Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Reaksi Redoks (Reduksi – Oksidasi) Percobaan 1

Disusun oleh :

Kelompok 3

1. M. Arief Fanani (0217030005)


2. Siska Dini Pratiwi (0217030011)
3. Anwar Muhammad F (0217030014)
4. Arsyil Sawabil Adhim (0217030015)
5. Tubuh Pierehanto (0217030022)
6. Yoga Arjuna Putra D (0217030028)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK BANGUNAN KAPAL


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Reaksi Redoks ( Reduksi – Oksidasi)


Reaksi redoks merupakan reaksi yang melibatkan reaksi reduksi dan reaksi
oksidasi. Pengertian reaksi oksidasi dan reaksi reduksi berkembang sesuai
dengan perkembangan ilmu kimia. Reaksi reduksi dan reaksi oksidasi banyak
terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang sering terjadi yaitu perkaratan logam
atau yang disebut korosi.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang masalah yang ada, maka dapat diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut :
1) Bagaimana perubahan fisik yang menyertai korosi redoks?
2) Apa rumus reaksi yang terjadi pada reaksi redoks sesuai dengan perubahan
fisik yang teramati?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin kami dapatkan dalam melakukan praktikum :
1) Mengamati perubahan fisik yang menyertai korosi redoks.
2) Mengidentifikasi reaksi kimia yang terjadi pada reaksi Redoks sesuai
dengan perubahan fisik yang teramati.
BAB II
Dasar Teori

2.1 Pengertian Reaksi Redoks

Reaksi oksidasi-reduksi biasa disingkat dengan reaksi redoks. Reaksi


redoks merupakan reaksi yang didalamnya terjadi proses oksidasi dan reduksi
yang disertai dengan adanya perubahan bilangan oksidasi.

Reaksi oksidasi sendiri dapat diartikan dalam beberapa pengertian diantaranya:

1. Peristiwa pengikatan oksigen oleh unsur maupun senyawa.


2. Peristiwa pelepasan elektron oleh suatu zat.
3. Peristiwa yang menunjukkan terjadinya kenaikan bilangan oksidasi suatu
unsur.
4. Proses yang terjadi pada anoda dalam sel sebagai sumber arus ataupun dalam
sel elektrolisis.

Sedangkan reaksi reduksi dapat diartikan dalam beberapa pengertian


diantaranya adalah:
1. Peristiwa pelepasan oksigen dari senyawa yang mengandung oksigen.
2. Peristiwa penerimaan elektron oleh suatu zat.
3. Peristiwa yang menunjukkan terjadinya penurunan bilangan oksidasi suatu
unsur.
4. Proses yang terjadi pada katoda dalam sel sebagai sumber arus ataupun
dalam sel elektrolisis

Kedua proses oksidasi dan reduksi tidak bisa berjalan secara terpisah, namun
harus berjalan secara bersamaan. Suatu zat yang mampu menoksidasi zat lain
dan ia sendiri mengalami reduksi disebut oksidator. Zat yang mampu mereduksi
zat lain sedangkan ia mengalami proses oksidasi disebut reduktor.
2.2 Penyetaraan Reaksi Redoks

Ada dua cara dalam menyetarakan reaksi redoks, yaitu cara perubahan bilangan
oksidasi dan cara setengah reaksi.

2.2.1 Cara perubahan bilangan oksidasi


Masing-masing atom baik pada reaktan maupun pada hasil ditentukan
bilangan oksidasinya kemudian perubahan bilangn oksidasinya didasarkan
pada pelepasan atau penerimaan elektron. Jumlah elektron yang diterima
oksidator harus sama dengan yang dilepaskan reduktor. Ada beberapa aturan
dalam penentuan bilangan oksidasi, diantaranya:

 didalam senyawa ionik, bilangan oksidasi dinyatakan dengan jumlah


elektron yang diterima atau dilepaskan unsur dalam membentuk ionnya.
 didalam senyawa kovalen yang strukturnya diketahui, pasangan electron
yang dimiliki bersama dinyatakan seakan-akan dipunyai oleh unsur yang
lebih elektronegatif.(HCl, H=+1 dan Cl=-1; untuk unsur yang memiliki
ikatan kovalen rangkap spt Cl2 biloksnya 0)
 untuk menetukan biloks senyawa yang mengandung hidrogen, pertama
tentukan biloks hydrogen dengan +1(kecuali dalam hidrida ionik Na+H-,
H=-1) baru menentukan biloks oksigen dengan -2 (kecuali dalam peroksida
H2O2,biloks O=-1)
 untuk menentukan biloks unsur dalam ion maka jumlah biloks masing-
masing atom harus sama dengan muatan ionnya.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyetarakan persamaan redoks
dengan cara perubahan bilangan oksidasi adalah:

a. menuliskan pereaksi dan hasil reaksi.


b. menandai unsur-unsur yang mengalami perubahan biloks.
c. menyatakan jumlah unsur yang mengalami perubahan biloks di kiri dan
kanan.
d. menghitung jumlah berkurang dan bertambahnya biloks.
e. menyamakan jumlah berkurang dan bertambahnya biloks.
f. menyamakan muatan di ruas kiri dan ruas kanan, bila larutan bersifat asam
tambahkan H+ dan OH- untuk larutan basa dengan demikian reaksi redoks
sudah lengkap.
2.2.2 Cara setengah reaksi
Cara setengah reaksi ialah dengan menuliskan reaksi oksidasi dan reduksi
secara terpisah.langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Menuliskan reaksi reduksi dan oksidasi secara terpisah


2. Menyeimbangkan setiap setengah reaksi
3. Menjumlahkan kedua setengah reaksi

2.3 Reaksi Redoks Dalam Sel Elektrokimia

Reaksi redoks salah satunya digunakan dalam sel elektrokimia. Sel


elektrokimia ialah transformasi energi listrik menjadi energi kimia. Jenis reaksi
kimia yang berperan dalam sel elektrokimia ini adalah reaksi-reaksi yang
menyangkut perpindahan electron dari satu molekul atau ion ke molekul atau ion
yang lain, yaitu reaksi redoks.

Reaksi redoks yang umumnya dilangsungkan, yaitu dengan pencampuran


langsung dari pereaksi-pereaksi yang berlangsung spontan dimana reaksi disertai
dengan penurunan energi bebas.
BAB III

Tahapan Praktikum

3.1 Alat yang diperlukan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum reaksi redoks (Al + 𝐶𝑢𝑆𝑂4 dan (Al +
𝐶𝑢𝑆𝑂4 + 𝑁𝐻4 𝐶𝑙) adalah :

1. Gelas beaker 200 ml sebanyak 1 buah


2. Gelas beaker 100 ml sebanyak 2 buah
3. Timbangan digital 0.0001 gr
4. Oven
5. Batang pengaduk
6. Stopwatch
7. Sarung tangan
3.2 Bahan yang dibutuhkan

Bahan bahan yang digunakan dalam praktikum praktikum reaksi redoks (Al +
𝐶𝑢𝑆𝑂4) dan (Al + 𝐶𝑢𝑆𝑂4 + 𝑁𝐻4 𝐶𝑙) adalah :

1. Alumunium foil ukuran 500 mm x 250 mm (2 lembar)


2. 𝐶𝑢𝑆𝑂4 sebanyak 1 gr
3. 𝑁𝐻4 𝐶𝑙 sebanyak 1 gr
4. 𝐻2 𝑂
3.3 Waktu Pelaksanaan Praktikum
Praktikum reaksi redoks (Al + 𝐶𝑢𝑆𝑂4 dan (Al + 𝐶𝑢𝑆𝑂4 + 𝑁𝐻4 𝐶𝑙)
dilaksanakan pada :
Tanggal : 4 Mei 2018
Jam : 07.30 – 09.20 WIB
Tempat : Laboratorium Kimia, Gedung Baru Lt 3, PPNS
3.4 Prosedur Praktikum
3.4.1 Prosedur Umum
1. Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Lakukan penimbangan 𝐶𝑢𝑆𝑂4 dan 𝑁𝐻4 𝐶𝑙 sebanyak 1 gr pada
timbangan digital 0.0001 gr
3. Lakukan pencatatan massa Al sebelum direaksikan
4. Larutkan 1gr 𝐶𝑢𝑆𝑂4 dengan 200ml air didalam gelas beaker 200 ml,
aduk dengan batang pengaduk hingga larut
5. Bagi dua larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂4, tuangkan kedalam gelas beaker 100 ml

3.3.2 Prosedur percobaan reaksi redoks pada aluminium foil (Al) yang
dicelup larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂4
1. Atur timer selama 15 menit
2. Celupkan alumunium foil (Al) kedalam gelas beaker yang sudah ada
larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂4 , aduk dengan batang pengaduk
3. Mengamati perubahan fisik yang terjadi pada permukaan alumunium
yang tercelup
4. Jika alumunium foil (Al) terapung ke permukaan maka tenggelamkan
dengan batang pengaduk
5. Mengamati perubahan visual yang terjadi pada larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂4
6. Angkat alumunium foil (Al) , masukkan ke dalam oven selama 5 menit.
7. Mengamati dan mengetahui perubahan fisik pada alumunium foil (Al)

3.3.3 Pengamatan reaksi redoks pada alumunium foil yang dicelup dalam
larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂4 dan 𝑁𝐻4 𝐶𝑙
1. Tambahkan 1 gr 𝑁𝐻4 𝐶𝑙 kedalam larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂4 di dalam gelas
beaker 100 ml
2. Atur timer selama 15 menit
3. Celupkan alumunium foil (Al) kedalam gelas beaker yang sudah
ada larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂4 dan 𝑁𝐻4 𝐶𝑙
4. Aduklah dengan batang pengaduk. Diamkan selama 15 menit.
5. Mengamati perubahan fisik yang terjadi pada permukaan
alumunium yang tercelup
6. Jika alumunium foil (Al) terapung ke permukaan maka
tenggelamkan dengan batang pengaduk
7. Angkat alumunium foil (Al) , masukkan ke dalam oven selama 5
menit.
8. Mengamati dan mengetahui perubahan fisik pada alumunium foil
3.5 Data Hasil Praktikum
Tabel perubahan reaksi Alumunium Foil (Al)

No. Waktu Larutan 𝑪𝒖𝑺𝑶𝟒 Larutan 𝑪𝒖𝑺𝑶𝟒 Foto


(menit) dan 𝑵𝑯𝟒 𝑪𝒍
1. 0 Belum ada Al, Belum ada Al,
warna biru yang warna larutan
tidak seterang biru terang
larutan 2

2. 2 Belum Mulai muncul


menunjukkan gelembung kecil
perubahan di pinggir Al

3. 4 Adanya endapan Warna larutan


di dasar wadah, semakin terang,
warna larutan muncul
semakin keruh gelembung
semakin banyak
4. 5 Gelembung
mulai rata di
pinggir Al
mengakibatkan
Al mulai
melayang

5. 7 Al mulai
terapung
dipermukaan,
gelembung
semakin banyak
di permukaan
6. 8 Terdapat hitam –
hitam seperti
kerak pada
pinggir Al
7. 10 Muncul Adanya
gelembung di gelembung
bagian pinggir Al semakin banyak
sedikit demi sehingga Al
sedikit berlubang kecil –
kecil

8. 12 Muncul Jumlah lubang


gelembung di semakin banyak
permukaan Al dan rata baik di
yang tidak rata. pinggir maupun
Al mulai di permukaan.
terapung ke Terdapat kerak
permukaan yang semakin
banyak

9. 14 Pada pinggir Al Banyak bagian


berlubang yang
semakin banyak mengelupas,
struktur Al yang
rapuh
10. 15 Al diangkat, di Al diangkat,
larutan bagian banyak hitam –
bawah terdapat hitam seperti
endapan kerak dilarutan
namun warnanya
semakin terang
Tabel Perubahan Massa Al dan sifat fisik

Perbedaan Larutan 𝑪𝒖𝑺𝑶𝟒 Larutan 𝑪𝒖𝑺𝑶𝟒 dan 𝑵𝑯𝟒 𝑪𝒍


Massa
sebelum
reaksi

0,0450 gr 0,0427 gr
Massa
sesudah 0,0441 gr 0,0500 gr
reaksi

Sifat Fisik
Al

Al masih bagus, tidak ada Al rapuh, banyak bagian yang


bagian yang sobek sobek
Lubang sedikit di permukaan Lubang terlihat sangat banyak
pada bagian permukaan dan
pinggir
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Reaksi Kimia dan Identifikasi Perbedaan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan suatu reaksi dengan
persamaan sebagai berikut :
i. Reaksi Redoks Pada Logam Al dicelupkan Dalam Larutan 𝑪𝒖𝑺𝑶𝟒

3𝑪𝒖𝑺𝑶𝟒 + 2Al Al2 (SO4)3 + Cu

Oksidasi : Anoda Al 𝐴𝑙 3+ + 3e- (Reduktor)


Reduksi : Katoda Ze + 𝐶𝑢2+ Cu (Oksidator)

ii. Reaksi Redoks Pada Logam Al dicelupkan Dalam Larutan 𝑪𝒖𝑺𝑶𝟒 dan
𝑵𝑯𝟒 𝑪𝒍

3𝑪𝒖𝑺𝑶𝟒 + 2Al + 𝑵𝑯𝟒 𝑪𝒍 Al2(SO4)3 + 3Cu + 𝑵𝑯𝟒 𝑪𝒍

Oksidasi : Anode Al Al(3+) + 3e- (reduktor)


Reduksi : Katode Cu(2+) + 2e- Cu (Oksidator)

Berdasarkan reaksi redoks diatas, ketika alumunium foil dicelupkan pada


larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂4 dan 𝑁𝐻4 𝐶𝑙 lebih cepat mengalami korosi dibandingkan dengan
alumunium foil yang dicelupkan pada larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂4. Terjadinya korosi ini
dibuktikan dengan adanya gelembung – gelembung oksigen yanng berasal dari
reaksi elektrolisis Al2(SO4)3 dan juga timbulnya lubang – lubang kecil pada
pinggir dan permukaan alumunium foil yang nantinya gelembung akan
mnegkibatkan adanya kerak hitam.

Selain itu, terjadi perubahan warna dan massa pada alumunium foil dimana
warna alumunium foil yang dicelupkan pada larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂4 dan 𝑁𝐻4 𝐶𝑙 lebih
hitam dan banyak bagian yang sobek hal ini dikarenakan 𝑁𝐻4 𝐶𝑙 ialah asam yang
menyebabkan korosi cepat dan laju korosi semakin besar dibandingkan
alumunium foil yang dicelupkan pada larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂4. Terjadinya penambahan
massa pada alumunium foil yang dicelupkan pada larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂4 dan 𝑁𝐻4 𝐶𝑙
disebabkan pada laruta ini disemakin terang warnanya yang diserap oleh
alumunium foil itu sendiri lalu dijadikanlah kerak hitam.

Meskipun pada warna alumunium foil yang dicelupkan pada larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂4
terdapat adanya korosi dibuktikan dengan terlihat reaksinya. Adanya gelembung
oksigen pada pinggir dan permukaan alumunium foil sehingga timbul lubang.
Pengurangan massa alumunium foil yang dicelupkan pada larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂4
dikarenakan larutan itu berwarna keruh dan ada endapan sehingga untuk korosi
diambilkan dari massa alumunium foil bukan terhadap larutan.
BAB V
KESIMPULAN

Dari percobaan pada praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa
kesimpulan :
1. Jika Al di celupkan pada larutan yang memiliki sifat reduktor lebih
tinggi dari pada Al maka Al semakin tidak mudah berkarat. Namun
sebaliknya ketika Al dicelupkan pada larutan yang memiliki sifat
reduktor lebih rendah (dalam praktikum ini asam) atau tidak
termasuk ke dalam deret volta maka proses korosi akan lebih cepat.
2. Faktor penyebab yang mempercepat korosi seperti terbentuknya sel
elektrolisis, permukaan logam yang tidak rata, elektrolit, dan
kelembaban udara.
3. Adanya gelembung yang muncul pada permukaan Alumunium foil
berasal dari reaksi elektrolisis Al2(SO4)3 dan AlCl3 yang
menghasilkan gas oksigen pada percobaan yang menggunakan
CuSO4 dan menghasilkan gas klor (Cl) pada percobaan yang
menggunakan NH4Cl. Selain itu timbulnya lubang kecil pada
permukaan yang merupakan hasil dari reduksi.
DAFTAR PUSTAKA

https://andiasriainun.blogspot.co.id/2015/02/laporan-praktikum-kimia-reaksi-
logam.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Redoks
https://blog.ruangguru.com/pengertian-korosi-dan-faktor-penyebabnya

Anda mungkin juga menyukai