RED SWEAT MISTERY (The Wall Street Journal, Monday March 10)
RED SWEAT MISTERY (The Wall Street Journal, Monday March 10)
Adapun jenis penyakit tersebut, hal ini teiah menyebabkan kepanikan yang luar biasa
diantara para awak pesawat, kepanikan juga terjadi diantara pakar kesehatan dan pihak
internal manajemen.
"Kami mencoba semuksimul mungkin antuk mencari penyebab dsri musaluh ini" kuta
Dr, David Miller, Direktur Kesehatan, "kflmi tidak menginginkan puru awuk pesuwut
kumi terbang dengan mengidap penyakit tersebut.
Serusu Terbukur
"Muka saya menjadi hangat, seperti tersiram dan rasanya seperti terbakar" kata salah
seorang pramugari. Saya melihat ke kaca dan terdapat bintik kecil berwarna merah pada
sebelah kiri leher saya dan saya berpikir "Ya Tuhan apakah ini?,,
Seorang pramugari yang enggan disebutkan namanya karena takut akan di PHK
mengatakan bahwa dia mengusap bintik'bintik tersebut, tapi kemudian mukanya menjadi
gatal-gatal, terbakar dan menjadi merah selama berjam-jam. Walaupun gejala penyakit
ini kemudian mulai reda, kulitnya tetap basah, teriirtasi dan seperti bersisik selama
seminggu.
Penilaian Situasi
Seorang pramugara yang terbang dari New York ke Miami pada tanggal2g Januafi,
dilaporkan mengalami pendarahan pada lehernyayang mirip dengan sayatan silet yang di
dalamnya terdapat bintil< kecil berwarna merah.
Seorang pramugari yang bekerja di perusahaan tersebut dari New York ke Forl
Lauderdale pada tanggal 9 Februari mengatakan "Red Sweat tersebut seperi darah yang
keluar dari pori-pori saya".
Seorang pramugari pada tanggal 31 Januari mencatat pendarahan dari dahi dan pipi,
"Seakan-akan saya mengeluarkan keringat darah dari pori-pori saya""
Semuanya telah dilakukan namun belum satupun hasil yang didapat,"kita tidak dapat
membuat catatan kejadian ini,... aneh dan sangat aneh !" kata Dr. Millet.
Keanehan terjadi beberapa tahun yang lalu disaat para pramuguri / ra pesawat jet
terkena gejala lain terutama batuk-batuk kering. Penyakit ini akhirnya dihubungkdn
dengan gas ozone dan masalah tersebut akhirnya ditangani dengan menggunakan "Filter
Air Circulcttion System" di dalam pesawat"
Saat ini, yang menjadi perhatian perusahaan adalah "Red Sweat" yartgterjadi di kalangan
para pramugari I ra, dikarenakan para pilot dan penumpang tidak terkena. "Saya pernah
melihatnya dan hal tersebut sungguh-sungguh benar" kata Dr. Millet. Beberapa oamg
awak mengira bahwa mereka terkena hemophilia, namun menurut dokter sampai sejauh
ini tidak ada seorangpun yang menderita karena penyakit tersebut dan tidak mengaiami
pendarahan"
Beberapa pendapat menyatakan bahwa Red Sweat tersebut disebabkan oleh Make-up
wanita. Itu mungkin disebabkan oleh Chrome Hydrosis (keringat berwarna), kondisi
langka yang terjadi mungkin juga karena factor keturunan dan infeksi bakteri, atau
keringat yang disebabkan oleh gerakan, ketinggian dan dehidrasi (kabin pesawat yang
kering), mungkin juga disebabkan oleh kontaminasi yang terjadi di dalam pesawat seperti
Cairan Pembersih yang digunakan dalam lorong-lorong pesawat yang menyebabkan
terjadinya kontaminasi reaksi kimia.
Penilaian Situasi
Salah seorang pramugari mengatakan bahwa seorang dokter dari Columbia mgmbuat
diagnosis sementara bahwa para awak tersebut terkena efek pembakaran kimia dan
memberikan cortisone cream untuk perawatan.
Apapun kasusnya, para awak pesawat sangat kesal. "Kawan saya menderita penyakit
ini dan sangat ketakutan" kata salah seorang pramugari. Pramugari yang mengalami
penyakit ini selama 3 kali menyatakan dia tidak akan terbang lagi dengan A300 sampai
masalahnya terpecahkan.
"Saya terbang dengan pesawat tersebut 2 bulan yang lalu dan tidak terjadi apa-apa,
sekarang setiap kali saya dekat dengan pesawat tersebut, saya merasa terjangkit penyakit"
katanya.
Salah seorang pramugari yang baru kembali dari cuti hamil menderita Red Sweat pada
saat mulai terbang kembali minggu lalu.
Pihak perusahaan menyatakan bahwaa mereka tidak menyadari akibat jangka panjang
yang akan ditimbulkan, namun hal tersebut tidak akan meyakinkan kembali para awak,
" Kami tidak tahu penyakit apa ini dan efek apa yang akan ditimbulkan dan jika kita
bernapas apakah akan menimbulkan kerusakan di dalam tubuh, " kata salah seorang
pramugari yang telah mengalami hal tersebut sebanyak tiga kali penebangan yang sama.
Beberapa pramugari kuatir kalau penyakit tersebut akan merusak penampilan mereka.
Salah seorang kawan wanita saya telah mengalami bintik-bintik merah pada mukanya,
dia kelihatannya sangat terluka sekali kata salah seorang pramugari.
"Saya katakan kepada manajemen jika mereka tidak menyelesaikan masalah ini dengan
cepat, kami akan meminta penerbangan pesawat A300 untuk segera di stop (grounded).
Pihak Manajemen Pattern sangat kuatir baik terhadap reputasi dan kondisi karyawannya
saat ini.