannya paling tinggi dalam waktu 21 jam. Meskipun gaya ini
5. Posisi tubuh paling Horizontal paling lambat tapi mempunyai daya tahan
6. Penggunaan tenaga paling efisien yang tinggi untuk menempuh jarak jauh.
Oleh karena itu dalam pem-belajaran
renang gaya ini sering di nomor satukan, c. Gaya punggung
karena mempunyai ciri-ciri yang sangat
3
Jurnal Kepelatihan Olahraga, Volume 5, No. 1, Juni 2013 ISSN 2086-339X

Gaya renang ini gerakannya kupu merupakan gabungan kaki dan lengan
mempunyai kemiripan dengan gaya bebas. gaya bebas secara bersamaan.
tetapi posisi tubuhnya berbeda saat berenang.
Gaya punggung mempunyai Ciri-ciri sebagai 3. Teknik Dasar Olahraga Renang Gaya
berikut: Dada
1. Kecepatan renang no 3. Kesempurnaan teknik dasar setiap
2. Mempunyai hambatan relative kecil. gerakan olahraga adalah penting. Gerakan-
3. Mempunyai koordinasi relative baik. gerakan dasar tersebut harus dikuasai dengan
4. Mempunyai cara bernafas yang efisien. mahir dan selalu ditingkatkan sehingga
5. Membutuhkan fleksibilitas yang tinggi. tercapai suatu keterampilan gerak yang
Gaya renang ini di jelaskan dalam sempurna.
Swimming Teaching oleh Corlett, bagi Dalam olahraga renang khususnya
Wanita cambukan kakinya mempunyai gaya dada, teknik dasar yang perlu
dorongan yang lebih baik dibandingkan dikembangkan dan dikuasai oleh atlet
dengan cambukan kaki laki-laki. Hal ini menurut buku Modul Renang (2011:104)
disebabkan fleksibilitas putri lebih tinggi adalah sebagai berikut :
dibandingkan dengan putra. Penentu Teknik renang ada lima fase yaitu:
fleksibilitas tinggi terletak pada pergelangan a. Posisi Tubuh
kaki. b. Gerakan Kaki
c. Pernafasan
d. Gaya Kupu-kupu d. Koordinasi Gerakan Kaki dan Pernafasan
Gaya renang ini membutuhkan e. Gerak Dasar Rotasi Tangan
tenaga yang paling besar diantara gaya-gaya Sebelumnya telah dijelaskan bahwa
renang lainnya. Karena itu gaya ini dalam renang gaya dada ada 5 fase yang
mempunyai cirri-ciri sebagai berikut: harus dikuasai oleh mahasiswa. Bagian-
1. Kecepatan renang menduduki nomor bagian fase tersebut penulis uraikan sebagai
dua. berikut :
2. Membutuhkan fleksibilitas yang sangat
tinggi. a. Posisi Tubuh
3. Mempunyai tenaga yang besar Menurut versi Eropa Timur, saat
4. Cara bernafas efisien kea arah depan kedua lengan lurus di depan, seluruh kepala,
atau samping bahu, dan lengan atas berada di atas
Gaya renang ini merupakan permukaan air, dan ditambah sedikit bagian
perkembangan dari gaya dada modem. Gaya pinggul agak diangkat.
ini menurut Counsilman gerakannya meniru Pada versi Amerika Utara yaitu saat
dari gerakan ikan dolphin (lumba-lumba), kedua lengan lurus di depan sebagian besar
karena itu di sebut gaya dolphin. dari kepala berada di bawah permukaan air,
Di dalam keterangan lain dijelaskan posisi bahu dan pinggul sedikit berada di atas
bahwa seorang perenang gaya dolphin pasti permukaan air (sikap tubuh hampir datar
perenang gaya bebas yang baik, jadi apabila dengan air atau streamline). Saat
gaya kupu-kupunya kurang baik, yang harus pengambilan nafas, dimana kedua lengan
diperbaiki adalah gaya bebasnya karena melakukan rangkaian gerak sapuan keluar
gerakan lengan dan tungkai kaki gaya kupu- sehingga kembali ke posisi istirahat untuk
lurus di depan mengambil udara dari atas
4
Jurnal Kepelatihan Olahraga, Volume 5, No. 1, Juni 2013 ISSN 2086-339X

permukaan air cukup mengangkat kepala kelentukan kaki tinggi, biasanya


dengan gerakan leher saja. dimanfaatkan pada akhir dari lecutan dengan
Kesalahan-kesalahan yang biasa membuat gerak dolphin di bawah permukaan
penulis temui dilapangan, perenang tidak air.
menyiapkan dirinya untuk melakukan Usahakan pada saat kedua kaki ditarik
gerakan dan mulai merubah titik berat badan. mendekati pinggul lakukanlah semaksimal
Gambar 1
mungkin, sehingga sikap ini dapat
Posisi Tubuh (Sumber : Modul Renang, 2011:106) melakukan rangkaian gerak berikutnya
dengan lebih kuat. Apabila pada waktu
melakukan gerakan menarik tungkai bawah
agak berat dilakukan, maka gerakan itu
dikerjakan dengan bantuan sedikit kedua
belah paha dibuka.
Meningkatkan percepatan pada saat
melakukan gerakan kaki adalah sangat
diperlukan dan juga sangat penting. Kaki
akan mendapat akselerasi dan mencapai
tingkat kecepatan maksimum, hanya karena
b. Gerakan kaki kedua kaki setelah melakukan tendangan dan
Gerakan kaki pada gaya dada menutup lurus di belakang. Gerakan yang
kebanyakan melakukan gerakan kaki yang dilakukan itu akan menghasilkan tenaga daya
cenderung membentuk gerakan kaki gaya angkat (lift force) ke arah depan.
dolphin (whip kick), dimana pada saat fase Gambar 2
istirahat yaitu fase ketika dua tungkai kaki Gerakan Kaki (Sumber : Modul Renang, 2011:108)

bagian bawah ditarik serentak mendekati


pinggul dan kemudian setelah fase itu
dilakukan, pergelangan kedua kaki diputar
mengarah keluar, sehingga membentuk sudut
kurang lebih 50 derajat, kemudian dari posisi
ini kedua kaki melakukan gerak menginjak
dan di akhiri dengan me-nendang sehinnga
kedua kaki bertemu lurus di belakang.
Gerakan itu sering disebut dengan istilah
baling-baling (propeller), dimana
pergelangan kaki dan tungkai bagian bawah c. Pernafasan
berfungsi sebagai alat gerakannya. Dalam pernafasan gaya dada terdapat
Beberapa perenang ada yang bentuk-bentuk latihan untuk mempermudah
melakukan akhiran dari gerakaan kaki dalam melatih gerakan nafas. Bentuk-bentuk
menginjak dan menendang itu hingga tumit latihannya antara lain, di kolam dangkal
kaki sedikit naik ke atas permukaan air, hal membelakangi dinding atau menghadap
ini disebabkan kaki yang bersangkutan dinding dengan kedua lengan dilipat di
sangat lentur (fleksible). Keuntungan yang belakang punggung, lakukan irama
diperloleh perenang yang mempunyai mengambil nafas dari permukaan air melalui

5
Jurnal Kepelatihan Olahraga, Volume 5, No. 1, Juni 2013 ISSN 2086-339X

mulut dengan sikap pandangan ke depan,


dimana dada sedikit diangkat, kemudian
masukan bagian muka ke permukaan air Gambar 4
Koordinasi Gerakan Kaki dan Pernafasan
dengan menundukkan kepala. Buanglah hasil (Sumber : Modul Renang, 2011:110)
pernafasan dibawah permukaan air melalui
hidung. Latihlah rangkaian gerakan ini
sampai terbiasa dan biasanya apabila sudah
terlatih dengan gaya kupu-kupu, latihan ini
tidak dikerjakan sebab gerakan pernafasan
dalam gaya kupu-kupu sama dengan gaya
dada.
Untuk memperoleh gerakan
pernafasan yang baik pada gaya dada, cukup
dikombinasikan dengan gerakan kaki.
e. Gerak Dasar Rotasi Tangan
Gambar 3
Breathing (Sumber : Modul Renang, 2011:109) Pada dasarnya posisi gerakan dasar
rotasi tangan terdiri dari fase istirahat
(recovery), saat kedua lengan lurus di depan.
Fase membuka ke luar (outward), saat kedua
tangan membuka ke luar hingga lebih lebar
dari perpanjangan garis bahu. Fase
menangkap (catch), fase ini dilakukan
setelah akhir dari gerakan fase membuka,
dimana saat melakukan fase ini, usahakan
siku tinggi (high elbow) untuk memutar
pergelangan tangan.
d. Koordinasi Gerakan Kaki dan Perlu dipehatikan pada saat
Pernafasan melakukan sapuan ke dalam, posisi telapak
Ada pendapat mengenai koordinasi tangan dengan air membentuk sudut antara
gerak antara kaki dengan pernafasan, yaitu 30-40 derajat atau rata-rata 40 derajat.
kepala sebagi kendali, dimana kepala Dapat kita lihat pada gambar di
diangkat, kedua kaki mengikuti, dengan bawah ini :
menarik kea rah pinggul dan kepala kembali
Gambar 5
masuk permukaan air, kedua pergelangan Gerak Dasar Rotasi Tangan (Sumber : Modul Renang, 2011:112)
kaki mengarah keluar melakukan injakan dan
sikap tendangan hingga berakhir lurus di
belakang.
Saat kedua kaki melakukan proses
menginjak dan menendang hingga lurus ke
belakang, kepala diangkat ke atas permukaan
air untuk mengambil udara dan selanjutnya
kepala masuk ke permukaan air ketika kedua
kaki ditarik mendekati pinggul (saat
melakukan fase istrirahat).
6
Jurnal Kepelatihan Olahraga, Volume 5, No. 1, Juni 2013 ISSN 2086-339X

4. Metode Latihan Alat Bantu Rubber


Resistant Beberapa keuntungan yang didapat
Rubber Resistant merupakan suatu dari latihan dengan rubber resistant adalah
alat bantu yang terbuat dari karet dimana gerakan yang tidak terlalu kompleks,
terdapat 4 ujung karet yang bersatu, dimana sehingga mudah untuk dilakukan. Dengan
ujung atas digunakan untuk di kedua pundak latihan ini pelatih lebih mudah untuk
dan ujung bawah digunakan untuk di kaki, mengoreksi gerakan sehingga gerakan-
yang berfungsi untuk melatih power tungkai. gerakan yang salah dapat dihindari supaya
Bentuk latihan dengan Rubber Resistant tidak menimbulkan kebiasaan gerak yang
dapat dijadikan sebagai salah satu variasi salah.
latihan yang dapat menumbuhkan gairah baru Pada saat melakukan latihan ini
dalam renang gaya dada. Dalam buku perenang memperagakan teknik gerakan
Pembelajaran Terpadu (1998:5,21) dijelaskan yang telah dirancang sebelumnya oleh
sebagai berikut : penulis. Diawali dengan pemanasan, latihan
“Dalam rangka menarik perhatian inti dan diakhiri dengan pendinginan.
murid perlu dilakukan guru adalah Latihan inti di sini mencakup
memvariasikan gaya mengajar, penggunaan rangkaian gerak renang gaya dada dari mulai
alat-alat bantu mengajar yang sesuai dan posisi tubuh, gerakan kaki, pernafasan,
mengadakan pola interaksi yang bervariasi”. koordinasi gerakan kaki dan pernafasan,
Pengamatan penulis, latihan dengan dangerak dasar rotasi tangan.
rubber resistant pernah digunakan oleh para
pelatih di luar Negeri guna menarik dan 5. Metode Latihan Tanpa Menggunakan
menumbuhkan gairah belajar renang gaya Rubber Resistant
dada. Karena itu penulis mencoba Latihan dapat ditunjang dengan
menggunakan rubber resistant untuk menggunakan peralatan mulai dari yang
pembelajaran renang gaya dada, untuk lebih sederhana sampai yang ke canggih untuk
jelasnya gambaran alat bantu rubber resistant mengembangkan prestasi rennag. Bagi
setelah dipakai dapat dilihat pada gambar 2.6 pemula latihan tanpa rubber resistant lebih
di bawah ini : mudah dilakukan dibandingkan dengan
rubber resistant. Kompleksitas yang terjadi
Gambar 6
Alat Bantu Rubber Resistant pada saat melakukan gerakan adalah harus
mampu mengkoordinasikan gerakan lengan
dengan menjaga kesetimbangan gerakan
renang gaya dada. Dengan keadaan seperti
ini kecenderungan melakukan kesalahan
gerak akan mudah terjadi.
Latihan tanpa rubber resistant
menyerupai situasi dan bentuk gerakan
sesungguhnya. Dengan situasi semacam ini
akan lebih cepat menyesuaikannya dengan
keadaan sesungguhnya. Akan tetapi bagi
mereka yang keterampilannya atau tekniknya
belum sempurna, hal ini dapat
mengakibatkan timbulnya kesulitan, karena
7
Jurnal Kepelatihan Olahraga, Volume 5, No. 1, Juni 2013 ISSN 2086-339X

gerakannya kompleks. Kecenderungan Dalam rangka mengumpulkan data


melakukan gerakan yang salah dapat terjadi. penelitian sesuai dengan tujuan penelitian,
Oleh karena itu pada saat berlatih harus maka alat pengumpul data (instrumen) dalam
diawasi oleh pelatih sehingga gerakan- penelitian ini terbagi menjadi dua macam,
gerakan yang salah dapat dikoreksi. yang pertama adalah yang pertama adalah
untuk mengetahui kemampuan awal sampel
METODE PENELITIAN digunakan tes awal. Untuk mengetahui hasil
Penelitian ini penulis melakukan dari pada proses latihan berupa kecepatan
eksperimen, yaitu dengan jalan menerapkan renang gaya dada diukur dengan meng-
dua bentuk latihan untuk melatih kecepatan gunakan tes renang gaya dada 25 meter.
anak yang baru pertama kali mengikuti Tes renang gaya dada ini dapat
latihan renang gaya dada. Dua buah bentuk dikenali berdasarkan pada pelaksanaan tugas
latihan tersebut adalah latihan dengan renang gaya dada dengan cepat, cermat dan
menggunakan alat bantu rubber resistant, tepat ke target berjarak 25 meter yang diukur
dan latihan dengan tidak menggunakan alat dengan satuan waktu tertentu. Jadi indikator
bantu rubber resistant. keberhasilan subjek dalam tes tersebut yakni
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang subjek mampu menampilkan setiap tugas
digunakan penelitian tetapi dibagi menjadi gerak renang gaya dada dengan :
dua kelompok, yaitu setengah kelompok  Cepat yang berakibat renang akan
untuk kelompok eksperimen (Latihan meluncur dengan cepat pula.
keterampilan teknik renang gaya dada 25  Tepat yang berakibat renang tepat ke
meter dengan alat bantu rubber resistant) dan target.
setengah kelompok lagi menjadi kelompok Untuk membagi dua kelompok
control (Latihan keterampilan teknik renang sampel yang sama memiliki kemampuan
gaya dada 25 meter tanpa menggunakan alat awal yang cenderung homogen, dilakukan tes
bantu rubber resistant). T1 adalah tes awal untuk mengukur kecepatan dan kekuatan
dan T2 adalah tes akhir. dalam melakukan gerakan. Instrumen yang
dipakai adalah tes dengan menggunakan
Gambar
Desain Penelitian (Sumber Sudjana : 1986:17)
rubber resistant yang memiliki kepekaan
untuk mengukur kualitas fisik subjek,
Perlakuan
Tes Awal (T1) …………………….. X1 …………………… Tes Akhir T2 terutama dalam konteks kekuatan fisik yang
Perlakuan
Tes Awal (T1) …………………….. X2 …………………… Tes Akhir T2
dibutuhkan untuk gerakan menahan dan
melatih otot tungkai.
Data yang telah terkumpul dari hasil
Sampel yang dipergunakan dalam pengukuran berdasarkan tes kemampuan,
penelitian ini adalah mahasiswa PJKR dianalisis dan diolah data tersebut dengan
angkatan 2009 di STKIP Pasundan Cimahi, pendekatan statistic yang telah ditentukan,
jumlah sampel 50. Karakteristik peserta yang selanjutnya dibahas dan didiskusikan
latihan dalam penelitian ini adalah siswa dalam berbagai penemuan penelitian.
yang dijadikan sampel adalah sekelompok
anak yang sudah mengenal olahraga renang, HASIL PENGOLAHAN DATA
tetapi belum pernah melakukan latihan
Data yang diperoleh berupa kecepatan
renang gaya dada 25 meter.
waktu yang berhasil dicapai oleh sampel dari

8
Jurnal Kepelatihan Olahraga, Volume 5, No. 1, Juni 2013 ISSN 2086-339X

satu kali kesempatan yang diberikan pada (25 : 0.05) sebesar 0.173 berarti Lo hitung
saat berlangsung tes. Data tersebut masih lebih kecil daripada L daftar dengan
merupakan skor-skor mentah yang perlu demikian dapat dikemukakan bahwa
diperoleh secara statistik, agar data tersebut distribusi data kelompok A adalah normal.
bermakna dan mempunyai arti Kemudian distribusi data kelompok B
diperoleh Lo hitung sebesar 0.0189
1. Nilai Rata-Rata dan simpangan Baku dibandingkan dengan L daftar (25 : 0.05)
sebesar 0.173, berarti dapat dikemukakan
Tabel 1
Hasil Pengitungan Rata-rata dan Simpangan Baku bahwa distribusi data kelompok B adalah
normal.
Variabel X1 X2 Peningkatan S1 S2
Maka atas dasar analisis pada tabel 2
Latihan Dengan
Alat Bantu diketahui bahwa distribusi dari masing-
27.54 24.54 4.41 4.54 3.80
Rubber masing variabel ternyata normal, sehingga
Resistant
dalam pengujian statistika selanjutnya
Latihan Tanpa
Alat Bantu
dilakukan dengan menggunakan parametrik.
27.08 24.92 5.09 5.15 4.70
Rubber
Resistant
3. Penghitungan Homogenitas Dua
Variansi
Dari tabel di atas dapat dikemukakan :
Tabel 3
a. Kelompok latihan dengan menggunakan Hasil Uji Homogenitas
alat bantu rubber resistant rata-rata tes Kelompok F Hitung F Tabel Kesimpulan
awal 27.54, dengan tes akhir sebesar Latihan Dengan Alat
Bantu Rubber 1.42 1.96 Homogen
24.54, dengan demikian terdapat Resistant
peningkatan hasil latihan dengan rata-rata Latihan Tanpa Alat
sebesar 4.41. Bantu Rubber 1.19 1.96 Homogen
Resistant
b. Kelompok latihan tanpa menggunakan Peningkatan 1.01 1.96 Homogen
alat bantu rubber resistant rata-rata tes
awal 27.08, dengan tes akhir sebesar Kriteria pengujian ialah :
24.92, dengan demikian terdapat Terima Ho jika F (1- ½ α) ((n1-1)
peningkatan hasl latihan dengan rata-rata <F<F ½ α) (n1 -1) : (n2-1) taraf nyata α 0.05
sebesar 5.09. dan dk pembilang = n1 -1 dan dk
penyebutnya n2 -1.
2. Penghitungan Uji Normalitas Dari tabel 3 terlihat bahwa F hitung
Tabel 2 didapat sebesar kelompok A 1.42, kelompok
Hasil Penghitungan Uji Normalitas B 1.96 dan peningkatan hasil latihan 1.01.
Kelompok Lo Hitung
L Daftar
Hasil Hal ini menunjukkan bahwa F hitung
(25 : 0.05)
lebih kecil dari pada F tabel dengan derajat
0.0129 0.173 Normal
Kelompok A kebebasan (24 : 24) α 0.05 sebesar 1.96.
Kelompok B
0.0189 0.173 Normal Dengan demikian dapat diartikan bahwa
kedua kelompok tersebut mempunyai
Dari tabel di atas, dapat dikemukakan, variansi yang homogen.
pada kelompok A diperoleh Lo hitung
sebesar 0.0129 dibandingkan dengan L daftar 4. Analisis Peningkatan Hasil Latihan

9
Jurnal Kepelatihan Olahraga, Volume 5, No. 1, Juni 2013 ISSN 2086-339X

Tujuan analisis ini adalah untuk PJKR angkatan 2009 di STKIP Pasundan
mendapatkan gambaran yang nyata mengenai Cimahi.
apakah subyek yang dijadikan sampel
Tabel 5
menunjukkan peningkatan hasil latihan, Hasil Penghitungan Uji Signifikansi Perbedaan Hasil Latihan
terutama mengenai perbedaan hasil renang Kelompok A dan Kelompok B

gaya dada antara kelompok A (latihan yang Kelompok T Hitung T Tabel Hasil
menggunakan alat bantu rubber resistant) Latihan Dengan Alat
Bantu Rubber Resistant
dan kelompok B (latihan yang tanpa Latihan Tanpa Alat
18.54 2.02 Signifikan

menggunakan alat bantu rubber resistant ) Bantu Rubber Resistant

terhadap renang gaya dada pada mahasiswa


di STKIP Pasundan Cimahi. Pada tabel di atas, penghitungan
perbedaan peningkatan hasil latihan
Tabel 4
Uji Signifikansi Peningkatan Hasil Latihan
kelompok A dan kelompok B diperoleh nilai
Kelompok A dan Kelompok B t hitung sebesar 18.54 dibandingkan dengan t
tabel sebesar 0.975 = 2,02. ternyata t hitung
T Tabel
Kelompok T Hitung
(0.05 : 48)
Kesimpulan > dari t tabel, artinya latihan tanpa
menggunakan alat bantu rubber resistant
Latihan Dengan Alat lebih signifikan peningkatannya
Bantu Rubber 44.58 2.02 Signifikan
Resistant dibandingkan dengan latihan dengan
Latihan Tanpa Alat menggunakan alat bantu rubber resistant
Bantu Rubber 52.42 2.02 Signifikan terhadap gerakan dan kecepatan dalam
Resistant
cabang olahraga renang khususnya untuk
renang gaya dada pada mahasiswa PJKR
Pada tabel di atas, penghitungan
angkatan 2009 di STKIP Pasundan Cimahi.
peningkatan hasil latihan kelompok A
diperoleh nilai t hitung sebesar 44.58
KESIMPULAN DAN SARAN
dibandingkan dengan t tabel 0.975 = 2.02.
ternyata t hitung > dati t-tabel, artinya latihan 1. Kesimpulan
dengan menggunakan alat bantu rubber Berdasarkan uraian pembahasan yang
resistant memberikan pengaruh yang telah dikemukakan mengenai perbandingan
signifikan terhadap gerakan dan kecepatan pengaruh latihan dengan menggunakan alat
dalam cabang olahraga renang khususnya bantu rubber resistant dan latihan tanpa
untuk renang gaya dada pada mahasiswa menggunakan rubber resistant terhadap
PJKR angkatan 2009 di STKIP Pasundan kecepatan dalam cabang olahraga renang,
Cimahi. maka penulis merumuskan kesimpulan
Selanjutnya pada kelompok B, sebagai berikut :
diperoleh nilai t hitung sebesar 5242 1. Latihan dengan menggunakan alat bantu
dibandingkan dengan t tabel 0.975 = 2.02. rubber resistant secara signifikan
ternyata t hitung > dari t tabel, artinya latihan berpengaruh besar dan positif terhadap
tanpa menggunakan alat bantu rubber peningkatan kecepatan renang gaya dada
resistant memberikan pengaruh yang bagi para pemula.
signifikan terhadap gerakan dan kecepatan 2. Latihan tanpa menggunakan alat bantu
dalam cabang olahraga renang khususnya rubber resistant secara signifikan
untuk renang gaya dada pada mahasiswa berpengaruh positif terhadap peningkatan

10
Jurnal Kepelatihan Olahraga, Volume 5, No. 1, Juni 2013 ISSN 2086-339X

kecepatan renang gaya dada bagi para kontek masalah yang sama atau
pemula. pengembangannya dengan memperkuat
3. Bahwa kedua metoda latihan tersebut kondisi risetnya.
memberikan pengaruh yang berbeda 3. Banyak hal yang ditemui oleh penulis
terhadap kecepatan hasil renang dilapangan yang bisa dijadikan suatu
mahasiswa. permasalahan untuk diteliti, seperti dalam
4. Perbedaan perlakuan yang mencolok studi ini untuk membagi menjadi kedua
antara penggunaan alat bantu rubber kelompok, penulis menggunakan tes awal
resistant dengan tanpa alat bantu rubber pada tes pertama,dan tes akhir pada tes
resistant pada faktor kecepatan, dimana kedua.
dengan alat bantu rubber resistant
mahasiswa relatif membawa berat DAFTAR PUSTAKA
badannya sendiri dari pada tanpa alat Arikunto,suharsimi (2010). Prosedur
bantu rubber resistant, penggunaan alat penelitian suatu pendekatan
bantu rubber resistant membuat praktek, Jakarta.
mahasiswa stabil saat digunakan subyek Lutan, Rusli. (1998). Belajar Keterampilan
berakibat konsentrasinya lebih banyak Motorik, Jakarta
dipusatkan untuk melaksanakan tugas- Nurhasan. (1999). Hand Out Statistik,
tugas gerak gerakannya. Keadaan ini Fakultas Pendidikan Olahraga dan
dapat menyediakan kemudahan yang Kesehatan UPI Bandung.
positif bagi para mahasiswa pemula Surakhmad (1990), Pengantar Penelitian
untuk peningkatan kecepatan sekaligus Ilmiah, Bandung
menguasai keterampilan teknik renang Sulthan, Ihram. (1996). Definisi gaya dada,
gaya dada. menurut para ahli google halaman 1
Soetarman. (1984). Definisi peran, menurut
2. Saran para ahli google halaman 1
Dengan mengacu kepada kesimpulan Olih, Akhmad. dkk (2011). Modul Teori dan
dalam penelitian ini, maka penulis ingin Praktek Renang, Cimahi
menyarankan hal-hal sebagai berikut : Karnadi, Indik. dkk (2007).Modul Renang,
1. Penulis menyarankan kepada para Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Pembina renang untuk menerapkan Kesehatan UPI Bandung.
penggunaan alat bantu rubber resistant Sudjana, (1992). Metode Statistika, Bandung
dalam proses latihan.
2. Dalam studi ini masih ada keterbatasan Penulis
penulis dalam hal-hal tertentu misalnya Akhmad Olih Solihin S.Pd., M.Pd. adalah
jumlah sampel, lama eksperimen, metode tenaga pengajar di Jurusan Pendidikan
riset yang diterapkan, pengendalian Olahraga Program Studi Pendidikan
subyek karena tidak ditampung, kondisi Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) di
internal lain yang masih heterogen seperti STKIP Pasundan Cimahi, dengan bidang
waktu istirahat, kebiasaan tidur dan keahlian adalah Dayung, Renang dan Ilmu
nutrisi, serta kondisi dan latar kehidupan Kepelatihan.
sosial ekonomi yang relatif beragam pula.
Karena itulah penulis mengajukan saran
agar dilakukan penelitian lanjutan dalam
11

Anda mungkin juga menyukai