Metode :
1. Pre-Asesmen dan persiapan, pengumpulan data dan informasi sekunder,
identivikasi area berpotensi hcv, isu konservasi, pemahaman lanskap
2. Open meeting & Basic Training on HCV, membangun pemahaman dan unit
kerja melalui pelatihan terkait untuk unit manajemen perusahaan
3. Participatory Mapping, workshop dengan narasumber untuk menghimpun data
keberadaan atribut hcv dan mengklarifikasi data potnsial hcv pada tahap pre-asesmen
4. Survei Lapangan, verifikasi keberadaan atribut HCV melalui pengecekan lapangan,
pengumpulan data lapangan dan wawancara
5. Stakeholder Consultation, menyampaikan hasil identifikasi hcv melalui
workshop/FGD/wawancara, menghimpun masukan untuk penyusunan rekomendasi pengelolaan dan
pemantauan HCV
6. Closig Meeting, penyampaian hasil sementara identifikasi hcv kepada pihak unit managemen
melalui presentasi dan diskusi serta penyerahan internal report
7. Analisis dan pelaporan, menyajikan hasil kajian HCV dalam sebuah laporan setelah
dilakukannya analisis data, serta analisis spasial.
Data Terkait
HASIL ASESMEN HCV PT KBAS 3.
1. Ditemukannya spesies endemic atau terancam punah/langka,
ekosistem yang terancam punah/refugium, jasa lingkungan, SDA yang
penting untuk memenuhi kebutuhan hidup, tempat-tempat yang
penting bagi budaya masyarakat local, sejarah, atau bagi religi dan
spiritual
2. Teridentifikasi empat area sebagai HCV 1.2 yaitu habitat spesies
yang langka atau terancam punah
3. Teridentifikasi empat area sebagai HCV 1.3 yaitu habitat spesies
endemic
4. Teridentifikasi tiga area sebagai HCV 1.4 yaitu habitat bagi spesies
yang digunakan secara temporer
5. Teridentifikasi tipe HCV 3 berupa ekosistem lahan gambut yang
masih berfungsi sebagai pengendali banjir melalui fungsi resapan
dan penyimpanan air.
6. Teridentifikasi tipe HCV 4,5 dan 6 sesuai ketentuan dalam panduan.
7. Dari total area izin lokasi PT KBAS 3 seluas 6.680 Ha, didapatkan
total luas indikatif area HCV 1 seluas 355,6 Ha. HCV managemen
area 18,6 Ha. HCV 3 seluas 24,2 Ha. HCV 4 seluas 167,8 Ha. HCV 5
seluas 159,1 Ha dan HCV 6 Seluas 102,8 Ha. Total
Kesimpulan
NKT merupakan suatu instrumen yang dipergunakan dalam upaya konservasi,
dan menjadi prasyarat atau penambah nilai dalam beberapa kategori tertentu
sesuai dengan kebutuhan masing-masing pihak
NKT mengedepankan kawasan dengan unsur keanekaragaman hayati, jasa
lingkungan dan sosial budaya sebagai parameter nilai konservasinya
NKT masih dalam proses upaya, yang dalam perjalanannya agar keseluruhan
prosedur NKT dapat berjalan dengan baik maka keterlibatan dari para pihak
sangat diperlukan.
Proses identifikasi NKT yang menjadi salah satu bagian dari upaya konservasi,
merupakan proses yang cukup panjang dan memiliki manfaat besar untuk
membantu misi konservasi.
Interaksi dan komunikasi yang baik antara berbagai pihak terkait, dapat
memaksimalkan upaya konservasi melalui pengelolaan dan pemantauan NKT
ini.
Daftar Pustaka