Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Akhlak Terhadap Non-Muslim


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akhlak

Dosen Pengampu H.J. Nurul Maziyah, Dra.,M.M.

Disusun oleh :

1. HESTI ADI WAHYUNI ( 201420000420)


2. MUHAMMAD RIZAL FAHMI (201420000455)

PROGAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan


pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Akhlak Terhadap Non-Muslim tepat
waktu. Sholawat serta salam senantiasa kami haturkan kepada Nabi Muhammad
SAW.

Dalam pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih kepada


Ibu H.J. Nurul Maziyah, Dra.,M.M. selaku dosen pengampu yang telah
mengizinkan pembuatan makalah ini.

Penyusunan makalah ini, walaupun masih jauh dari kesempurnaan tetapi


penulis sangat berharap semoga makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan baik dari segi penulisan maupun dari segi konteksnya.

Oleh karena itu saya sangat berharap akan masukan berupa kritik dan saran
yang mungkin bisa membantu penulis dalam penyusunan makalah selanjutnya
sehingga menjadi lebih baik.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Jepara, 5 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
A. Akhlak terhadap non muslim..............................................................................2
1. Prinsip Menghormati Agama Lain.................................................................2
B. Kerjasama antar non muslim..............................................................................6
1. Kerjasama yang diperbolehkan......................................................................6
2. Kerjasama yang tidak diperbolehkan.............................................................7
BAB 3................................................................................................................................8
PENUTUP.........................................................................................................................8
A. Kesimpulan...........................................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keragaman
budaya, adat istiadat, maupun agama. Indonesia memiliki 5 agama yang
dianut oleh masyarakat indonesia yaitu islam, Kristen, Hindu, Budha, dan
Konghucu. Dari kelima agama tersebut agama islam menjadi agama yang
di anut oleh mayoritas masyarakat Indonesia.

Meskipun islam sebagai agama mayoritas bukan berarti indonesia


di jadikan sebagai negara islam oleh pemerintah. Karena didalam islam di
ajarkan tentang hubungan antara manusia dengan manusia baik yang
seagama maupun yang beda agama. Islam mengajarkan tentang bagaimana
menghormati antar pemeluk agama lain. Hal ini sudah diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW saat beliau hijrah ke Madinah.

Nabi Muhammad SAW tidak memaksakan orang-orang Non


muslim untuk memeluk agama islam. Karena dalam islam tidak diajarkan
tentang pemaksaan atau kekerasan dalam proses dakwahnya. Selain itu,
hal ini dilakukan untuk menjaga perdamaian antar agama. Untuk
menjalankan kehidupan yang berdampingan dengan masyarakat yang
berbeda agama maka islam mengajarkan tentang akhlak terhadap non-
muslim sebagai mana yang akan dibahas didalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana akhlak terhadap Non-Muslim?
2. Bagaimana akhlak kerjasama dengan Non-muslim?

C. Tujuan
1. Mengetahui akhlak terhadap non-muslim
2. Mengetahui akhlak kerjasama dengan non-muslim

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Akhlak terhadap non muslim
1. Prinsip Menghormati Agama Lain
Prinsip menghormati agama lain ini bukan berarti mendukung dan
menyetujui praktik agama tersebut. Prinsip menghormati adalah sikap
toleransi beragama tanpa adanya cacian dan hinaan. Ini sebagaimana
tergambar dalam QS. 6 [al-An’am]: 108:

D‫ ا‬D‫و‬Dً D‫ ْد‬D‫ َع‬Dَ ‫ هَّللا‬D‫ا‬D‫ و‬D‫ ُّب‬D‫ ُس‬Dَ‫ي‬Dَ‫ ف‬Dِ ‫ هَّللا‬D‫ ِن‬D‫ و‬D‫ ُد‬D‫ن‬Dْ D‫ ِم‬D‫ن‬Dَ D‫ و‬D‫ ُع‬D‫ ْد‬Dَ‫ ي‬D‫ن‬Dَ D‫ ي‬D‫َّ ِذ‬D‫ل‬D‫ ا‬D‫ا‬D‫ و‬D‫ ُّب‬D‫ ُس‬Dَ‫ اَل ت‬D‫و‬Dَ
َ Dِ‫ ل‬D‫ َذ‬Dٰ D‫ َك‬Dۗ D‫م‬Dٍ D‫ ْل‬D‫ع‬Dِ D‫ ِر‬D‫ ْي‬D‫ َغ‬Dِ‫ب‬
D‫ ْم‬D‫ ِه‬Dِّ‫ ب‬D‫ َر‬D‫ى‬Dٰ Dَ‫ل‬Dِ‫ إ‬Dَّ‫م‬Dُ‫ ث‬D‫ ْم‬Dُ‫ه‬Dَ‫ ل‬D‫ َم‬D‫ َع‬D‫ ٍة‬Dَّ‫م‬Dُ‫ أ‬D‫ ِّل‬D‫ ُك‬Dِ‫ ل‬D‫َّا‬D‫َّن‬D‫ ي‬D‫ َز‬D‫ك‬
D‫ن‬Dَ D‫و‬Dُ‫ ل‬D‫ َم‬D‫ ْع‬Dَ‫ ي‬D‫ا‬D‫و‬Dُ‫ن‬D‫ ا‬D‫ َك‬D‫ ا‬D‫ َم‬Dِ‫ ب‬D‫ ْم‬Dُ‫ه‬Dُ‫ ئ‬Dِّ‫ب‬Dَ‫ن‬Dُ‫ي‬Dَ‫ ف‬D‫ ْم‬Dُ‫ ه‬D‫ ُع‬D‫ج‬Dِ D‫ر‬Dْ D‫َم‬
Artinya : Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka
sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan
melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami
jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian
kepada Tuhan tempat kembali mereka, kemudian Dia akan
memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.
Secara tegas ayat ini mengajarkan kepada Kaum Muslim
untuk dapat memelihara kesucian agamanya, menciptakan rasa aman,
dan menjaga hubungan harmonis antar umat beragama. Manusia sangat
mudah terpancing emosinya bila agama dan kepercayaannya
disinggung. Ini adalah tabiat manusia, apapun kedudukan sosial dan
tingkat pengetahuannya.
Umat Islam sudah diajarkan cara menghormati dan
menjalin persatuan antar sesama manusia. Dalam QS. 49 [al-Hujurât]:
13 ditegaskan bahwa Allah telah menjadikan manusia bersuku-suku dan
berbangsa-bangsa agar saling mengenal. Pada QS. 30 [al-Rûm]: 22 Juga
menyatakan bahwa perbedaan bahasa dan warna kulit manusia harus
diterima sebagai kenyataan yang positif, yang merupakan salah satu
dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Sekali lagi perlu ditekankan, fakta
pluralitas sosial ini tidak boleh menjadi penghalang bagi Umat Islam
untuk menjalin hubungan dan menghormati umat agama lain selagi

2
mereka tidak memusuhi, memerangi, dan mengusir Umat Islam dari
negeri mereka karena ajaran Islam memang demikian.
Toleransi yang dibangun Islam adalah toleransi sosiologis,
yang tidak terbatas pada agama apapun, ras apapun, ataupun bangsa
apapun. Dalam praktiknya, Nabi Muhammad SAW berdiri ketika ada
jenazah Yahudi melewati tempat beliau sebagai penghormatan atas
nama kemanusiaan. Hal tersebut juga diikuti oleh para sahabat. Umar
misalnya, suatu ketika melihat seorang Yahudi buta yang meminta-
minta. Umar kemudian megantarkannya ke baitul mal dan menyuruh
sahabat untuk mencukupi kebutuhannya. Contoh-contoh tersebut
merupakan pengakuan dan penghormatan terhadap eksistensi agama
lain. Perlu digarisbawahi, pengakuan dan penghormatan ini bukan
berarti mengakui kebenaran ajaran agama tersebut.
Toleransi yang dibangun Islam adalah sikap saling
menghormati antar pemeluk agama yang berlainan tanpa
mencampuradukkan akidah. Persoalan akidah adalah sesuatu yang
paling mendasar dalam setiap agama sehingga bukan menjadi wilayah
untuk bertoleransi dalam arti saling melebur dan menyatu. Oleh karena
itu, ketika nabi Muhammad diajak begantian agama oleh orang kafir
menyembah berhala Nabi Muhammad tidak menerimanya. Hal ini
dijelaskan dalam Quran surah Al-Kafirun ayat 6

D‫ ِن‬D‫ ي‬D‫ ِد‬D‫ َي‬Dِ‫ ل‬D‫ َو‬D‫ ْم‬D‫ ُك‬Dُ‫ن‬D‫ ي‬D‫ ِد‬D‫ ْم‬D‫ ُك‬Dَ‫ل‬
Artinya : untukmu agamamu dan untukku agamaku
Pada ayat tersebut secara tegas dijelaskan bahwa untuk masalah agama tidak
bol
2. Berdamai dengan Non-Muslim
Allah memerintahkan kepada kaum muslim untuk berdamai tidak
hanya dengan sesama muslim tetapi juga dengan non-muslim.hal ini sesuai
dengan firman Allah dalam Q.S Al Mumtahanah ayat 8

D‫ن‬Dْ D‫ ِم‬D‫ ْم‬D‫ ُك‬D‫ و‬D‫ ُج‬D‫ ِر‬D‫خ‬Dْ Dُ‫ ي‬D‫ ْم‬Dَ‫ ل‬D‫ َو‬D‫ ِن‬D‫ ي‬D‫ ِّد‬D‫ل‬D‫ ا‬D‫ ي‬Dِ‫ ف‬D‫ ْم‬D‫ ُك‬D‫و‬Dُ‫ ل‬Dِ‫ت‬D‫ ا‬Dَ‫ق‬Dُ‫ ي‬D‫ ْم‬Dَ‫ ل‬D‫ن‬Dَ D‫ ي‬D‫َّ ِذ‬D‫ل‬D‫ ا‬D‫ ِن‬D‫ َع‬Dُ ‫ هَّللا‬D‫ ُم‬D‫ ُك‬D‫ ا‬Dَ‫ ه‬D‫ ْن‬Dَ‫اَل ي‬
Dِ D‫س‬Dِ D‫ ْق‬D‫ ُم‬D‫ ْل‬D‫ ا‬D‫ب‬
D‫ َن‬D‫ ي‬D‫ط‬ Dُّ D‫ ِح‬Dُ‫ ي‬Dَ ‫َّن هَّللا‬D Dِ‫ إ‬Dۚ D‫ ْم‬D‫ ِه‬D‫ ْي‬Dَ‫ ل‬Dِ‫ إ‬D‫ا‬D‫ و‬Dُ‫ ط‬D‫س‬Dِ D‫ ْق‬Dُ‫ ت‬D‫و‬Dَ D‫ ْم‬Dُ‫ه‬D‫ و‬D‫ ُّر‬Dَ‫ ب‬Dَ‫ ت‬D‫ن‬Dْ Dَ‫ أ‬D‫ ْم‬D‫ ُك‬D‫ ِر‬D‫ ا‬Dَ‫ ي‬D‫ِد‬
Artinya : Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama

3
dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

3. Kerja sama non-Muslim


Manusia adalah makhluk sosial, dalam memenuhi kebutuhannya
manusia memerlukan orang lain. Maka dari itu perlu adanya kerja sama
antara manusia baik sesame muslim ataupun non-muslim. Ayat yang
membicarakan tentang kerjasama antara muslim dan non-muslim terdapat
dalam firman Allah QS. al-Mumtahanah ayat 8-9

D‫ ْم‬D‫ ُك‬D‫ و‬D‫ ُج‬D‫ ِر‬D‫خ‬Dْ Dُ‫ ي‬D‫ ْم‬Dَ‫ ل‬D‫ َو‬D‫ ِن‬D‫ ي‬D‫ ِّد‬D‫ل‬D‫ ا‬D‫ ي‬Dِ‫ ف‬D‫ ْم‬D‫ ُك‬D‫و‬Dُ‫ ل‬Dِ‫ت‬D‫ ا‬Dَ‫ق‬Dُ‫ ي‬D‫ ْم‬Dَ‫ ل‬D‫ن‬Dَ D‫ ي‬D‫َّ ِذ‬D‫ل‬D‫ ا‬D‫ن‬Dِ D‫ َع‬Dُ ‫ هَّللا‬D‫ ُم‬D‫ ُك‬D‫ ا‬Dَ‫ ه‬D‫ ْن‬Dَ‫اَل ي‬
D‫ب‬ُّ D‫ح‬Dِ Dُ‫ ي‬Dَ ‫َّن هَّللا‬D Dِ‫ إ‬Dۚ D‫ ْم‬D‫ ِه‬D‫ ْي‬Dَ‫ ل‬Dِ‫ إ‬D‫ا‬D‫ و‬Dُ‫ ط‬D‫س‬Dِ D‫ ْق‬Dُ‫ ت‬D‫و‬Dَ D‫ ْم‬Dُ‫ه‬D‫ و‬D‫ ُّر‬Dَ‫ ب‬Dَ‫ ت‬D‫ن‬Dْ Dَ‫ أ‬D‫ ْم‬D‫ ُك‬D‫ ِر‬D‫ ا‬Dَ‫ ي‬D‫ ِد‬D‫ن‬Dْ D‫ِم‬
D‫ َن‬D‫ ي‬D‫ ِط‬D‫ ِس‬D‫ ْق‬D‫ ُم‬D‫ ْل‬D‫ا‬
D‫ ْم‬D‫ ُك‬D‫ و‬D‫ ُج‬D‫ر‬Dَ D‫خ‬Dْ Dَ‫ أ‬D‫و‬Dَ D‫ن‬Dِ D‫ ي‬D‫ ِّد‬D‫ل‬D‫ ا‬D‫ ي‬Dِ‫ ف‬D‫ ْم‬D‫ ُك‬D‫و‬Dُ‫ل‬Dَ‫ت‬D‫ ا‬Dَ‫ ق‬D‫ن‬Dَ D‫ ي‬D‫َّ ِذ‬D‫ل‬D‫ ا‬D‫ن‬Dِ D‫ َع‬Dُ ‫ هَّللا‬D‫ ُم‬D‫ ُك‬D‫ا‬Dَ‫ ه‬D‫ ْن‬Dَ‫ ي‬D‫ ا‬D‫َّ َم‬D‫ ن‬Dِ‫إ‬
D‫ن‬Dْ D‫ َم‬D‫ َو‬Dۚ D‫ ْم‬Dُ‫ ه‬D‫و‬Dْ َّD‫ ل‬D‫و‬Dَ Dَ‫ ت‬D‫ن‬Dْ Dَ‫ أ‬D‫ ْم‬D‫ ُك‬D‫ ِج‬D‫ ا‬D‫ر‬Dَ D‫خ‬Dْ Dِ‫ إ‬D‫ى‬Dٰ Dَ‫ ل‬D‫ َع‬D‫ا‬D‫ و‬D‫ ُر‬Dَ‫ه‬D‫ ا‬D‫ظ‬َ D‫ َو‬D‫ ْم‬D‫ ُك‬D‫ ِر‬D‫ ا‬Dَ‫ ي‬D‫ ِد‬D‫ن‬Dْ D‫ِم‬
َ Dِ‫ ئ‬Dَ‫ل‬DٰD‫و‬Dُ‫أ‬Dَ‫ ف‬D‫ ْم‬Dُ‫َّه‬D‫ ل‬D‫ َو‬Dَ‫ ت‬Dَ‫ي‬
D‫ َن‬D‫ و‬D‫ ُم‬Dِ‫ل‬D‫َّ ا‬D‫ظ‬D‫ل‬D‫ ا‬D‫ ُم‬Dُ‫ ه‬D‫ك‬
Artinya : Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak
(pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang
kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu
karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang
lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai
kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim

Secara jelas ayat di atas menunjukkan bahwa Allah SWT tidak


melarang Umat Islam untuk bekerjasama, saling membantu, dan berbuat
baik kepada komunitas agama lain sepanjang mereka tidak memusuhi,
memerangi, dan mengusir Umat Islam dari negeri mereka. Berdasarkan
ayat ini, Ibnu Katsîr mengatakan bahwa Allah tidak melarang Umat Islam
berbuat baik dan berlaku adil kepada orang-orang kafir selagi mereka tidak
memerangi Umat Islam karena agama. (Agus Pranoto, Aam Abdussalam,
Fahrudin, 2016)
4. Prinsip Persaudaraan

4
Prinsip selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan antar umat
beragama adalah prinsip persaudaraan. Dalam Islam, prinsip ini tidak
terbatas hanya kepada sesama muslim, namun juga terhadap non-Muslim.
Prinsip persaudaraan dengan non-Muslim. dikemukakan dalam al-Qur’an
adalah bahwa manusia itu satu sama lain bersaudara karena mereka berasal
dari sumber yang satu. QS. 49 [al-Hujurât]: 13 menegaskan hal ini:

Artinya :“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal- mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.”

Mengenai QS. 49: 13, sebab turunnya ayat ini, sebagaimana diriwayatkan
oleh Maqâtil, berkenan dengan peristiwa Bilal ketika naik di atas Ka’bah
untuk mengumandangkan azan pada Yaum al-Fath (hari penaklukan kota
Makkah). Pada waktu itu sebagian orang merasa kurang pas karena ia
adalah seorang hamba berkulit hitam, kemudian turunlah ayat tersebut.
Menurut Abû Dawud, sebagaimana dikuti oleh Ibn ‘Âsyûr, ayat
tersebut turun berkenaan dengan peristiwa Abû Hindin. Ketika itu
Rasulullah SAW memerintahkan kepada Bani Bayadah (kaum berkulit
putih) agar menikahkan anak perempuannya dengan Abû Hindin yang
berkulit hitam, tetapi mereka menolaknya dengan berkata: “Apakah kami
harus menikahkan anak kami dengan budak-budak yang berkulit hitam?”.
Kemudian turunlah ayat tersebut.
Terlepas dari perbedaan itu, peristiwa yang menyebabkan turunnya
ayat tersebut menunjukkan bahwa pada permulaan Islam, sebagian
Muslim masih beranggapan bahwa kemuliaan manusia ditentukan oleh
warna kulit dan harta kekayaan. Hal ini dapat dimaklumi karena pada
waktu itu masih sangat dekat dengan Masa Jahiliyyah. Islam mengajarkan
tidak ada kelebihan seorang individu atas individu yang lain, satu
golongan atas golongan yang lain, suatu ras atas ras yang lain, atau warna
kulit atas warna kulit yang lain.

5
Dengan demikian, tidak ada alasan dalam Islam bagi seseorang
untuk menghina orang lain. Misi al-Qur’an dalam kehidupan
bermasyarakat, sebagaimana dijelaskan dari ayat-ayat di atas, adalah untuk
menegakkan prinsip persaudaraan dan mengkikis habis fanatisme
golongan maupun kelompok. Dengan prinsip persaudaraan tersebut
sesama anggota masyarakat dapat bekerjasama meskipun berbeda akidah.
Dalam tataran sosial, hubungan Umat Islam dengan non-Muslim
tidak dibatasi, sepanjang hubungan itu tidak untuk bermaksiat kepada
Allah. Umat Islam dipersilahkan untuk berdagang, berbisnis, atau
melakukan praktik sosial lain, selagi tetap dalam bingkai ajaran Islam.

B. Kerjasama antar non muslim


1. Kerjasama yang diperbolehkan
a. Kerjasama Segi Ekonomi
Umat islam di perbolehkan bekerja sama dengan non-muslim
dalam bidang ekonomi. hal ini seperti yang dilakukan Nabi Muhammad
SAW. Rasulullah dikenal sebagai pedagang yang unggul.Sebelum
diangkat menjadi Rasul, Beliau bekerja kepada Khadijah sebagai
pedagang.Perdagangan yang terjadi pada saat itu sangat berkembang
pesat.Ekspor dan impor barang sudah terjadi.
Hal ini menjadikan Makkah sebagai pusat perdagangan.Kerjasama
ini menjadikan ekonomi meningkat dengan pesat.Perdagangan barang
tidak melihat kepada agama penjual atau pembelinya.Hal terpenting adalah
barang tersebut dapat memenuhi kebutuhan hidup dan bermanfaat bagi
penggunanya, karena setiap negara memiliki barang-barang tertentu yang
tidak terdapat di negara lainnya.
Rasulullah saw. saling tolong-menolong dan hidup harmonis
dengan non Muslim. Beliau juga melakukan muamalah kepada
mereka.Rasulullah juga mengizinkan mereka tinggal di Makkah dan
Madinah tanpa memerangi mereka dengan syarat membayar jizyah. Ini
hanya sebatas bermuamalah bukan pada hal akidah.
Jual beli adalah salah satu cara untuk memajukan perekonomian
suatu negara. Negara maju adalah negara dengan pendapatan per kapita
tinggi. Apabila pendapatan per kapita tinggi, maka kesengsaraan tidak

6
akan ada lagi. Hidup akan lebih tenang dan bahagia. Ibadah menjadi lancar
bagi pemeluk beragama.
Pondasi dasar ekonomi telah diajarkan oleh Rasulullah saw. Salah
satu bentuk kegiatan ekonomi adalah jual beli barang.Jual beli barang
tidak hanya bisa dilakukan kepada sesama Muslim, tetapi kepada non
Muslim juga boleh selama non Muslim itu tidak membahayakan bagi
keberlangsungan hidup Muslim.Rasulullah juga melalkukan gadai kepada
Yahudi itu karena bukan termasuk non Muslim harbi (kalangan non
Muslim yang memerangi Islam). (Sri Ulfa Rahayu, Ernawati Bru Ginting,
2019)
b. Tolong menolong
Tolong menolong terhadap non muslim diperbolehkan selama
tidak tolong menolong dalam hal yang dapat merugikan orang lain
dan tidak melibatkan tentang hal ibadah atau keyakinan.

2. Kerjasama yang tidak diperbolehkan


Tidak boleh mengikuti agamanya, mencakup semua ritual dan
kepercayaannya
c. Tidak boleh membantu non Muslim menghancurkan atau
merendahkan Islam
d. meniru kebiasaan yang menjadi ciri khas kaum non-Muslim
Yang dimaksud menyerupai orang kafir yang dilarang
adalah menyerupai mereka dalam perkara-perkara dianggap oleh
syariat sebagai tasyabbuh dan yang menjadi kekhususan mereka.
Apabila suatu perkara bukan merupakan kekhususan mereka,
namun dilakukan orang secara umum maka bukan tasyabbuh.
Diantaranya contohnya: merayakan hari ulang tahun, merayakan
hari lahir Nabi, meniup terompet, memuliakan hari Sabtu,
merayakan imlek, merayakan tahun baru Masehi, dll.
e. Tidak boleh menghadiri atau merayakan perayaan kaum non-
Muslim
f. Tidak boleh menjadikannya teman dekat, pemimpin dan orang
kepercayaan

7
BAB 3

PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam mengajarkan tentang toleransi dan tolong menolong terhadap
sesame manusia selama tolong menolong tersebut dalam hal kebaikan.
Islam memperbolehkan untuk bekerjasama dengan umat non-muslim
selama hal itu tidak bertentangan dengan akidah dan persoalan ibadah.

B. Saran
Kita sebagai umast islam harus tetap menghormati pemeluk agama lain
selama mereka tidak menghina agama islam dan tidak menzalimi, serta
mengusir kita dari tempat tinggal kita.

8
DAFTAR PUSTAKA
Agus Pranoto, Aam Abdussalam, Fahrudin. (2016). Etika Pergaulan Dalam Al-Qur'an dan
Implikasinya Terhadap Pembelajaran PAI di Sekolah. TARBAWY vol.3 no.2, 107-119.
Armayanto, Harda. "Etika al-Qur’an terhadap Non-Muslim." TSAQAFAH 9.2 (2013): 289-306.
Sri Ulfa Rahayu, Ernawati Bru Ginting. (2019). KERJASAMA RASULULLAH DENGAN NON-
MUSLIM MEMBANGUN KESEJAHTERAAN UMAT. JURNAL.UINSU, 1-16.

Anda mungkin juga menyukai