Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN

AGAMA KRISTEN
HAGA CHARMELLO GINTING
ORCHIDSTA GRAHANIYA.P
Cetak Biru Alkitab
• Sejak dari awal Tuhan menciptakan manusia
sempurna (imago Dei), segambar dan serupa
dengan Allah; yaitu laki-laki dan perempuan.
Inilah kodrat sesungguhnya dari identitas gender
manusia.
• “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut
gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-
Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya
mereka.” (Kejadian 1:27).
Tuhan juga memberkati hubungan laki-laki dengan
perempuan dalam ikatan yang kudus dengan maksud
untuk berkembang biak dan memenuhi bumi. Allah
memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada
mereka: “Beranak cuculah dan bertambah banyak;
penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas
segala binatang yang merayap di bumi.” (Kejadian
1:28).
Manusia menentang Allah dan berusaha memuaskan
keinginannya dengan cara-cara yang cemar termasuk
dalam hal seksualnya. “Karena itu Allah menyerahkan
mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran,
sehingga mereka saling mencemarkan tubuh
mereka” (Roma 1:24). Manusia telah mengganti
persetubuhan yang wajar dengan tidak wajar (homoseks,
pedofilia, inses, necrofillia, dan lain sebagainya). “Karena
itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang
memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan
persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar” (Roma
1:26).
LGBT DALAM KACAMATA KEBENARAN

• Gereja harus menyikapi isu LGBT ini dengan


bijaksana dan proporsional. Dari sudut pandang
kebenaran, Alkitab menyatakan dengan jelas
bahwa perilaku homoseksual adalah dosa. Oleh
karena itu, kita tidak boleh kompromi.
“Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara
bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu
kekejian.” (Imamat 18:22)
Kita harus dengan tegas menolak hubungan LGBT dan menolak
pernikahan sejenis. Apapun alasan yang dikemukakan sekalipun
atas nama hak asasi, tidak dapat membenarkan perbuatan LGBT
dan membatalkan hukum pernikahan yang ditetapkan Tuhan.
Pernikahan Kristen bersifat heteroseksual, monogami, dan
seumur hidup (Lihat Kejadian 1:27; 2:23-24, yang ditegaskan
Yesus dalam Matius 19:4-6).
Kita juga harus memandang hubungan homoseksual adalah sama
dengan dosa lainnya, misalnya perzinahan yang dilakukan oleh
kaum heteroseksual. Jangan kita mengganggap bahwa dosa
homoseksual lebih buruk dari dosa lainnya. Semua dosa sama,
berakibat maut (Roma 6:23).
LGBT DALAM KACAMATA ANUGERAH

• Gereja harus menyatakan kasih dan penerimaan


terhadap kaum LGBT. Dari sudut pandang
anugerah, Yesus mengasihi orang berdosa namun
membenci dosanya. Kita juga harus mengasihi
saudara kita yang memiliki orientasi LGBT,
namun kita membenci perbuatan dosa mereka.
Wujud kasih dan penerimaan bukan dengan
memandang perilaku homoseksual itu legal
berdasarkan hak asasi manusia.
Kita juga jangan menghakimi orientasi seks
homoseksual sebagai dosa, karena mereka juga tidak
menghendaki itu terjadi dalam diri mereka. Namun,
ketika mereka melakukan hubungan sesama jenis,
perilaku mereka itu berdosa di hadapan Tuhan.
Sama seperti seorang yang heteroseksual, memiliki
dorongan seks itu sesuatu yang wajar, namun ketika ia
berhubungan seks di luar pernikahan, barulah ia
berdosa.
Kita harus membantu kaum homoseksual untuk dapat mengatasi
dorongan seksual mereka dengan konseling, bimbingan rohani,
komunitas yang benar serta memfokuskan hidup mereka untuk Tuhan.
Di dunia ini, ada begitu banyak orang yang juga bergumul dengan
dorongan seksual namun mereka tidak menikah. Mereka memfokuskan
diri untuk hidup bagi Tuhan. Oleh kehidupan-Nya yang tidak menikah,
Yesus memperlihatkan bahwa pernikahan bukanlah suatu tujuan yang
harus dipenuhi, juga bukan sesuatu yang esensial untuk menjadi manusia
yang utuh. Sebagai seorang hamba Allah, seseorang mungkin tidak
terpanggil untuk mempunyai jodoh dan anak-anak. Paulus adalah salah
satu contoh yang hidup membujang untuk fokus melayani Tuhan. Ia
bahkan mengajak orang-orang untuk megambil pilihan hidup seperti dia
untuk membujang, supaya bisa fokus kepada Tuhan.
Kaum homoseksual juga dapat mengalami kesembuhan dari
orientasi seks yang menyimpang. Kuasa Tuhan Yesus
sanggup menjamah dan mengubahkan hidup seseorang
secara utuh, juga masalah disorientasi seks seseorang.
Dengan iman, seorang homoseksual dapat menerima
anugerah dari Tuhan. Bagi Anda yang mungkin memiliki
kecenderungan atau orientasi LGBT, jangan merasa diri
Anda tidak berharga dan tidak ada harapan. Yesus mati di
kayu salib untuk mengasihi Anda dan memberikan Anda
hidup yang penuh dengan pengarapan. Tuhan Yesus
memberkati.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai