Anda di halaman 1dari 4

ANALISA

Nama : I Putu Aditya Wicaksana


NIM : 2020-71-045
Pada praktikum kali ini kita membahas tentang modul 4 yaitu yang berjudul “Rangkaian
Resonansi Seri”. Sebelum kita masuk lebih jauh terkait percobaan alangkah lebih baik jika kita
mengetahui pengertian daripada rangkaian resonansi itu sendiri. Resonansi sendiri merupakan suatu
gejala yang terjadi pada suatu rangkaian arus bolak-balik (AC) yang mengandung elemen inductor (L),
dan capacitor (C). Resonansi tersebut dapat terjadi apabila ketika tegangan (V) dan arusnya (I) tersebut
gelombangnya berada didalam kondisi satu fasa. Rangkaian seri sendiri yaitu rangkaian yang hanya
terdapat satu jalur tempat arus mengalir dari suatu sumber listrik. Jadi arti dari rangkaian resonansi seri
yaitu rangkaian listrik yang beresonansi dalam bentuk rangkaian seri. Adapun tujuan dilakukannya
praktikum kali ini yaitu yang pertama “Mendemonstrasikan Fenomena Resonansi di Sirkuit RLC
Seri”. Resonansi di sirkuit RLC Seri dapat terjadi apabila reaktansi induktifnya sama dengan reaktansi
kapasitif XL = XC sehingga impedansi rangkaian sama dengan nilai resistansinya (Z = R) dan arus
seafase dengan tegangan. Tujuan yang kedua yaitu “Memahami Karakteristik Rangkaian Resonansi
Seri”. Karakteristik daripada Rangkaian Resonansi Seri yaitu apabila rangkaian diberikan masukan
berupa arus bolak-balik(AC) dengan suatu frekuensi tertentu, maka keluaran yang dihasilkan yaitu
frekuensi yang sama namun besar amplitude tegangannya tergantung daripada besar frekuensi
masukannya. Tujuan yang ketiga yaitu “Membandingkan Hasil Perhitungan dengan Hasil Praktikum”.
Hasil yang didapatkan selama perhitungan dan dengan praktikum yang dilakukan sedikti berbeda
dikarenakan pemotongan angka 0 dibelakang koma yang membuat perbedaan hasil. Tujuan yang
keempat yaitu “Memahami Pengaruh Perubahan RLC Terhadap Nilai Frekuensi”. Pengaruh perubahan
yang terjadi yaitu ketika diberikan frekuensi yang semakin tinggi maka amplitude tegangan dan arus
yang dihasilkan akan semakin besar pula yang artinya berbanding lurus. Namun resonansi tersebut
akan terjadi apabila frekuensi yang diberikan sesuai yang artinya besar reaktansi induktif dan reaktansi
kapasitifnya sama besar yang nantinya akan menghasilkan gelombang amplitude maksimal serta arus
maksimum.
Reaktansi kapasitif sendiri merupakan suatu hambatan yang dihasilkan oleh kapasitor (Xc) dan
Reaktansi Induktif sendiri merupakan suatu hambatan yang dihasilkan oleh inductor (X L ). Reaktansi
kapasitor dan Reaktansi Induktif sendiri memiliki 3 keadaan yaitu. Yang pertama yaitu nilai X L < Xc
yang artinya rangkaian tersebut akan bersifat kapasitor yang nantinya akan timbul arus leading yang
dimana fase tegangan tertinggal terhadap fase arus dengan beda sudut fase sebesar 90 o. Yang kedua
yaitu XL > Xc yang artinya rangkaian tersebut akan bersifat induktor yang nantinya akan timbul arus
lagging yang dimana fase tegangan mendahului terhadap fase arus dengan beda sudut fase sebesar 90 o.
Yang ketiga yaitu XL = Xc yang artinya rangkaian tersebut akan bersifat resonansi yang dimana besar
impedansi rangkaian sama dengan nilai hambatannya (Z=R).
Adapun alat dan perlengkapan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu 1 unit laptop yang
berisikan aplikasi proteus yang berfungsi untuk mendemonstrasikan daripada percobaan yang akan
dilakukan. Serta komponen yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu yang pertama Signal
Generator yang berisi frekuensi, range, level, serta amplitudonya bisa dirubah besarnya. Yang kedua
yaitu AC Ammeter yang berfungsi untuk mengukur besarnya arus yang masuk kedalam rangkaian.
Yang ketiga yaitu Capacitor yang berfungsi sebagai menyimpan energi didalam medan listrik yang
nantinya akan menyebabkan timbulnya beda fasa dalam gelombang pada rangkaian. Yang keempat
yaitu inductor yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik dalam bentuk medan magnet. Yang kelima
yaitu resistor yang berfungsi untuk menghambat arus yang masuk kedalam rangkaian. Dan yang
terakhir yaitu osiloscope yang berfungsi untuk menampilkan gelombang. Jumlah komponen yang
digunakan yaitu 1 buah Signal Generator, 1 buah resistor sebesar 30 Ω, 1 buah AC Ammeter, 1 buah
inductor sebesar 0,5 H, 1 buah kapasitor sebesar 20 uF dan 1 buah osiloscope.
Pada praktikum kali ini dilakukan 4x percobaan dengan situasi dan kondisi rangkaian yang
berbeda-beda. Percobaan pertama yaitu dengan keadaan awal yaitu 1 buah Signal Generator, 1 buah
resistor sebesar 30 Ω, 1 buah AC Ammeter, 1 buah inductor sebesar 0,5 H, 1 buah kapasitor sebesar 20
uF dan 1 buah osiloscope. Praktikum kali ini yaitu percobaan tentang perubahan frekuensi terhadap
gelombang yang dihasilkan atau menentukan frekuensi resonansi gelombang mulai dari 0 Hz sampai
dengan 120 Hz. Untuk yang pertama yaitu frekuensi sebesar 0 Hz didapatkan Amplitudo tegangan
kapasitor (Volt) sebesar 0 Volt dan Arus (Ampere) sebesar 0 mA. Gelombang yang dihasilkan tidak
ada dikarenakan tidak ada arus dan tegangan yang masuk kedalam rangkaian. Untuk yang kedua yaitu
frekuensi sebesar 10 Hz didapatkan Amplitudo tegangan kapasitor (Volt) sebesar 76.69 mV dan Arus
(Ampere) sebesar 2.28 mA. Gelombang yang dihasilkan hanya gelombang fasa positif yang
menyebabkan gelombang melambung keatas saja tanpa ada kebawah. Untuk yang ketiga yaitu
frekuensi sebesar 30 Hz didapatkan Amplitudo tegangan kapasitor (Volt) sebesar 950.62 mV dan Arus
(Ampere) sebesar 10.6 mA. Gelombang yang dihasilkan yaitu fasa positif dan negative tetapi tidak
sempurna dikarenakan besar arus dan tegangan yang kurang sesuai untuk membuat gelombang
sempurna. Untuk yang keempat yaitu frekuensi sebesar 50 Hz didapatkan Amplitudo tegangan
kapasitor (Volt) sebesar 8.63 V dan Arus (Ampere) sebesar 57.4 mA. Gelombang yang dihasilkan
yaitu gelombang maksimal yang menandakan bahwasannya resonansi rangkaian terjadi pada frekuensi
tersebut yaitu 50 Hz.
Untuk yang kelima yaitu frekuensi sebesar 80 Hz didapatkan Amplitudo tegangan kapasitor
(Volt) sebesar 2.64 V dan Arus (Ampere) sebesar 11.1 mA. Gelombang yang dihasilkan yaitu
gelombang fase positif dan fase negative hamper sempurna dikarenakan jumlah arus dan tegangan
yang masuk mulai stabil. Untuk yang keenam yaitu frekuensi sebesar 100 Hz didapatkan Amplitudo
tegangan kapasitor (Volt) sebesar 2.18 V dan Arus (Ampere) sebesar 7.27 mA. Gelombang yang
dihasilkan yaitu gelombang fase positif dan fase negative hamper sempurna dikarenakan jumlah arus
dan tegangan yang masuk mulai stabil. Untuk yang ketujuh yaitu frekuensi sebesar 120 Hz didapatkan
Amplitudo tegangan kapasitor (Volt) sebesar 2.01 V dan Arus (Ampere) sebesar 5.56 mA. Gelombang
yang dihasilkan yaitu gelombang fase positif dan fase negative hamper sempurna dikarenakan jumlah
arus dan tegangan yang masuk mulai stabil. Bisa dilihat dari data bahwasannya ketika rangkaian sudah
mencapai dititik resonansi, untuk frekuensi berikutnya tegangan dan arus yang mengalir pada
rangkaian akan menurun.
Percobaan kedua yaitu dengan merubah frekuensi menjadi 50 Ω didapatkan resonansi pada saat
frekuensi sebesar 50 Hz juga. Percobaan ketiga yaitu dengan merubah inductor menjadi IH dan
didapatkan resonansi rangkaian pada saat frekuensi sebesar 35 Hz. Percobaan keempat yaitu dengan
merubah kapasitor menjadi 40 uF dan didapatkan resonansi rangkaian pada saat frekuensi sebesar 36
Hz.
ANALISA
Nama : I Putu Aditya Wicaksana
NIM : 2020-71-045
Pada praktikum kali ini membahas tentang modul VI yaitu yang berjudul “Rangkaian
Resonansi Paralel”. Sebelum kita masuk lebih jauh terkait percobaan alangkah lebih baik jika kita
mengetahui pengertian daripada rangkaian resonansi itu sendiri. Resonansi sendiri merupakan suatu
gejala yang terjadi pada suatu rangkaian arus bolak-balik (AC) yang mengandung elemen inductor (L),
dan capacitor (C). Resonansi tersebut dapat terjadi apabila ketika tegangan (V) dan arusnya (I) tersebut
gelombangnya berada didalam kondisi satu fasa. Rangkaian Paralel sendiri merupakan suatu susunan
rangkaian yang mengalirkan arus listrik dalam bentuk percabangan. Jadi rangkaian resonansi parallel
sendiri yaitu merupakan suatu bentuk rangkaian resonansi yang terjadi pada rangkaian yang memiliki
percabangan atau rangkaian parallel. Adapun tujuan dilakukannya praktikum kali ini yaitu yang
pertama “Praktikan Dapat Mendemonstrasikan Fenomena Resonansi di Sirkuit RLC Paralel”.
Rangkaian resonansi parallel terjadi ketika arus pada rangkaian mencapai titik minimum saat frekuensi
resonansinya (Band Stop Filter). Rangkaian resonansi parallel juga terjadi ketika nilai daripada arus
reaktif sama besar dengan arus kapasitifnya XL = XC. Tujuan yang kedua yaitu “Dapat Memahami
Karakteristik Rangkaian Resonansi Paralel”. Karakteristik daripada Rangkaian Resonansi Paralel yaitu
apabila rangkaian diberikan masukan berupa arus bolak-balik(AC) dengan suatu frekuensi tertentu,
maka keluaran yang dihasilkan yaitu frekuensi yang sama namun besar amplitude tegangannya
tergantung daripada besar frekuensi masukannya. Tujuan yang ketiga yaitu “ Kita dapat
membandingkan hasil perhitungan dengan hasil praktikum”. Hasil perhitungan yang didapat sedikit
berbeda dengan hasil praktikum dikarenakan penggunaan angka 0 dibelakang koma yang berbeda
membuat hasil berbeda. Tujuan yang keempat yaitu “Dapat memahami pengaruh perubahan RLC
terhadap nilai frekuensi resonansi”.
Reaktansi kapasitif sendiri merupakan suatu hambatan yang dihasilkan oleh kapasitor (Xc) dan
Reaktansi Induktif sendiri merupakan suatu hambatan yang dihasilkan oleh inductor (X L ). Reaktansi
kapasitor dan Reaktansi Induktif sendiri memiliki 3 keadaan yaitu. Yang pertama yaitu nilai X L < Xc
yang artinya rangkaian tersebut akan bersifat kapasitor yang nantinya akan timbul arus leading yang
dimana fase tegangan tertinggal terhadap fase arus dengan beda sudut fase sebesar 90 o. Yang kedua
yaitu XL > Xc yang artinya rangkaian tersebut akan bersifat induktor yang nantinya akan timbul arus
lagging yang dimana fase tegangan mendahului terhadap fase arus dengan beda sudut fase sebesar 90 o.
Yang ketiga yaitu XL = Xc yang artinya rangkaian tersebut akan bersifat resonansi yang dimana besar
impedansi rangkaian sama dengan nilai hambatannya (Z=R).
Adapun alat dan perlengkapan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu 1 unit laptop yang
berisikan aplikasi proteus yang berfungsi untuk mendemonstrasikan daripada percobaan yang akan
dilakukan. Serta komponen yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu yang pertama Signal
Generator yang berisi frekuensi, range, level, serta amplitudonya bisa dirubah besarnya. Yang kedua
yaitu AC Ammeter yang berfungsi untuk mengukur besarnya arus yang masuk kedalam rangkaian.
Yang ketiga yaitu Capacitor yang berfungsi sebagai menyimpan energi didalam medan listrik yang
nantinya akan menyebabkan timbulnya beda fasa dalam gelombang pada rangkaian. Yang keempat
yaitu inductor yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik dalam bentuk medan magnet. Yang kelima
yaitu resistor yang berfungsi untuk menghambat arus yang masuk kedalam rangkaian. Jumlah
komponen yang digunakan yaitu 1 buah Signal Generator, 1 buah resistor sebesar 30 Ω dan 1 Ω, 1
buah AC Ammeter, 1 buah inductor sebesar 0,5 H, 1 buah kapasitor sebesar 20 uF dan 4 Buah AC
Ammeter.
Praktikum kali ini dilakukan selama 4x percobaan dengan situasi dan kondisi serta ketentuan
yang berbeda-beda. Percobaan pertama dengan keadaan normal rangkaian yaitu 1 buah Signal
Generator, 2 buah resistor sebesar 30 Ω dan 1 Ω, 1 buah AC Ammeter, 1 buah inductor sebesar 0,5 H,
1 buah kapasitor sebesar 20 uF dan 4 Buah AC Ammeter. Praktikum kali ini yaitu percobaan tentang
perubahan frekuensi terhadap gelombang yang dihasilkan atau menentukan frekuensi resonansi
gelombang mulai dari 0 Hz sampai dengan 120 Hz. Untuk data pengamatan yang didapatkan yaitu
untuk yang pertama 0 Hz didapatkan AC Ammeter 1 sebesar 0 mA , AC Ammeter 2 sebesar 0 mA,
AC Ammeter 3 sebesar 0 mA, AC Ammeter 4 sebesar 0 mA. Yang kedua 10 Hz didapatkan AC
Ammeter 1 sebesar 82.8 mA , AC Ammeter 2 sebesar 51.6 mA, AC Ammeter 3 sebesar 53.8 mA, AC
Ammeter 4 sebesar 2.18 mA. Yang ketiga 30 Hz didapatkan AC Ammeter 1 sebesar 60.6 mA , AC
Ammeter 2 sebesar 11.6 mA, AC Ammeter 3 sebesar 18.3 mA, AC Ammeter 4 sebesar 6.70 mA.
Yang Keempat 50 Hz didapatkan AC Ammeter 1 sebesar 58.7 mA , AC Ammeter 2 sebesar 0.21 mA,
AC Ammeter 3 sebesar 11.2 mA, AC Ammeter 4 sebesar 11.3 mA. Pada frekuensi 50 Hz rangkaian
mengalami resonansi yang dapat dilihat dari kecilnya jumlah arus yang masuk pada rangkaian sesuai
dengan konsep resonansi rangkaian parallel. Yang Kelima 80 Hz didapatkan AC Ammeter 1 sebesar
59.9 mA , AC Ammeter 2 sebesar 11.1 mA, AC Ammeter 3 sebesar 6.94 mA, AC Ammeter 4 sebesar
18 mA. Yang keenam 100 Hz didapatkan AC Ammeter 1 sebesar 61.2 mA , AC Ammeter 2 sebesar 17
mA, AC Ammeter 3 sebesar 5.56 mA, AC Ammeter 4 sebesar 22.6 mA. Yang ketujuh 120 Hz
didapatkan AC Ammeter 1 sebesar 63.0 mA , AC Ammeter 2 sebesar 22.4 mA, AC Ammeter 3
sebesar 4.63 mA, AC Ammeter 4 sebesar 27.1 mA. Dari data kelima – ketujuh bisa dilihat, ketika
rangkaian telah mengalami resonansi arus yang masuk jadi semakin besar.
Percobaan kedua yaitu mengubah resistor menjadi 50 Ω dengan bentuk rangkaian dan besar
Kapasitor dan Induktor tetap seperti semula. Frekuensi resonansi terjadi pada saat Frekuensi diatur ke
50 Hz. Percobaan ketiga yaitu mengubah induktor menjadi 1H dengan bentuk rangkaian dan besar
Kapasitor dan Resistor tetap seperti rangkaian awal. Frekuensi resonansi terjadi pada saat Frekuensi
diatur ke 35 Hz. Percobaan keempat yaitu mengubah kapasitor menjadi 40 uF dengan bentuk
rangkaian dan besar Induktor dan Resistor tetap seperti rangkaian awal. Frekuensi resonansi terjadi
pada saat Frekuensi diatur ke 35 Hz.

Anda mungkin juga menyukai