Makalah Potong Babi 23
Makalah Potong Babi 23
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
MATERI DAN CARA KERJA
2.1 Materi
Peralatan yang disiapkan adalah jas almamater, sepatu kandang,
buku praktikum, alat tulis, kalkulator, dan kartu praktikum. Materi terdiri
dari ternak babi di perusahaan ternak babi yang dipelihara pada
peternakan rakyat.
2.2 Cara Kerja
Praktikan berkumpul di lokasi 15 menit sebelum praktikum dimulai
Mengukur dan menghitung statistik vital ternak babi, kandang dan bagian-
bagiannya
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Identitas Peternak (Responden)
1. Nama peternak : Bapak Aris Gunadi umur 75th
2. Alamat Peternakan : Ds Kalikidang,Sokaraja, Banyumas
3. Jumlah Keluarga : 4 orang anak
4. Pendidikan : PT
5. Pekerjaan : Wirausaha rumah makan
6. Jumlah Anggota Keluarga yang terlibat beternak : 2 orang anak
7. Jenis usaha peternak :kombinasi pembibitan dan penggemukan
8. Populasi ternak babi yang dipelihara
Tabel 1 Populasi ternak babi yang dipelihara
Jenis / Klasifikasi ternak Jumlah Kematian Sebab-sebab
bangsa (ekor) (%) kematian
babi
Duroc, Boar/ pejantan 5 - -
Duroc Babi bunting 40 - -
Duroc Babi 20/160 -
beranak/menyusui
Duroc Babi umur 1-2 45 1% Suhu udara,
bulan(starter) tertindih induk
Duroc Babi umur > 2-5 138 - -
bulan(grower)
Duroc Babi dewasa 42 - -
(finisher)
Duroc Babi induk kering 6 - -
(sedang tidak
mengasuh anak)
3. Jumlah pakan, bentuk dan cara pemberian pakan yang diberikan tiap
hari :
Tabel 3 Pakan, bentuk dan cara pemberian pakan yang diberikan pada
babi
N Klasifikasi Kuantum Bentuk pakan Cara penyajian
pakan
o ternak (basah/kering) (tempat
(kg/ekor/hr
pakan/ditumpahkan
)
1 Boar/ 3 Kering Tempat pakan
pejantan
2 Induk 3 Kering Tempat pakan
bunting
3 Induk 4 Kering Tempat pakan
beranak /
menyusui
6
3.2 Pembahasan
Praktikum manajemen ternak potong dilaksanakan di peternakan
babi milik Bapak Aris Gunadi yang beralamat di desa Kalikidang,
Sokaraja. Lokasi peternakan babi milik Pak Gunadi tidak cukup jauh dari
pemukiman penduduk, dan dekat dengan persawahan. Peternakan babi
tersebut termasuk dalam usaha pembibitan dan penggemukan. Babi yang
dipelihara yaitu bangsa babi Duroc. Populasi babi yang dipelihara di
peternakan babi yang dikunjungi yaitu berjumlah 658 ekor. Babi yang
dipelihara terdiri atas babi boar (pejantan), babi bunting, babi
beranak/menyusui, babi starter, grower, finisher dan babi induk kering
sedang mortalitas babi yaitu pada periode setelah dilahirkan, yang
dipengaruhi oleh suhu udara dan karena tertindih induk.
Babi adalah ternak yang potensial untuk dikembangkan karena
mampu menghasilkan anak dalam jumlah banyak pada setiap kali
beranak, sehingga jumlah anak sapihan maupun babi potong dapat dijual
8
lebih banyak dibandingkan ternak mamalia lainnya. Oleh karena itu, untuk
menghasilkan jumlah anak per induk per kelahiran (litter size) yang tinggi
sampai disapih, perlu perhatian mengenai waktu pengawinan yang tepat
(alami maupun IB), usaha menurunkan mortalitas, memperhatikan umur
penyapihan, waktu sapih kebunting kembali, dan paritas induk (Ligaya et
al., 2007).
Babi memiliki sifat-sifat dan kemampuan yang menguntungkan
diantaranya adalah siklus reproduksinya yang relatif pendek, banyak anak
dalam satu kelahiran, tingkat pertumbuhan cepat, efisien dalam
penggunaan ransum, dan dapat memanfaatkan sisa makanan yang tidak
lagi digunakan oleh manusia (Sihombing, 2006). Peternakan babi
membutuhkan manajemen pemeliharaan yang baik untuk menghasilkan
hasil yang baik pula. Manajemen yang diterapkan di peternakan babi milik
Pak Gunadi terdiri dari manajemen pemilihan bibit, pemberian pakan,
perkawinan, pemeliharaan serta perkandangan.
3.2.1 Manajemen Pemilihan Bibit
Bibit/bakaln yang dipelihara di peternakan babi Pak Gunadi awal
mulanya didatangkan dari daerah Solo dan Semarang. Pejantan yang
dibeli umur 4 bulan sedangkan betinanya berasal dari keturunan sendiri.
Bibit yang dipilih yaitu bibit yang mempunyai penampilan bagus. Peternak
melakukan seleksi ketat terhadap bibit yang akan dipakai yang dilihat dari
kondisi tubuhnya, kaki, ketahan tubuh. Untuk seleksi induk, dipilih puting
yang paling banyak sedangkan untuk pejantan, sehat, kaki kuat dan
testisnya baik dan mampu membuahi betina. Bibit yang
dikembangbiakkan untuk betina yaitu umur 11 bulan-1 tahun. Pejantan
umur 1-1,5 tahun. Bakalan (digemukkan) untuk starter umur 1,5-2 bulan
dan grower umur 2,5-4 bulan.
3.2.2. Manajemen Pemberian Pakan
Pakan sangat mempengaruhi produksi maupun reproduksi suatu
ternak. Susunan ransum yang di berikan pada setiap periode
pertumbuhan babi grower, starter, finisher, menyusui akan berbeda.
9
terhadap laju kebuntingan, litter size lahir hidup, dan interval penyapihan
ke bunting kembali (Ligaya et al.,2007).
Apabila perkawinan berhasil, induk akan bunting dan perlakuan
tambahan yang diberikan pada induk antara lain pada pemberian pakan
yang perlu diperhatikan, dan dimandikan agar selalu bersih. Induk bunting
dipelihara dalam kandang individual. Setelah fase bunting berakhir yaitu
selama 111 hari, babi akan melahirkan. Tanda-tanda induk yang akan
melahirkan mempunyai ciri-ciri gelisah yaitu garuk-garuk lantai, keluar
lendir, ambing turun dan puting apabila dipijat akan keluar air susu.
Kelahiran babi periode pertama biasanya 7-8 ekor anak. Babi induk
atau menyusui pada kelahiran ke tiga, litter sizenya 11 ekor, ank jantan
biasanya 5 ekor dan betina 5 ekor, dengan presentase mortalitas 1 %.
Berat lahir antar 1-1,5 kg sedang berat saat di sapih adalah 10-11kg.
Dalam siklus hidupnya dalam farm babi, sering terjadi orphan pig (anak
babi kehilangan induk yang disebabkan karena induk babi mati/ induk
tidak mau menyusui anaknya). Kasus induk babi yang tidak mau
menyusui anaknya berarti sifat keibuannya (mothering ability) jelek.
Solusi yang dapat dilakukan peternak yaitu anak-anak babi di titipkan ke
induk lain agar disusui.
Berkurangnya jumlah anak babi karena kasus kematian dapat
disebabkan mati pada saat lahir, mati ditindih induk, diare, kedinginan dan
sesak nafas/anemia. Kematian anak babi yang terjadi di farm babi
Sokaraja karena faktor tersebut masing-masing yaitu sebesar 1%. Babi
induk akan dikawinkan lagi setelah anak disapih. Karena anak babi sangat
rentan terhadap lingkungan dan penyakit, maka peternak harus lebih
memperhatikan pada penanganan anak babi yang baru lahir. Anak babi
akan menyusu induk sampai dengan disapih. Umur induk dikawinkan lagi
yaitu setelah 1 minggu penyapihan anak.
3.1.4 Manajemen Pemeliharaan
a. Fase Starter
12
Swine Fever (CSF) atau Hog Cholera yang termasuk dalam genus
Pestivirus famili Flaviviridae.
Penyakit yang sering menyerang peternakan babi Sokaraja yaitu
penyakit pernafasan yang diatasi dengan suntikan obat, selain itu juga
terdapat penyakit kolera yang sering menyerang yang cara mengatasinya
dijual atau dipotong. Apabila ada ternak yang mati cara mengatasinya
yaitu dengan cara langsung dikubur. Agar tidak menular pada ternak babi
lain. Manajemen pencegahan penyakit sangat penting dalam peternakan
babi karena menentukan kesehatan babi yang juga menentukan populasi
babi dalam suatu farm.
BAB IV
KESIMPULAN