Anda di halaman 1dari 2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESSURE ULCER (LUKA

TEKAN)

Pressure ulcer adalah luka yang timbuyl akibat tekanan tinggi dan lama pada
kulit, jaringan, atau keduanya. Pressure ulcer menyebabkan terganggunya proses
rehabilitasi, menurunnya kualitas hidup, meningkatkan lama perawatan, resiko terkena
penyakit lain, angka kesakitan, penderitaan fisik dan emosi pasien, serta finansial
organisasi kesehatan (Carson et al., 2012). Di dunia, biaya untuk perawatan pressure
ulcer dan komplikasinya diperkirakan mencapai 11 miliar dollar per tahun (AHRQ,
2014).

Intensive care unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri,
dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk
observasi, perawatan, dan terapi. Pasien di ruang perawatan intensif merupakan pasien
yang menderita penyakit berat, kritis, dan cedera atau penyulit-penyulit yang
mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa (Kemenkes, 2015). Pasien di ICU
berisiko tinggi untuk mengalami pressure ulcer . Hal ini berhubungan dengan faktor
sedasi, perubahan kesadaran, bed rest dalam waktu yang cukup lama, treatment atau
medikasi tertentu, dan ketidakstabilan status hemodinamika (Keller et al, 2012).

Kejadian pressur ulcer di seluruh dunia di Intensive Care Unit (ICU) berkisar
dari 1% - 56%. Selanjutnya, dilaporkan juga prevalensi dekubitus yang terjadi di ICU
dari negara dan benua lain yaitu 49%, di Eropa berkisar antara 8.3 %-22.9 %, di Eropa
Barat 22%, di Amerika Utara 50%, di Australia dan di Yordania 29% (Tayyib et al.,
2013).

Kejadian luka tekan di Indonesia pada pasien yang dirawat di rumah sakit
mencapai 33% (Suriadi et al., 2007). Menurut data infeksi rumah sakit pada periode
Februari – Desember 2017 yang dilaporkan Tim PPI RSUP dr Kariadi menunjukkan
masih ada kasus infeksi yaitu sebesar 18,3 permil yang terbagi dalam dalam 5 jenis
infeksi, salah satunya adalah dekubitus atau pressure ulcer. Dari kasus pressure ulcer
yang terjadi di rumah sakit, ICU merupakan departemen penyumbang tertinggi setalah
bangsal Rajawali dengan angka kejadian dekubitus 8,3 permil (PPI RSUP Dr Kariadi,
2017).
Telah banyak faktor resiko yang teridentifikasi, namun kurang spesifik untuk
menentukan faktor resiko pressure ulcer pasien kritis di ICU. Untuk itu, diperlukan
studi lebih lanjut mengenai faktor independen yang berhubungan langsung dengan
peningkatan resiko pressure ulcer pada pasien kritis di ICU.

Sumber:

Carson, D., Emmons, K., Falone, W., Preston, A.M. 2012. Development of pressure
ulcerprogramacrossauniversityhealthsystem.J.Nurs.CareQual.27(1), 20–27.
Agency for Healthcare Research and Quality, 2014. Are we Ready for This Change?
Content Last Reviewed (Rockville, MD). Available from:
http://www.ahrq.gov/professionals/systems/hospital/pressureulcertoolkit/putool
1.html. (Accesed February 10th 2016)
Kemenkes. (2015). Pedoman penyelenggaraan pelayanan intensive care unit (ICU) di
rumah sakit. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Available from:
http://badanmutu.or.id/index.php?s=filedownload&id=233 (Accesed February
10th 2016)
Keller BP, Wille J, van Ramshorst B, van der Werken C. 2012. Pressure ulcers in
intensive care patients: a review of risks and prevention. Intensive Care Med.
28(10), 1379-1388.
Tayyib, N.P., Lewis, P & Coyer, F. (2015).Saudi Arabian adult intensive care unit
pressure ulcer incidence and risk factors: a prospective cohort study.
International Wound Journal (Internet),pp 912-919. Available from:
https://www.researchgate.net (Accessed February 10th 2019)
Suriadi. (2007). Perawatan luka. Edisi I. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Tim Pencegahan dan pengendalian Infeksi RSUP Dr Kariadi. Data infeksi rumah sakit
Dr. Kariadi Semarang periode oktober 2017.

Anda mungkin juga menyukai