Anda di halaman 1dari 13

PROSPEK PENYELESAIAN KASUS PELANGGARAN HAM

DALAM TRAGEDI TRISAKTI


Runtut Wijiasih
SMP Negeri 8 Pekalongan
runtut.wijiasih@gmail.com

Abstract
This paper aims to analyze the extent of the prospect of resolution of cases of
human rights violations in the Trisakti incident on May 12, 1998. Through
literature search and the mass media, described the condition of the late New
Order until the completion of the Trisakti and Trisakti Tragedy. These events into
learning, to better understand human values and democracy. Awareness and
understanding of human rights and the law must be improved in order to create a
peaceful climate, safe, and comfortable in Indonesia. Jokowi-JK government is
committed to resolve cases involving human rights violations in the past including
the Trisakti tragedy which has been a burden on the people of Indonesia. Steps
are being taken by the government in realizing its commitments. Thus the
prospects for resolving cases of Trisakti expected to be completed, not only
wishful thinking given.

Keywords: Trisakti Tragedy, Human Rights, Students

Abstrak
Tulisan ini bertujuan menganalisis sejauhmana prospek penyelesaian kasus
pelanggaran HAM pada peristiwa Tragedi Trisakti tanggal 12 Mei 1998. Melalui
penelusuran pustaka dan media massa, diuraikan kondisi akhir pemerintahan Orde
Baru hingga terjadinya Tragedi Trisakti dan penyelesaian Tragedi Trisakti.
Peristiwa ini menjadi pembelajaran, untuk lebih memahami nilai-nilai
kemanusiaan dan demokrasi. Kesadaran dan pemahaman terhadap Hak Asasi
Manusia dan hukum harus terus ditingkatkan agar tercipta iklim yang damai,
aman, serta nyaman di Indonesia. Pemerintah Jokowi-JK berkomitmen untuk
menyelesaikan kasus-kasus terkait pelanggaran HAM di masa lalu termasuk
Tragedi Trisakti yang selama ini menjadi beban sosial masyarakat Indonesia.
Langkah-langkah nyata telah dilakukan oleh pemerintah dalam mewujudkan
komitmennya. Dengan demikian prospek penyelesaian kasus Tragedi Trisakti
diharapkan segera tuntas, tidak hanya harapan kosong yang diberikan.

Kata Kunci : Tragedi Trisakti, Hak Asasi Manusia, Mahasiswa.

HARMONY VOL. 1 NO. 1. 1


PENDAHULUAN karena Presiden Jokowi menyerahkan
Salah satu janji kampanye Jokowi- penyelesaian kasus HAM kepada
JK yang tercantum dalam visi dan misi pejabat-pejabat strategis sipil dan
Nawacita adalah komitmen mereka militer yang terkena kasus di masa lalu
untuk menyelesaikan kasus-kasus sehingga upaya ini akan berhenti
pelanggaran HAM dimasa lalu yang ditengah jalan atau bahkan tidak akan
sampai saat ini masih menjadi beban pernah terselesaikan karena faktor
sosial bangsa Indonesia. Komitmen kepentingan. Pelanggar-pelanggar
tersebut dipertegas pada peringatan HAM semestinya dilarang menduduki
hari HAM di Istana Negara akhir tahun jabatan publik demi mencegah
2015, Presiden menyatakan bahwa kita keberulangan yang dilakukan oleh
semua harus mempunyai keberanian mereka di masa lalu.
untuk melakukan rekonsiliasi atau Ada beberapa peristiwa masa lalu
mencari terobosan penyelesaian yang belum terselesaikan hingga saat
melalui jalur-jalur yudisial ataupun non ini, terkait dengan pelanggaran HAM,
yudisial. Kecuali itu Jokowi-JK juga salah satu diantaranya adalah Tragedi
berjanji akan memasukkan Trisakti. Tragedi Trisakti merupakan
perlindungan HAM dalam Rencana tragedi berdarah yang tidak mungkin
Pembangunan Jangka Menengah dilupakan oleh bangsa Indonesia dan
(RPJM). Langkah nyata terkini yang menyisakan duka yang sangat
dilakukan Presiden Jokowi adalah mendalam terutama bagi keluarga yang
menemui 22 praktisi dan akademisi menjadi korban dalam peristiwa ini.
hukum dan menegaskan komitmennya Mereka menuntut keadilan pada
untuk menyelesaikan kasus HAM di pemerintah untuk mengadili pelaku
masa lalu. pelanggar HAM pada peristiwa
Komitmen tersebut memperkuat tersebut. Kasus ini harus tuntas seiring
argumen kalangan optimistis soal “janji politik” yang diucapkan Presiden
upaya sungguh-sungguh dari Jokowi-JK yang berkomitmen untuk
pemerintah untuk menyelesaikan dengan serius menuntaskan kasus-
kasus-kasus HAM yang belum kasus pelanggaran HAM di Indonesia.
terselesaikan di Indonesia. Kalangan Peristiwa ini berawal dari rentetan
optimistis juga yakin pemerintah demonstrasi yang digelar oleh
tengah berupaya menomor satukan mahasiswa yang menuntut turunnya
kembali perlindungan HAM yang Soeharto dari tahtanya. Mereka juga
selama ini dinomorduakan demi menuntut pemerintahan yang
mengatasi masalah lambatnya demokratis yang berpihak kepada
perekonomian. Sementara itu kalangan rakyat dengan cara reformasi total.
skeptis meragukan komitmen tersebut (Goenawan, 2015: 186).

HARMONY VOL. 1 NO. 1. 2


Awal tahun 1998 ekonomi disebabkan peluru tajam. Hasil
Indonesia mulai goyah akibat krisis sementara diprediksi peluru tersebut
moneter yang terjadi di Asia sepanjang hasil pantulan peluru tajam dari tanah
tahun 1997-1999. Mahasiswa untuk tembakan peringatan.
melakukan aksi demonstrasi besar- Peristiwa tragis terjadi malam
besaran ke gedung DPR/MPR, tanggal 12 Mei 1998. Terindikasi
termasuk mahasiswa Trisakti. Mereka dengan jelas terjadinya pelanggaran
melakukan aksi damai dari kampus HAM dalam peristiwa itu. Aksi yang
Trisakti menuju Gedung Nusantara semula berjalan dengan damai berubah
pada pukul 12.30 WIB. Aksi menjadi sebuah kekisruhan dan
mahasiswa ini dihambat oleh blokade berujung dengan penembakan yang
dari POLRI dan Militer. Pada pukul “membabi buta”.
17.15 WIB para mahasiswa bergerak Kasus pelanggaran HAM pada
mundur, diikuti gerak maju aparat Tragedi Trisakti telah ditindaklanjuti
keamanan. Aparat keamanan mulai melalui jalur hukum yaitu dengan
menembakkan peluru ke arah menghukum pelaku di lapangan.
mahasiswa. Mahasiswa panik dan Namun belum mengena pada “otak
bercerai berai, sebagian besar pelaku” yang seharusnya paling
berlindung di Universitas Trisakti. bertanggung jawab pada tragedi
Namun aparat keamanan terus tersebut.
melakukan penembakan. Korban Sampai sekarang kasus-kasus
berjatuhan dan dilarikan ke Rumah pelanggaran HAM di Indonesia, belum
Sakit Sumber Waras. ada satupun yang dapat diselesaikan
Satuan Pengamanan yang berada di melalui pengadilan. Hal ini disebabkan
lokasi pada saat itu adalah Brimob oleh banyak faktor, antara lain belum
(Brigade Mobil) Kepolisian Republik adanya pengadilan khusus yang
Indonesia, Batalyon Kavaleri 9, berwenang memeriksa dan memutus
Batalyon Infanteri 203, Artileri perkara pelanggaran HAM yang berat.
Pertahanan Udara Kostrad, Batalyon Hal inilah yang kadang menimbulkan
Infanteri 202, Pasukan Anti Huru hara gejolak dalam masyarakat dan
Kodam serta Pasukan Bermotor. hilangnya kepercayaan masyarakat
Mereka dilengkapi dengan tameng, gas terhadap pemerintah dan hukum di
air mata, steyr dan SS-1. Indonesia (Walidain,2015: 3).
Pukul 20.00 WIB dipastikan empat
orang mahasiswa tewas tertembak dan AKHIR PEMERINTAHAN ORDE
satu orang dalam keadaan kritis. Pihak BARU
aparat keamanan membantah Pertengahan tahun 1997 beberapa
menggunakan peluru tajam, hasil negara di Asia mengalami krisis
otopsi menunjukkan kematian keuangan (moneter). Tanggal 1 Juli

HARMONY VOL. 1 NO. 1. 3


1997 mata uang Thailand (Bath) 1. Kejenuhan masyarakat terhadap
melemah terhadap dollar. Krisis pemegang kekuasaan yang sudah
keuangan yang terjadi di Thailand sedemikian lama berkuasa (32
dikhawatirkan akan menular ke tahun) dan keinginan masyarakat
beberapa negara Asia lainnya termasuk untuk melakukan perubahan.
Indonesia. Kekhawatiran tersebut 2. Krisis keuangan tahun 1997 yang
akhirnya menjadi kenyataan, pada terus berkembang menjadi krisis
tanggal 21 Juli 1997 nilai rupiah ekonomi yang meluas.
mengalami kemerosotan. Krisis 3. Kekhawatiran pendukung-
moneter yang berkembang menjadi pendukung Soeharto yang takut
krisis ekonomi secara luas. Untuk tidak memperoleh tempat di masa
membelokkan perhatian muncul isu yang akan datang, karena terlihat
bahwa krisis moneter yang dialami gejala bahwa presiden Soeharto
Indonesia pada saat itu karena adanya telah mempersiapkan putrinya Siti
konspirasi IMF untuk memporak hardiyanti Rukmana sebagai calon
porandakan perekonomian Indonesia, penggantinya.
tapi kenyataannya krisis yang dialami 4. Adanya ketidaksabaran dan
Indonesia bukan rekayasa IMF. Angka kekhawatiran dari pendukung
fundamental Indonesia ternyata Habibie, bila harus menunggu
memang paling buruk diantara negara- sampai tahun 2003. Peluang
negara ASEAN lainnya (Rahardjo, Habibie untuk menjadi presiden
1999: 84-85). semakin kecil bila melihat gejala-
Terlepas dari isu tersebut, akibat gejala presiden Soeharto
krisis ekonomi inilah terjadi mempersiapkan putrinya sebagai
ketidakpercayaan rakyat terhadap pengganti.
pemerintah, Popularitas pemerintah 5. Perpecahan di kalangan Militer
menjadi merosot. Mulai muncullah (Tentara Nasional Indonesia) yang
istilah “Reformasi”. Reformasi menjadi berperan besar pada kehidupan
kata yang berkembang di kalangan politik masa orde baru. Perpecahan
masyarakat. Masyarakat menuntut di kalangan elite militer terjadi
turunnya presiden Soeharto. Prestasi antara Wiranto dengan Prabowo
yang pernah dicapai oleh pemerintah yang memuncak pada hari-hari
orde baru seakan-akan sirna dengan menjelang dan sesudah kejatuhan
munculnya ketidakpercayaan rakyat Soeharto. Hal ini agak mereda
terhadap pemerintah. setelah Prabowo dicopot dari
Ada beberapa faktor yang jabatannya sebagai Panglima
menyebabkan pemerintahan presiden Konstrad, diikuti oleh Pangdam
Soeharto jatuh, antara lain : Jaya Syafri Syamsudin (Adam,
2009: 113).

HARMONY VOL. 1 NO. 1. 4


6. Adanya penarikan dukungan tampak sejak tahun-tahun menjelang
Internasional, seperti IMF krisis moneter.
(International Monetery Fund) dan Kerusuhan-kerusuhan yang telah
Bank Dunia (World Bank). melanda berbagai kota, seperti
Kombinasi enam faktor tersebut Pekalongan, Tasik Malaya, Situbodo,
telah menyebabkan jatuhnya Presiden Banjarmasin, Rengasdengklok dan
Soeharto. Sejak Sidang Umum MPR lainnya di tahun sebelumnya serta
tahun 1998, sebenarnya demonstrasi menjelang Pemilu 1997 merupakan
mahasiswa dan berbagai kelompok tanda-tanda menipisnya kepercayaan
masyarakat sudah marak. Berbagai rakyat terhadap penguasa dan
demonstrasi tersebut pada dasarnya pemerintahan. (Goenawan, 2015: 150-
menuntut agar Soeharto tidak lagi 151).
dipilih menjadi presiden. Akan tetapi,
tuntutan dari berbagai pihak tersebut TRAGEDI TRISAKTI
tidak membuat surut MPR yang pada Pemerintah yang sedang goyah,
bulan Maret 1998 kembali memilih yang tengah menghadapi masalah-
Jenderal Soeharto sebagai Presiden masalah berat, kerapkali mencoba
Republik Indonesia untuk masa jabatan untuk mempertahankan kekuasaan
1998-2003. Demonstrasi mahasiswa mereka dengan memenjarakan,
dan kelompok-kelompok masyarakat menganiaya dan bahkan membunuh
lainnya semakin luas tidak hanya di orang-orang yang menentang
Jakarta dan kota-kota besar di kekuasaan mereka. Tatkala kasus-kasus
Indonesia tetapi kemudian merambat semacam itu memancing perhatian
hampir ke seluruh kota di semua kita, saat itu mungkin kita akan
penjuru Tanah Air (Gintings, 2006: 6). melukiskannya sebagai pelanggaran
Demonstrasi besar-besaran di terjadi hak asasi manusia ..; (James W. Nickel,
di berbagai kota. Rakyat menuntut 1999 dalam I Gede Yusa. 2011: 15).
“Reformasi Total” pada bidang Kondisi negara Indonesia pada saat
ekonomi, politik dan hukum. Krisis itu yang tengah menghadapi masalah-
tidak hanya disebabkan merosotnya masalah berat serta adanya kepentingan
nilai rupiah, tetapi tatanan politik yang politik untuk mempertahankan
tidak demokratis dan hukum yang kekuasaan, memungkinkan terjadinya
terlalu dikuasai oleh pemerintah yang tindak kekerasan, penganiayaan dan
otoriter tidak mendatangkan keadilan. bahkan pembunuhan terhadap rakyat
Ketika pemerintah tidak mampu yang dianggap menentang kebijakan
memulihkan ekonomi, kepercayaan atau menyampaikan pendapatnya
rakyat terhadap Soeharto pun melalui aksi demonstrasi. Tindakan
menghilang. Gejala merosotnya tidak manusiawi yang menyebabkan
kepercayaan ini serta sebenarnya telah penderitaan dan kesengsaraan rakyat

HARMONY VOL. 1 NO. 1. 5


tersebut sering dilukiskan sebagai pengumpulan segenap civitas Trisakti
pelanggaran Hak Asasi Manusia. yang terdiri dari mahasiswa, dosen,
Delapan belas tahun telah berlalu, pejabat fakultas dan universitas serta
Tragedi Trisakti tanggal 12 Mei 1998 karyawan, berjumlah sekitar 6000
masih menyisakan kepiluan yang orang di depan mimbar. Jam 10.45-
mendalam bagi gerakan mahasiswa di 11.00 WIB, aksi mimbar bebas dimulai
tanah air. Tragedi berdarah ini tak akan dengan diawali acara penurunan
pernah dilupakan oleh seluruh bangsa bendera setengah tiang yang diiringi
Indonesia. lagu Indonesia raya yang
Pada Tragedi Trisakti nampak jelas dikumandangkan oleh peserta membar
terjadinya pelanggaran Hak Asasi bebas, kemudian dilanjutkan
Manusia dihalalkan untuk mencapai mengheningkan cipta sebagai tanda
tujuan kelompok tertentu. Aparat keprihatinan terhadap kondisi bangsa
keamanan mengesampingkan rasa dan rakyat Indonesia.
kemanusiaan demi tugas dari Jam 11.00-12.25 WIB, aksi orasi
komandannya. serta mimbar bebas oleh pembicara
Menurut akal sehat dan hati nurani, baik dari dosen, karyawan maupun
hampir tidak mungkin jika mahasiswa. Aksi itu berjalan dengan
penembakan terhadap mahasiswa baik dan lancar. Jam 12.25-12.30 WIB,
dilakukan secara spontan oleh aparat massa mulai memanas yang dipicu
keamanan. Akal sehat dan hati nurani oleh kehadiran beberapa anggota aparat
menyatakan bahwa penembakan keamanan di atas lokasi mimbar bebas
seperti itu tidak mungkin dilakukan (jalan layang) dan menuntut untuk
tanpa adanya perintah atasan (Gintings, turun (long march) ke jalan dengan
2006: 7). tujuan menyampaikan aspirasinya ke
Empat mahasiswa Universitas anggota MPR/DPR. Kemudian massa
Trisakti terbunuh pada peristiwa ini menuju ke pintu gerbang arah jalan
akibat penembakan brutal aparat Jenderal S. Parman.
keamanan, yaitu Elang Mulia Lesmana Jam 12.40-13.50 WIB, pintu
(mahasiswa Teknik Arsitektur), gerbang dibuka dan massa mulai
Hafidin Royan (mahasiswa Ekonomi), berjalan keluar secara perlahan menuju
Heri Hartanto (mahasiswa Ekonomi) gedung MPR/DPR. Jam 13.00-13.20
dan Hendriawan Sie (mahasiswa WIB, barisan satgas menahan massa,
Ekonomi). Mereka tertembak di bagian sementara wakil mahasiswa melakukan
kepala, tenggorokan dan dada. negosiasi dengan pimpinan komando
Jam 10.30-10.45 WIB, aksi damai aparat (Dandim Jakarta Barat, Letkol
civitas akademika Universitas Trisakti Inf. A. Amril dan Wakapolres Jakarta
bertempat di pelataran parkir depan Barat).
gedung Syarif Thayeb dimulai dengan

HARMONY VOL. 1 NO. 1. 6


Jam 13.20-13.30 WIB, tim negosiasi kampus, diantara barisan aparat ada
kembali dan menjelaskan bahwa yang meledek dan mentertawakan serta
Longmarch tidak diperbolehkan mengucapkan kata-kata kotor pada
dengan alasan kemungkinan terjadinya mahasiswa sehingga sebagian massa
kemacetan lalu lintas dan dapat mahasiswa kembali berbalik arah.
menimbulkan kerusuhan. Jam 14.00- Pada saat yang bersamaan barisan
16.45 WIB, negosiasi terus dilanjutkan aparat langsung menyerang massa
dengan komandan (Dandim dan mahasiswa dengan tembakan dan
Kapolres) dengan berupaya mencari pelemparan gas air mata sehingga
terobosan untuk menghubungi massa mahasiswa panik dan berlarian
MPR/DPR. Karena menunggu sangat menuju ke kampus. Pada saat
lama, sedikit demi sedikit massa mulai kepanikan terjadi, aparat melakukan
berkurang dan menuju ke kampus. penembakan yang membabi buta,
Jam 16.45-16.55 WIB, wakil pelemparan gas air mata hampir di
mahasiswa mengumumkan hasil setiap sisi jalan, pemukulan dengan
negosiasi, dimana hasil kesepakatan pentungan dan popor senjata,
adalah baik aparat keamanan maupun penendangan dan penginjakan serta
mahasiswa sama-sama mundur. Jam pelecehan seksual terhadap para
16.55-17.00 WIB, mahasiswa bergerak mahasiswi. Ketua Senat Mahasiswa
mundur secara perlahan, demikian juga Trisakti (SMUT) yang berada diantara
aparat keamanan. Namun tiba-tiba aparat keamanan dan massa mahasiswa
seorang oknum yang mengaku alumni tertembak oleh dua peluru karet
(tidak lulus) bernama Mashud berteriak dipinggang sebelah kanan.
dengan mengeluarkan kata-kata kasar Sebagian aparat menyerbu ke pintu
dan kotor ke arah massa. Hal ini gerbang kampus dan membuat formasi
memancing massa untuk bergerak menembak. Tembakan yang terarah
karena oknum tersebut dikira salah tersebut mengakibatkan jatuhnya
seorang anggota aparat yang korban luka maupun meninggal dunia.
menyamar. Lima mahasiswa meninggal dunia
Jam 17.00-17.05 WIB, Oknum seketika di dalam kampus dan satu
tersebut dikejar massa dan lari menuju orang lainya meninggal di rumah sakit.
barisan aparat, sehingga massa Beberapa orang dalam kondisi kritis,
mengejar ke barisan aparat. Hal ini sementara korban luka-luka dan jatuh
menimbulkan ketegangan antara massa akibat tembakan ada 15 orang. Korban
dan aparat. Hasil negosiasi antara yang luka-luka dibawa ke ruamah sakit
Kepala Kamtibpus dengan Dandim terdekat. Aparat terus menembaki dari
serta Kapolres agar masing-masing luar kampus, puluhan gas air mata juga
untuk segera mundur. Jam 17.05-18.30 dilemparkan ke dalam kampus.
WIB, massa bergerak mundur ke

HARMONY VOL. 1 NO. 1. 7


Jam 19.00-19.30 WIB, mahasiswa makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
kembali panik karena melihat ada merupakan anugerahnya yang wajib
beberapa aparat berpakaian gelap di dihormati, dijunjung tinggi dan
sekitar hutan (parkir utama) dan dilindungi oleh negara, hukum,
snipper (penembak jitu) di atas gedung pemerintah dan setiap orang demi
yang masih dibangun. Mereka kehormatan serta perlindungan harkat
berlarian masuk ke ruang kuliah dan dan martabat manusia (UU RI N0, 39
mushola untuk mencari tempat yang Tahun 1999 Bab I pasal 1:3).
aman. Berdasarkan pengertian di atas pada
Jam 19.30-20.00 WIB, setelah kasus Tragedi Trisakti 12 Mei 1999,
kondisi cukup aman, mahasiswa mulai jelas telah terjadi pelanggaran HAM
berani keluar dari ruangan. Setelah berat bila kita melihat dari kacamata
Dekan Fakultas Ekonomi dan Kol.Pol. kejujuran dan hati nurani. Para
arthur damanik bernegosiasi, penganut HAM banyak yang secara
mahasiswa dapat pulang dengan syarat pesimistis menganggap HAM sebuah
keluar sedikit demi sedikit (per 5 kebenaran yang terbukti tidak pernah
orang). Mahasiswa dijamin akan dapat diwujudkan (Handoyo, 2010:
pulang dengan aman. 164). Namun kita mempunyai sikap
Jam 20.00-23.25 WIB, jumpa pers optimis untuk dapat mewujudkan
oleh pimpinan Universitas. Anggota eksistensi HAM di Indonesia
HAM datang ke lokasi. Jam 01.30 walaupun banyak tantangan dan
WIB, Jumpa pers Pangdam Jaya hambatan.
Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin di Sudah 10 tahun lebih pengadilan
Mapolda Metro Jaya. Hadir dalam HAM di Indonesia berdiri berdasarkan
jumpa pers itu Pangdam Jaya Mayjend Undang-Undang Nomor 26 Tahun
TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Kapolda 2000, tetapi belum dapat mengusut
MayJend. (Pol) Hamami Nata, Rektor tuntas pelanggaran-pelanggaran HAM
Trisakti Prof. Dr. R. Moedanto berat yang terjadi di era Orde baru
Moertedjo dan dua anggota Komnas maupun pada era Reformasi sekarang
HAM Baramuli dan Bambang W. ini. Padahal Undang-Undang Nomor
Soeharto (Kompas 13 Mei 1998). 26 Tahun 2000 tersebut telah
menerangkan dengan jelas setiap porsi
PROSPEK PENYELESAIAN tugas dan kewenangan aparatur negara
KASUS TRAGEDI TRISAKTI yang melakukan penyelidikan,
DALAM PERSPEKTIF HAM DAN penyidikan, penuntutan, serta
HUKUM DI INDONESIA pengadilannya (Walidain, 2015: 3).
Hak Asasi Manusia adalah Landasan hukum tentang HAM di
seperangkat hak yang melekat pada Indonesia sangat kuat, tercantum dalam
hakikat keberadaan manusia sebagai UUD 1945, Deklarasi Universal

HARMONY VOL. 1 NO. 1. 8


tentang HAM, Ketetapan MPR RI Fraksi Reformasi, Fraksi KKI, Fraksi
Nomor. XVII/MPR?1998 tentang PDU (7 partai) menyatakan tidak
HAM dan UU No. 39 Tahun 1999 terjadi pelanggaran HAM berat pada
tentang HAM harus dilaksanakan kasus Trisakti.
dengan penuh rasa tanggung jawab Tanggal 30 Juli 2001, Komisi
sesuai dengan falsafah yang Penyelidik Pelanggaran HAM Trisakti
terkandung dalam Pancasila dan UUD dibentuk oleh Komnas HAM. Bulan
1945 dan asas-asas hukum Januari 2002, sembilan terdakwa kasus
Internasional (UU RI N0, 39 Tahun penembakan mahasiswa Trisakti di
1999: 86). Pengadilan Militer dihukum 3-6 tahun
Upaya penyelesaian kasus penjara.
pelanggaran HAM pada Tragedi Tanggal 21 Maret 2002, Komisi
Trisakti dapat dilihat dari rekam jejak Penyelidik Pelanggaran HAM Trisakti
proses hukum sebagai berikut : menyimpulkan 50 perwira TNI atau
Tanggal 6 Juni 1998, pengadilan Polri diduga terlibat dalam pelanggaran
militer untuk kasus Trisakti dimulai di HAM berat. Tanggal 11 Maret 2003,
Mahkamah Militer 11-08 Jakarta Kejaksaan Agung menolak melakukan
dengan terdakwa Lettu Polisi Agustri penyelikan untuk kasus Trisakti karena
Haryanto dan Letda Polisi Pariyo. tidak mungkin mengadili kasus
Tanggal 31 Maret 1999, enam sebanyak 2 kali (prinsip ne bis in
terdakwa kasus Trisakti dihukum 2-10 idem). Kejaksaan agung menyatakan
bulan. bahwa kasus penembakan mahasiswa
Tanggal 18 Juni 2001, kasus Trisakti telah diadili di Pengadilan
penembakan terhadap 4 mahasiswa Militer tahun 1999 sehingga Kejaksaan
Universitas trisakti kembali Agung tidak bisa mengajukan kasus
disidangkan di Mahkamah Militer 11- yang sama ke pengadilan. Ketua
08 Jakarta. Persidangan kali ini Komnas HAM menyatakan bahwa
mengajukan sebelas orang anggota prinsip ne bis in idem tidak bisa
Brimob Polri. diberlakukan karena para terdakwa
Tanggal 9 Juli 2001, rapat paripurna yang diadili di Pengadilan Militer
DPR RI mendengarkan hasil laporan adalah pelaku lapangan, sementara
Pansus Trisakti, Semanggi I, Semanggi pelaku utama belum diadili.
II (TSS), disampaikan Sotardjo Tanggal 30 Juni 2005, Komisi
Surjoguritno. Isi laporan: Fraksi PDI P, Hukum dan HAM DPR
Fraksi PDKB, Fraksi PKB (3 fraksi) merekomendasikan kepada pimpinan
menyatakan kasus Trisakti terjadi DPR RI agar kasus Trisakti dibuka
unsur pelanggaran HAM berat, kembali. Putusan terhadap hal ini akan
sedangkan Fraksi Golkar, Fraksi dinyatakan dalam rapat pimpinan DPR
TNI/Polri, Fraksi PPP, Fraksi PBB, RI 5 Juli 2005. Dukungan juga datang

HARMONY VOL. 1 NO. 1. 9


dari fraksi-fraksi di DPR, yaitu Fraksi Koordinator Politik, Hukum dan
PKS, Fraksi PDI P dan Fraksi PDS. Keamanan, Kejaksaan Agung,
Tanggal 6 Juli 2005, rapat pimpinan Kepolisian Negara RI, Tentara
DPR gagal mengagendakan Nasional Indonesia, Badan Intelejen
pencabutan rekomendasi Pansus DPR Negara serta Komnas HAM
2001 yang menyatakan kasus Trisakti (www.bbc.com).
bukan pelanggaran HAM berat. Telah ada upaya nyata dalam
Padahal beberapa hari sebelumnya penyelesaian kasus Tragedi Trisakti
tingkat Komisi III DPR telah dalam perspektif hukum maupun
bersepakat untuk membatalkan HAM. Namun nampaknya belum ada
rekomendasi tersebut. kesungguhan dan komitmen yang kuat
Tanggal 5 Maret 2007, diadakan dalam menuntaskan kasus ini.
rapat Tripartit antara Komnas HAM, Penuntasan kasus tidak hanya di
Komisi III DPR RI dan Kejaksaan permukaan saja tetapi harus sampai ke
Agung. Dalam rapat ini Kejaksaan akar-akarnya.
Agung tetap bersikukuh tidak akan Sebuah prospek yang baik ketika
melakukan penyidikan sebelum HAM menjadi perhatian dunia
terbentuk pengadilan HAM ad hoc. Internasional dan komitmen
Selain itu, komisi III juga memutuskan pemerintah untuk menyelesaikan kasus
pembentukan panitia khusus pelanggaran HAM di masa lalu
(PANSUS) orang hilang. termasuk kasus Tragedi Trisakti.
Tanggal 13 Maret 2007, Rapat Kalangan optimis terus mendorong
Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI Presiden Jokowi untuk melakukan tiga
memutuskan tidak akan hal: Pertama, Konsolidasi Internal,
mengagendakan persoalan Presiden perlu memastikan jajarannya
penyelesaian Tragedi Trisakti, bekerja sesuai undang-undang. Pejabat
semanggi I dan Semanggi II (TSS) ke pemerintah boleh mengutamakan
rapat Paripurna 20 Maret 2007, artinya rekonsiliasi, namun rekonsiliasi bukan
penyelesaian kasus TSS akan tertutup substitusi kewajiban hukum negara.
dengan sendirinya dan kembali ke Undang-undang Pengadilan HAM
rekomendasi Pansus sebelumnya. memerintahkan Jaksa Agung bertindak
Secercah harapan muncul ketika selaku penyidik untuk melanjutkan
April 2015, Jaksa Agung H.M. penyelidikan Komnas HAM
Prasetyo menyatakan pemerintah akan mendapatkan alat bukti hukum,
membentuk Komisi Kebenaran dan menemukan tersangka dan menuntut
Rekonsiliasi untuk menyelesaikan pelaku. Temuan Komnas HAM tak
kasus pelangaaran HAM, termasuk terbantahkan yaitu ada saudara
kasus penembakan 12 Mei 1998. sebangsa kita telah mengalami
Komisi ini terdiri dari Kemetrian pelanggaran HAM. Presiden harus

HARMONY VOL. 1 NO. 1. 10


mendisiplinkan pejabat untuk Indonesia sangat mendambakan
menginterpretasi sendiri dan mereduksi keadilan, kepastian hukum dan
perintah undang-undang. Kedua, kehidupan yang aman di negara
konsolidasi eksternal diperlukan karena Indonesia.
adanya indikasi kaum konservatif Walaupun untuk menyelesaikan
menekan Presiden Jokowi dengan kasus pelanggaran HAM di Indonesia
mendramatisir “isu”sehingga tercipta bukanlah sesuatu yang mudah karena
opini antagonistik dan benturan sosial melibatkan tokoh-tokoh “besar” dan
berbasis aliran politik. Ketiga, adanya berbagai “kepentingan”, namun
Konsolidasi lembaga tinggi negara. harus terus diupayakan penyelesainnya
Presiden Jokowi sekarang ini memang hingga tuntas. Komitmen yang kuat
menguasai 2/3 suara di DPR setelah dan tindakan kolektif seluruh institusi
Golkar membawa 15 persen kursi yang terkait baik institusi sosial
tambahan. Hambatan dan sandungan maupun politik sangat dibutuhkan.
dapat dihadapi pemerintah baik internal Hukum dan HAM di Indonesia harus
maupun eksternal, terutama dari partai benar-benar ditegakkan tanpa harus
yang baru bergabung maupun dari “tebang pilih”. Siapapun pelanggar
kalangan militer atau golongan anti hukum dan HAM harus mendapatkan
HAM. Presiden perlu memperhatikan hukuman sesuai dengan hukum di
pula kualitas partai koalisi yang Indonesia. Penegakkan hukum dan
mempunyai komitmen yang sama HAM bukan hanya kepentingan aktivis
untuk menuntaskan kasus-kasus HAM atau korban-korban akibat
pelanggaran HAM seperti Tragedi ketidakadilan hukum dan pelanggaran
Trisakti (Kompas, 8 Oktober 2016). HAM, tetapi kepentingan seluruh
Seluruh lembaga tinggi hendaknya masyarakat Indonesia. Kasus-kasus
menyamakan langkah, berkomitmen yang hingga saat ini masih menjadi
kuat dan mendukung niat baik beban masyarakat hendaknya segera
pemerintah Jokowi-JK untuk diselesaikan dengan seadil-adilnya.
menyelesaikan kasus HAM di masa Jika pemerintah tidak juga
lalu. DPR, Mahkamah Konstitusi dan menyelesaikan kasus pelanggaran
Mahkamah Agung wajib mendorong HAM, maka masyarakat Indonesia
peradilan ad hoc HAM dan proses dapat mengajukan masalah ini sampai
penyelesaian non-yudisial serta ke PBB untuk menuntaskan beberapa
melibatkan masyarakat seluas-luasnya. kasus pelanggaran HAM termasuk
Dengan adanya komitmen dan kasus Tragedi Trisakti.
upaya nyata dari pemerintah, maka
seluruh masyarakat Indonesia SIMPULAN
hendaknya optimis dan selalu Akhir pemerintahan orde baru
mendukung pemerintah. Masyarakat ditandai dengan terjadinya krisis

HARMONY VOL. 1 NO. 1. 11


moneter yang kemudian berkembang dibawa ke rumah sakit Sumber Waras.
menjadi krisis ekonomi di Indonesia. Pada Tragedi Trisakti, nampak jelas
Akibat krisis inilah terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia
ketidakpercayaan rakyat terhadap dihalalkan untuk mencapai tujuan
pemerintah Masyarakat menuntut kelompok tertentu.
turunnya presiden Soeharto. Ada Berdasarkan dari segi falsafah
beberapa faktor yang menyebabkan negara Pansasila dan UUD 1945
pemerintahan presiden Soeharto jatuh, memiliki kedalaman dalam memaknai
antara lain: kejenuhan masyarakat HAM. Jadi, kendala dalam penegakkan
terhadap pemegang kekuasaan yang HAM bukan pada segi falsafah dan
sudah sedemikian lama berkuasa, konstitusi tetapi pada sikap mental
keinginan masyarakat untuk apatur pemerintah dan penegak hukum
melakukan perubahan, krisis keuangan yang kuang menghayati makna hakiki
tahun 1997 yang terus berkembang dari HAM dalam pelaksanaan tugas
menjadi krisis ekonomi yang meluas, dan fungsinya. Prospek cerah dalam
kekhawatiran pendukung- pendukung penegakan HAM di Indonesia, dengan
Soeharto yang takut tidak memperoleh adanya isu HAM yang mencuat
tempat di masa yang akan datang, menjadi perhatian Internasional,
adanya ketidaksabaran dan kemauan politik pemerintah yang
kekhawatiran dari pendukung Habibie, semakin kuat untuk menegakkan HAM
adanya rivalitas di kalangan TNI yang di Indonesia dan faktor budaya daerah
berperan besar pada kehidupan politik yang mempertimbangkan harkat,
masa orde baru, adanya penarikan martabat dan perlindungan terhadap
dukungan Internasional, seperti IMF manusia.
dan Bank Dunia.
Demonstrasi besar-besaran di terjadi DAFTAR PUSTAKA
di berbagai kota. Rakyat menuntut
“Reformasi Total” pada bidang Adam, Asvi Warman. 2009. Pelurusan
ekonomi, politik dan hukum. Sejarah Indonesia. Yogyakarta
Demonstrasi besar terjadi pada tanggal Penerbit Ombak.
12 mei 1998 oleh mahasiswa Trisakti. Gintings, Sutradara. 2006, Jalan Terjal
Demonstrasi yang pada awalnya Menuju Demokrasi, Jakarta:
berlangsung tenang dan damai berubah Institute for Policy and
menjadi tegang dan mencekam ketika Community Development Studies
mulai terjadi penembakan yang (IPCOS).
membabi buta oleh aparat keamanan Goenawan, Mohammad. 2015. Detik-
yang diarahkan ke kampus Trisakti. Detik Paling Menengangkan.
Empat mahasiswa tewas dan banyak Rangkaian Peristiwa Mencekam
lainnya yang luka berat dan ringan

HARMONY VOL. 1 NO. 1. 12


Menjelang kejatuhan Soekarno
dan Soeharto. Yogyakarta: Palapa.
Handoyo, Eko. 2010. Pancasila dalam
Perspektif Kefilsafatan dan
Praksis. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media
Kompas 13 Mei 1998. Insiden Trisakti
Mei 1998. Hal 1.
Kompas, 8 Oktober 2016. Penyelesaian
Kasus HAM. Hal. 7
Rahardjo, M. Dawam. 1999. Orde baru
dan Orde Transisi: Wacana Kritis
atas Penyalahgunaan Kekuasaan
dan Krisis Ekonomi. Yogyakarta:
UII Press.
Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun
1999 dan PPRI Tahun 2010
tentang Hak Asasi Manusia. 2014.
Bandung: Citra Umbara
Walidain, M. Ahsanul. 2015.
Eksistensi Pengadilan Hak Asasi
Manusia Terhadap Penyelesaian
Kasus-kasus Pelanggaran Hak
Asasi manusia Berat di Indonesia.
Jurnal Online Mahasiswa (JOM)
Fakultas Hukum Volume II
Nomor 1 Februari 2015.
www.bbc.com. Penyelesaian Kasus
Tragedi Trisakti.
Yusa, I Gede. 2011. Demokrasi, HAM
dan Konstitusi. Perspektif
Negara-Bangsa untuk
Menghadirkan Keadilan. Malang:
Setara Press.

HARMONY VOL. 1 NO. 1. 13

Anda mungkin juga menyukai