Anda di halaman 1dari 5

BAB l

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Keberadaan kaum homoseksual sudah muncul sejak lama dalam kehidupan manusia.
Kehadiran homoksesual ini sudah tidak lagi dihiraukan oleh masyarakat sekitar, penyebab
maraknya perilaku homoseksual ini dikarenakan ketidakpedulian masyarakat terhadap kaum
seperti ini. Penyakit homoseksual ini sangat bertentangan dengan moral dan nilai-nilai agama
manapun didunia, penyakit homoseksual ini sangat sulit diobati.

Homoseksual adalah rasa ketertarikan romantis, seksual dan perilaku antara individu berjenis
kelamin atau gender yang sama. Padahal sebenarnya homoseksual juga bisa diperuntukan untuk
perempuan yang orientasi seksualnya sesama perempuan. Homoseksual merupakan perbuatan
asusila yang sangat terkutuk dan menunjukkan pelakunya seorang yang mengalami
penyimpangan psikologis dan tidak normal. Berbicara tentang homoseksual di negara-negara
maju, maka kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Di negara-negara tersebut kegiatannya
sudah dilegalkan. Yang lebih menyedihkan lagi, bahwa virus ini ternyata juga telah mewabah di
negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Sehingga timbulah undang-undang di beberapa
negara yang intinya menyetujui akan perbuatan tersebut karena menganggap bahwa itu
merupakan hak asasi setiap manusia dan patut untuk dihargai.

Hak asasi yang dimaksud adalah: seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. (UU RI No. 39 Tahun
1999, Bab I, Pasal 1 ayat 1). Di Indonesia tidak menerima adanya perkawinan sesama jenis,
namun juga tidak menolak dengan tegas akan keberadaan hal tersebut.

Ciri-ciri homoseksual
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Homoseks

Homoseksual adalah ketertarikan seksual berupa disorientasi pasangan seksualnya, yaitu


kecenderungan seseorang untuk melakukan perilaku seksual dengan sesama jenis. Disebut gay
bila penderitanya laki-laki dan lesbian untuk penderita perempuan (Nietzel dkk, 1998:489).
Homoseksual diartikan sebagai orang yang mengalami ketertarikan emosional, romantik, seksual
atau rasa sayang terhadap sejenis. Secara sosiologis, homoseksual merupakan seseorang yang
cenderung mengutamakan orang sejenis kelaminnya sebagai mitra seksual (Soekanto,1990:381).

Orientasi seksual orang lebih banyak ditentukan oleh kombinasi antara faktor genetik,
hormonal, kognitif, dan lingkungan (McWhirter, Reinisch & Sanders, 1989; Money, 1987; Savin
– Williams & Rodriguez, 1993; Whitman, Diamond & Martin, 1993, dalam Santrock, 2002).
Sebagian besar ahli dalam hal homoseksual percaya bahwa tidak ada faktor tunggal yang
menyebabkan homoseksualitas dan bobot masing-masing faktor berbeda-beda dari satu orang ke
orang yang lain. Akibatnya, tidak ada satu orangpun yang mengetahui secara pasti penyebab
seseorang menjadi seorang homoseksual (Santrock, 2002).

Teori tentang homoseksual yang berkembang saat ini pada dasarnya dapat dibagi menjadi
dua golongan: esensialis dan konstruksionis. Esensialisme berpendapat bahwa homoseksual
berbeda dengan heteroseksual sejak lahir, hasil dari proses biologi dan perkembangan. Teori ini
menyiratkan bahwa homoseksualitas merupakan abnormalitas perkembangan, yang membawa
perdebatan bahwa homoseksualitas merupakan sebuah penyakit. Sebaliknya, konstruksionis
berpendapat bahwa homoseksualitas adalah sebuah peran sosial yang telah berkembang secara
berbeda dalam budaya dan waktu yangberbeda, dan oleh karenanya tidak ada perbedaan antara
homoseksual dan heteroseksual secara lahiriah (Carroll, 2005). Berikut ini jabaran berbagai
pendekatan yang memaparkan latar belakang terbentuknya perilaku homoseksual.

B. PENYEBAB HOMOSEKSUAL

Homoseksual muncul disebabkan beberapa factor, antara lain:

 Faktor internal
Factor internal adalah factor bawaan dari awal pembentukan zigot atau pertemuan sel
sperma dan sel telur, sampai pada saat kehamilan dan kelahiran.

A. Pandangan menurut Alkitab

Alkitab jelas menyebutkan bahwa homoseksual adalah dosa dan kekejian di


mata Allah.
Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan
kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. Sebab
menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah mahkluk
dengan melupakan penciptanya yang harus dipuji seama-lamanya, amin. 26Karena itu
Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri
mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar.27 Demikian
juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan
menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka
melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki dan karena itu mereka menerima
dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka. (Roma 1:24-27)
Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan
perempuan, karena itu suatu kekejian. (Imamat 18:22)
Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan
perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian, pastilah merela dihukum mati
dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri. (Imamat 20:13)
Sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara
yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar,
telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.8 Namun
demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka
dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga (Yudas
1:7-8)
Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah
berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, 10pencuri, orang kikir, pemabuk,
pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (1 Korintus
6:9-10)
Tuhan tidak pernah menciptakan seseorang dengan keinginan homoseksual.
Alkitab memberitahu kita bahwa seseorang menjadi homoseksual karena dosa (Roma
1:24-27) dan pada akhirnya karena pilihan mereka sendiri. Seseorang mungkin
dilahirkan dengan kecenderungan terhadap homoseksual, sama seperti orang dapat
dilahirkan dengan kecenderungan kepada kekerasan dan dosa-dosa lainnya. Ini bukan
merupakan dalih untuk hidup dalam dosa dengan mengikuti keinginan dosa mereka.
Tetapi Alkitab tidak menggambarkan homoseksual sebagai dosa yang “lebih
besar” dibanding dosa-dosa lainnya. Semua dosa adalah kekejian dan tidak
menyenangkan Tuhan. Homoseksual hanyalah salah satu dari sekian banyak hal yang
dicantumkan dalam 1 Korintus 6:9-10 yang menghalangi seseorang dari Kerajaan
Allah. Menurut Alkitab, pengampunan Allah tersedia bagi kaum homoseksual, sama
seperti bagi orang yang berzinah, penyembah berhala, pembunuh, pencuri, dll. Allah
juga menjanjikan kekuatan untuk menang terhadap dosa, termasuk homoseksual,
kepada setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus untuk keselamatan mereka.
Salah satu fenomena sosial yang terjadi di dekade belakangan ini adalah
munculnya dorongan yang kuat dari kelompok homoseksual untuk menuntut
persamaan hak dan keadilan bagi mereka. Sekarang, mengakui bahwa dirinya adalah
gay dan lesbian bukanlah hal yang terlalu tabu. Sehingga mereka juga merasa
mempunyai hak asasi yang sama bahkan juga di dalam lembaga pernikahan.
Di sinilah gereja dan kekristenan harus membuat keputusan yang tegas. Jikalau
Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa homoseksualitas adalah dosa, maka gereja
pun juga tidak boleh memberikan izin bagi lembaga pernikahan sesama jenis. Ini
bukan tentang hak asasi manusia, tetapi tentang otoritas tertinggi yang dipercayai oleh
gereja, yaitu Alkitab sendiri. Gereja harus memperhatikan dengan seksama masalah
homoseksual ini secara jujur dan realistik dalam kasih dan pengertian. Tuhan jelas
tidak menginginkan seorang pun terikat oleh homoseksual. Kasih karunia-Nya cukup
untuk memberikan kemenangan bagi mereka yang sedia menaklukkan masalah ini
kepada-Nya.

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai