Kisah Nabi Zakaria
Kisah Nabi Zakaria
Allah Ta’ala berfirman,
) َقا َل7( س ِم ًيّا َ س ُم ُه ي َْحيَى لَ ْم َن ْج َع ْل لَ ُه ِمنْ َق ْب ُل ْ شرُ كَ ِب ُغاَل ٍم ا
ّ ِ َيَا زَ َك ِريَّا ِإنَّا نُب
( ت ِمنَ ا ْل ِكب َِر ِع ِتيًّا ُ ت امْ رَ َأ ِتي عَ ا ِقرً ا وَ َق ْد بَلَ ْغ ِ َب َأنَّى يَ ُكونُ ِلي ُغاَل ٌم وَ َكان ِ ّ َر
)9( ش ْيئًا َ ُي َه ِيّنٌ وَ َق ْد خَ لَ ْقتُكَ ِمنْ َق ْب ُل وَ لَ ْم َتك َّ َ) َقا َل َك َذ ِلكَ َقا َل رَ بُّكَ ُهوَ عَ ل8
Perlu dipahami bahwa tidak ada sebelumnya yang bernama dengan nama
Yahya.
“Ya Rabbku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah
seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur
yang sangat tua”
Kekagetan Zakariya dikarenakan dua sebab: (1) istrinya mandul dan (2)
Zakariya sudah mencapai usia tua.
Ibnu Katsir menyatakan, “Zakariya benar-benar kaget karena doa yang ia pinta
pun terkabul yaitu diberi kabar kembira akan dikarunia anak. Ia gembira riang.
Ia pun bertanya-tanya bagaimana bisa diberi keturunan sedangkan istrinya
saja mandul sejak dulu hingga sepuh seperti saat ini tak juga diberikan
keturunan.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 5: 210).
Allah berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku
ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama
sekali.”
Syaikh As Sa’di menyatakan, “Ini hal yang tidak normal terjadi dan jarang
terjadi dalam ketetapan Allah. Akan tetapi jika Allah kehendaki untuk terjadi
tanpa ada sebab apa-apa, maka itu mudah bagi Allah. Allah pun sebelumnya
telah menciptakan dari sesuatu yang belum ada sama sekali.” (Taisir Al Karimir
Rahman, hal. 490).
Sesuatu yang lebih menakjubkan dari apa yang dialami Zakariya sama seperti
disebutkan dalam surat lainnya tentang Nabi Adam ‘alaihis salam,
َ َْان ِحينٌ ِمنَ ال َّد ْه ِر لَ ْم َي ُكن َ
ش ْيئًا َم ْذ ُكورً ا ِ َه ْل أتَى عَ لَى اإْل ِ ْنس
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika
itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (QS. Al Insan: 1).
Itulah bukti bahwa doa tak mungkin disia-siakan.
Referensi:
Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, tahqiq: Abu Ishaq Al Huwaini, terbitan
Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1431 H.
Taisir Al Karimir Rahman, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, terbitan
Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1423 H.