Waktu yang paling tepat untuk menunaikan zakat fitrah adalah mendekati perayaan
Idul Fitri Zakat fitrah sendiri adalah zakat yang ditunaikan saat mendekati waktu Idul Fitri,
sehingga biasanya dilakukan pada akhir bulan Ramadhan.
Besar zakat fitrah yang harus dikeluarkan sebesar satu sha’ yang nilainya sama
dengan 2,5 kilogram beras, gandum, kurma, sagu, dan sebagainya atau 3,5 liter beras yang
disesuaikan dengan konsumsi perorangan sehari-hari. Ketentuan ini didasarkan pada hadits
sahih riwayat Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, dan Nasa’i dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah
telah mewajibkan membayar membayar zakat fitrah satu sha’ kurma atau sha’ gandum
kepada hamba sahaya, orang yang merdeka, laki-laki, perempuan, anak-anak, dan orang
dewasa dari kaum muslim.
Zakat fitrah harus dikeluarkan oleh seluruh umat Muslim, baik laki-laki maupun
perempuan hingga anak-anak maupun dewasa. Bahkan, janin di dalam perut seorang ibu
yang telah bernyawa juga diwajibkan atas zakat fitrah.
Dalam aturan Islam, terdapat 8 golongan orang yang wajib menerima zakat, baik
zakat fitrah ataupun zakat maal, yaitu:
1. Orang Fakir (Orang fakir adalah mereka yang punya harta dan usaha. Namun,
kepemilikan tersebut hanya mampu memenuhi setengah kebutuhannya.)
2. Orang Miskin (Orang miskin adalah mereka yang hidup dalam kondisi serba kekurangan.)
3. Amil (Mereka yang bertugas dalam mengelola zakat.)
5. Hamba sahaya (Mereka adalah orang-orang yang termasuk dalam kategori budak.)
7. Sabilillah (Mereka adalah orang atau lembaga yang berjuang untuk kepentingan Agama
Islam.)
8. Ibnu Sabil (Orang-orang yang tengah melakukan perjalanan dan kehabisan bekal.)
Terkait pembayaran zakat fitrah, ada dua pendapat. Yang pertama, dalam mazhab Syafi’iyah,
zakat tersebut mestilah berupa makanan pokok. Pendapat kedua, dari mazhab Hanafiyah,
pembayaran zakat fitrah boleh menggunakan uang dan dengan jumlah yang harus sesuai.
Masing- masing memiliki dalil yang kuat.
Dalil membayar zakat fitrah dengan bahan makanan pokok adalah riwayat bahwa Rasulullah
mewajibkan zakat fitri, berupa satu sha’ kurma kering atau gandum kering (H.R. Al-Bukhari
dan Muslim)
Dalam “Menunaikan Zakat Fitrah Menggunakan Uang”, dalil melaksanakan zakat fitrah
dengan membayar sejumlah uang adalah firman Allah dalam Surah at-Taubah:9,
Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang
dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan)
orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan,
sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana’’ (Surah at-Taubah: 9)
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka”. Dalam hal ini, pendapatnya adalah, ayat
tersebut menunjukkan bahwa zakat asalnya diambil dari harta. Dengan demikian, karena
uang termasuk harta, zakat fitrah dengan uang diperbolehkan.
Zakat fitrah dibayarkan dalam bentuk beras atau makanan pokok seberat 2,5 kg atau
3,5 liter per jiwa. Kualitas beras atau makanan pokok juga harus sesuai dengan yang kita
konsumsi sehari-hari. Selain itu, jika berhalangan membayar dalam bentuk beras atau
makanan pokok lainnya, zakat fitrah juga bisa ditunaikan dalam bentuk uang seharga 2,5 kg
atau 3,5 liter beras.
Tak hanya soal tata cara yang harus dilakukan sesuai pedoman, membayar zakat
fitrah juga harus disertai niat. Niat membayar zakat menjadi penentu apakah amalan yang
dilakukan sah atau tidak.
Berikut niat yang bisa dibacakan saat membayarkan zakat : Niat Zakat Fitrah untuk
Diri Sendiri dan Keluarga : Nawaitu an’ukhrija zakaatalfithri ‘annii wa’anjamii’i maa yalza
munii nafakootuhum syar’an fardhon lillaahi ta’aala. Artinya, “Aku niat mengeluarkan zakat
fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang nafkahnya menjadi tanggunganku fardu karena
Allah ta’ala”
Wassalam