Anda di halaman 1dari 8

Farmaka

Volume 15 Nomor 1 45

NANOPARTIKEL DENGAN GELASI IONIK


Marline Abdassah
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Jatinangor Km 21,5 Sumedang 45363

ABSTRAK
Nanopartikel adalah partikel berukuran 1-100 nanometer. Nanopartikel bertujuan untuk
mengatasi kelarutan zat aktif yang sukar larut, memperbaiki bioavailabilitas yang buruk,
memodifikasi sistem penghantaran obat, meningkatkan stabilitas zat aktif dan memperbaiki absorbsi.
Kelebihan nanopartikel adalah kemampuan untuk menembus ruang-ruang antar sel yang dapat
ditembus oleh partikel koloidal. Pembuatan nanopartikel bergantung pada polimer dan sifat obat.
Secara konvensional nanopartikel dibuat dengan dua metode, yaitu polimerisasi monomer sintesis
dan dispersi polimer sintesis. Pembuatan nanopartikel dapat diklasifikasikan secara luas menjadi dua
kategori yaitu proses top-down dan bottom up. Karakteristik nanopartikel antara lain dengan cara
mengamati sifat organoleptis, ukuran dan Distribusi Ukuran Nanopartikel, pengamatan morfologi,
potensial zeta serta persen transmitan.

Kata kunci : Nano partikel, Gelasi ionik, karakterisasi.

Pendahuluan Nanopartikel bertujuan untuk mengatasi


Nanopartikel adalah partikel berukuran kelarutan zat aktif yang sukar larut,
1-100 nanometer dan kebanyakan metode memperbaiki bioavailabilitas yang buruk,
menyarankan sebaiknya ukuran diameter memodifikasi sistem penghantaran obat
partikel antara 200 dan 400 nm. Dalam bidang sehingga obat dapat langsung menuju daerah
farmasi, terdapat dua pengertian nanopartikel yang spesifik, meningkatkan stabilitas zat aktif
yaitu senyawa obat melalui suatu cara dibuat dari degradasi lingkungan (penguraian
berukuran nanometer (nanokristal) dan suatu enzimatis, oksidasi, hidrolisis), memperbaiki
obat dienkapsulasi dalam suatu sistem absorbsi suatu senyawa makromolekul, dan
pembawa berukuran nanometer, yaitu mengurangi efek iritasi zat aktif pada saluran
nanocarrier (Rachmawati, 2007). Pada sistem cerna (Mohanraj and Chen, 2006).
ini obat dapat terperangkap, dilarutkan, atau
Jenis-jenis Nanopartikel
dienkapsulasi pada nanopartikel matriks
(Mohanraj and Chen, 2006). Nanopartikel Nanopartikel dibagi menjadi nanokristal

menurut bidang farmasi yaitu senyawa obat dan nanocarrier. Terdapat bermacam-macam

dengan cara tertentu dibuat berukuran nanocarrier seperti nanotube, liposom, misel,

nanometer disebut nanokristal atau senyawa dan lain-lain.

obat dienkapsulasi dalam suatu sistem 1. Nanokristal


pembawa tertentu berukuran nanometer disebut Nanokristal adalah gabungan dari banyak
nanocarrier (Ochekpe et al., 2009). molekul yang membentuk suatu kristal,
merupakan senyawa obat murni dengan
Farmaka
Volume 15 Nomor 1 46

penyaluran tipis menggunakan surfaktan. Liposom terbentuk ketika lapisan lipid


Nanokristal tidak membutuhkan banyak tipis terhidrasi dan sejumlah kristal cair
surfaktan agar stabil karena gaya elektrostatik lapis ganda mengembang. Liposom
sehingga mengurangi kemungkinan keracunan biasanya digunakan sebagai pembawa
oleh bahan tambahan (Rawat et al., 2006). obat sediaan kosmetik untuk
Nanokristal memungkinkan pengembangan mempertahankan kelembaban kulit
formulasi melalui rute pemberian dimana (Rachmawati, 2007). Nanoliposom dapat
ukuran partikel merupakan faktor kritis, seperti dimanfaatkan sebagai perlindungan
obat tetes mata, cairan infus, dan obat suntik terhadap obat dari degradasi biologis
(Rachmawati, 2007). sebelum sampai pada tempat yang
2. Nanocarrier diharapkan (Martien, 2012).
Nanocarrier merupakan suatu sistem c. Nanopartikel Lipid Padat
pembawa dalam ukuran nanometer. Nanopartikel lipid padat adalah pembawa
Nanocarrier meliputi : koloidal berbahan dasar lipid dengan
a. Nanotube ukuran 20-1000 nanometer yang
Nanotube adalah lembaran atom yang terdispersi dalam air atau larutan
diatur menjadi bentuk tube dalam skala surfaktan dalam air, berisi inti hidrofob
nanometer, memiliki rongga di tengah padat disalut oleh fosfolipid lapis tunggal.
dan struktur yang menyerupai sangkar Inti padat ini berisi senyawa obat yang
berbahan dasar karbon. Nanotube didispersikan dalam matriks lemak padat
berdinding tunggal digunakan sebagai yang mudah mencair (Rawat et al., 2006).
sistem penghantaran obat dalam gen d. Misel
karena bentuknya menyerupai asam Misel merupakan agregat molekul
nukleat. Nanotube berdinding ganda ampifatik dalam air dengan bagian
digunakan sebagai pembawa untuk nonpolar di dalam dan polar di luar pada
transformasi sel bakteri dan untuk bagian yang terpapar air. Dengan struktur
elektroporasi sel (Rawat et al., 2006). itu obat yang bersifat hidrofob
b. Nanoliposom terdisposisi di bagian dalam inti misel
Liposom merupakan konsentrat vesikel sehingga cocok sebagai pembawa obat
lapis ganda yang terdapat cairan di yang tidak larut air (Rawat et al., 2006).
dalamnya dengan dibungkus membrane Misel memiliki kegunaan pada stabilitas
lipid lapis ganda yang terbuat dari termodinamik dalam larutan fisiologis
fosfolipid alam umumnya (Rawat et al., yang mengakibatkan disolusi lambat
2006). secara in vivo (Rachmawati, 2007).
Farmaka
Volume 15 Nomor 1 47

e. Dendrimer digunakan adalah gelasi ionik, karena


Dendrimer merupakan makromolekul menggunakan pasangan ion yang lebih
yang terdiri atas cabang-cabang di sesuai untuk protein dan menghindari
sekeliling inti pusat yang bentuk dan pengadukan berlebihan, panas tinggi, dan
ukurannya dapat diubah sesuai yang penggunaan pelarut organik (Vauthier et
diinginkan. Molekul obat dapat dimuat al., 2007). Mekanisme pembentukan
baik dalam dendrimer atau diabsorpsi nanopartikel kitosan didasarkan pada
pada permukaannya. Dendrimer cocok interaksi elektrostatik antara amin dari
untuk zat penyalut untuk perlindungan kitosan dan muatan negatif dari
dan penghantaran obat menuju target polianion. Kitosan dapat dilarutkan
yang spesifik sehingga dapat mengurangi dengan asam asetat. Polianion kemudian
tokisitas (Rawat et al., 2006; ditambahkan, sehingga terbentuk
Rachmawati, 2007). nanopartikel secara spontan dengan
f. Nanopartikel Polimerik pengadukan magnetic stirrer pada suhu
Nanopartikel polimerik terbagi menjadi kamar (Sailaja et al., 2010). an, gelatin,
nanokapsul dan nanosfer. Nanokapsul albumin, dan natrium alginat (Rawat et
terdiri dari polimer yang membentuk al., 2006).
dinding yang melingkupi inti dalam di
Kelebihan Nanopartikel
mana obat dijerat. Nanosfer terbuat dari
Beberapa kelebihan nanopartikel adalah
matrik polimer padat dan senyawa obat
kemampuan untuk menembus ruang-ruang
terdispersi di dalamnya (Delie, 2005).
antar sel yang dapat ditembus oleh partikel
Polimer yang biasa digunakan antara lain
koloidal. Selain itu, nanopartikel fleksibel
poli asam laktat (PLA), poli asam glikolat
untuk dikombinasikan dengan berbagai
(PGA), poli alkilsianiakrilat (PACA), dan
teknologi lain. Kemampuan ini membuka
lainnya. Beberapa polimer alam antara
potensi luas untuk dikembangkan pada
lain kitosan
berbagai keperluan dan target. Kelebihan lain
g. Nanopartikel cross link
adalah adanya peningkatan afinitas dari sistem
Nanopartikel cross link merupakan
karena peningkatan luas permukaan kontak
nanopartikel yang terbentuk dari proses
pada jumlah yang sama (Buzea et al., 2007).
sambung silang antara elektrolit dengan
Metode Pembuatan Nanopartikel
pasangan ionnya. Ikatan sambung silang
Pemilihan metode pembuatan
ini terjadi secara ionik maupun kovalen.
nanopartikel bergantung pada polimer dan sifat
Pembuatan nanopartikel sambung silang
obat. Secara konvensional nanopartikel dibuat
dilakukan menggunakan metode gelasi
dengan dua metode, yaitu polimerisasi
ionik. Metode sambung silang yang biasa
monomer sintesis dan dispersi polimer sintesis.
Farmaka
Volume 15 Nomor 1 48

Pada dasarnya, monomer yang tidak larut air Pembuatan nanopartikel dengan sistem polimer
didispersikan dalam air kemudian polimerisasi memiliki dua metode yang umum digunakan.
dikendalikan dengan penambahan inisiator Metode polimerisasi monomer sintesis dan
kimia. Senyawa obat akan terjerat dalam dispersi polimer (Schmidt and Lamprecht,
dinding polimer ketika ditambahkan dalam 2009).
medium polimerisasi atau diabsorpsi di 1 Polimerisasi Monomer Sintesis
permukaan partikel (Delie, 2005). Nanopartikel yang terbentuk didapatkan
Pembuatan nanopartikel dapat dengan menginduksi reaksi polimerisasi dari
diklasifikasikan secara luas menjadi dua monomer agar menjadi polimer sebagai
kategori yaitu: suatu pembawa (Schmidt and Lamprecht,
1. Proses top-down 2009). Prosesnya yaitu dengan
Proses top-down terdiri atas pengurangan mendispersikan suatu monomer yang tidak
ukuran partikel dari partikel obat yang besar larut air ke dalam fase pendispersi air,
menjadi partikel yang lebih kecil dengan kemudian diinduksi dan diberi pengendali
menggunakan teknik penggilingan yang reaksi berupa inisiator kimia, variasi pH, dan
bervariasi seperti penggilingan media, stabilizer (Delie and Blanco-Prieto, 2005).
mikrofluidisasi dan homogenisasi tekanan 2 Dispersi Polimer
tinggi. Tidak ada pelarut keras yang digunakan Pembuatan nanopartikel menggunakan
dalam teknik ini. Walaupun demikian, semua polimer memiliki prinsip presipitasi. Pada
proses penggilingan media membutuhkan dasarnya proses ini dibuat dengan
energi yang tinggi dan tidak efisien. pembentukan emulsi dari fase organik yang
Pertimbangan terhadap banyaknya panas yang terlarut polimer di dalamnya dengan fase air,
dihasilkan dalam metode ini membuat kemudian untuk pembentukan partikel maka
pengolahan material yang termolabil menjadi fase organik harus dihilangkan (Delie and
sulit (Patravale, 2004). BlancoPrieto, 2005). Beberapa jenis metode
2. Proses bottom-up dispersi polimer:
Pembuatan bottom-up berupa a. Metode Penguapan Pelarut
pembentukan nanostruktur atom demi atom Polimer dilarutkan dalam pelarut organik
atau molekul demi molekul. Pada pendekatan seperti etil asetat yang digunakan sebagai
bottom-up, obat dilarutkan dalam pelarut dalam melarutkan obat yang
pelarut organik dan kemudian diendapkan pada bersifat hidrofob. Campuran polimer dan
penambahan antisolvent dalam adanya larutan obat lalu diemulsifikasi dalam
stabilizer (Patravale, 2004). larutan yang mengandung surfaktan dan
Metode Pembuatan Nanopartikel Sistem menjadi bentuk emulsi minyak dalam air
Polimer (o/w). Setelah terbentuk emulsi yang
Farmaka
Volume 15 Nomor 1 49

stabil, pelarut organik kemudian diuapkan dengan pengerasan tetesan cair yang
dengan ditekan atau diputar secara terus didispersikan pada fase minyak atau
menerus menggunakan pengaduk organik. Prosedur meliputi pencampuran
magnetik. Ukuran partikel dipengaruhi dua fase cair, fase yang satu mengandung
oleh tipe dan konsentrasi penstabil yang kitosan dan fase yang satu mengandung
digunakan, kecepatan homogenizer, dan anion multivalen (Mohanraj and Chen,
konsentrasi polimer (Mohanraj and Chen, 2006).
2006). d. Spray Drying
b. Emulsifikasi Spontan Polimer dilarutkan dalam pelarut organik,
Merupakan metode modifikasi dari obat didispersikan ke dalamnya, kemudian
penguapan pelarut. Dalam metode ini dimasukkan ke dalam alat spray dry.
pelarut yang larut dalam air bersama Sampel menjalani proses penyemprotan
dengan sejumlah kecil pelarut organik melalui aliran udara panas tersebut, pelarut
yang tidak larut air, digunakan sebagai fase akan menguap sehingga menyisakan
minyak. Karena difusi spontan dari pelarut partikel padat berukuran nanometer (Delie
menyebabkan turbulensi antarmuka antara and Blanco-Prieto, 2005).
dua fase yang membentuk partikel kecil. Ilustrasi matriks yang terbentuk dengan
Semakin banyak konsentrasi air yang larut gelasi ionik dapat dilihat pada Gambar 1.
dalam pelarut, ukuran dari partikel yang
dihasilkan akan semakin kecil (Mohanraj
and Chen, 2006).
c. Gelasi Ionik
Metode ini melibatkan proses sambung
silang antara polielektrolit dengan adanya
pasangan ion multivalennya. Gelasi ionik Gambar 1. Ilustrasi matriks nanopartikel

diikuti dengan kompleksasi polielektrolit dengan metode gelasi ionik (Martien,

dengan polielektrolit yang berlawanan. 2012)


Pembentukan ikatan sambung silang ini
Karakterisasi Nanopartikel
akan memperkuat kekuatan mekanis dari
Penentuan karakteristik nanopartikel
partikel yang terbentuk (Park and Yeo,
diperlukan untuk mendapat pengertian mekanis
2007). Kitosan yang merupakan polimer
dari perilaku nanopartikel. Hal ini dapat
kationik dapat bereaksi dengan anion
digunakan untuk memperkirakan kinerja dan
multivalen seperti tripolifosfat.
untuk merancang partikel, pengembangan
Pembentukan mikropartikel dengan
formulasi dan mengatasi masalah-masalah
metode gelasi ionik dapat dilakukan
dalam proses pembuatan nanopartikel.
Farmaka
Volume 15 Nomor 1 50

1. Sifat Organoleptis turbidimetri, dan lain sebagainya


Mengetahui morfologi dari nanopartikel (Haskell,2006).
yang mempengaruhi sifat pelepasan zat aktif Setelah sampel diukur dengan perhitungan
dari nanopartikel tersebut. Pengamatan ini beberapa jenis menghasilkan representasi dari
dapat dilakukan menggunakan mikroskop optic distribusi ukuran partikel. Partikel distribusi
dengan perbesaran yang disesuaikan. ukuran dapat dihitung sebagai angka atau
Pengamatan kejernihan dilakukan untuk volume distribusi massa. Analisis memberikan
mengetahui morfologi dan ukuran dari nilai ukuran untuk setiap partikel yang
nanocarrier secara visual. Partikel yang diperiksa (Horiba, 2014).
berukuran nanometer tidak dapat terlihat secara
3. Morfologi Nanopartikel
kasat mata, suspense akan terlihat jernih dan
transparan (Perdana, 2007). Bentuk dan keadaan permukaan nanopartikel
2. Ukuran dan Distribusi Ukuran Nanopartikel dapat memberi informasi tentang sifat
Ukuran dan distribusi nanopartikel diukur pelepasan obat. Dapat digunakan Scanning
menggunakan Particle Size Analyzer (PSA) Electron Microscopy (SEM), Transmission
menggunakan prinsip Photon Correlation Electron Microscopy (TEM), dan mikroskop
Spectroscopy dan Electrophoretic Light daya atom (Haskell, 2006).
Scattering. Rentang pengukuran dengan alat ini
4. Potensial Zeta
yaitu 0,6 µm – 7 nm (Coulter, 2008).
Potensial zeta biasanya digunakan untuk
Konsepnya bahwa partikel kecil dalam
mengkarakterisasi sifat muatan permukaan
suspense bergerak dengan pola secara acak,
nanopartikel, berkaitan dengan interaksi
kemudian sinar laser menyinarinya. Semakin
elektrostatik nanopartikel. Interaksi
besar ukuran partikel, semakin lambat Gerak
elektrostatik akan menentukan kecenderungan
Brown. Ukuran dan distribusi partikel
agregasi dan tolak menolak. Potensial zeta
merupakan karakteristik yang paling penting
adalah ukuran muatan permukaan partikel yang
dalam sistem nanopartikel. Hal ini digunakan
tersebar dalam medium pendispersi. Idealnya,
untuk memperkirakan distribusi secara in vivo,
muatan potensial zeta partikel harus lebih tinggi
biologis, toksisitas, dan kemampuan membidik
daripada medium pendispersi untuk mencegah
dari sistem nanopartikel (Mohanraj, 2006).
agregasi. Potensial zeta harus dapat
Penentuan ukuran dan distribusi ukuran
dikendalikan (Vaughn dan Williams, 2007).
nanopartikel harus dilakukan karena
Nanopartikel dengan nilai potensial zeta
mempengaruhi secara langsung keunikan sifat
lebih kecil dari -30 mV dan lebih besar dari +30
nanopartikel. Metode yang dapat digunakan
mV memiliki stabilitas lebih tinggi (Murdock et
antara lain Dynamic Light Scattering (DLS),
al., 2008). Sistem dispersi dengan nilai zeta
Statis Light Scattering (SLS), NMR,
potensial yang rendah lebih mudah membentuk
Farmaka
Volume 15 Nomor 1 51

agregat seiring dengan gaya Van der Waals dengan nilai PDI adalah 1 memiliki distribusi
dalam interaksi partikel (Nanocomposix, ukuran yang sangat luas dan mengandung
2012). partikel besar atau agregat yang dapat
5. Persen Transmitan (%T) mengalami sedimentasi (Malvern Instrument,
Persen transmitan (%T) menunjukkan 2005).
fraksi daya radiasi yang diteruskan oleh sampel, Nilai PDI di bawah 0,05 biasanya dimiliki
dinyatakan sebagai A = - log %T, dimana A oleh sistem monodispersi. Untuk partikel
adalah absorbansi. Transmitan dapat juga berukuran 100-300 nm, nilai PDI umumnya di
𝐼 bawah 0,3 maka dapat dikatakan baik. Partikel
dinyatakan dalam persamaan 𝑇 = (IUPAC,
𝐼𝑜
dengan ukuran di atas 500 nm dan memiliki
1997).
nilai PDI di atas 0,5 dikatakan besar dan
teraglomerasi. Saat nilai PDI di atas 0,3. Maka
ukuran rata-rata partikel tidak dapat digunakan
(Nanocomposix, 2012).

Gambar 2. Hukum Lambert-Beer pada DAFTAR PUSTAKA


spektrofotomrti UV Visibel Buzea, C., Blandino, I. I. P, and Robbie, K..
Persen Transmitan (%T) digunakan untuk 2007. Nanomaterial and Nanoparticles:
Sources and Toxicity. Biointerphases,
mengukur kejernihan secara kuantitatif dari 2: MR170-MR172.
larutan atau sistem disperse. Nilai persen Coulter, Beckman. 2008. Delsa Nano Series.
transmitan yang tinggi artinya ukuran partikel Available at
http://www.dafratec.com/pdf/catalogo_
semakin kecil. Secara fisik sistem disperse DelsaNano.pdf (13 Desember 2015).
nanopartikel tidar dapat dilihat secara kasat Delie, F. and Blanco, M.J. 2005. Polymeric
mata sehingga terlihat jernih dan transparan Particulate to Improve Oral
Bioavailabiliti of Peptide Drugs.
(Perdana, 2007). Molecules, 10 : 65-75.
Ukuran partikel yang kecil menyebabkan Haskell, R. J. 2006. Physical Characterization
Gerak Brown yang terjadi semakin cepat. of Nanoparticles, in : Nanoparticles
Technology for Drug Delivery. New
Gerak Brown yang semakin cepat akan York : Taylor & Franncis Group.
mencegah proses sedimentasi dan
Horiba Instruments. 2014. A Guidebook to
mengakibatkan larutan semakin jernih Particle Size Analysis. 1-800-4
HORIBA.
(Sumardjo, 2006)
Martien, R., Adhyatmika, Irianto, Iramie D. K.,
a. Indeks Polidispersitas
Farida, V., Sari, Dian Purwita. 2012.
Indeks polidispersitas merupakan jumlah Perkembangan Teknologi Nanopartikel
Sebagai Sistem Penghantaran Obat.
yang dihitung dari dua parameter sederhana
Majalah Farmasetik, Vol. 8 No. 1 Tahun
untuk data korelasi (cumulants). Nanopartikel 2012.
Farmaka
Volume 15 Nomor 1 52

Mohanraj, V.J. and Y. Chen. 2006. Bioactive Drugs. Biological and


Nanoparticles : A Review. Tropical Pharmaceutical Bulletin, 29.
Journal of Pharmaceutical Research, 5
:1. Sumardjo, Damin.2006. Pengantar Kimia:
Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Mojarrad, J.S., Nemati, M., Valizadeh, H., Kedokteran Dan Program Strata 1
Ansarin, M. 2007. Preparation of Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC.
Glucosamine from Exosceleton of
Shrimp and Predicting Production Yield Vaughn, J.M. and Williams R.O. 2007.
by Response Surface Methodology. J. Nanoparticle Engineering. In
Agric. Food. Chem., 55 : 2246-2250. Swarbrick. James. Encyclopedia of
Pharmaceutical Technology Third
Murdock, R.C., Braydich-Stole, L., Schrand, Edition. Volume 1. New York: Nova
A.M., Schlager, J.J., Hussain, S.M. Science Publisher, 48.
2008. Characterization of Nanoparticle
Dispersion in Solution Prior to In Vitro
Exposure using Dynamic Light
Scattering Tehnique. Toxicol, Sci, 101 :
239-253.
NanoComposix. 2012. Nanocomposix's Guide
To Dynamic Light Scattering
Measurement And Analysis Vol 1.3.
San Diego: NanoComposix.
NanoComposix. 2012. Zeta Potential Analysis
Of Nanoparticles Vol 1.1. San Diego:
NanoComposix
Park, K., Yeo, Y., Swarbrick, J. 2007.
Microencapsulation Technology in:
Encyclopedia of Pharmaceutical
Technology 3rd Edition. New York:
Informa Healthcare USA, Inc., p. 2315-
2325.
Patravale, V.B., Date, A.A., Kulkarni, R.M.
2004. Nanosuspensions: a promising
drug delivery strategy. J Pharm
Pharmacol, 56(7) : 827-40.
Perdana, D. 2007. Pengembangan Awal Sistem
Pembawa Polimerik Berbasis
Nanopartikel. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Rachmawati, H., Reker-Smit, C., Hooge,
M.N.L., Loenen-Weemaes, A.M.V.,
Poelstra, K., Beljaars, L. 2007.
Chemical Modification of Interleukin-
10 with Mannose 6-Phosphate Groups
Yield a Liver-Selective Cytokine.
DMD, 35 : 814-821.
Rawat, M.D., Singh, and S. Saraf. 2006.
Nanocarriers: Promising Vehicle for

Anda mungkin juga menyukai