Anda di halaman 1dari 34

Patologi Klinik-Gangguan Sistem Endokrin

Panhypopituitarism
& Cushing Disease
(HAC)
Kelompok 1

Dissa Alithia Wisyanda 130210170050


Rully Abiyoga Majid 130210180007
Diah Ayu Cikita 130210180021
Ernesta Quevara Iseki 130210180023
Refina Sastya Qomariyuti 130210180027
Dianita Gustina 130210180033
Chandra Rizkia Putri 130210180038
Constantius Bagas Wibisono 130210180046
Anisa Rosma Pertiwi 130210180049
Pokok Pembahasan
dari Kasus 1. ETIOLOGI

2. MEKANISME PENYAKIT

A. Panhypopituitarism 3. GEJALA KLINIS

4. DIAGNOSA PENYAKIT

B. Cushing Disease 5. BIOKIMIA DARAH DAN KADAR HORMON

6. TERAPI

7. CONTOH KASUS
ETIOLOGI ↓
Mengacu pada sekresi
hormon hipofisis yang
Panhypopituitarism dapat diakibatkan oleh
gangguan pada
hipotalamus atau kelenjar
hipofisis.
ETIOLOGI
Penyebab paling umum adalah adenoma chromophobe yang timbul di
pars distalis.
Penyebab lain :
1. kerusakan inflamasi yang luas dari jaringan hipofisis
2. nekrosis iskemik hipofisis karena infark dari invasi sel tumor
3. emboli parasit atau septik
4. nekrosis difus terkait dengan toksemia
5. invasi oleh neoplasma yang timbul di struktur yang berdekatan (misalnya,
meninges, tulang sphenoid, rongga hidung, dll)
6. perdarahan luas dan jaringan parut akibat cedera traumatis.
Panhypopituitarism pada anjing muda biasanya hasil dari kegagalan pars
distalis hipofisis untuk berkembang selama kebuntingan.
Dwarfisme hipofisis biasanya berhubungan dengan kegagalan ektoderm
orofaringeal dari duktus faring kranial (kantung Rathke) untuk
berdiferensiasi dan craniopharyngioma.
Mekanisme Panhypopituitarism
Panhypopituitarism dapat terjadi oleh gangguan pada kelenjar hipofisis
sendiri atau oleh kehilangan, kerusakan, atau disfungsi sel-sel yang
mensekresi hormon hipofisis. Mekanisme lainnya yaitu kelainan pada
hipotalamus atau infundibulum yang mengganggu koneksi saraf atau
pembuluh darah ke kelenjar hipofisis, kompresi dan kerusakan tersebut
mengurangi sekresi hormon.
↓ sekresi hormon di kelenjar hipofisis posterior sebagian besar dapat
disebabkan oleh kegagalan dalam sintesa hormon atau sekresi dari

hipotalamus, sedangkan sekresi hormon di kelenjar hipofisis anterior
mungkin disebabkan oleh defisiensi aktivitas neurohormon yang disekresikan
dari hipotalamus.
Gejala Klinis Panhypopituitarism

01 Depresi, kelemahan atau


kolaps dengan olahraga
04 ↓ berat badan
progresif, atrofi otot

02 Perubahan sikap, tidak


05 Atori ovarium atau
responsif terhadap orang, dan
testis
rasa malu.

03 Kebutaan sentral, karena


06 Gangguan keseimbangan air
kompresi saraf optic
Diagnosa Panhypopituitarism
Penilaian fisik Gejala dan Tes lain
menyeluruh ukuran hewan
Termasuk konsentrasi faktor-1
Tergantung pada usia Untuk mengetahui jenis pertumbuhan seperti insulin
dan jenis hewan panhypopituitarism yang plasma dan tes stimulasi hormon

→ menentukan apakah
mencurigai adanya
dimiliki
Setelah melakukan
pemeriksaan fisik, dokter
pertumbuhan untuk memeriksa
kadar hormon pertumbuhan.
Mengukur :
panhypopituitarism hewan akan mengambil 1. faktor pertumbuhan insulin hewan
onset dewasa atau darah dan urin untuk 2. Prolaktin
panhypopituitarism menguji ketidakseimbangan 3. Hormon perangsang folikel (FSH)
hormon dan gangguan 4. Hormon perangsang tiroid.
onset remaja (dwarfisme
lainnya. 5. MRI, rontgen, dan CT scan mungkin
hipofisis) diperlukan juga.
Tingkat tiroksin, triiodothyronine, dan kortisol berkurang atau dalam kisaran normal
rendah. Pada hewan-hewan dengan perubahan samar dalam tingkat hormon basal, respons
oleh exogenous thyrotropin atau adrenocorticotropin adalah subnormal, karena hipoplasia
atau atrofi kelenjar tiroid dan korteks adrenal.
Alat bantu diagnostik lain yang berguna termasuk perbandingan tinggi dengan
littermates, adanya penutupan epifisis tertunda atau disgenesis pada radiografi tulang, dan
biopsi kulit. Lesi kulit termasuk hiperkeratosis, keratosis folikel, hiperpigmentasi, atrofi adneksa,
hilangnya serat elastin, dan jaringan longgar serat kolagen di dermis. Batang rambut tidak
ada, dan folikel rambut terutama berada pada tahap telogen dari siklus pertumbuhan.
Aktivitas somatomedin C (insulin-like growth factor) rendah pada anjing kerdil. Aktivitas
somatomedin C intermediate normal yang secara fenotipik diduga sebagai pembawa
heterozigot.
Tes untuk somatomedin C memberikan pengukuran tidak langsung dari aktivitas GH yang
bersirkulasi pada anjing dengan dugaan pituitary dwarfism (kerdil) . Kadar basal GH anjing
yang bersirkulasi dilaporkan terdeteksi tetapi rendah (rentang normal: 1,75 ± 0,17 mg/mL)
pada pituitary dwarfs dan tidak meningkat setelah uji provokatif untuk sekresi melalui injeksi
clonidine (30 mcg/kg, IV) seperti pada anjing yang sehat. Hipersensitivitas insulin telah
ditunjukkan pada anjing pituitary dwarfs, dikarenakan perubahan jumlah reseptor insulin atau
afinitas pengikatan sebagai respons terhadap tingkat hormon pertumbuhan yang rendah.
Kadar Hormon Panhypopituitarism

Panhypopituitarism terbagi menjadi 2 yaitu: panhypopituitarism primer


(pituitary disease) dan panhypopituitarism sekunder (hypothalamic
disease).
1. Hipopituitarisme primer disebabkan oleh gangguan pada kelenjar
pituitary itu sendiri dan dapat disebabkan oleh hilangnya, kerusakan,
atau disfungsi sel-sel yang mensekresi hormon pituitary.
2. Hipopituitarisme sekunder adalah akibat penyakit hipotalamus
atau tangkai pituitary yang mengganggu koneksi saraf atau
pembuluh darah ke kelenjar pituitary, sehingga mengurangi sekresi
hormon pituitary.
Panhypopituitarism primer : terjadi ↓ kadar hormon
basal dari hormone pituitary dan hormon kelenjar target,
hal ini disebabkan karena kerusakan dari kelenjar pituitary
sehingga produksi dari hormone pituitary ↓ yang akan
berpengaruh terhadap kadar hormone target.
Panhypopituitarism sekunder : tidak terjadi ↓ kadar
hormone pituirary, namun pada beberapa kasus dapat

terjadi hormon kelenjar target, hal ini disebabkan karena
kasus panhypopituitarism sekunder terjadi karena
hipotalamus yang menghambat fungsi dari hormone
pituitary sehingga produksi hormone pituitary dapat ↓
ataupun tetap normal tergantung seberapa besar
pengaruh dari hipotalamus
Terapi Panhypopituitarism

Pengobatan pilihan adalah natrium levothyroxine, dengan dosis


awal 0,02 mg/kg berat badan dua kali sehari untuk anak anjing,
dan 0,05 atau 0,1 mg sekali sehari untuk anak kucing
Penilaian kritis dari respon terhadap terapi harus dilakukan
setelah setidaknya 6 minggu pengobatan.
Perubahan kulit dan kelainan tulang dapat memakan waktu
lebih lama, hingga 6 bulan atau lebih.
Tanda-tanda klinis seperti konstipasi dapat bertahan dan
memerlukan perawatan berkelanjutan, dengan respons yang
bervariasi

Contoh Kasus Panhypopituitarism


Panhypopituitarism

Sinyalemen Anamnesa Pemeriksaan Pemeriksaan Lain


Fisik kelainan hematologi →
Jenis hewan: Anjing lesu dan eritrositosis
Ras/Breed: Scottish anoreksia hanya lesu Kelainan biokimia darah →↑
kreatinin dan hiponatremia
Terrier
selama ringan
Jenis Kelamin: Jantan Keesokan harinya, dilakukan
Umur: 6 Tahun
seminggu pemeriksaan MRI pada
anjing.
Gambar 1 (kiri). Terdapat cortical gray matter central mass yang Gambar 2 (kanan). Gambaran transversal setelah pemberian
berbatasan tegas dengan ciri sedikit hiperintens di regio kontras yang menunjukkan peningkatan fusiform sentral dari
hipofisis/hipotalamus. massa.
Kemudian dilakukan pemeriksaan hormonal → rendahnya
total tiroksin (T4) dan thyroid-stimulating hormone (TSH)
1. T4→ < 5,15 nmol/L (reference interval: 13,5 – 50)
2. TSH → < 0,03 ng/mL (reference interval: 0 – 0,6 ng/mL)
Hal tersebut menunjukkan panhypopituitarism dan
→ hipotiroidisme sekunder
didiagnosa
Penanganan → Pemberian levothyroxine sodium 0,02
mg/kg PO dan prednisolone 0,25 mg/kg PO setiap 24 jam.
Tetapi pengobatan tidak membuahkan hasil → kondisi
anjing semakin menurun, pingsan, ↑ suhu (40℃),
mengalami kegagalan pernafasan, hingga akhirnya mati.
CUSHING
DISEASE
ETIOLOGI Cushing disease (HAC)

Hiperadrenokortisme menggambarkan
sindrom klinis akibat kelebihan glukokortikoid
secara kronis
Dapat bersifat iatrogenic → pemberian
glukokortikoid atau secara alami (disebabkan
oleh produksi kortisol endogen ↑)
Penyebab
Cushing Disease

Adenoma hipofisis yang mensekresi


01 ACTH (pituitary-dependent
hypercortisolism)

Tumor adrenokortikal (adrenal-


02
dependent hyperadrenocorticism)

03 Sindrom ACTH ektopik dan


hiperkortisolisme akibat makanan
Terlihat pada anjing paruh baya hingga tua
(7-12 tahun)
Pada kucing, hyperadrenocorticism
ditemukan pada kucing paruh baya hingga
tua, dengan sedikit predileksi pada betina
(60%).
Mekanisme Cushing disease
Cushing disease atau pituitary-dependent hyperadrenocorticism dipicu oleh
keadaan tubuh yang mensekresikan hormone berlebihan.
Penyebab ini terjadi pada 80% dari seluruh kasus yang terjadi, utamanya karena
pituitary corticotroph adenoma.
Terjadinya tumor dikarenakan kelenjar mensekresikan hormone
adrenokortikotropin (ACTH) secara berlebihan.
ACTH yang berlebihan dapat berkembang menjadi tumor adenoma pituitary
yang terjadi pada kebanyakan kasus hypocortisolemia.
↑ sekresi ACTH menyebabkan sekresi kortisol kelenjar adrenal yang berlebihan.
Kemudian terjadi umpan balik kortisol normal dari aksis hipotaloamus-hipofisis-
adrenal menjadi terganggu dengan hilangnya ritme sirkardian dan produksi
kortisol berlebih yang mengakibatkan hiperkortisolisme.
Gejala Klinis Ciri fisik seperti obesitas
sentripetal dan atrofi otot dan kulit
Cushing Disease
→ Dapat dikaitkan dengan efek biokimia
→↑
glukokortikoid gluconeogenesis dan
Poliuria dan polifagia

lipogenesis Palpasi abdomen


→ hepatomegaly

Pencitraan diagnostic dapat


membantu

Radiografi toraks  mineralisasi


bronkial dan interstisial

Kalsifikasi distrofik pada kulit dan


subkutis pada area predileksi
Diagnosa Cushing disease (HAC)
Tes yang sangat sensitif untuk membedakan anjing sehat dari anjing yang mengalami
Rasio kortisol hiperadrenokortisme, tetapi tidak terlalu spesifik karena anjing dengan penyakit nonadrenal
urin terhadap ↑ ↑
sedang hingga berat juga menunjukkan rasio. Kortisol urin terhadap kreatinin. UCCR harus
kreatinin dikonfirmasi dengan tes stimulasi ACTH, tes penekanan deksametason dosis rendah
(UCCR) (LDDS) IV, atau tes LDDS oral.

Tes LDDS (Low-


Kerugian utama dari tes LDDS adalah kurangnya spesifisitas pada anjing dengan
dose
penyakit nonadrenal: >50% anjing dengan penyakit nonadrenal memiliki tes LDDS
dexamethasone
suppression test) positif.

UCCR sebagai diskriminator. Dalam tes ini, urin pagi dikumpulkan untuk baseline pada hari 1 dan 2.
Pada hari kedua setelah pengumpulan urin, tiga dosis deksametason pada 0,1 mg/kg (kucing) atau 0,01
Tes LDDS mg/kg (anjing) diberikan setiap 6 jam. dan sampel urin dikumpulkan untuk pengukuran UCCR keesokan
oral paginya. Jika UCCR menurun 50% setelah deksametason oral, diagnosis hiperadrenokortisme yang
bergantung pada hipofisis dapat dikonfirmasi. Oleh karena itu, pengujian lebih lanjut menggunakan
ACTH endogen atau pencitraan melalui ultrasound mungkin diperlukan.
Diagnosa Cushing disease (HAC)
digunakan untuk mendiagnosis berbagai gangguan adrenopati, termasuk
Tes hiperadrenokortisme endogen atau iatrogenik dan hiperadrenokortisme
stimulasi spontan. tes ini memiliki sensitivitas diagnostik ~80%-85% dan spesifisitas
ACTH yang lebih tinggi daripada tes LDDS. Dalam satu penelitian, hanya 15% anjing
dengan penyakit nonadrenal yang memiliki respons berlebihan terhadap
stimulasi ACTH.

Pencitraan dapat dicapai melalui radiografi abdomen, ultrasonografi, CT, atau


diagnostik MRI. CT atau MRI otak atau rongga perut pada anjing yang tidak
hipofisis dan menekan HDDS dapat menunjukkan pembesaran adrenal unilateral
kelenjar adrenal (50%), makroadenoma hipofisis (25%), atau mikroadenoma hipofisis
(25%).
Biokimia darah
Cushing’s Syndrome
Pemeriksaan biokimia darah pada anjing yang mengalami
Cushing’s Syndrome dengan menggunakan IDEXX’s Vet test 8008
menunjukkan hasil berikut:
↑ aktivitas glukosa, ALT, dan ALP.

1. aktivitas glukosa terjadi karena proses glukoneogensis yang
terus menerus. Kemudian dalam proses ini juga dibutuhkan
ALP dan ALT sehingga hati terus menerus memproduksi
hormon kortisol.

2. aktivitas ALP ini biasanya disertai dengan hiperlipidemia

dan jumlah asam empedu yang terjadi pada anjing yang
menderita Cushing’s Syndrome disertai kelainan hati.
3. Dalam kasus Cushing’s Syndrome, kortisol mengintensifkan
bentuk glukoneogenesis hati, dimulai dengan asam amino,
yang menyebabkan kongesti hati, hepatomegali dan ↑
aktivitas transaminase serum hati.
↓ nilai protein, albumin, dan globulin
↓ tersebut disebabkan oleh terdapatnya proses katabolisme
protein structural dan pemanfaatan asam amino dalam
proses gluconeogenesis.
Kadar Hormon Cushing’s Syndrome

Pituitary yang menghasilkan hormon


adrenokortikotropik (ACTH) secara
berlebihan, yang kemudian
menyebabkan sekresi kortisol
berlebih. Hal ini dapat mengakibatkan
berbagai gejala seperti berat badan
berlebih yang disebabkan oleh
meningkatnya proses glukoneogensis
yang distimulasi oleh hormone
cortisol.
Terapi Cushing disease (HAC)

Berasosiasi dengan
beberapa penyakit ;
Terapi medis → Tanda-tanda
metabolik sindrom
pemberian trilostan,

1. Diabetes Melitus Cushing sembuh
2. Thromboembolism Operasi pemberian dosis dalam waktu satu
bulan
rendah, diberikan
paru-paru adrenalectomy Tanda
3. Urolitiasis kalsium dengan makanan dermatologis
oksalat, dan secara membaik setelah
sekitar empat
4. Hipertensi systemic. bertahap bulan
Terapi Cushing Disease

Contoh Kasus Cushing Disease


Cushing
Disease

Sinyalemen Anamnesa Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Lain

Jenis hewan: Kucing buta midriasis bilateral, Kelainan biokimia darah →


tidak adanya hypokalaemia
Ras/Breed: Burmese selama 5 respon kedipan Mengalami polyuria dan
Jenis Kelamin: Jantan hari terakhir terhadap ancaman polydipsia, dan setelah tiga
Umur: 7 Tahun ablasi retina bulosa bulan kemudian
bilateral yang luas mengalami penurunan
berat badan.
Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut:
1. Konsentrasi adrenocorticotropic hormone (ACTH) → 530
pg/mL [reference interval: 10 to 60 pg/mL]
2. USG regio abdominal → bilateral adrenomegaly (adrenal
kiri:5,9×11,6 mm; adrenal kanan: 5.6×16 mm)
Pemeriksaan tersebut mendukung diagnosa → pituitary-
dependent hyperadrenocorticism atau cushing disease
Pengananan → Kucing diberi amlodipine dan insulin selama 5
bulan lebih kemudian dilakukan prosedur bilateral
adrenalectomy.
Delapan minggu postoperative, kadar elektrolit kucing menjadi
normal dan tidak mengalami PU/PD kembali.
Akan tetapi, 19 bulan postoperative, terjadi hipertensi sistemik.
Dan pada bulan ke-34 setelah
adrenalectomy, kucing mengalami
hypoglycemic seizure sehingga
akhirnya dilakukan eutanasia.
Pemeriksaan post-mortem
menunjukkan adanya pituitary
adenoma yang secara histopatologi
terjadi kehilangan/kehancuran
struktur pituitary akibat proliferasi
sel chromophobic dengan invasi
menuju jaringan saraf yang
berdekatan.
DAFTAR PUSTAKA
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai