0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
28 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut merangkum hasil praktikum tentang rangkaian resonansi seri dan paralel. Praktikum rangkaian resonansi seri mendemonstrasikan fenomena resonansi pada frekuensi 50 Hz. Praktikum selanjutnya mengubah komponen rangkaian dan mengamati perubahan frekuensi resonansi. Praktikum rangkaian resonansi paralel mendemonstrasikan fenomena resonansi dan mengamati pengaruh perubahan komponen terhadap frekuensi resonansi.
Dokumen tersebut merangkum hasil praktikum tentang rangkaian resonansi seri dan paralel. Praktikum rangkaian resonansi seri mendemonstrasikan fenomena resonansi pada frekuensi 50 Hz. Praktikum selanjutnya mengubah komponen rangkaian dan mengamati perubahan frekuensi resonansi. Praktikum rangkaian resonansi paralel mendemonstrasikan fenomena resonansi dan mengamati pengaruh perubahan komponen terhadap frekuensi resonansi.
Dokumen tersebut merangkum hasil praktikum tentang rangkaian resonansi seri dan paralel. Praktikum rangkaian resonansi seri mendemonstrasikan fenomena resonansi pada frekuensi 50 Hz. Praktikum selanjutnya mengubah komponen rangkaian dan mengamati perubahan frekuensi resonansi. Praktikum rangkaian resonansi paralel mendemonstrasikan fenomena resonansi dan mengamati pengaruh perubahan komponen terhadap frekuensi resonansi.
NIM : 2020-71-045 Pada praktikum kali ini kita membahas tentang modul 4 yaitu yang berjudul “Rangkaian Resonansi Seri”. Sebelum kita masuk lebih jauh terkait percobaan alangkah lebih baik jika kita mengetahui pengertian daripada rangkaian resonansi itu sendiri. Resonansi sendiri merupakan suatu gejala yang terjadi pada suatu rangkaian arus bolak-balik (AC) yang mengandung elemen inductor (L), dan capacitor (C). Resonansi tersebut dapat terjadi apabila ketika tegangan (V) dan arusnya (I) tersebut gelombangnya berada didalam kondisi satu fasa. Rangkaian seri sendiri yaitu rangkaian yang hanya terdapat satu jalur tempat arus mengalir dari suatu sumber listrik. Jadi arti dari rangkaian resonansi seri yaitu rangkaian listrik yang beresonansi dalam bentuk rangkaian seri. Adapun tujuan dilakukannya praktikum kali ini yaitu yang pertama “Mendemonstrasikan Fenomena Resonansi di Sirkuit RLC Seri”. Resonansi di sirkuit RLC Seri dapat terjadi apabila reaktansi induktifnya sama dengan reaktansi kapasitif XL = XC sehingga impedansi rangkaian sama dengan nilai resistansinya (Z = R) dan arus seafase dengan tegangan. Tujuan yang kedua yaitu “Memahami Karakteristik Rangkaian Resonansi Seri”. Karakteristik daripada Rangkaian Resonansi Seri yaitu apabila rangkaian diberikan masukan berupa arus bolak-balik(AC) dengan suatu frekuensi tertentu, maka keluaran yang dihasilkan yaitu frekuensi yang sama namun besar amplitude tegangannya tergantung daripada besar frekuensi masukannya. Tujuan yang ketiga yaitu “Membandingkan Hasil Perhitungan dengan Hasil Praktikum”. Hasil yang didapatkan selama perhitungan dan dengan praktikum yang dilakukan sedikti berbeda dikarenakan pemotongan angka 0 dibelakang koma yang membuat perbedaan hasil. Tujuan yang keempat yaitu “Memahami Pengaruh Perubahan RLC Terhadap Nilai Frekuensi”. Pengaruh perubahan yang terjadi yaitu ketika diberikan frekuensi yang semakin tinggi maka amplitude tegangan dan arus yang dihasilkan akan semakin besar pula yang artinya berbanding lurus. Namun resonansi tersebut akan terjadi apabila frekuensi yang diberikan sesuai yang artinya besar reaktansi induktif dan reaktansi kapasitifnya sama besar yang nantinya akan menghasilkan gelombang amplitude maksimal serta arus maksimum. Reaktansi kapasitif sendiri merupakan suatu hambatan yang dihasilkan oleh kapasitor (Xc) dan Reaktansi Induktif sendiri merupakan suatu hambatan yang dihasilkan oleh inductor (X L ). Reaktansi kapasitor dan Reaktansi Induktif sendiri memiliki 3 keadaan yaitu. Yang pertama yaitu nilai X L < Xc yang artinya rangkaian tersebut akan bersifat kapasitor yang nantinya akan timbul arus leading yang dimana fase tegangan tertinggal terhadap fase arus dengan beda sudut fase sebesar 90 o. Yang kedua yaitu XL > Xc yang artinya rangkaian tersebut akan bersifat induktor yang nantinya akan timbul arus lagging yang dimana fase tegangan mendahului terhadap fase arus dengan beda sudut fase sebesar 90 o. Yang ketiga yaitu XL = Xc yang artinya rangkaian tersebut akan bersifat resonansi yang dimana besar impedansi rangkaian sama dengan nilai hambatannya (Z=R). Adapun alat dan perlengkapan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu 1 unit laptop yang berisikan aplikasi proteus yang berfungsi untuk mendemonstrasikan daripada percobaan yang akan dilakukan. Serta komponen yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu yang pertama Signal Generator yang berisi frekuensi, range, level, serta amplitudonya bisa dirubah besarnya. Yang kedua yaitu AC Ammeter yang berfungsi untuk mengukur besarnya arus yang masuk kedalam rangkaian. Yang ketiga yaitu Capacitor yang berfungsi sebagai menyimpan energi didalam medan listrik yang nantinya akan menyebabkan timbulnya beda fasa dalam gelombang pada rangkaian. Yang keempat yaitu inductor yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik dalam bentuk medan magnet. Yang kelima yaitu resistor yang berfungsi untuk menghambat arus yang masuk kedalam rangkaian. Dan yang terakhir yaitu osiloscope yang berfungsi untuk menampilkan gelombang. Jumlah komponen yang digunakan yaitu 1 buah Signal Generator, 1 buah resistor sebesar 30 Ω, 1 buah AC Ammeter, 1 buah inductor sebesar 0,5 H, 1 buah kapasitor sebesar 20 uF dan 1 buah osiloscope. Pada praktikum kali ini dilakukan 4x percobaan dengan situasi dan kondisi rangkaian yang berbeda-beda. Percobaan pertama yaitu dengan keadaan awal yaitu 1 buah Signal Generator, 1 buah resistor sebesar 30 Ω, 1 buah AC Ammeter, 1 buah inductor sebesar 0,5 H, 1 buah kapasitor sebesar 20 uF dan 1 buah osiloscope. Praktikum kali ini yaitu percobaan tentang perubahan frekuensi terhadap gelombang yang dihasilkan atau menentukan frekuensi resonansi gelombang mulai dari 0 Hz sampai dengan 120 Hz. Untuk yang pertama yaitu frekuensi sebesar 0 Hz didapatkan Amplitudo tegangan kapasitor (Volt) sebesar 0 Volt dan Arus (Ampere) sebesar 0 mA. Gelombang yang dihasilkan tidak ada dikarenakan tidak ada arus dan tegangan yang masuk kedalam rangkaian. Untuk yang kedua yaitu frekuensi sebesar 10 Hz didapatkan Amplitudo tegangan kapasitor (Volt) sebesar 76.69 mV dan Arus (Ampere) sebesar 2.28 mA. Gelombang yang dihasilkan hanya gelombang fasa positif yang menyebabkan gelombang melambung keatas saja tanpa ada kebawah. Untuk yang ketiga yaitu frekuensi sebesar 30 Hz didapatkan Amplitudo tegangan kapasitor (Volt) sebesar 950.62 mV dan Arus (Ampere) sebesar 10.6 mA. Gelombang yang dihasilkan yaitu fasa positif dan negative tetapi tidak sempurna dikarenakan besar arus dan tegangan yang kurang sesuai untuk membuat gelombang sempurna. Untuk yang keempat yaitu frekuensi sebesar 50 Hz didapatkan Amplitudo tegangan kapasitor (Volt) sebesar 8.63 V dan Arus (Ampere) sebesar 57.4 mA. Gelombang yang dihasilkan yaitu gelombang maksimal yang menandakan bahwasannya resonansi rangkaian terjadi pada frekuensi tersebut yaitu 50 Hz. Untuk yang kelima yaitu frekuensi sebesar 80 Hz didapatkan Amplitudo tegangan kapasitor (Volt) sebesar 2.64 V dan Arus (Ampere) sebesar 11.1 mA. Gelombang yang dihasilkan yaitu gelombang fase positif dan fase negative hamper sempurna dikarenakan jumlah arus dan tegangan yang masuk mulai stabil. Untuk yang keenam yaitu frekuensi sebesar 100 Hz didapatkan Amplitudo tegangan kapasitor (Volt) sebesar 2.18 V dan Arus (Ampere) sebesar 7.27 mA. Gelombang yang dihasilkan yaitu gelombang fase positif dan fase negative hamper sempurna dikarenakan jumlah arus dan tegangan yang masuk mulai stabil. Untuk yang ketujuh yaitu frekuensi sebesar 120 Hz didapatkan Amplitudo tegangan kapasitor (Volt) sebesar 2.01 V dan Arus (Ampere) sebesar 5.56 mA. Gelombang yang dihasilkan yaitu gelombang fase positif dan fase negative hamper sempurna dikarenakan jumlah arus dan tegangan yang masuk mulai stabil. Bisa dilihat dari data bahwasannya ketika rangkaian sudah mencapai dititik resonansi, untuk frekuensi berikutnya tegangan dan arus yang mengalir pada rangkaian akan menurun. Percobaan kedua yaitu dengan merubah frekuensi menjadi 50 Ω didapatkan resonansi pada saat frekuensi sebesar 50 Hz juga. Percobaan ketiga yaitu dengan merubah inductor menjadi IH dan didapatkan resonansi rangkaian pada saat frekuensi sebesar 35 Hz. Percobaan keempat yaitu dengan merubah kapasitor menjadi 40 uF dan didapatkan resonansi rangkaian pada saat frekuensi sebesar 36 Hz. ANALISA Nama : I Putu Aditya Wicaksana NIM : 2020-71-045 Pada praktikum kali ini membahas tentang modul VI yaitu yang berjudul “Rangkaian Resonansi Paralel”. Sebelum kita masuk lebih jauh terkait percobaan alangkah lebih baik jika kita mengetahui pengertian daripada rangkaian resonansi itu sendiri. Resonansi sendiri merupakan suatu gejala yang terjadi pada suatu rangkaian arus bolak-balik (AC) yang mengandung elemen inductor (L), dan capacitor (C). Resonansi tersebut dapat terjadi apabila ketika tegangan (V) dan arusnya (I) tersebut gelombangnya berada didalam kondisi satu fasa. Rangkaian Paralel sendiri merupakan suatu susunan rangkaian yang mengalirkan arus listrik dalam bentuk percabangan. Jadi rangkaian resonansi parallel sendiri yaitu merupakan suatu bentuk rangkaian resonansi yang terjadi pada rangkaian yang memiliki percabangan atau rangkaian parallel. Adapun tujuan dilakukannya praktikum kali ini yaitu yang pertama “Praktikan Dapat Mendemonstrasikan Fenomena Resonansi di Sirkuit RLC Paralel”. Rangkaian resonansi parallel terjadi ketika arus pada rangkaian mencapai titik minimum saat frekuensi resonansinya (Band Stop Filter). Rangkaian resonansi parallel juga terjadi ketika nilai daripada arus reaktif sama besar dengan arus kapasitifnya XL = XC. Tujuan yang kedua yaitu “Dapat Memahami Karakteristik Rangkaian Resonansi Paralel”. Karakteristik daripada Rangkaian Resonansi Paralel yaitu apabila rangkaian diberikan masukan berupa arus bolak-balik(AC) dengan suatu frekuensi tertentu, maka keluaran yang dihasilkan yaitu frekuensi yang sama namun besar amplitude tegangannya tergantung daripada besar frekuensi masukannya. Tujuan yang ketiga yaitu “ Kita dapat membandingkan hasil perhitungan dengan hasil praktikum”. Hasil perhitungan yang didapat sedikit berbeda dengan hasil praktikum dikarenakan penggunaan angka 0 dibelakang koma yang berbeda membuat hasil berbeda. Tujuan yang keempat yaitu “Dapat memahami pengaruh perubahan RLC terhadap nilai frekuensi resonansi”. Reaktansi kapasitif sendiri merupakan suatu hambatan yang dihasilkan oleh kapasitor (Xc) dan Reaktansi Induktif sendiri merupakan suatu hambatan yang dihasilkan oleh inductor (X L ). Reaktansi kapasitor dan Reaktansi Induktif sendiri memiliki 3 keadaan yaitu. Yang pertama yaitu nilai X L < Xc yang artinya rangkaian tersebut akan bersifat kapasitor yang nantinya akan timbul arus leading yang dimana fase tegangan tertinggal terhadap fase arus dengan beda sudut fase sebesar 90 o. Yang kedua yaitu XL > Xc yang artinya rangkaian tersebut akan bersifat induktor yang nantinya akan timbul arus lagging yang dimana fase tegangan mendahului terhadap fase arus dengan beda sudut fase sebesar 90 o. Yang ketiga yaitu XL = Xc yang artinya rangkaian tersebut akan bersifat resonansi yang dimana besar impedansi rangkaian sama dengan nilai hambatannya (Z=R). Adapun alat dan perlengkapan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu 1 unit laptop yang berisikan aplikasi proteus yang berfungsi untuk mendemonstrasikan daripada percobaan yang akan dilakukan. Serta komponen yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu yang pertama Signal Generator yang berisi frekuensi, range, level, serta amplitudonya bisa dirubah besarnya. Yang kedua yaitu AC Ammeter yang berfungsi untuk mengukur besarnya arus yang masuk kedalam rangkaian. Yang ketiga yaitu Capacitor yang berfungsi sebagai menyimpan energi didalam medan listrik yang nantinya akan menyebabkan timbulnya beda fasa dalam gelombang pada rangkaian. Yang keempat yaitu inductor yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik dalam bentuk medan magnet. Yang kelima yaitu resistor yang berfungsi untuk menghambat arus yang masuk kedalam rangkaian. Jumlah komponen yang digunakan yaitu 1 buah Signal Generator, 1 buah resistor sebesar 30 Ω dan 1 Ω, 1 buah AC Ammeter, 1 buah inductor sebesar 0,5 H, 1 buah kapasitor sebesar 20 uF dan 4 Buah AC Ammeter. Praktikum kali ini dilakukan selama 4x percobaan dengan situasi dan kondisi serta ketentuan yang berbeda-beda. Percobaan pertama dengan keadaan normal rangkaian yaitu 1 buah Signal Generator, 2 buah resistor sebesar 30 Ω dan 1 Ω, 1 buah AC Ammeter, 1 buah inductor sebesar 0,5 H, 1 buah kapasitor sebesar 20 uF dan 4 Buah AC Ammeter. Praktikum kali ini yaitu percobaan tentang perubahan frekuensi terhadap gelombang yang dihasilkan atau menentukan frekuensi resonansi gelombang mulai dari 0 Hz sampai dengan 120 Hz. Untuk data pengamatan yang didapatkan yaitu untuk yang pertama 0 Hz didapatkan AC Ammeter 1 sebesar 0 mA , AC Ammeter 2 sebesar 0 mA, AC Ammeter 3 sebesar 0 mA, AC Ammeter 4 sebesar 0 mA. Yang kedua 10 Hz didapatkan AC Ammeter 1 sebesar 82.8 mA , AC Ammeter 2 sebesar 51.6 mA, AC Ammeter 3 sebesar 53.8 mA, AC Ammeter 4 sebesar 2.18 mA. Yang ketiga 30 Hz didapatkan AC Ammeter 1 sebesar 60.6 mA , AC Ammeter 2 sebesar 11.6 mA, AC Ammeter 3 sebesar 18.3 mA, AC Ammeter 4 sebesar 6.70 mA. Yang Keempat 50 Hz didapatkan AC Ammeter 1 sebesar 58.7 mA , AC Ammeter 2 sebesar 0.21 mA, AC Ammeter 3 sebesar 11.2 mA, AC Ammeter 4 sebesar 11.3 mA. Pada frekuensi 50 Hz rangkaian mengalami resonansi yang dapat dilihat dari kecilnya jumlah arus yang masuk pada rangkaian sesuai dengan konsep resonansi rangkaian parallel. Yang Kelima 80 Hz didapatkan AC Ammeter 1 sebesar 59.9 mA , AC Ammeter 2 sebesar 11.1 mA, AC Ammeter 3 sebesar 6.94 mA, AC Ammeter 4 sebesar 18 mA. Yang keenam 100 Hz didapatkan AC Ammeter 1 sebesar 61.2 mA , AC Ammeter 2 sebesar 17 mA, AC Ammeter 3 sebesar 5.56 mA, AC Ammeter 4 sebesar 22.6 mA. Yang ketujuh 120 Hz didapatkan AC Ammeter 1 sebesar 63.0 mA , AC Ammeter 2 sebesar 22.4 mA, AC Ammeter 3 sebesar 4.63 mA, AC Ammeter 4 sebesar 27.1 mA. Dari data kelima – ketujuh bisa dilihat, ketika rangkaian telah mengalami resonansi arus yang masuk jadi semakin besar. Percobaan kedua yaitu mengubah resistor menjadi 50 Ω dengan bentuk rangkaian dan besar Kapasitor dan Induktor tetap seperti semula. Frekuensi resonansi terjadi pada saat Frekuensi diatur ke 50 Hz. Percobaan ketiga yaitu mengubah induktor menjadi 1H dengan bentuk rangkaian dan besar Kapasitor dan Resistor tetap seperti rangkaian awal. Frekuensi resonansi terjadi pada saat Frekuensi diatur ke 35 Hz. Percobaan keempat yaitu mengubah kapasitor menjadi 40 uF dengan bentuk rangkaian dan besar Induktor dan Resistor tetap seperti rangkaian awal. Frekuensi resonansi terjadi pada saat Frekuensi diatur ke 35 Hz.