1. Islam
3. Mempunyai kelebihan makanan atau harta dari yang diperlukan di hari raya dan
malam hari raya. Maksudnya mempunyai kelebihan dari yang diperlukan untuk
dirinya sendiri dan orang-orang yang wajib ditanggung nafkahnya, pada malam
dan siang hari raya. Baik kelebihan itu berupa makanan, harta benda atau nilai
uang.
4. Menemui waktu wajib mengeluarkan zakat fitrah. Artinya menemui sebagian dari
bulan Ramadhan dan sebagian dari awalnya bulan Syawwal (malam hari raya).
Namun yang lebih afdhol dalam mengeluarkan zakat fitrah adalah hari yang dekat
dengan hari raya ‘id, akan tetapi apabila menemui keadaan yang sifatnya darurat
atau urgent maka ke afdholan tersebut bisa ditiadakan bahkan mengawali zakat
fitrah dikarenakan keadaan darurat atau urgent maka itu lebih Afdhol.
Keterangan:
rumah yang layak, perkakas rumah tangga yang diperlukan, pakaian sehari-hari
dan lain-lain tidak menjadi perhitungan. Artinya, jika tidak mampu membayar
zakat fitrah, harta benda di atas tidak wajib dijual guna mengeluarkan zakat.
pendapat Jumhur Imam Malik, Jumhur Imam Syafi’I, dan Jumhur Imam
- Kurs Uang mengikuti harga bahan pokok yang mengikuti hadits Nabi secara
yang berkualitas seperti ajwa 1kg sekitar 200rb, sukari yang perkilo-nya
sekitar 80rb, dikalikan 1sho’ (3,8kg) maka jumlah uang yang kita keluarkan
ketika membeli kurma ajwa adalah 760rb atau kurma sukari sejumlah 256rb.
- 1 Sho’ ukuran yang ditentukan oleh Imam Abu Hanifah (Madzhab Hanafi)
Catatan:
maka terima saja, dan segera panitia membelikan beras dari uang yang
2. Sejenis, Tidak boleh campuran (tidak boleh beras dicampur gandum ataupun
1 Sho’ = 4 mud = 3 Kilo (kurang lebih), boleh juga 2,7 kg, namun ukuran 3kg
adalah ukuran yang lebih aman. Ini menurut Madzhab Maliki, Syafi’i dan
Hambali.
beras, membayar zakat atas anaknya yang berada di Kediri dengan makanan
pokok jagung apabila yang dimakan adalah jagung. Maka jenis makanan yang
digunakan untuk zakat adalah jagung dan diberikan pada faqir miskin yang ada
1. Waktu wajib.
Yaitu, ketika menemui bulan Ramadhan dan menemui sebagian awalnya bulan
Syawwal. Oleh sebab itu orang yang meninggal setelah maghribnya malam 1
Syawwal, wajib dizakati. Sedangkan bayi yang lahir setelah maghribnya malam 1
2. Waktu jawaz.
3. Waktu Fadhilah.
4. Waktu makruh.
Yaitu, setelah sholat hari raya sampai menjelang tenggelamnya matahari pada
tanggal 1 Syawwal kecuali jika ada udzur seperti menanti kerabat atau orang yang
Yaitu, setelah tenggelamnya matahari tanggal 1 Syawwal kecuali jika ada udzur
seperti hartanya tidak ada ditempat tersebut atau menunggu orang yang berhak
menerima zakat, maka hukumnya tidak haram. Sedangkan status dari zakat yang
1. Niat.
Harus niat di dalam hati ketika mengeluarkan zakat, memisahkan zakat dari yang
lain, atau saat memberikan zakat kepada wakil untuk disampaikan kepada yang
ِ ِ ِ
ض ْة َ ْ َه َذا َزكاَةُ َمالي ا/ ج َزكاَةَ اْلفطْ ِر َع ْن نَ ْفسي
َ لم ْف ُرْو َ ت اَ ْن اُ ْخ ِر
ُ ْنَ َوي
" Saya niat mengeluarkan zakat untuk diriku / ini adalah zakat harta wajibku “
Jika niat zakat fitrah atas nama orang lain, hukumnya diperinci sebagai berikut :
a. Jika orang lain yang dizakati termasuk orang yang wajib ditanggung nafkah dan
zakat fitrahnya, seperti istri, anak-anaknya yang masih kecil, orang tuanya yang
tidak mampu dan setrusnya, maka yang melakukan niat adalah orang yang
mengeluarkan zakat tanpa harus minta idzin dari orang yang dizakati. Namun
boleh juga makanan yang akan digunakan zakat diserahkan oleh pemilik kepada
b. Jika mengeluarkan zakat untuk orang yang tidak wajib ditanggung nafkahnya,
seperti orang tua yang mampu, anak-anaknya yang sudah besar (kecuali jika
dalam kondisi cacat atau yang sedang belajar ilmu agama), saudara, ponakan,
paman atau orang lain yang tidak ada hubungan darah dan seterusnya, maka
disyaratkan harus mendapat idzin dari orang-orang tersebut. Tanpa idzin dari
“ Saya niat mengeluarkan zakat atas nama anakku yang masih kecil…”
- Niat atas nama anaknya yang sudah besar dan tidak mampu :
“ Saya niat mengeluarkan zakat atas nama anakku yang sudah besar…”
Ada 8 golongan yang berhak menerima zakat dalam Al-Quran Surah At- Taubah
ين َوفِي ِ ِّ ين َعلَْي َها َوال ُْم َؤلََّف ِة قُلُوبُ ُه ْم َوفِي
ِ َالرق ِِ ِ ات لِ ْل ُف َقر ِاء والْم َّ إِنَّ َما
َ اب َوالْغَا ِرم َ ساكي ِن َوال َْعامل
َ َ َ َ ُ َالص َدق
Faqir adalah orang yang tidak mempunyai harta atau pekerjaan sama sekali, atau
orang yang mempunyai harta atau pekerjaan namun tidak bisa mencukupi
kebutuhannya.
Misalnya dalam sebulan ia butuh biaya sebesar Rp; 500.000, namun
dibutuhkan).
Yang dimaksud dengan harta dan pekerjaan di sini adalah harta yang halal dan
pekerjaan yang halal dan layak. Dengan demikian yang termasuk golongan faqir
adalah :
Mempunyai harta, namun tidak mempunyai pekerjaan. Sedangkan harta yang ada
sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan selama umumnya usia manusia.
Mempunyai harta dan pekerjaan, harta saja atau pekerjaan saja namun harta atau
pekerjaan tersebut haram menurut agama. Bagi orang yang mempunyai harta yang
melimpah atau pekerjaan yang menjanjikan, namun haram menurut agama, maka
orang tersebut termasuk faqir sehingga berhak dan boleh menerima zakat.
Tidak mempunyai harta dan mempunyai pekerjaan, namun tidak layak baginya.
Seperti pekertjaan yang bisa merusak harga diri, kehormatan dan lain-lain.
Miskin adalah orang yang mempunyai harta atau pekerjaan yang tidak bisa
dibutuhkan).
c. Amil.
Amil zakat yaitu orang-orang yang diangkat oleh Imam atau pemerintah minimal
setingkat kecamatan yang diatur oleh undang-undang, di-SK kan lalu bekerja
dengan SOP-nya, yang bekerja sepanjang hari untuk menarik zakat kepada orang
yang berhak menerimanya dan tidak mendapat bayaran dari baitul mal atau
Negara. Amil zakat adalah wakil dari Mustahiq dan termasuk Mustahiq karena
Amil termasuk dari 8 golongan (yang berhak menerima zakat), ketika zakat itu
sampai kepada Amil dari muzakki (yang berzakat) maka telah SAH zakatnya dari
Muzakki tersebut walaupun zakat terebut belum sampai kepada Mustahiq yang
lain selain Amil yang juga termasuk bagian dari Mustahiq (yang berhak menerima
maka sama sekali Kepanitiaan tersebut bukanlah disebut Amil, panitia hanyalah
wakil atau perpanjangan tangan dari Muzakki kepada Mustahiq (yang hak
berhak menerima zakat), ketika zakat tersebut dititipkan oleh Muzakki kepada
kepanitiaan (bukan Amil), maka belum bisa dikatakan SAH zakatnya hingga
Muzakki kepada Mustahiq. Akan tetapi Honor mereka boleh diambil dari Kas
Masjid/Musholla (hasil infaq, dengan catatan infaq tersebut bukan infaq khusus
yang ditentukan maksud atau tujuannya) secukupnya (jika ada) karena sejatinya
Kas Masjid/Musholla untuk dana kemaslahatan atau bisa meminta Bantuan atau
Catatan:
menerima bagian dari zakat, maka boleh mengambil bagian dari zakat.
golongan maka tidak berhak atau haram mendapatkan bagian zakat tersebut.
secukupnya sesuai dengan upah perhari yang layak, atau boleh ditarik dari
penerimaan Zakat MAL, dengan syarat panitia yang boleh menerima bagian
dari zakat mal tersebut harus masuk daripada 8 golongan yang berhak
menerima kalau tidak termasuk dari 8 golongan itu maka Haram mengambil
Amil zakat meliputi bagian pendataan zakat, penarik zakat, pembagi zakat dan
lain-lain. Jumlah zakat yang diterima oleh amil disesuaikan dengan pekerjaan
- Islam
- Laki-laki
- Merdeka
- Mukallaf
- Adil
- Bisa melihat
- Bisa mendengar
- Mengerti masalah fiqih zakat (faqih/menguasai), tidak boleh bagi orang yang
Sedangkan orang-orang yang termasuk muallaf, yang nota bene berhak menerima
zakat adalah :
1. Orang yang baru masuk Islam dan Iman (niat) nya masih lemah
2. Orang yang baru masuk Islam dan imannya sudah kuat, namun dia mempunyai
3. Orang yang baru masuk Islam yang melindungi kaum muslimin dari gangguan
4. Orang yang baru masuk Islam yang membela kepentingan kaum muslimin dari
kaum muslim yang lain yang dari golongan anti zakat atau pemberontak dan
Semua orang yang tergolong muallaf di atas berhak menerima zakat dengan
syarat Islam.
e. Budak mukatab
Budak mukatab yaitu budak yang dijanjikan merdeka oleh tuannya apabila sudah
1. Orang yang berhutang untuk mendamaikan dua orang atau dua kelompok yang
sedang bertikai.
g. Sabilillah
Sabilillah yaitu orang yang berperang di jalan Allah dan tidak mendapatkan gaji.
memberikan zakat untuk sabilillah adalah imam (penguasa) bukan pemilik zakat.
Keterangan :
Dikalangan ulama terdapat khilaf tentang makna fii sabilillah; Ada pendapat
mengatakan bahwa yang dimaksud fii sabilillah tiada lain adalah orang-orang
yang menjadi sukarelawan untuk berperang di jalan Allah Swt dan tidak
mendapatkan gaji, dan inilah pendapat mayoritas para ulama (pendapat yang
kuat). Sebagian ulama mengatakan bahwa fii sabilillah adalah semua aktifitas
yang menyangkut kebaikan untuk Allah sebagaimana dikatakan oleh Imam Al-
Ibnu sabil yaitu orang yang memulai bepergian dari daerah tempat zakat atau
َّاس َوإِنَّ َها ََل تَ ِح ُّل لِ ُم َح َّم ٍد َوََل ِِل ِل ُم َح َّم ٍد ُ ات إِنَّ َما ِه َي أ َْو َسا
ِ خ الن َّ ِإِ َّن َه ِذه
ِ َالص َدق
ditanggung tersebut.
Apabila zakat dibagikan sendiri oleh pemilik atau wakilnya, maka perinciannya
sebagai berikut :
- Jika orang yang berhak menerima zakat terbatas (bisa dihitung), dan harta zakat
golongan penerima zakat yang ada di daerah tempat kewajiban zakat. Dan dibagi
- Jika orang yang berhak menerima zakat tidak terbatas atau jumlah harta zakat
tidak mencukupi, maka prioritaskan Faqir dan Miskin baru setelah itu 6
bertempat di luar daerah kewajiban zakat. Zakat harus diberikan pada golongan
penerima yang berada di daerah orang yang dizakati meskipun bukan penduduk
diserahkan sendiri oleh pemilik kepada Imam atau diambil oleh Imam, maka
b. Selain golongan amil, semua golongan mendapat bagian yang sama, namun
d. Jika hajat dari masing-masing individu sama, maka jumlah yang diterima juga
harus sama.
Pengasuh;