Anda di halaman 1dari 3

Nama: Najwa Aulia Putri

Kelas: X MIPA 6
Mapel: PAI

BAB 1
MUJAHADATUN NAFS
Mujahadatun Nafs (Kontrol Diri)
Mujahadatun An-Nafs artinya pengendalian diri melawan hawa nafsu. Mujahadutun
artinya “bersungguh-sungguh”, sedangkan An-Nafs artinya “diri sendiri”.
Nafsu terbagi menjadi 3, yaitu Nafsu Ammarah (mendorong pada keburukan, QS. Yusuf:
53), Nafsu Lawwamah (menyesali setiap perbuatan buruk, QS. Al-Qiyamah: 2), dan Nafsu
Muthmainnah (tenang, QS. Al-Fajr: 27-28).
Dalil Al-Qur’an tentang Mujahadatun Nafs terdapat pada QS. Al-Anfal ayat 72, yang
memiliki arti “Sesungguuhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan
harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan
pertolongan (kepada muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap)
orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun
bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (tetapi) jika mereka meminta
pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka.
Dan Allah SWT Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

BAB 2
IMAN KEPADA ALLAH
Kriteria iman ada 3, yaitu diucapkan oleh lisan, dibenarkan oleh hati dan dibuktikan oleh
perbuatan. Orang yang beriman disebut “Mu’min” .
Dalam rukun iman, yang terutama dan wajib adalah iman kepada Allah. Terdapat 20
sifat wajib dan mustahil Allah.
Asmaul Husna berarti nama-nama baik Allah, yang berjumlah 99. Asmaul Husna berasal
dari Asma (kata jamak dari ismun/nama-nama), dan Husna dari kata Hasan (baik).
BAB 3
ETIKA BERPAKAIAN DALAM ISLAM
Orang yang menganut agama Islam adalah Muslim. Menurut bahasa, Aurat artinya
malu, aib, atau buruk. Sedangkan menurut istilah, aurat adalah batas minimal yang wajib
ditutup dalam tubuh karena perintah Allah SWT. Aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali
wajah dan telapak tangan (QS. An-Nuur/24:31 dan QS. Al-Ahzab/33:59), sedangkan laki-laki
yaitu dari pusar hingga lutut (QS. An-Nur: 30).
Kerudung bisa dipakai siapa saja termasuk non-islam, sedangkan jilbab bukan hanya
pakaian tetapi beserta perbuatannya.

BAB 4
SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM
Sumber hukum islam ada 4, yaitu Al-Qur’an, Hadist, Ijma’, Qiyas.
1. Al-Qur’an
Al-Qur'an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
melalui perantara malaikat Jibril kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat. Nama lain Al-Qur’an adalah Al-Kitab (kitab), Al-Huda
(petunjuk), Al-Furqan (pembeda), Ar-Rahmah (rahmat). Al-Qur’an terbagi menjadi dua
golongan surah yaitu Makiyyah (ayat yang diturunkan di Mekkah sebelum Nabi hijrah)
dan Madaniyyah (ayat yang diturunkan di Madanih setelah Nabi hijarah).
2. Hadist
Secara bahasa Hadist berarti “perkataan” atau sering disebut dengan Sunnah.
Secara istilah Hadist adalah perkataan (sabda) dari Nabi Muhammad SAW yang
dijadikan landasan syariat (hukum) islam.
Fungsi Hadist sebagai landasan hukum islam dan memperjelas isi dalam Al-
Qur’an.
Menurut ilmu Mustholah Hadist (ilmu yang mempelajari khusus tentang Hadist),
terdapat 3 aspek dalam hadist, yaitu:
1) Aspek Kualitas Hadist
Hadist Shahih (yang sanadnya/pembawanya diriwayatkan oleh perawi yang
dapat dipercaya dan tidak ada kejanggalan), Hadist Hasan (diriwayatkan oleh
perasi dan memenuhi kriteria shahih / hadist yang tidak berisi informasi bohong
dan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an juga memiliki beberapa sanad), Hadist
Dho’if (lemah), Hadist Maudhu (hadist palsu. Hukumnya haram jika
berhujjag/bersandar pada hadist ini).
2) Aspek Jumlah Perawi pada Hadist
Hadist Mutawwir (diriwayatkan oleh banyak perawi), Hadist Masyhur
(diriwayatkan oleh beberapa perawi yang sudah terkenal), Hadist Ahad
(diriwayatkan oleh satu perawi).
3) Aspek Sumber Asalnya
Hadist Qauliyyah (sabda Rasulullah SAW), Hadist Fi’liyyah (perbuatan langsung
Rasulullah SAW), Hadist Taqririyah (ketetapan. Diamnya Rasulullah SAW ketika
melihat iabah para sahabat).
3. Ijtihad
Secara bahasa artinya mencurahkan pikiran dengan bersungguh-sungguh. Fungsi
Ijtihad untuk menetapkan suatu hukum yang tidak dibahas di Al-Qur’an dan Hadist.
Ijtihad adalah suatu usaha yang dilaksanakan oleh sekelompok orang yang memenuhi
syarat untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al-Qur’an maupun
Hadist.
Orang yang melakukan Ijtihad disebut Mujtahid, sedangkan hasilnya disebut
Ijma’ (Fatwa Ulama).
4. Qiyas
Qiyas adalah suatu hukum dan perkara baru yang pada masa Nabi belum ada
tetapi memiliki sebab, manfaat, bahaya dan memiliki kesamaan dengan perkara
terdahulu sehingga dihukumi yang sama. Qiyas juga dianalogikan sebagai penentuan
hukum fiqih terhadap sesuatu yang belum ada hukumnya.

Anda mungkin juga menyukai