Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2


“RESONANSI SERI”

Dosen Pengampu: Madyono

Oleh:

Muhammad Khoirul Fuad Al Lutfy 1103191032

Mohammad Aditya Akbar N 1103191037

Novan Budi Prasetyo 1103191041

Kelas : 1 D3 Teknik Elektronika B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK ELEKTRONIKA

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

2020
Judul Percobaan:

Rangkaian Resonansi Seri

Tujuan:
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat;

 Menentukan frekuensi resonansi dari rangkaian resonansi seri dengan komponen yang
telah ditentukan.
 Menghitung faktor kualitas dari rangkaian resonansi seri.
 Menentukan nilai L dan C pada rangkaian resonansi seri dalam range frekuensi resonansi
1 KHz s/d 3 KHz.

Teori Dasar:

Rangkaian Resonansi Seri


Resonansi terjadi dalam rangkaian seri ketika frekuensi supply menyebabkan tegangan di
L dan C menjadi sama dan berlawanan dalam fasa. Sejauh ini kami telah menganalisis perilaku
rangkaian RLC seri yang sumber tegangannya adalah frekuensi tetap dari supply sinusoidal
keadaan tunak.

Dalam rangkaian RLC seri terdapat titik frekuensi di mana reaktansi induktif induktor menjadi
sama nilainya dengan reaktansi kapasitif kapasitor. Dengan kata lain, XL = XC. Titik di mana hal
ini terjadi disebut titik Frekuensi Resonansi, (ƒr) dari rangkaian, dan ketika kami menganalisis
rangkaian RLC seri, frekuensi resonansi ini menghasilkan Resonansi Seri.

Rangkaian Resonansi Seri adalah salah satu rangkaian terpenting yang digunakan dalam
rangkaian listrik dan elektronik. Mereka dapat ditemukan dalam berbagai bentuk seperti pada
filter listrik AC, filter kebisingan dan juga di rangkaian penyetelan radio dan televisi
menghasilkan rangkaian penyetelan yang sangat selektif untuk menerima saluran frekuensi yang
berbeda. Pertimbangkan rangkaian RLC (Resistor, Induktor, Kapasitor) seri sederhana di bawah
ini.

Permasalahan atau Pembahasan:


Resonansi seri dapat kita aplikasikan melalui rangkaina seri seperti gambar dibawah ini;
Untuk praktikum percobaan rangkaian resonansi seri, umumnya dalam praktikum ini
dilakukan percobaan sebanyak 2 kali, yaitu percobaan untuk mencari atau mendapatkan nilai
arus dalam suatu rangkaian dan percobaan untuk mencari atau mengukur nilai dari factor kualitas
(Q). Untuk gambar rangkaian percobaan dalam praktikum ini, dapat dilihat seperti gambar di
atas.

Untuk frekuensi resonansi bergantung dengan besarnya tegangan yang masuk. Karakter atau ciri
yang menarik dari rangkaian resonansi seri ini yaitu, terletak pada karakter atau ciri kurvanya,
dimana karakter atau ciri kurvanya tersebut yakni membentuk amplitudo yang tajam atau
meningkat. Saat tegangan tinggi diberikan dalam suatu rangkaian, maka nilai arus yang
dihasilkan nilainya tinggi pula.

Untuk lebih jelasnya tentang percobaan ini, kita bisa mengamati data hasil percobaan dalam
praktikum ini, untuk data hasil percobaannya dapat dilihat di bawah ini;
Berdasarkan dari data diatas dapat kita lihat bahwa, grafik yang dihasilkan tersebut memiliki
amplitudo yang tinggi atau tajam saat tegangan bernilai 480mV. Sehingga gambar grafik dari
hasil percobaan tersebut kurang lebih seperti gambar brikut ini;

Analisa:
Untuk praktikum kali ini tentang percobaan rangkaian resonansi seri, diperoleh data hasil
dari percobaan pertama berupa melakukan pengukuran arus dan percobaan yang kedua berupa
melakukan pengukuran faktor kualitas.

Dalam percobaan yang pertama (yakni melakukan pengukuran arus), hal yang
dilakukan yakni merangkai rangkaiannya untuk percobaan pengukuran arus. Kemudian Setelah
merangkai rangkaiannya tersebut dan melakukan pengukuran, didapatkan 15 data.

Untuk nilai tegangan (Vr) dimulai dari data ke-1 (nilai frekuensi 0,1 KHz) sampai pada data ke-
12 (nilai frekuensi 3 kHz) diperoleh bahwa, jika nilai frekuensi yang kita rubah itu semakin besar
maka semakin besar pula nilai tegangannya yang diperoleh.

Tetapi untuk (Vr) yang di mulai dari data ke-13 (nilai frekuensi 4 KHz) sampai pada data ke-15
(nilai frekuensi 6 KHz) diperoleh bahwa, jika nilai frekuensi yang kita rubah itu semakin besar
maka semakin kecil pula nilai tegangannya yang diperoleh.

Kemudian, untuk nilai arus (I=Vr/R) yang dimulai dari data ke-1 (nilai frekuensi 0,1 kHz)
sampai pada data ke-12 (nilai frekuensi 3 kHz) diperoleh bahwa, jika nilai frekuensinya yang
kita rubah itu semakin besar maka semakin besar pula nilai arusnya yang diperoleh.

Tetapi untuk nilai arus (I=Vr/R) yang dimulai dari data ke-13 (nilai frekuensi 4 kHz) sampai
pada data ke-15 (nilai frekuensi 6 kHz) diperoleh bahwa, jika nilai frekuensinya yang kita rubah
itu semakin besar maka semakin rendah pula nilai arusnya yang diperoleh.
Dalam percobaan yang kedua (yakni melakukan pengukuran faktor kualitas), hal yang
dilakukan yakni merangkai rangkaiannya untuk percobaan pengukuran faktor kualitas.
Kemudian Setelah merangkai rangkaian dan melakukan pengukuran, didapatkan 5 data.

Untuk nilai tegangan (VL dan Vc) dimulai dari data ke-1 (nilai frekuensi 1 KHz) sampai pada
data ke-5 (nilai frekuensi 5 kHz) diperoleh bahwa, jika nilai frekuensi yang kita rubah itu
semakin besar maka hasil nilai yang diperoleh dari kedua tegangan tersebut adalah sama
nilainya.

Tetapi untuk nilai (L) dimulai dari data ke-1 (nilai frekuensi 1 KHz) sampai pada data ke-5 (nilai
frekuensi 5 kHz) diperoleh bahwa, jika nilai frekuensi yang kita rubah itu semakin besar maka
semakin besar pula nilai L-nya yang diperoleh, dan perubahan nilai terbesar terjadi pada data ke-5.

Dan untuk nilai (C) dimulai dari data ke-1 (nilai frekuensi 1 KHz) sampai pada data ke-5 (nilai
frekuensi 5 kHz) diperoleh bahwa, jika nilai frekuensi yang kita rubah itu semakin besar maka
semakin kecil pula nilai C-nya yang diperoleh.

Kesimpulan:
 Resonansi dapat terjadi dalam suatu rangkaian setidaknya memiliki satu induktor dan
satu kapasitor.
 Jika nilai arus itu tinggi pada rangkaian resonansi, maka nilai tegangan pada induktor dan
kapasitor akan menghasilkan nilai yang tinggi pula.
 Frekuensi resonansi yaitu frekuensi saat tegangan mencapai keadaan maksimum.

Anda mungkin juga menyukai