Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Metodelogi pembelajaran
Dosen pemandu : Abdul Ghofur MH. I

Disusun Oleh:
Muhamad Arif

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS WIRALODRA
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT
yg telah memberikan kesempatan sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
metodelogi pembelajaran tepat pada waktunya, tak
lupa pula sholawat serta salam kita curah limpahkan
kepada RASULLULAH SAW yg telah membawa kita
dari alam kebodohan menuju ke alam yang penuh
petunjuk ini. Telah berusaha semaksimal mungkin
untuk membuat tugas ini dgn baik dan benar,
sebelumnya saya ucapkan banyak trimakasih kepada
Bapak ABDUL GHOFUR MH. I selaku dosen
pengampu
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna sehingga penulis sangat terbuka atas saran
dan kritik untuk kesempurna'an dari makalah ini,
semoga makalah ini memberikan banyak manfaat dan
pengetahuan, akhir kata saya ucapkan trimakasih.

Indramayu 21
November 2021

BAB 1
A Pendahuluan
Perkembangan dan kemajuan jaman ini demikian pesat,
terutama perkembangan dalam bidang teknologi. Oleh
karena itu, merupakan tugas berat bagi dunia pendidikan,
khususnya di negara berkembang seperti Indonesia untuk
dapat membina dan membawa anak didik ke arah
kemajuan. Pendidikan harus dapat menghasilkan manusia
yang cakap, aktif, dan kreatif.Pendidikan merupakan hal
yang sangat penting dalam kehidupan manusia dansebagai
wahana pengembangan sumber daya manusia. Melalui
pendidikan manusia dapat melepaskan diri dari
keterbelakangan. Pendidikan juga mampu menanamkan
kapasitas baru bagi manusia dalam mempelajari
pengetahuan dan keterampilan baru,sehingga dapat
diperoleh manusia yang produktif (Sutarto, 1999). Maka
dari itu pendidikan memegang peranan penting dalam
kehidupan.Dalam dunia pendidikan keberhasilan belajar
mengajar bergantung pada bagaimana seorang pendidik
memberikan pengajaran yang tepat kepada peserta didik.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, serta pembentukan sikap dan kepercayaan
pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Dalam konteks pendidikan , guru mengajar
supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi
pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan
(aspek kognitif), jugadapat mempengaruhi perubahan sikap
(aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor)
seseorang peserta didik (Desmita, 2010).Sebagaimana telah
diketahui bahwa dalam kegiatan belajar mengajar banyak
faktor yang memegang peran antara lain guru dan siswa
sebagai pelakunya, proses belajar mengajarnya itu sendiri,
fasilitas pendukung yang tersedia, lingkungan tempat
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar tersebut dan lain
sebagainya. Namun dalam pengamatan serta pengalaman
selama ini ternyata banyak keluhan para guru yang
mengajar salah satu mata pelajaran. Salah satu diantaranya
adalah rendahnya kemampuan siswa dalam mempelajari
mata pelajaran tersebut, di lain pihak guru pada umumnya
masih kurang memperhatikan kemampuan siswa dan
pembelajaran masih terpusat pada guru(Teacher center)
(Desmita, 2010)

BAB II PEMBAHASAN
Membahas pembelajaran dalam dunia pendidikan tidak
akan ada habisnya.Dalam kesempatan kali ini akan
membahas pengertian pendekatan pembelajaran
.Pendekatan pembelajaran sendiri memiliki arti suatu sudut
pandang tentang proses pembelajaran yang masih dalam
arti umum yang didalamnya dapat mewadahi, menguatkan,
memberikan inspirasi (Anwar, 2004).Pendekatan dapat
diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah
kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional
siswa dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik
siswa apabila di perlukan (Dimyati, 2006).Pendekatan
pembelajaran berorientasi pada tujuan akhir yang akan
dicapai,karena suatu pendekatan itu dipilih untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Sebagi contoh, apabila dalam tujuan
pembelajaran tertera bahwa siswa dapat melakukan
percobaaan maka guru harus merancang pembelajaran
yang pada akhir pembelajaran tersebut siswa sudah dapat
melakukan percobaan (Dimyati, 2006).Dari dua pendapat di
atas, maka pendekatan pembelajaran dapat diartikan
sebagai suatu sudut pandang tentang proses pembelajaran
sebagai anutan pembelajaran yang mengarah kepada
pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional siswa
dalam proses pembelajaran.Pendekatan pembelajaran
terbagi menjadi lima pendekatan diantaranya, sebagai
berikut :
1.Pendekatan Konsep Pembelajaran ,dengan menggunakan
pendekatan konsep berarti siswa dibimbing memahami
suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang
terkandung didalamnya. Contohnya, ketika seorang guru
akan mengajarkan konsep bangun datar dengan
menggunakan pendekatan konsep. Berarti melalui
beberapa metode siswa diantarkan untuk memahami
konsep bangun datar.
2.Pendekatan Proses Pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan proses adalah
mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan
proses seperti mengamati, merencanakan, menafsirkan dan
mengkomunikasikan. Pendekatan proses menuntut
keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.
A. Pengertian Metodologi Pembelajaran
Untuk memahami pengertian metodologi pembelajaran,
Setidaknya bisa digunakan pendekatan terhadap makna
Metodologi dan pembelajran. Sebab metodologi
pembelajaran itu
Dibangun oleh dua kata tersebut.
Istilah metodologi berasal dari dua kata yaitu method dan
Logos. Dalam bahasa Indonesia method dikenal dengan
istilah Metode yang artinya, cara yang teratur dan
terpikirkan dengan Baik, untuk mencapai maksud tertentu
(berupa ilmu pengetahuan Dan sebagainya). Metode juga
dapat diartikan cara kerja yang Bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna Mencapai
sesuatu yang ditentukan (Kamus besar Bahasa Indonesia,
1988: 580-581. Sedangkan logos diartikan sebagai ilmu
Pengetahuan. Berdasarkan pendekatan ini dapat dipahami
bahwa Metodologi itu adalah ilmu yang membahas tentang
“cara sesuatu” Guna mencapai tujuan yang diharapkan.
Sedangkan istilah ”pembelajaran”, sebagaimana telah
Disinggung sebelumnya yaitu proses pengaturan komponen
komponen pembelajaran sehingga siswa memungkinkan
Belajar.(Endin Nasrudin, 2005:15).
Dari uraian diatas dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa

Metodologi pembelajaran adalah suatu ilmu/ diskursus


yang Mengkaji cara-cara pengelolaan/ pengaturan unsur-
unsur Pembelajaran sehingga dapat dihasilkan
pembelajaran yang efektif Dan efesien.Dalam terminologi
pembelajaran, istilah metode (method) Berbeda dengan
metodologi. Istilah metode memiliki makna yang Lebih
sempit dan khusus yakni lebih tertuju pada petunjuk
petunjuk, arahan-arahan, prosedur-prosedur seorang guru
dalam Mengajarkan sesuatu. Sedangkan istilah metodologi
memiliki Makna yang labih luas dan komplek yakni
mencakup diskursus Semua pembelajaran dari mulai teori-
teori, pendekatan, unsurunsur pembelajaran sampai teknik
pembelajaran. Dengan kata Lain, metodologi itu lebih
bersipat luas cakupan pembahasannya Meliputi semua
unsur penunjang keberlangsungan pembelajaran.
Oleh karena itu, kajian metodologi pembelajaran tidak
Sekedar mendiskusikan seputar prosedur mengajar di
depan kelas Semata tapi lebih luas meliputi semua aspek
yang terkait dengan Pelaksanaan pembelajaran
B.Ruang lingkup metodologi
Sebagaimana penulis telah singgung sebelumnya bahwa
Istilah metodologi itu lebih umum dan luas. Adapun ruang
Lingkup metodologi pembelajaran itu meliputi teori-teori
Pembelajaran, prinsip-prinsip pembelajaran, pendekatan
Pembelajaran, metode pembelajaran dan teknik-teknik
Pembelajaran. Oleh karena itu, ketika metodologi
Pembelajaran menjadi salah satu kompetensi yang harus
Dimiliki oleh guru, menunjukan bahwa guru harus
menguasai Sejumlah teori pembelajaran, prinsip
pembelajran, pendekatan Pembelajaran, metode dan teknik
pembelajaran.Kajian metodologi medanya sangat luas, dan
luasnya Medan ini tentu tidak mungkin dipelajari dalam
waktu yang Sangat singkat. Oleh karena itu, tentu kajian-
kajian Metodologi ini dalam buku dars ini tidak bisa dibahas
secara Keseluruhan dan mendalam, melainkan hanya
aspek-aspek Yang sangat erat sekali dengan kebutuhan
mengajar secara Praktis.
B. Kegunaan metodologi dalam pembelajaran
Sebelum menjelaskan pentingnya metodologi Pembelajaran
dalam proses pembelajaran, terlebih dahulu Peneliti ingin
mengajak pembaca untuk menyimak cerita Berikut:
Cerita pertama: “Sebongkah Berlian”Seminggu menjelang
hari ulang tahun, seorang suami Yang sedang bekerja di luar
kota menelephon istrinya yang Ada di kampung
halamannya. Dalam telephone tersebut, Seorang suami
mengabarkan bahwa ia akan memberikan Kejutan kado
ulang tahun pada hari ulang tahun istrinya Tersebut.
Suaminya tahu bahwa barang yang sangat berharga Bagi
istrinya adalah sebongkah berlian. Maka suaminya pun
Bergegas membeli sebongkah berlian untuk kado ulang
tahun Istrinya tersebut, sekaligus membungkusnya dengan
kado Yang indah dan menarik.Seminggu kemudian tibalah
waktu ulang tahun Istrinya. Dengan bergegaslah suaminya
pulang menuju Kampung halamannya dan bermaksud
menyampaikan kado Ulang tahun itu secara langsung (tidak
dititipkan). Berjam-jam
Ia menempuh perjalanan dan sampailah di depan pintu
Rumahnya yang selama ini ia tinggalkan untuk mengais
rezeki Di kota.Setelah berdiri di depan pintunya, kemudian
ia Mengetuk pintu rumhanya sambil terucap ungkapan
salam Untuk istrinya yang ada di dalam rumah. Tanpa
menunggu Waktu yang lama, pintu pun dibuka oleh istrinya
yang sudah Rindu dan menantikan kedatangan suaminya
memberikan Kejutan kado ulang tahun untuknya.Ketika
pintu terbuka, istrinya melihat suaminya Berdiri di depan
daun pintunya dengan penuh kelelahan. Namun di luar
dugaan bagi istrinya, tak menyangka seorang Suami yang
baik dan perhatian itu, dengan seketika Melemparkan kado
ulang tahunnya ke muka istrinya dengan Raut muka yang
ketus dan merah (seperti marah) sambil Berkata: “Tuh,
ambil kado ulang tahun dari papah, selamat Ulang tahun
semoga panjang umur”. Demikianlah kata-kata Yang
diucapkan pada sang istrinya sambil berjalan menuju
Ruangan.Istrinya merasa kaget, dengan cara yang dilakukan
Oleh sang suaminya yang begitu kasar dan tidak
mengenakan. Maka sang istri pun berkata:”Papah, apa-
apaan ini? Kok tidak Sopan sekali “!. Sahut istrinya.
Suaminya pun Menjawab:”Sudah jangan banyak ngomong,
ambil saja tuh Kado ulang tahun untuk kamu, itu berlian
yang sengaja Bapak Beli untuk kado ulang tahun kamu”.
Istrinya Menyahut:”Papah, apalah artinya sebongkah
berlian bagi Bunda, jika Bunda ini tidak ada harganya di
hadapan Papah. Ambil saja berlian itu dan bawa lagi sama
papah, Bunda tidak Butuh sebongkah berlian jika seperti ini
cara Penyampaiannya”.Setelah dialog panjang dalam
suasana yang saling Memarahi, istrinya berlari ke dalam
rumah dan tidak Menerima kado ulang tahunnya itu,
demikian juga suaminya Memungut kembali berlian itu dan
membawanya pulang Kembali ke luar kota tempat ia
bekerja.***
Cerita kedua : Balpoin “TOP”Di hari ulang tahun yang ke 20,
seorang mahasiswi Merasa terkejut dengan kedatangan
kekasihnya/ calon Suaminya membawa kado ulang tahun
untuk dirinya. Kado Ulang tahun itu ia terima secara
langsung dari kekasihnya Bertepatan pada pembukaan
acara ulang tahunnya. Kado itu Kelihatan mungil dan lucu,
dengan ukuran kotak kecil Memanjang seperti kardus pasta
gigi, bersampulkan kertas Kado berbunga-bunga dan
berwarna pink. Di kedua samping Kiri dan kanannya terikat
pita china yang begitu indah dan Menarik tertata rapih
membuat kado itu kelihatan indah dan Memikat.Sebelum
pamit meninggalkan acara ulang tahun itu, Kekasihnya
sempat mengucapkan ulang tahun sekaligus Berpesan
bahwa jangan melihat bentuk barang dan harganya, Tapi
lihatlah di balik kado itu berupa ketulusan dan perhatian
Yang tinggi dari calon suaminya.Setelah selesai acara ulang
tahunnya, calon suaminya Pergi lagi meninggalkan
mahasiswi itu. Maka bergegaslah Mahasiswi tersebut
menuju kamarnya dan mengunci rapat Dari bagian dalam
karena ia ingin segera membuka kado ulang Tahun yang
telah ia terima dari kekasihnya. Berbagai dugaan Yang ada
dalam benak mahasiswi tersebut pada benda yang
Ada di dalam bungkus kado itu. Ia memikirkan bahwa isi
dari Kado itu adalah berupa perhiasan kalung cantik karena
Bungkus kadonya sama dengan bungkus kalung yang biasa
ia Lihat di etalase toko emas. Tapi apa yang terjadi ketika
kado Itu dibuka ternyata isi dari kado itu adalah hanya
sebuah Balpoin biasa bermerek “TOP” dan harganya sangat
murah. Ketika ia melihat barang tersebut, ia tidak pernah
merasakan Kecewa sedikitpun kepada kekasihnya / calon
suaminya yang Telah memberikan kado itu, karena ia masih
teringat kata katanya yang lembut dan caranya yang santun
yaitu agar Tidak meihat jenis dan harga barang itu. Setelah
dilihat isi kado itu maka disimpanlah balpoin Itu di meja
belajarnya depan cermin tempat ia duduk setiap Hari
sebelum berangkat ke kampus. Ia tidak berani
Menggunakan balpoinit itu untuk menulis, tapi ia simpan
Dengan baik di kamarnya karena ia merasakan bahwa
barang Itu jauh sangat berharga untuk dirinya. Sehingga ia
Merawatnya dengan baik dan enggan menggunakannya
untuk Menulis.Pada suatu hari, sepulang dari kampus,
mahasiswi itu Sempat kaget karena balpoin yang ia simpan
dan ia rawat Ternyata tidak ada diambil oleh adiknya yang
duduk di Sekolah SD. Kesal sekali perasaan mahasiswi itu
dan segera Mencarinya di berbagai tempat. Kemudian ia
berlari menuju ibunya yang ada di dapur Sedang memasak
dan mengadukan peristiwa adeknya itu Kepada ibunya..
dengan penuh bijak ibunya pun menjawab:”
Neng, jangan marah-marah begitu sanyang. Tinggal beli saja
Balpoitnya ke toko alat sekolah, lagian balpoint itu kan
murah Harganya”!.Betapa menyesalnya mahasiswi tersebut
dan merasa Kehilangan segalanya ketika balpoint itu hilang
dari kamarnya Dan tidak dapat lagi kembali ditemukan.*
Jika kita perhatikan kedua cerita di atas, maka dapat
Menemukan suatu pesan nilai bahawa yang menentukan
tinggi Rendah sesuatu itu sendiri.Sebaik dan semahal
apapun benda / materi yang akan kita Berikan, jika
diberikan dengan cara yang tidak baik dan menarik Maka
akan menjadi sesuatu yang kurang atau bahkan tidak
Bernilai. Demikian juga sebaliknya , semurah apapun hara
barang Itu jika diberikan dengan cara yang menarik dan
mengesankan Maka nilainya akan menjadi tinggi di mata
penerima.
Cerita pertama, mengingatkan diri kita (sebagai guru)
Bahwa materi yang bagus dan berharga, bisa saja menjadi
tidak Berarti dan tidak diterima oleh mahasiswa ketika cara
Penyampiannya/ metodologinya tidak bagus bagaikan
sebongkah Berlian yang diberikan dengan cara dilempar.,
sehingga al Quran pun menjadi pelajaran yang sangat
berharga bagi ummat Islam. Akan tetapi sekalipun mata
pelajaran atau mata kuliah al Quran itu sesuatu yang sangat
berharga, bisa jadi diabaikan dan Tidak diterima oleh
peserta didik (murid/ mahasiswa) apabila cara
Penyampaiannya / mengajarkanya tidak menarik bagi
peserta Didik. Demikian juga sebaliknya , sesuatu yang tidak
begitu berharga bisa menjadi sangat Berarti bagi yang
menerimanya jika cara pemberiannya tepat dan Benar
Dalam konteks pembelajaran, bisa jadi mata pelajarannya
Kurang begitu berharga, akan tetapi jika disajikan dalam
proses Pembelajaran yang menarik dan bagus
memungkinkan mata Pelajaran itu lebih berkesan dan
berarti bagi anak-anak didiknya.Dari cerita-cerita di atas
dapat ditarik pemahaman bahwa Jelas metodologi itu
sangat dibutuhkan dan penting bagi seorang Guru. Sebab ia
akan menjadi perantara suatu ilmu antara guru Dengan
anak didik. Kesuksesan pembelajaran terukur ketika Tujuan
pembelajaran itu tercapai. Ketika tujuan pembelajaran itu
Adalah pengetahuan dan pemahaman (ranah kognitif),
maka Dikatakan sukses pembelajaran itu ketika peserta
didik telah Mengetahui dan memahami sesuatu itu.
Demikian juga ketika Tujuan pembelajaran itu berupa
keterampilan (aspek psikomotorik) Maka pembelajaran itu
layak dikatakan sukses apabila anak didik Telah terampil
memperagakan dan menunjukan sesuatu.Kesuksesan dalam
mengajar akan tercapai ketika guru Kompeten dalam
penguasaan bahan ajar juga kompeten dalam Penguasaan
metodologi pembelajaran. Jika salah satunya tidak
terkuasai memungkinkan pembelajaran akan berlangsung
tidak efektif dan efisien Untuk memperoleh penjelasan
tentang metodologi Disarankan membaca buku berikut ini:

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan Metodologi merupakan ilmu yang
harus dipelajari dan dimiliki oleh setiap tenaga
pendidikan yang menerapkan dalam proses
pembelajaran kepada peserta didik sedangkan
pembelajaran merupakan sebuah proses yang
dilakukan seorang pendidik agar peserta didik dapat
melaksanakan proses belajar, dan peserta didik dapat
melaksanakan proses belajar dimana saja, kapan
saja, dan dengan apa dia belajar, oleh kerena itu guru
harus memahami medotologi pembelajaran, sehingga
penerapan metode benar-benar tercapai dalam
pembelajaran. Tujuan pokok metodologi
pembelajaran adalah untuk mengembangkan
kemampuan anak secara individu agar bisa
menyelesaikan segala permasalahan yang
dihadapinya dan kegunaan dari metodologi
pembelajaran ini dapat menambah wawasan bagi
siswa mengenai peristiwa gejala atau kejadian yang
terjadi dalam limgkungannya atau objek yang
diamati serta kecerdasan kepekaan siswa
terhadap pembelajaran.Dalam metodologi
pembelajaran ada komponen strategi
pembelajaran ini merupakan alat untuk membentuk
situasi belajar yang efektif dan efesien kepada anak
didik, sehingga guru yang dalam melaksanakan
proses pembelajar benar-benar akan mudah
memberikan pelajaran pada anak didik,dan anak
didik punmudah memahami meteri yang diberikan
oleh guru tersebut, kerena guru sudah memahami
tentang metodologi pembelajaran. Adapun
komponen yang harusdimiliki oleh guru seperti
menguasai bahan, mengelola program belajar
mengajar,mengelola kelas, evaluasi dan situasi
atau lingkungan. Selain itu dalam metodologi ini
ada juga tugas yang dimiliki oleh guru seperti untuk
memberikan bahan ajar dan membentu jalannya
pembelajaran sedangkan tugas murid untuk belajar
dan menyimak serta memahami materi yang telah
dierikan oleh guru
B. Daftar pustaka
1. Psikologi Pembelajaran, karya Iskandar Engku dan
Endin Nasruddin;
2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
berdasarkan Pendekatan Kontekstual, karya Ahmad
Zayadi dan Abdul Majid;
3. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Mohamad
Surya;
4. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Yusuf Hadi
Miarso;
5. Manajemen Pengembangan Kurikulum, Oemar
Hamalik;
6. Kurikulum dan Pembelajaran, Oemar Hamalik;
7. Research Design: Qualitative & Quantitative Approach,,
John WCreswell;
8. Educational Psychology, Gage, N.L., & Berliner;
9. Ilmu Pendidikan Islam, M.Arifin;

Anda mungkin juga menyukai