Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sering sekali proyek berjalan tidak memperhatikan masalah


pengendalian mutu, biaya, dan waktu yang menyebabkan proyek tersebut
mengalami kerugian secara material dan waktu. Proyek yang akan dibahas
mengenai pengendalian mutu, biaya, dan waktu ialah proyek bandara. Tidak
sedikit masalah dalam pembangunan bandara ada yang terekspos oleh media
ada yang tidak.

Dalam jurnal yang ditulis oleh Ratih Soleha dan Agus Ismail berjudul
“Analisa Efektivitas Waktu dan Biaya Proyek Ditinjau Dari unsur-unsur
Manajemen Proyek (Studi Kasus Overlay runway Bandara Inernasional
Soekarno-Hatta)” Contoh proyek yang menjadi studi kasus adalah proyek
overlay runway Bandara Internasional Soekarno – Hatta. dimana Owner dari
Proyek ini Adalah PT. ANGKASA PURA II dan kontraktor yang ditunjuk
adalah PT.HK, dimana dengan durasi waktu pekerjaan 15 bulan atau 450 hari
kalender. Meliputi pekerjaan overlay hotmix dengan panjang landasan 3.600
meter dan lebar 60 mmeter. Tetapi dalam prakteknya di proyek overlay
runway Bandara Internasional Soekarno – Hatta, kontraktor telah mengajukan
reschedule pekerjaan sampai 3 kali.

Karena minimnya data dan penelitian maka sebagian isi dari makalah
ini akan diambil dari berbagai sumber seperti jurnal dan literasi-literasi lain
untuk melengkapi pembahasan-pembahasan dalam makalah ini.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini dibuat untuk memudahkan pembaca dalam
memahami dasar-dasar dalam pengendalian mutu, biaya, dan waktu terutama
yang berkaitan dengan proyek bandara
1.3 Rumusan Masalah
a. Apa itu pegendalian mutu, biaya, waktu
b. Faktor-faktor penyebab masalah pengendalian mutu, waktu, dan biaya
pada proyek bandara
c. Cara mengendalikan atau mencegah masalah mutu, waktu, dan biaya pada
proyek bandara
BAB 2

TEORI

2.1 Pengenalan Bandara

Bandar udara atau sering disingkat bandara (bahasa Inggris: airport)


merupakan sebuah fasilitas di mana pesawat terbang seperti pesawat udara
dan helikopter dapat lepas landas dan mendarat. Suatu bandar udara yang
paling sederhana minimal memiliki sebuah landasan pacu atau helipad,
sedangkan untuk bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas
lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya
seperti bangunan terminal dan hanggar.(Sumber: Wikipedia)

Berikut bagian-bagian dari bandara secara umum:

 Terminal
 Apron
 Taxiway
 ATC (Air Traffic Controller)
 Landasan Pacu (overlay) & Helipad

2.2 Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam


bentuk pemantauan seta pengecekan kualitas bahan agar mutu yang dihasilkan
sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) untuk memperoleh
hasil pekerjaan struktur yang sesuai dengan standar dan dapat dipertanggung
jawabkan.

2.3 Pengendalian Biaya


Pengendalian biaya pada proyek berguna juga untuk merencanakan
anggaran yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan suatu proyek
supaya pengeluaran biaya tidak melebihi anggaran yang sudah direncanakan.
Besarnya biaya ini dapat dibandingkan dengan Rencana Anggaran
Pelaksanaan (RAP) yang telah disusun supaya suatu anggaran tidak
mengalami pembengkakan maka pada saat pemakaian bahan dan alat yang
dibutuhkan untuk suatu pekerjaan harus dirawat dan dilakukan dengan
berhati-hati supaya tidak merusak kualitas bahan

2.4 Pengendalian Waktu


Pengendalian proyek yang berupa penjadwalan pelaksanaan pekerjaan
supaya proyek tersebut bisa selesai sesuai dengan yang direncanakan, supaya
bisa melihat pekerjaan yang sudah terselesaikan maka dibuat time schedule.
Time schedule merupakan perencanaan waktu tiap pekerjaan, yang berfungsi
sebagai alat untuk mengontrol pelaksanaan pekerjaan sehingga suatu
pekerjaan dapat diketahui waktu untuk memulai, menyelesaikan, dan durasi
waktu yang dibutuhkan pada suatu pekerjaan serta pekerjaan yang dapat
dikerjakan secara bersamaan. Dilakukan dengan perencanaan tahapan dan
waktu pelaksanaan secara seksama dengan melihat segala aspek yang ada di
lapangan
BAB 3

FAKTOR PENGARUH & METODE PENGENDALIAN

3.1 Faktor Pegaruh Keterlambatan (Waktu)


Dari sumber jurnal disebutkan bahwa penyebab umum yang sering
terjadi adalah terjadinya perbedaan kondisi lokasi (differing site condition),
perubahan desain, pengaruh cuaca, kendala pada kebutuhan pekerja atau
material, pengaruh keterlibatan pemilik proyek, kesalahan perencanaan.
Berikut penjelasan beberapa dari penyebab terlambatnya proyek bandara
3.1.1 Curah Hujan

Faktor cuaca buruk sangat mempengaruhi terhadap pelaksanaan


pekerjaan overlay, karena sifat hotmix harus berada dalam keaadan kering dan
kondisi yang kering juga. Berdasarkan syarat – syarat teknik pekerjaan aspal
bahwa sebelum operasi pengerasan dimulai, screed paver harus dipanaskan
dan campuran aspal harus dimasukan/dituang kedalam paver dalam pada satu
temperatur di dalam batas – batas antara 1400 - 1100 C, secepatnya setelah
campuran tersebut telah disebarkan dan menurun, permukaan tersebut harus
diperiksa dan setiap kuliatas tidak baik harus diperbaiki, suhu campuran lepas
terpasang harus dipantau dan penggilasan akan dimulai dengan suhu
campuran tersebut turun di bawah 1100 C dan harus diselesaikan sebelum
suhu turun di bawah 650 C.

Berdasarkan persyaratan tersebut pada pelaksanaan pekerjaan overlay


runway sering terjadi mengalami penundaan pekerjaan karena kondisi cuaca
dan suhu yang tidak memadai. Berdasarkan hasil wawancara bahwa
pelaksanaan overlay runway dilaksanakan setelah selesai penerbangan yaitu
sekitar jam 11 malam sampai dengan jam 5 pagi. Karena waktu yang
diberikan sedikit oleh pemilik proyek, maka ketika cuaca buruk terjadi
pekerjaan proyek tidak terlaksana sehingga hari tersebut tidak ada pekerjaan,
bahkan apabila pesiapan produksi sudah dilakukan sampai produksi hotmix
selesai ketika akan di hamparkan terjadi hujan maka penghamparan hotmix
tidak bisa dilaksankan dan hotmix terbuang sia – sia. Akibat kejadian tersebut
perusahaan biasanya mengalami kerugian mencapai 22 juta setiap satu kali
gagal penghamparan hotmix. (sumber : Jurnal “Analisa Efektivitas Waktu dan
Biaya Proyek Ditinjau Dari unsur-unsur Manajemen Proyek (Studi Kasus
Overlay runway Bandara Inernasional Soekarno-Hatta)”)

3.1.2 Volume Pekerjaan

Volume yang dikerjakan dilapangan lebih besar dari pada yang tertera
dikontrak, hal ini dikarenakan pertimbangan teknik harus tetap didahuluan
untuk mendapat konstruksi apron bandara yang stabil.

3.1.3 NOTAM atau Notice to Airmen

Pada pembangunan overlay NOTAM Bersifat untuk memberitahukan/


menginformasikan kepada pilot adanya perubahan saluran udara penerbangan
pada bandara, yang pada akhirnya akan mempengaruhi durasi waktu
pelaksanaan pekerjaan. Apabila tidak ada NOTAM artinya kita tidak diijinkan
untuk bekerja, Tetapi sebaliknya apabila ada NOTAM artinya diperbolehkan
bekeja pada area Runway, pemberian waktu NOTAM itu dikeluarkan oleh
AIRNAV dan durasi waktunya diatur dan disesuaikan pada jadwal
penerbangan masing-masing bandara tergantung dari banyaknya penerbangan.
Contoh di Bandara Soekarno - Hatta Notam dari jam 23:00 – 04:45 artinya
jam kerja hanya 5-6 jam/hari.

3.2 Faktor Pengaruh Mutu

Dalam pembangunan bandara masalah mutu selalu berkaitan dengan


cuaca, karena dalam pembangunan bandara banyak persyaratan-persyaratan
khusus yang berkaitan dengan standar dan keamanan contohnya seperti yang
telah dijelaskan pada bagian 3.1.1 bahwa curah hujan tinggi berpengaruh
terhadap suhu material hotmix untuk pengerjaan overlay. Selain itu juga
dalam proses pengecoran juga cuaca berpengaruh dengan kondisi beton,

3.3 Faktor Pengaruh Biaya


Pengendalian biaya sangat terkait erat dengan pengendalian mutu dan
waktu. Faktor yang mempengaruhi biaya ialah
3.3.1 Waktu

Dalam proyek bandara pada bagian 3.1 dijelaskan mengenai hal-hal


yang menghambat waktu pelaksanaan proyek bandara hal tersebut
menyebabkan penambahan biaya mulai dari material yang rusak akibat hujan,
tenaga kerja, dan dalam kasus pembangunan overlay runaway bandara
soekarno-hatta a tersebut bahwa jenis keterlambatan yang mempengaruhi
terhadap keterlambatan proyek adalah jenis keterlambatan yang dapat
dimaafkan dan jenis keterlambatan yang mendapakan perpanjangan waktu
atau Addendum. Jenis keterlambatan yang dapat dimafkan merupakan
keterlambatan yang disebabkan oleh kejadian kejadian di luar kendali baik
pemilik, maupun kontraktor, Pada kejadian ini kontraktor mendapatkan
kompensasi berupa perpanjangan waktu saja. Sedangkan jenis keterlambatan
yang mendapat ganti rugi adalah keterlambatan yang diakibatkan tindakan,
kelalaian atau kesalahan pemilik. Pada kejadian ini, kontraktor biasanya
mendapatkan kompensasi berupa perpanjangan waktu dan tambahan biaya
operasional yang diperlukan selama pelaksanaan keterlambatan tersebut,
namun pada proyek overlay runway ini pihak kontraktor hanya mendapatkan
perpanjangan waktu saja biaya tetap berdasarkan kontrak sebelumnya.

3.3.2 Mutu

“Ada harga, ada rupa” merupakan sebuah peribahasa bahasa Indonesia


yang memiliki arti kurang lebih “harga sebuah barang disesuaikan dengan
keadaan barang”. Artinya, barang mahal adalah barang berkualitas tinggi, dan
sebaliknya, barang yang berkualitas tinggi tentu harganya mahal. Dalam hal
ini berkaitan dengan pembangunan bandara dimana untuk mendapat material
yang sesuai standar bandara diperlukan biaya, seperti material beton, hotmix,
aspal bandara yang tentunya tidak sama kualitasnya dengan aspal yang
dipergunakan pada jalan raya.

3.4 Metode Pengendalian


3.4.1 Waktu

Metode yang digunakan untuk mengendalikan waktu pengerjaan proyek


bandara sebenarnya sama dengan proyek konstruksi lainnya contohnya
sebagai berikut :

a. Kurva S
Kurva S adalah suatu kurve yang disusun untuk menunjukkan
hubungan antara nilai komulatif biaya atau jam-orang (man hours)
merupakan time schedule yang dilengkapi dengan nilai suatu
pekerjaan yang berbentuk grafik dari tiap-tiap pekerjaan terhadap
waktu, kurva S lebih sering dipakai karena lebih mudah dimengerti
dan lebih mudah.

Gambar 1 Kurva S
Sumber : blogmaterialbangunan.com
Presentase bobot pekerjaan juga dilihat dari kurva S, pada kurva S
dapat digambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan
sepanjang berlangsungnya proyek atau pekerjaan dalam bagian dari
proyek. Dengan membandingkan kurva tersebut dengan kurva yang
serupa yang disusun berdasarkan perencanaan, maka akan terlihat
jelas apabila terjadi penyimpangan pengendalian yang dapat
dilakukan supaya durasi dapat sesuai dengan jadwal adalah dengan
membuat Kurva S, dimana dengan adanya kurva S, dapat
diketahuinya persentase akutualisasi proyek perminggunya,
sehingga apabila terdapat keterlambatan dapat segera dilakukan
percepatan.
dengan demikian, kurva S memiliki kelebihan dan kekursebagai
berikut :
 Kelebihan :
1. Mudah dalam membaca waktu mulainya suatu pekerjaan
2. Mudah dalam membaca waktu suatu pekerjaan
diselesaikan
3. Memberikan informasi cepat, normal atau terjadi
keterlibatan pelaksana setiap pekerjaan dalam pelaksanaan
suatu proyek
4. Memberikan informasi mengenai persentase pekerjaan
yang telah diselesaikan.
 Kekurangan :
1. Informasi yang disampaikan tidak detail dan hanya
terbatas untuk menilai kemajuan proyek.

Namun aturan yang harus dipenuhi dalam membuat Kurva S adalah:

1. Pada seperempat waktu pertama, grafiknya naik landai sampai


10%.
2. Pada setengah waktu, grafiknya naik terjal mencapai 45%.
3. Pada saat 3/4 waktu terakhir, grafiknya naik terjal mencapai 82%

b. Critical Chain Project Management (CCPM)


Critical Chain Project Management (CCPM) adalah suatu
metode penjadwalan yang dapat menjadi solusi alternatif dari
permasalahan pengendalian jadwal tersebut. Metode ini ditempuh
dengan cara menghilangkan multitasking, student syndrome,
parkinson’s law serta memberi buffer di waktu akhir proyek.

Gambar 2 Bagan metode Critical chain


Sumber : www.slideteam.net
c. Critical Path Method (CPM)
CPM sendiri adalah metode penjadwalan tradisional yang masih
menggunakan waktu cadangan pada setiap aktivitas untuk
melindungi aktivitas-aktivitasnya. Penjadwalan awal proyek
menggunakan metode penjadwalan tradisional berupa gantt chart
yang kemudian di-breakdown lebih detail dan lengkap dengan
hubungan antar aktivitasnya ke dalam bentuk CPM
Gambar 3 Bagan Critical path method
Sumber : assets.asana.biz
3.4.2 Mutu & Biaya

Pada pembangunan proyek bandara untuk mengendalikan mutu


dan biaya nya perlu dilakukan

a. Pemilihan material yang sesuai syarat namun dengan harga


yang tidak melebihi batas RAB
b. Melakukan pemetaan agar menemukan bagian-bagian
pekerjaan yang perlu perhatian lebih masalah biaya dan
mutu.
c. Menghindari bulan-bulan dengan intensitas hujan tinggi
agar tidak ada hambatan masalah pengerjaan yang
menyebabkan mutu tidak sempurna dan biaya yang defisit
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pengendalian mutu, biaya, dan waktu proyek bandara ialah
a. Faktor yang mempengaruhi keterlambatan proyek yaitu faktor cuaca buruk,
NOTAM, dan volume pekerjaan
b. Faktor yang mempengaruhi biaya proyek bandara yaitu lama proyek, kondisi
cuaca yang merusak material khusus
c. Faktor yang mempengaruhi mutu ialah waktu & biaya yang dikeluarkan
apakah efektif dan efisien atau cenderung minus
d. Untuk mengendalikan mutu, waktu, & biaya pengerjaan bandara ialah dengan
menggunakan berbagai macam metode untuk menganalisa waktu pengerjaan,
menghindari bulan-bulan dengan intensitas hujan tinggi agar pengerjaan
proyek tidak terhambat, efektif serta efisien.

Anda mungkin juga menyukai