Oleh :
Nina Aulya Wibowo (0521040034)
DOSEN PENGAMPU :
dr. Am Maisarah Disrinama, M.Kes
DASAR TEORI
1. Luka Terbuka
a. Luka Lecet
▪ Terjadi akibat gesekan, sehinga permukaan kulit (epidermis)
terkelupas,mungkin tampak titik-titik perdarahan.
▪ Terkadang sangat nyeri karena ujung-ujung saraf juga cedera karena
terbuka.
▪ Tepi luka tidak teratur.
Penanganan luka lecet yaitu dengan membersikan luka dan
mengobati lukadengan povidone iodine.
b. Luka Sayat/Iris
▪ Terjadi akibat kontak dengan benda tajam.
▪ Jaringan kulit dan lapisan dibawahnya terputus sampai kedalaman
yang bervariasi.
▪ Tepi luka teratur.
c. Luka Robek
▪ Akibat benturan keras dengan benda tumpul.
▪ Karakteristik luka hampir sama seperti luka sayat, perbedaannya
terletak pada tepi luka yang tidak teratur.
▪ Seperti luka lecet tetapi lebih dalam dari luka lecet.
d. Luka Tusuk
▪ Terjadi akibat masuknya benda tajam dan runcing melalui kulit
dalamtubuh.
▪ Ciri khasnya adalah luka relatif lebih dalam dibandingkan
denganlebarnya.
▪ Luka jenis ini sangat berbahaya karena dapat melibatkan alat-alat
dalamtubuh.
▪ Penyulitnya jika alat penusuk masih menancap.
▪ Bentuk luka hampir menyerupai benda yang menusuk dengan dalam
lukalebih panjang dari lebar luka.
e. Amputasi
▪ Luka terbuka dengan jaringan tubuh terpisah.
▪ Paling sering terjadi pada alat gerak, mulai dari jari, sampai
kehilangan seluruh anggota gerak (tubuh).
f. Remuk
▪ Dapat berupa suatu gabungan antara luka terbuka dan tertutup.
▪ Terjadi akibat alat gerak terjepit di antara alat berat.
▪ Jaringan lunak dan jaringan keras seperti tulang dapat terlihat.
▪ Tulang dapat patah dan pecahnya sampai keluar.
▪ Bersihkan luka
▪ Balut dengan kasa steril atau mitela.
▪ Gunakan bidai untuk menjaga bagian yang remuk
▪ Bila terjadi perdarahan dan terjadi pada alat gerak tinggikan dari
pada jantung
▪ Rujuk ke fasilitas kesehatan.
2. Luka Tertutup
a. Memar
Merupakan luka tertutup yang paling sering ditemukan. Terjadi
akibat benturan dengan benda tumpul. Lapisan epidermis kulit utuh,
tetapi sel dan pembuluh darah pada lapisan dermis rusak. Pada daerah
luka terdapat bengkak dan perubahan warna.
Perawatan pada memar yaitu dikompres dengan air dingin,
sehingga sel-sel darah dapat membeku.
b. Hematoma
Hematoma berbeda dengan memar, luas area penumpukandarah
lebih luas, kerusakan jaringan lebih luas, pembuluh darah yang terlihat
lebih besar, dan darah lebih banyak yang keluar.
c. Cedera Remuk
Terjadi akibat himpitan gaya yang amat besar yang dapat
menyebabkanremuk pada jaringan tulang dan kehancuan jaringan
bawah kulit lainnya. Cederaremuk dapat berupa luka terbuka maupun
luka tertutup.
Untuk Penanganan cedera remuk :
(sumber : https://123dok.com/document/y4ee820q-makalah-fraktur-femur-.html)
2. Sprain
Sprain (keseleo) adalah sobeknya ligament pada bagian sendi. Sprai
ringan mungkin membengkan tetapi penyembuhannya cepat. Sedangkan
keseleo berat dapat melibatkan patah tulag atau dislokasi tulang pada sendi
seperti pergelangan, lutut dan jari.
3. Strain
Strain adalah tarikan atau robeknya otot maupun tendon. Strain sering
disebebkan oleh kegiatan mengangkat sesuatu yang berat. Strain biasanya
melibatkan otot leher, punggung dan paha.
▪ Pembengkakan
▪ Luka terbuka akibat cidera
▪ Kejang otot
▪ Nyeri saat istirahat
▪ Memar atau kemerahan
4. Dislokasi
Dislokasi adaiah jenis cedera yang sangat sakit Ini mudah dikenali
karena perbedaan dengan anatomi normal manusia. Kebanyakan daridislokasi
tidak berbahaya tetapi harus diperhatikan ada/tidaknya komplikasi patah tulang.
Jadi penting dilakukan PMS jika berusaha untuk meluruskan extremity yang
cedera dengan menariknya, maka gunakan tarikan/usaha yang tidak lebih dari
10 pound. Tetapi penanganan terbaikadalah dengan membidai atau membalut
dengan posisi yang nyaman menurut penderita sampai dibawa ke sarana
kesehatan.
1. Penutup Luka
▪ Bahan kedap air dan udara yang dipakai pada luka untuk mencegah
keluarmasuknya udara dan menjaga kelembaban organ dalam
2.5 Pembalut Luka
Macam-macam pembalutan :
E = Elevasi (tinggikan)
METODE PERCOBAAN
1. Stetoskop
2. Tensimeter
3. Termometer badan
4. Stopwatch (stopwatch hp)
5. Senter kecil
6. Bidai
7. Mitela
1. Kesan Umum
Identifikasi kasus apa yang dihadapi, apakah kasus trauma atau medis.
2. Memeriksa Respon
Pada langkah ini untuk mengetahui berat atau ringannya gangguan
pasda otak penderita. Ada empat tingkatan respon (ASNT), yaitu :
a. Awas
b. Suara
c. Nyeri
d. Tidak respon
3. Memeriksa peredaran darah (circulation), jalan nafas (airway) dan
pernafasan (breathing).
CIRCULATION
Pada langkah ini penolong menilai apakah jantung dapat bekerja dengan
baik atau tidak, serta untuk melihat ada/tidaknya peredaran darah adalah
AIRWAY
Jika penderita tidak ada nafas maka perlu resusitasi jantung paru
(RJP)/CPR.
1. Denyut nadi :
2. Frekuensi nafas :
3. Suhu badan :
Tekanan darah
Sistolik :
Diastolik :
Mencari tahu riwayat penderita dilakukan saat atau setelah korban sadar
(jika pingsan). Tahap ini dilakukan dengan cara wawancara dimana
pertanyaannya meliputi KOMPAK (Keluhan utama, Obatobatan yang
dikonsumsi, Makanan atau minuman yang terakhir dikonsumsi, penyakit yang
diderita, alergi yang diderita, kejadian).
Gejala adalah hal – hal yang dapat dirasakan penderita. Tanda adalah
hal-hal yang diamati oleh orang lain, baik dilihat, didengar maupun
diraba. Gunakan pertanyaan yang terbuka untuk mewawancarai
korban.
6. K = Kejadian
3.2.6 Pelaporan
1. Kesan Umum
Alasan : karena kasus murni disebabkan karena kecelakaan, bukan
penyakit
2. Memeriksa Respon
A : Awas
S : Suara ✔
N : Nyeri
T : Tidak respon
Circulation
Breathing
Gambaran umum : ada nyeri tekan dari memar pada betis kiri
Pemeriksaan ulang dilakukan tiap 5-10 menit sekali secara teratur untuk
memastikan tidak ada perkembangan atau luka penting yang tertinggal.
4.2.6 Pelaporan
1. Umur dan jenis kelamin penderita
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
2. Keluhan utama
Luka cedera jaringan lunak dan ekstremitas pada tangan dan kaki
3. Tingkat respon
Tingkat respon korban yaitu nyeri
4. Keadaan jalan napas
Bebas dari sumbatan
5. Pernapasan
Normal
6. Sirkulasi
Denyut nadi normal
7. Pemeriksaan Fisik yang penting
▪ Denyut nadi : 65 kali/menit
▪ Frekuensi napas : 19 kali/menit
▪ Suhu badan : 37,6 °C
▪ Tekanan darah :
o Sistolik : 115 mmHg
o Diastolik : 75 mmHg
8. Wawancara penting
Pertanyaan : Bagaimana kronologi kejadian?
Jawaban : Tadi sore saya sedang melihat hasil pengerjaan
kapal. Saya sangat serius berkeliling sambil
berjalan mundur hingga tidak sadar berada di
ujung. Saya kemudian terjatuh dari ketinggian
2,5 meter di atas potongan bahan bangunan kapal
sehingga saya mendapati luka patah tulang
terbuka, dislokasi, dan memar pada tangan dan
kaki.
9. Penatalaksanaan
Pertolongan pertama pada korban dilakukan dengan
mengamankan situasi disekitar lokasi kejadian agar penolong
bisa leluasa. Korban mendapati 4 jenis luka yang ditangani
dengan cara yang berbeda-beda. Luka tusuk dibalut dengan
pembalut donat agar besi yang menusuk tidak banyak bergerak.
Selanjutnya pembidaian patah tulang terbuka pada paha
dilakukan dengan mengikat paha kanan dengan paha kiri.
Dislokasi pada bahu juga di bidai dengan metode ransel verban.
Luka memar pada betis ditangani dengan metode RICE (Rest,
ice, compression dan elevation). Selanjutnya korban dibawa ke
fasilitas Kesehatan terdekat.
10. Perkembangan Penting
Tidak ada perkembangan penting selama kasus
pertolongan pertama pada korban
BAB 5
KESIMPULAN
1. Penilaian keadaan
2. Penilaian dini,
3. Penilaian dini, terdiri dari kesan umum, pemeriksaan respon, dan pemeriksaan
CAB (Circulation, Airway, Breathing). Pada kasus ini CAB korban normal
sehingga tidak diperlukan RJP maupun bantuan nafas
4. Pemeriksaan fisik yang dilakukan mulai dari ujung rambut hingga
ujung kaki. Pemeriksaan dilakukan untuk melihat apakah ada PLNB
(Perubahan bentuk, Luka terbuka, Nyeri, Bengkak) serta pemeriksaan
vital. Pada kasus ini korban mengalami perubahan bentuk, luka
terbuka dan bengkak pada tangan, kaki dan bahu
5. Riwayat penderita yang ditanyakan adalah KOMPAK (Keluhan utama,
Obat yang diminum, Makanan/minuman terakhir dikonsumsi, Penyakit
yang diderita, Alergi, dan Kejadian). Hal ini ditanyakan untuk
memperbanyak data sehingga membantu penanganan selanjutnya untuk
korban.
6. Pemeriksaan berkala tiap 5-10 menit dilakukan untuk memastikan
tidak ada pemeriksaanyang tertinggal serta mengetahui jika terjadi
perkembangan pada korban.
7. Pelaporan dilakukan secara tepat dan singkat.
DAFTAR PUSTAKA
Mediarti, Devi Dkk. 2012. Pengaruh Pemberian Kompres Dingin Terhadap Nyeri Pada
Pasien Fraktur Ekstremitas Tertutup Di IGD RSMH Palembang Tahun2012.
Palembang : Poltekkes Kemenkes Palembang
Riyadina, Woro. 2007. Kecelakaan Kerja Dan Cedera Yang Dialami Oleh Pekerja
Industri Di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta. Jakarta : Universitas
Indonesia
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,Proses,
Dan Praktik.Edisi 4.Volume 2. Jakarta : EGC
Smeltzer., Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner And Suddarth Vol
2.Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.