Kelompok 5 Etika Kristen
Kelompok 5 Etika Kristen
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Keberadaan kaum homoseksual sudah muncul sejak lama dalam kehidupan manusia.
Kehadiran homoksesual ini sudah tidak lagi dihiraukan oleh masyarakat sekitar, penyebab
maraknya perilaku homoseksual ini dikarenakan ketidakpedulian masyarakat terhadap kaum
seperti ini. Penyakit homoseksual ini sangat bertentangan dengan moral dan nilai-nilai agama
manapun didunia, penyakit homoseksual ini sangat sulit diobati.
Homoseksual adalah rasa ketertarikan romantis, seksual dan perilaku antara individu berjenis
kelamin atau gender yang sama. Padahal sebenarnya homoseksual juga bisa diperuntukan untuk
perempuan yang orientasi seksualnya sesama perempuan. Homoseksual merupakan perbuatan
asusila yang sangat terkutuk dan menunjukkan pelakunya seorang yang mengalami
penyimpangan psikologis dan tidak normal. Berbicara tentang homoseksual di negara-negara
maju, maka kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Di negara-negara tersebut kegiatannya
sudah dilegalkan. Yang lebih menyedihkan lagi, bahwa virus ini ternyata juga telah mewabah di
negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Sehingga timbulah undang-undang di beberapa
negara yang intinya menyetujui akan perbuatan tersebut karena menganggap bahwa itu
merupakan hak asasi setiap manusia dan patut untuk dihargai.
Hak asasi yang dimaksud adalah: seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. (UU RI No. 39 Tahun
1999, Bab I, Pasal 1 ayat 1). Di Indonesia tidak menerima adanya perkawinan sesama jenis,
namun juga tidak menolak dengan tegas akan keberadaan hal tersebut.
Ciri-ciri homoseksual
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Homoseks
Orientasi seksual orang lebih banyak ditentukan oleh kombinasi antara faktor genetik,
hormonal, kognitif, dan lingkungan (McWhirter, Reinisch & Sanders, 1989; Money, 1987; Savin
– Williams & Rodriguez, 1993; Whitman, Diamond & Martin, 1993, dalam Santrock, 2002).
Sebagian besar ahli dalam hal homoseksual percaya bahwa tidak ada faktor tunggal yang
menyebabkan homoseksualitas dan bobot masing-masing faktor berbeda-beda dari satu orang ke
orang yang lain. Akibatnya, tidak ada satu orangpun yang mengetahui secara pasti penyebab
seseorang menjadi seorang homoseksual (Santrock, 2002).
Teori tentang homoseksual yang berkembang saat ini pada dasarnya dapat dibagi menjadi
dua golongan: esensialis dan konstruksionis. Esensialisme berpendapat bahwa homoseksual
berbeda dengan heteroseksual sejak lahir, hasil dari proses biologi dan perkembangan. Teori ini
menyiratkan bahwa homoseksualitas merupakan abnormalitas perkembangan, yang membawa
perdebatan bahwa homoseksualitas merupakan sebuah penyakit. Sebaliknya, konstruksionis
berpendapat bahwa homoseksualitas adalah sebuah peran sosial yang telah berkembang secara
berbeda dalam budaya dan waktu yangberbeda, dan oleh karenanya tidak ada perbedaan antara
homoseksual dan heteroseksual secara lahiriah (Carroll, 2005). Berikut ini jabaran berbagai
pendekatan yang memaparkan latar belakang terbentuknya perilaku homoseksual.
B. PENYEBAB HOMOSEKSUAL
Faktor internal
Factor internal adalah factor bawaan dari awal pembentukan zigot atau pertemuan sel
sperma dan sel telur, sampai pada saat kehamilan dan kelahiran.
Kesimpulan