Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK VI

Analisis Fenomena Slum dan Squatter Area Beserta


Dampaknya

1
Kota Bandar Lampung Berbenah Diri
Sistem Perumahan PL2106
Dosen Pengampu

Shahnaz Nabila Fuady, S.T., M. T.


Ir. Nia Kurniasih Pontoh, MSA

2
Kota Bandar Lampung Berbenah Diri
Sistem Perumahan PL2106
Pemahaman Tentang Fenomena Permukiman Kumuh/Liar di Perkotaan

1.1 Pengertian Pemukiman Kumuh


dan Pemukiman Liar dihuni oleh penduduk liar disebut permukiman
Menurut UU Nomor 01 tahun 2011
liar. Hal ini berarti bahwa permukiman liar bisa
tentang perumahan dan kawasan permukiman dan
berupa rumah bata, beton, hingga rumah kardus.
PP Nomor 14 tahun 2016 tentang
Adapaun ciri-ciri dari permukiman
penyelenggaraan perumahan dan kawasan
kumuh menurut James C. Synder dan Anthony J.
permukiman, permukiman kumuh adalah
Catanase (1992:128) didefinisikan:
permukiman yang tidak layak huni karena
a) Padat bangunannya atau padat orangnya
ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan
dalam satu bangunan atau keduanya
bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta
b) Miskin fasilitas dan pelayanan sosial,
sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.
bangunan rumah yang tidak baik
Definisi squatter secara umum adalah daerah
sanitasinya, tidak memiliki mck, dan
permukiman di kawasan kota yang dihuni oleh
terbuat dari bahan tidak baik
orang-orang yang sangat miskin yang tidak
c) Pada umumnya kotor dengan tingkat
mampu mempunyai tanah sehingga menempati
kesehatan masyarakat rendah
tanah negara, tanah swasta, ataupun tanah
d) Penduduk memiliki kebiasaan
perorangan (Depkimpraswil; 2002; 3).
menyimpang

1.2 Karakteristik MBR


 Karakteristik Sosial Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR)
Masyarakat berpendapatan rendah
memiliki keterbatasan yang sangat tinggi dalam

Definisi squatter (pemukim liar) menurut menentukan bagaimana kehidupannya. Sebagai

The Concise Oxford Dictionary adalah orang yang contoh, MBR dalam satu rumah bisa ditinggali

menempati tanah negara tanpa hak dan orang yang oleh beberapa keluarga dan banyak dari mereka
yang memilih untuk bekerja serabutan (informal)
mengambil kepemilikan tanpa persetujuan
terhadap tanah kosong. Daerah yang

3
Kota Bandar Lampung Berbenah Diri
Sistem Perumahan PL2106
dibandingkan menuntaskan pendidikannya. Hal
ini dapat dilihat dari rendahnya pendapatan
masyarakat tersebut sehingga sulit untuk
menyelesaikan pendidikan hingga tamat minimal
SMA (12 tahun) dan pada akhirnya banyak dari
keturunan mereka yang tidak memiliki skill yang
cukup dan berujung pada terciptanya generasi
MBR baru.
 Karakteristik Ekonomi Masyarakat
Berpendapatan rendah (MBR)
Seseorang dikatakan MBR jika
pengeluaran mereka berada di bawah garis
kemiskinan. Oleh karena itu MBR tidak dapat
mengakses rumah yang layak dikarenakan mereka
tidak mampu untuk membeli rumah yang sesuai
dengan standar yang diamanatkan oleh undang-
undang. Terlebih lagi, MBR memiliki pendapatan
yang tidak menentu setiap bulannya, hal itulah
yang membuat MBR tidak dapat mengakses
system perbankan di Indonesia (tidak bankable).
Sementara itu, untuk menyicil agar mampu
mendapatkan rumah yang layak, maka MBR
haruslah memiliki akses terhadap sistem
perbankan dan memiliki pendapatan yang tetap
setiap bulannya.

4
Kota Bandar Lampung Berbenah Diri
Sistem Perumahan PL2106
Berdasarkan grafik di atas, jumlah
1.3 Proses pengkumuhan di
perkotaan penduduk di Kota Bandar lampung pada periode
Perkembangan pusat kota yang tahun 2015-2020 mengalami kenaikan linear yang
cukup signifikan hingga menembus 1 juta jiwa
merupakan sentra dari kegiatan ekonomi menjadi
penduduk. Hal ini menandakan bahwa Kota
daya Tarik yang kuat untuk para imigran datang Bandar Lampung mulai menjadi “magnet yang
ke kota. Jumlah penduduk global di perkotaan kuat“ bagi para penduduk di luar kota Bandar
Lampung untuk mencari pekerjaan.
diperkirakan akan mencapai 60% pada tahun 2030,
Di lain sisi, Kota Bandar Lampung belum
dan 70% pada tahun 2050. Jumlah kota siap dengan rencana sistem perkotaan guna
berpenduduk lebih dari satu juta jiwa akan mengakomodasi perkembangan kegiatan
perkotaan dalam sistem rencana tata ruang kota,
mencapai 450 kota, dengan lebih dari dua puluh
dengan berbagai aspek dan implikasinya termasuk
kota sebagai megacity, dengan penduduk di dalamnya menerima, mengatur, dan
melampaui sepuluh juta jiwa. Banyaknya mendayagunakan para pendatang. Akibatnya,
terjadi aktivitas yang sangat heterogen dan tidak
penduduk yang melakukan urbanisasi
memiliki kesatuan sistem kegiatan perkotaan yang
menyebabkan meledaknya jumlah penduduk terencana sehingga mengakibatkan terjadinya
dapat kita lihat dari grafik berikut. kantong-kantong kegiatan yang tidak saling
menunjang. Hal tersebut yang menjadi faktor
munculnya permukiman yang berkembang di luar
rencana sehingga terbentuknya permukiman-
permukiman kumuh dan liar.

5
Kota Bandar Lampung Berbenah Diri
Sistem Perumahan PL2106
Terbatasnya dana yang dimiliki Menurut UU No. 1 tahun 2011 tentang
pemerintah untuk penataan dan pengelolaan kota Perumahan dan Kawasan Permukiman,
dalam menghadapi masalah kependudukan disebutkan bahwa Penyelenggaraan perumahan
tersebut juga telah menyebabkan fasilitas dan kawasan permukiman adalah kegiatan
perumahan dan permukiman menjadi terbatas dan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan
mahal dalam pembiayaannya. pengendalian, termasuk di dalamnya
MBR juga tidak dapat memiliki informasi pengembangan kelembagaan, pendanaan dan
yang cukup untuk membeli rumah. Walaupun sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang
mereka memiliki informasi tersebut tetapi mereka terkoordinasi dan terpadu. Bagi masyarakat yang
juga tidak akan mampu untuk membelinya. MBR berpenghasilan rendah, tidak dapat diabaikan
cenderung memilih rumah yang dekat dengan begitu saja karena kebutuhan akan rumah dan
kesempatan kerja dibandingkan dengan rumah tempat tinggal menjadi masalah penting dalam
yang layak namun jauh dari kesempatan kerja. dan bagi kehidupan mereka.
Budaya miskin dapat tercipta kepada generasi Jika pertumbuhan lingkungan
MBR baru, dikarenakan pendapatan masyarakat permukiman kumuh ini dibiarkan, derajat kualitas
tersebut sehingga sulit untuk menuntaskan hidup masyarakat miskin akan tetap rendah
pendidikan hingga tamat minimal SMA. Oleh sehingga akan mudah menyebabkan kebakaran
karena itu MBR akan cenderung menetap di antar rumah, memberi peluang tindakan
permukiman kumuh yang telah mereka tempati kriminalitas, terganggunya norma tata susila,
yaitu di dekat dengan kesempatan kerja. Karena tidak teraturnya tata guna tanah, dan sering
MBR hanya memiliki pendidikan maksimal yaitu menimbulkan banjir yang pada akhirnya akan
tamat SMA sehingga mereka tidak bisa bersaing menimbulkan degradasi lingkungan yang semakin
di dunia kerja. Sebagian besar MBR di Kota parah. Penggusuran pada permukiman kampung
Bandar Lampung lebih memilih untuk tinggal di kota yang kumuh oleh pihak-pihak terkait tidak
dekat dengan pusat bisnis (Contohnya Kecamatan. sepenuhnya menyelesaikan masalah, selain cara
Tanjung Karang Pusat yang dekat dengan Pusat ini tidak manusiawi, para pemukim nantinya akan
Kota). kembali menyerobot tanah terbuka lainnya
sehingga hilang satu akan tumbuh dua atau lebih
1.4 Urgensi Penanganan Masalah permukiman kumuh yang baru lagi. Oleh karena

Masyarakat Miskin yang Tinggal di itu, Negara juga bertanggung jawab dalam
menyediakan dan memberikan kemudahan
Permukiman Kumuh
perolehan rumah bagi masyarakat melalui

6
Kota Bandar Lampung Berbenah Diri
Sistem Perumahan PL2106
penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman serta keswadayaan masyarakat.
Sementara itu, karena MBR cenderung
lebih mementingkan kedekatan lokasi tempat
tinggal mereka dengan kesempatan kerja
dibandingkan kelayakan dan kenyamanan serta
status kepemilikan rumah, hal itulah yang
membuat ketersediaan lahan di pusat kota/bisnis
yang semakin terbatas dan otomatis membuat
harga rumah menjadi mahal, maka hal tersebut
yang menyebabkan permukiman kumuh tumbuh
subur di Kota Bandar Lampung.

7
Kota Bandar Lampung Berbenah Diri
Sistem Perumahan PL2106
Program-Program Penanganan Pemukiman Kumuh dan Penyediaan Rumah Bagi MBR

2.1 Program Bantuan Stimulan


Perumahan Swadaya (BSPS)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) terus berupaya untuk mengurangi jumlah rumah
tidak layak huni di Indonesia, salah satunya melalui program
Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau yang
lebih dikenal dengan istilah bedah rumah. Dalam kurun
waktu 4 tahun (2015-2018), program BSPS telah
meningkatkan rumah layak huni sebanyak 494.169 unit.

Sementara itu, di Kota Bandar lampung, seperti yang


dilansir dalam laman Kupastuntas.co, bantuan Bedah
Rumah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR), di kota Bandar Lampung tahun 2020
mengalami peningkatan sebesar 55 persen dibandingkan
.
tahun 2019 lalu. Dinas Perumahan dan Permukiman
(Disperkim) Bandar Lampung menjelaskan bahwa bantuan
bedah rumah pada tahun 2020 meningkat sebanyak 99 unit
dari tahun lalu yang berjumlah 178 unit. Progres untuk tahun
2020 terasa sedikit lebih terhambat karena sempat terjadi
penghentian bedah rumah lantaran anggarannya di-
refocusing untuk menangani dampak pandemic COVID-19.

8
Kota Bandar Lampung Berbenah Diri
Sistem Perumahan PL2106
6 2.2 Program Kotaku (Kota Tanpa
Kumuh)
5 Berdasarkan Peraturan Presiden No 2 Tahun
2015 tentang Rencana Pembangungan Jangka
4 Menengah Nasional (RPJMN), diamanatkan
Series 1 pembangunan dan pengembangan kawasan
3
Series 2 perkotaan melalui penanganan kualitas
Series 3
2 lingkungan pemukiman yaitu dengan
peningkatan kualitas pemukiman kumuh. Oleh
1 karena itu, dalam rangka mewujudkan RPJMN,
Direktorat Jendral Cipta Karya menginisiasi
0
pembangunan kolaborasi melalui Program
Category 1Category 2Category 3Category 4
Kotaku (Kota Tanpa Kumuh).
Program Kotaku mulai direalisasikan sekitar pada tahun 2016, dimana program kotaku ini adalah
lanjutan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP).
Munculnya program Kotaku di Kota Bandar Lampung dipimpin oleh pemerintah dan kolaborasi dengan
pemangku kepentingan dalam perencanaan maupun implementasi program yang mampu menanggulangi
kemiskinan dan permukiman kumuh di perkotaan. Program Kotaku yang dilaksanakan pada tahun 2016 di
Kota Bandar Lampung telah memberikan perubahan yang cukup signifikan terutama pada struktur
pembangunan yang menjadi lebih baik serta layak huni.
Implementasi program Kotaku di antaranya: pembangunan drainase, perpanjangan jalan aspal,
pengadaan ruang terbuka hujau (RTH) untuk pertemuan warga, pembangunan rambat beton, penyediaan air
bersih melalui penampungan air, serta pengelolaan sampah yang baik. Contoh kasus terdapat pada
Kelurahan Sawah Brebes, Kecamatan Tanjung Karang Timur, Kota Bandar Lampung yang memiliki luas
kumuh 7,12 Ha dan merupakan wilayah sentra pengrajin tahu dan tempe. Salah satu yang menjadi
permasalahan kumuh adalah drainase dan akses air minum yang belum tercukupi. Melalui bantuan
Pemerintah untuk Masyarakat (BPM) Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) 2019, dibangun 1,939 meter
drainase tertutup dan 6 sumur bor sebagai sarana air minum. Kegiatan itu bermanfaat bagi 161 KK, dimana
129 KK di antaranya merupakan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kolaborasi juga dilakukan di
kelurahan ini. Salah satunya menciptakan lorong hijau, bekerja sama dengan dinas pertanian. Warga mulai

9
Kota Bandar Lampung Berbenah Diri
Sistem Perumahan PL2106
memenuhi lorong kampung dengan tanaman obat, sehingga lingkungan menjadi asri sekaligus bermanfaat
sebagai apotek hidup.
Program Kotaku Kota Bandar Lampung sudah berlajan dengan optimal. Pada tahun 2018, menurut
laman antaranews.com, sebanyak 13 kelurahan di Kota Bandar Lampung mendapatkan peningkatan kualitas
perumahan dan permukiman kumuh berbasis lingkungan melalui Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU).
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bandar Lampung, Iwan Gunawan sebagai Kepala Satuan Kerja
(Satker) Peningkatan Infrastruktur Permukiman (PIP) Kota Bandar Lampung, berujar bahwa pembangunan
infrastruktur yang telah dikerjakan untuk mengurangi luasan wilayah kumuh di Bandarlampung telah
mencapai progres 70 persen. (Sitanggang, 2018).

2.3 Program Rumah Bersubsidi


Kebijakan Program Sejuta Rumah yang
dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan permukiman bagi
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dilakukan
oleh Pemerintah melalui undang- undang, peraturan
pemerintah, dan keputusan menteri serta pelaksanaannya
melalui Departemen Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPERA) dengan skema Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahan (FLPP). Fasilitas tersebut
diberikan kepada Masyarakat sebagai kelompok sasaran
dan Pengembang Perumahan sebagai penyedia unit
Rumah bersubsidi.
Dalam implementasinya ternyata ditemukan banyak rumah bersubsidi yang terjual bukan kepada
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebagai target sasaran sehingga kebutuhan untuk masyarakat
berpenghasilan rendah tetap belum dapat dipenuhi (A.A. Ngr Agung Gd Parmadi, 2018). Pada Kota Bandar
Lampung sendiri, Program Sejuta Rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tersedia
sebanyak enam ratus unit dari total 3785 unit di Provinsi Lampung.

10
Kota Bandar Lampung Berbenah Diri
Sistem Perumahan PL2106
Dalam program rumah bersubsidi ternyata ditemukan
banyak rumah yang terjual bukan kepada masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) sebagai target sasaran sehingga
kebutuhan untuk masyarakat berpenghasilan rendah tetap belum
dapat dipenuhi. Hal ini dapat disebabkan karena MBR di Bandar
Lampung cenderung tidak bankable dan tidak mempunyai
pendapatan yang tetap karena bekerja pada sektor informal. Selain
itu, seperti yang dilansir dalam laman radarlampung.co.id, kuota
perumahan subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR) melalui progran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan
Perumahan (FLPP) di Provinsi Lampung diperkirakan akan habis
pada April 2020, mendatang. Hal ini, tentu akan menyulitkan
masyarakat untuk mendapatkan rumah subsidi di tahun ini. Ketua
DPD Real Estate Indonesia (REI) Lampung, Djoko Handoko
Halim, berharap agar adanya penambahan kuota perumahan
subsidi dari pemerintah pusat. Selain itu, REI juga meminta
program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan
(BP2BT) yang rencanamya akan memberikan kuota sebanyak 68
ribu unit se-Indonesia juga bisa terlaksana di tahun 2020 ini.

11
Kota Bandar Lampung Berbenah Diri
Sistem Perumahan PL2106
Studi Kasus Identifikasi Permukiman Kumuh

Studi Kasus Identifikasi Permukiman Kumuh

Daftar PustakaStudi Kasus Identifikasi


Permukiman Kumuh

Studi Kasus Identifikasi Permukiman Kumuh

Daftar Pustaka
3.1. Kondisi Fisik dan Letak Geografis
Kecamatan Tanjung Karang Timur terletak di bagian timur wilayah hukum Pemda Kota Bandar
Lampung. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang Penataan
dan Pembentukan Kelurahan dan Kecamatan, letak geografis dan wilayah administratif Kecamatan Tanjung
Daftar
Karang TimurPustaka
memiliki batas-batas sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Way Halim
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kedamaian dan Kecamatan Enggal
3. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kedamaian

Daftar4. Pustaka Studi Kasus Identifikasi


Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Enggal

Permukiman Kumuh

12
Studi KasusKotaIdentifikasi Permukiman
Bandar Lampung Berbenah Diri Kumuh
Sistem Perumahan PL2106
Tahun 2012, berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun
2012, tentang Penataan dan Pembentukan
Kelurahan dan Kecamatan, wilayah Kecamatan
Tanjung Karang Timur dibagi menjadi 5 (lima)
kelurahan, yaitu:
1. Kelurahan Kota Baru
2. Kelurahan Tanjung Agung
3. Kelurahan Kebon Jeruk
4. Kelurahan Sawah Lama
5. Kelurahan Sawah Brebes
Pada penelitian kali ini, penulis
mengambil studi kasus pada kecamatan Tanjung
Karang timur dengan spsesifikasi daerah
keluarahan sawah brebes Tepatnya di RT 1 dan 2
Lingkungan II.
.

3.2 Kondisi Sosial Ekonomi,


Sejarah Permukiman Kumuh, dan
Permasalahan Spesifik di
Kelurahan Sawah Brebes
Menurut data BPS pada tahun 2018,

jumlah penduduk Kecamatan Tanjung Karang

timur mencapai 38.505 jiwa. Dengan jumlah

penduduk di kelurahan sawah brebes mencapai

8.120.jiwa serta prosentase penduduk yaitu

sekitar 21% dari seluruh jumlah penduduk di

13
Kota Bandar Lampung Berbenah Diri
Sistem Perumahan PL2106
Kecamatan Tanjung Karang Timur. Hasil ini dapat direpresntasikan berdasarkan tabel berikut.

Banyaknya jumlah penduduk tersebut mengakibatkan heterogenitas dari aspek sosial dan
ekonominya. Pada keluarahan Sawah Brebes, memang sudah sejak dulu kegiatan ekonominya bergerak
pada sentra pengrajin tahu tempe. Ada 10 KK pengrajin tahu-tempe yang produktif di Kelurahan Sawah
Brebes. Melalui sejarah tersebut, maka kelurahan ini memiliki luasan kumuh sebesar 7,12 hektare sebagai
dampak dari sentra pengrajin tahu tempe. Salah satu yang menjadi permasalahan kumuh di sana adalah
drainase dan akses air minum belum tercukupi. Selain itu, masalah lain yang muncul adalah bau tidak sedap
akibat limbah pengolahan tahu-tempe. Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya kekumuhan di kelurahan
Sawah brebes.

3.3 Identifikasi Kekumuhan


Seperti yang diketahui dari definisi pemukiman kumuh berdasarkan UU Nomor 01 tahun 2011
tentang perumahan dan kawasan permukiman dan PP Nomor 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman, pemukiman kumuh yaitu permukiman yang tidak layak huni karena
ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan
prasarana yang tidak memenuhi syarat. Dengan ciri ciri yaitu padat bangunannya atau padat orangnya dalam

14
Kota Bandar Lampung Berbenah Diri
Sistem Perumahan PL2106
satu bangunan atau keduanya dan miskin fasilitas dan pelayanan sosial, bangunan rumah yang tidak baik
sanitasinya, tidak memiliki MCK, dan terbuat dari bahan yang tidak baik. Berdasarkan definisi dan ciri
pemukiman kumuh yang telah dipaparkan sebelumnya, studi kasus Kelurahan Sawah Brebes, tepatnya di
RT 2 Lingkungan II, memiliki kesamaan ciri dengan pemukiman kumuh menurut UU No 01 tahun 2011.
Sebagai contoh, dikatakan bahwa ciri dari pemukiman kumuh yaitu kurang baiknya kondisi infrastruktur
dasar seperti drainase, infrastruktur penyediaan air minum, dan infrastruktur air limbah. Hal tersebut terjadi
dan dapat ditemukan pada Kelurahan Sawah Brebes, terlebih lagi padatnya jumlah penduduk kelurahan
tersebut dengan sentra kegiatan ekonomi yaitu pembuatan tahu tempe namun tidak dilengkapi dengan
infrastruktur pembuangan air limbah yang baik justru menyebabkan air limbah tersebut mencemari
lingkungan dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Hal tersebut menjadi bukti bahwa Keluarahan Sawah
Brebes masuk ke dalam kategori lingkungan kumuh.

3.4 Program yang telah dilakukan


Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung telah
melakukan penyuluhan kesehatan lingkungan agar para
pengrajin tahu tempe sadar akan pentingnya pengolahan
limbah dan penataan usaha agar tidak berdampak buruk
terhadap lingkungan.
Melalui bantuan Pemerintah untuk Masyarakat
(BPM) Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) pada tahun
2019, dibangun 1,939 meter drainase tertutup dan 6 sumur
bor sebagai sarana air minum. Kegiatan itu bermanfaat
bagi 161 KK, dimana 129 KK di antaranya masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR).

15
Kota Bandar Lampung Berbenah Diri
Sistem Perumahan PL2106
Kondisi Lingkungan I dan II di

Kelurahan Brebes kini telah jauh berbeda.

Utamanya pada ruang terbuka publik yang

dibangun membuat kampung ini lebih ramah

anak. Ditambah dengan kreativitas remaja

yang menambah keindahan lingkungan.

Mereka menghias dinding dengan mural, yang

ternyata menjadi daya tarik tersendiri

sehingga kampung ini kemudian dikenal

dengan nama "Kampung Lukis".

Kolaborasi juga dilakukan di kelurahan ini. Salah

satunya menciptakan lorong hijau, bekerja sama

dengan dinas pertanian. Warga mulai memenuhi

lorong kampung dengan tanaman obat, sehingga

lingkungan menjadi asri sekaligus bermanfaat

sebagai apotek hidup. Hanya satu PR tersisa, yakni

pengelolaan limbah tahu-tempe yang baik agar

mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan

16
Kota Bandar Lampung Berbenah Diri
Sistem Perumahan PL2106
Lesson Learned
Jumlah penduduk kota bandar Lampung yang semakin meningkat setiap tahunnya pada tahun 2020

saja sudah mencapai 1.015.000 jiwa hal tersebut merupakan salah satu penyebab munculnya pemukiman
Lesson Learned
kumuh. Melonjaknya angka pertambahan penduduk sebagian besar dikarenakan banyaknya jumlah imigran

yang datang ke kota bandar lampung Fenomena pemukiman kumuh terus terjadi karena masyarakat MBR

Lesson Learned
yang cenderung lebih mementingkan kedekatan lokasi tempat tinggal mereka dengan tempat kerja

dibandingkan kelayakan serta status kepemilikan rumah. Sulitnya MBR dalam mengakses informasi

maupun pinjaman bank juga menjadi alasan mengapa masih sulitnya mengatasi pemukiman kumuh. Hal ini

Lesson Learned
tentunya harus segera diatasi mengingat banyak sekali dampak negatif yang akan terjadi jika pertumbuhan

pemukiman kumuh terus dibiarkan, baik dari semakin meningkatnya kriminalitas hingga bencana alam

seperti banjir. Program-program yang telah direalisasikan pemerintah merupakan bukti perhatian dari

Lesson Learned
pemerintah untuk mengatasi permasalahan pemukiman kumuh ini. Namun ada beberapa program yang

dirasa masih harus dibenahi seperti program BSPS yang sebaiknya anggarannya tidak direcofusing

Lesson Learned
sepenuhnya agar program ini dapat terus berjalan di masa pandemi. Pada program rumah bersubsidi,

sebaiknya untuk kuota perumahan subsidi lebih diperbanyak agar tempat tinggal MBR memiliki spesifikasi

rumah yang layak huni. Sementara itu, program KOTAKU di Kota Bandar Lampung dinilai sudah cukup

Lesson Learned
baik dan diharapkan ke depannya mampu memberikan peningkatan presentasi pengurangan permukiman

kumuh karena luasan wilayah kumuh di Bandar lampung telah mencapai progress 70%.

Lesson Learned 17
Kota Bandar Lampung Berbenah Diri
Sistem Perumahan PL2106
Daftar Pustaka

Daftar Pustaka
A.A. Ngr Agung Gd Parmadi. (2018). Implementasi Kebijakan Program Rumah Bersubsidi di Kecamatan
Banjar Kabupaten Buleleng. Jurnal Administrasi Publik Vol. 3 No. 1, 34-43.
Dewi Zulyani. (2017). Implementasi Program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) Sebagai Model Pembangunan
Infrastruktur Berbasis Masyarakat di Kelurahan Negeri Olok Gading Kecamatan Teluk Betung Barat
Kota Bandar Lampung. Skripsi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung,
10-11.
Sitanggang, H. (2018, November 11). 13 Kelurahan Kota Bandar Lampung Ikut Program Kota Tanpa
Daftar Pustaka
Kumuh. Retrieved from ANTARALAMPUNG:
https://lampung.antaranews.com/berita/307767/13-kelurahan-kota-bandarlampung-ikut- program-
kota-tanpa-kumuh
Sri. (2020, September 24). Program Bedah Rumah di Bandar Lampung Tahun 2020 Meningkat 55 Persen.
Retrieved from Kupastuntas.co: https://kupastuntas.co/2020/09/24/program-bedah-rumah-di-
bandar-lampung-tahun-2020-meningkat-55-persen
Sylvia Yolanda. (2018). Strategi Komunikasi Konsultan Manajemen Wilayah dalam Program KOTAKU di
Daftar Pustaka
Kelurahan Tanah Datar Kecamatan Pekanbaru. JOM Fisip Volume 5 No. 1, 1-12.
Tim Komunikasi Kotaku. (2019, December 31). Ketika "Kampung Tahu-Tempe" Bandar Lampung
Berbenah Diri. Retrieved from kotaku.pu.go.id: http://kotaku.pu.go.id/view/8061/ketika-kampung-
tahu-tempe-bandar-lampung-berbenah-diri
Yuda Pranata. (2020, February 19). Waduh, Dua Bulan Lagi Tidak Ada Rumah Subsidi. Retrieved from
radarlampung.co.id: https://radarlampung.co.id/2020/02/19/waduh-dua-bulan-lagi-tidak-ada-

Daftar Pustaka
rumah-subsidi/

Daftar Pustaka

Daftar Pustaka

Daftar Pustaka 18
Kota Bandar Lampung Berbenah Diri
Sistem Perumahan PL2106

Anda mungkin juga menyukai