SKRIPSI
Oleh:
Mutia Ardana
2017320125
Perpajakan
ii
ABSTRACT
Tax evasion is an attempt to avoid or reduce the amount of tax owed by illegal
means. This study aims to examine and determine the effect of religiosity,
machiavellian and detection rate on the ethical perceptions of tax evasion with gender
as a moderating variable. The theory used is attribution theory. This research is
included in the type of quantitative research by distributing questionnaires to 70
individual respondents who do independent work in the South Jakarta area. The
sampling technique used is non probability sampling. This test was carried out with
SmartPLS as a data analysis tool.
The results of this study indicate that religiosity has a positive and significant
effect on ethical perceptions of tax evasion, machiavellian does not have a significant
effect on ethical perceptions of tax evasion, and detection rate has a positive and
significant effect on ethical perceptions of tax evasion. Gender cannot moderate the
influence of religiosity, machiavellian and detection rate on ethical perceptions of tax
evasion.
iii
PENGARUH RELIGIUSITAS, MACHIAVELLIAN DAN DETECTION RATE
TERHADAP PERSEPSI ETIKA PENGGELAPAN PAJAK DENGAN GENDER
SEBAGAI VARIABEL MODERASI
SKRIPSI
Oleh :
Mutia Ardana
2017320125
Perpajakan
Luqman Hakim, S.E., Ak., M.Si., CA., QIA., CPA Dr. M Irfan Tarmizi, S.E., Ak., MBA., CA
NIDN:03.041176.04 NIDN : 03.230372.03
iv
v
PENGARUH RELIGIUSITAS, MACHIAVELLIAN DAN DETECTION RATE
TERHADAP PERSEPSI ETIKA PENGGELAPAN PAJAK DENGAN GENDER
SEBAGAI VARIABEL MODERASI
SKRIPSI
Oleh :
Mutia Ardana
2017320125
Perpajakan
vi
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Mutia Ardana
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sujud syukur kusembahkan kepadaMu ya Allah, Tuhan Yang Maha Agung dan Tinggi.
Atas takdirmu saya bisa menjadi peribadi yang berpikir, berilmu, beriman dan
bersabaar. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untuk masa depanku,
dalam meraih cita-cita.
Skripsi ini, penulis persembahkan untuk kedua orang-tuaku tercinta, Bapak Yudi
Permana dan Ibu Nurlaila sebagai bentuk keseriusanku untuk membalas semua
pengorbananmu. Dalam hidupku demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan Segala
perasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang separuh nyawa hingga segalanya.
Yang memberi semangat untuk terus mengejar mimpi dan percaya pada kemampuan
diri.
Apa yang aku dapatkan hari ini, belum tentu mampu membayar semua kebaikan,
keringat, dan juga air mata yang kalian korbankan. Terima kasih atas segala
dukungan kalian, baik dalam bentuk materi maupun moril. Karya ini ku persembahkan
untuk kalian, sebagai wujud rasa terima kasih atas pengorbanan dan jerih payah
kalian sehingga aku bisa berada di titik ini.
dukungan doa dan restu semua mimpi akan terjawab di masa depan nanti.
Mutia Ardana
viii
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Mutia Ardana
Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 17 Januari 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Mahasiswa
Alamat : Jl. H. Yusuf Gg. Balecendana RT. 001/RW.11 No. 50 Kel.
Paninggilan Kec. Ciledug, Kota Tangerang 15153
No Hp : 085693286627
Email : mutiaardanaa@gmail.com
Pendidikan Formal
2005 – 2011 : SDN Peninggilan 01
2011 – 2014 : SMP Negeri 11 Tangerang
2014 – 2017 : SMK Bina Bangsa
2017 – 2021 : Universitas Muhammadiyah Jakarta
ix
KATA PENGANTAR
shalawat dan salam yang senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar kita Nabi
Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
Penggelapan Pajak dengan Gender sebagai variabel moderasi” sesuai dengan waktu
yang diharapkan.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi (S.Ak) Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
panjang yang dilalui hingga sampai pada tahap ini tentulah tidak dicapai dengan
mudah, diperlukan kerja keras, ketekunan, optimisme, serta tidak lupa berdo’a disela-
Oleh karena itu, izinkan penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
demi kemajuan dan keberhasilan penulis. Pada kesempatan ini, penulis akan
1. Bapak Luqman Hakim, S.E., M.Si.Ak., CA., QIA., CPA. selaku Dekan Fakultas
2. Ibu Dr. Nur Aini, S.E., M.M. selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis
x
3. Ibu Hairul Triwarti,S.E.,Ak.,M.M. selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan
4. Bapak Dr. Imam Muhtadin, S.E., M.M. selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi
5. Bapak Dr. M. Irfan Tarmizi, SE., Ak., MBA., CA. selaku Kaprodi Akuntansi
6. Ibu Titik Agus Setyaningsih, S.Sos., M.Si. selaku Sekprodi Akuntansi Fakultas
7. Ibu Dr. Eva Herianti SE. AK., M. AK., CA selaku Dosen Pembimbing yang
sangat luar biasa baik dan sabar dalam memberikan arahan yang positif serta
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
9. Teristimewa kepada kedua orang tua saya, Bapak Yudi Permana dan Ibu Nurlaila
banyak sekali pengorbanan baik dari segi moril maupun materil kepada saya
10. Adik-adikku, Ray dan Keysa yang selalu memberikan canda tawa selama ini.
Afifah yang juga telah memberikan semangat, berbagi keceriaan dan kebersamaan
12. Rekan-rekan seperbimbingan skripsi, Elinda Ritnawati dan Aulia Nur Anggraini
terimakasih telah membantu dan mendukung selama proses pengerjaan skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu namun tidak mengurangi
xi
rasa terimakasih penulis. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan keberkahan
kepada pihak yang sudah bersedia membantu baik berupa semangat, motivasi
Tiada kata yang dapat penulis sampaikan selain ucapan terimakasih, semoga
karunia-Nya atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Akhirnya dengan
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik serta saran demi
Mutia Ardana
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
ABSTRAK.......................................................................................................................ii
ABSTRACT....................................................................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI.........................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN TIM PENGUJI................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI............................................vi
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................................vii
RIWAYAT HIDUP......................................................................................................viii
KATA PENGANTAR....................................................................................................ix
DAFTAR ISI..................................................................................................................xii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian.....................................................................................1
B. Perumusan Masalah Penelitian..............................................................................8
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................8
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................9
xiii
B. Kerangka Berpikir dan Hipotesis...........................................................................28
1. Kerangka Berpikir...............................................................................................28
2. Hipotesis.............................................................................................................29
xiv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................75
B. Implikasi................................................................................................................78
C. Keterbatasan...........................................................................................................78
D. Saran......................................................................................................................79
DAFTAR REFERENSI
LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
kriminal karena dinilai sebagai hal yang mempunyai konotasi negatif dan
merugikan negara (Shofa dan Machmuddah, 2019). Salah satu indikasi adanya
maksimalnya pendapatan pemerintah dari sektor pajak. Dapat dilihat dari tabel
Tabel 1.1
Corruptions Perceptions Index di Indonesia tahun 2015 –2019
Tahun Rank CPI Score Standard error
2015 88 36 3,39
2016 90 37 2,39
2017 96 37 3,12
2018 89 38 3,35
2019 85 40 3,76
Sumber: https://www.transparency.org
dalam Corruption Perception Index (TI CPI), ranking Indonesia pada tahun
2019 berada pada posisi 85 dari 198 negara - negara yang di ranking tingkat
2
korupsinya. Semakin tinggi nilai ranking pada suatu negara maka semakin
jika dilihat berdasarkan CPI Score yang dinilai dari 0 (sangat korupsi) - 100
(bersih). CPI Score di Indonesia pada tahun 2019 memiliki skor sebanyak 40
dan naik 2 poin dari tahun lalu. Hal ini yang menunjukkan bahwa kondisi
korupsi di Indonesia lebih baik dari tahun sebelumnya. Semakin tinggi nilai
jasa konsultasi bagi sejumlah politisi pro Rusia di Ukraina dan tidak
penjara 47 bulan, membayar denda US$ 50.000 dan ganti rugi lebih dari US$
24 juta (kabar24.bisnis.com).
tiga pelanggaran yang dilakukan oleh auditor yaitu, SA 315 karena belum
tehadap Sistem Pengendalian Mutu KAP dan dilakukan review oleh BDO
(Persero) Tbk yang dipicu penolakan dua komisaris Garuda Indonesia untuk
dengan Mahata senilai US$ 239,94 juta pada pos pendapatan, dikarenakan
belum ada pembayaran yang masuk dari Mahata hingga akhir 2018
(cnnindonesia.com).
dalam tindakan kriminal dan memiliki konotasi negatif karena dilakukan atas
karena terkait dengan adanya kewajiban manusia terhadap Tuhan, negara dan
pembayaran pajak, dan penggelapan pajak dapat dikatakan etis jika adanya
tindakan yang tidak etis, karena dapat menimbulkan stigma negatif dikalangan
masyarakat. Etika erat kaitannya dengan moralitas yang mencakup baik dan
buruknya perbuatan, sikap, kewajiban yang dilakukan seseorang (Ni Putu dan
Kadek, 2019). Tindakan moral individual dapat timbul tergantung pada situasi
dan kondisi yang dialami individu yang bersangkutan. Jika tingkat relativisme
mencegah sikap negatif dan mendorong sikap positif dalam kehidupan sehari-
hari individu maka religiusitas dianggap memotivasi wajib pajak untuk secara
yang tumbuh dari dalam diri seseorang dipercaya dapat mengontrol diri dari
tinggi dapat menyebabkan etika yang lebih baik atau bermoral sehingga
5
dengan tingkat religiusitas yang tinggi akan terhindar dari sifat atau perilaku
buruk karena mereka memiliki persepsi yang baik dan sesuai dengan norma
yang berlaku serta mampu bersikap etis. Oleh sebab itu mereka mampu
mengabaikan aturan, dan melanggar prosedur (Tang dan Chen, 2008). Farhan
mavhiavellian yang ada pada diri seseorang maka keputusan yang diambilnya
akan semakin tidak etis. Penelitian Ni Putu (2019) menunjukkan wajib pajak
2004).
dari dalam diri seseorang, apabila kepribadian yang tertanam dalam diri
seseorang sejak kecil hingga dewasa merupakan bentuk kepribadian yang baik
maka akan terus terbawa hingga akhir usianya. Seseorang dengan kepribadian
yang baik akan memiliki sikap etis yang tinggi begitupun sebaliknya.
7
sesuatunya agar tidak terlihat gegabah dan lebih dipandang etis sehingga
bukti bahwa persepsi etika antara laki-laki dan perempuan berbeda. Berbeda
melakukan tindakan yang tidak etis lebih kecil daripada laki-laki. Berbeda
dengan penelitian McGee dan Guo (2007) bahwa perempuan akan lebih
menentang penggelapan pajak karena memiliki rasa malu yang lebih tinggi
pajak?
pajak?
pajak?
pajak?
C. Tujuan Penelitian
pajak.
penggelapan pajak.
9
penggelapan pajak.
pajak.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
10
kepentingan bersama.
11
BAB II
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Atribusi
bahwa orang lain dipaksa untuk melakukan perilaku tersebut atau tidak.
internal yang timbul dari pribadi individu itu sendiri dalam keadaan sadar,
dari orang lain (Timur, 2019). Teori atribusi memiliki keterkaitan dengan
dalam penelitian ini untuk faktor internalnya yaitu variabel religiusitas dan
persepsi etika penggelapan pajak, dan gender. Penekanan teori atribusi ada
pada pola pikir setiap individu untuk menafsirkan berbagai kejadian dengan
ke dalam suatu gambaran yang terpadu dan penuh arti. Persepsi juga
bergantung pada suatu kerangka ruang dan waktu (Lubis, 2010). Menurut
seseorang, yaitu:
keadaan sosial.
3. Faktor pada target, terdiri dari hal baru, gerakan, bunyi, ukuran, latar
dari objek maupun kejadian yang terjadi dalam lingkungan sekitar (Farhan
untuk menilai suatu keadaan atau pelanggaran yang sedang atau telah
pajak.
Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan
hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut serta diwariskan dari
satu orang ke orang lain maupun dari satu generasi ke generasi yang lain
yang berbeda, salah satunya mengatur individu atau etika personal, yaitu
pedo-man yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu benar
menyatakan bahwa penggelapan pajak atau tax evasion yaitu sebagai usaha
yang dilakukan oleh wajib pajak untuk meringankan beban atau utang
pajak dalam penghindaran atas tanggung jawab yang harus dibayarkan dan
kecurangan dapat dikarenakan tingginya pajak yang harus dibayar hal ini
menunjukkan jika semakin tinggi jumlah pajak yang harus dibayar oleh
3. Religiusitas
atau keyakinan iman yang dapat dilihat melalui aktivitas atau perilaku
individu yang bersangkutan mencakup prinsip, kata hati, dan tingkah laku
Agama memiliki peran sebagai suatu sistem nilai yang memuat nilai
norma-norma tertentu yang akan menjadi kerangka acuan dalam sikap dan
bersikap etis dan tidak etis. Seseorang dengan tingkat religiusitas yang
tinggi akan memiliki persepsi etis yang lebih baik dan terhindar dari sifat
16
keyakinan agama yang kuat akan dapat mencegah perilaku yang buruk
Seseorang yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi akan berfikir dua
4. Machiavellian
ini biasanya berdampak pada perilaku tidak etis karena tujuan dari sifat ini
hak orang lain yang biasanya merugikan orang lain (Styarini dan
Nugrahani, 2020).
kekuasaan atau uang dapat terlibat dalam hal penipuan dan eksploitasi
5. Detection Rate
yang teratur, maka penggelapan pajak akan semakin kecil (Lasmia, 2015).
pajak dengan jumlah wajib pajak (Safitri, 2018). Secara umum, probabilitas
pihak fiskus dapat memberikan peluang bagi wajib pajak untuk bekerja
21
sama dengan petugas, karena adanya petugas yang mudah untuk disuap
dengan cara melakukan kompromi dan bekerja sama antara petugas pajak
dilakukan oleh wajib pajak akan sulit terdeteksi oleh pihak fiskus (Mujiyati
dkk, 2017)
para pemeriksa pajak melalui pemeriksaan pajak yang tinggi, maka dapat
Hal ini sesuai dengan penelitian (Lambey dan Walandouw, 2017) bahwa
6. Gender
lebih kecil daripada laki-laki (Wankhar dan Diana, 2018). Perbedaan cara
hubungan sosial.
perilaku tidak etis karena mereka akan fokus pada kesuksesan kompetitif
karena itu lebih fokus pada pencapaian tugas tanpa melanggar aturan. Oleh
7. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Religiusitas terhadap Persepsi Etika Penggelapan Pajak
No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
. Penelitian
1. Dewi Sofha Persepsi Variabel Variabel Religiusitas
dan Zaky Etika independen: independen: berpengaruh
Machmudda Penggelapan Religiusitas Machiavelli terhadap persepsi
h (2019) Pajak: an dan etika
Pengaruh Variabel Detection penggelapan
Langsung dependen: Rate pajak.
dan Tidak Persepsi
Langsung Etika Variabel
Penggelapa moderasi:
n Pajak Gender
2. Alfiah Safitri Pengaruh Variabel Variabel Religiusitas
24
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Machiavellian terhadap Persepsi Etika Penggelapan Pajak
No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
. Penelitian
1. Muharsa Pengaruh Variabel Variabel Machiavellian
Farhan, Machiavellia independen: independen: tidak
Herlina n dan Love Machiavelli Religiusitas berpengaruh
Helmy, Of Money an dan terhadap persepsi
Mayar terhadap Detection etika
Afriyenti Persepsi Variabel Rate penggelapan
(2019) Etika dependen: pajak.
Penggelapan Persepsi Variabel
Pajak dengan Etika moderasi:
Religiusitas Penggelapa Gender
sebagai n Pajak
25
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
Detection Rate terhadap Persepsi Etika Penggelapan Pajak
No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
. Penelitian
1. Bella Tania Pengaruh Variabel Variabel Pengaruh positif
(2020) Money independen: independen: antara tingkat
Ethics dan Detection Religiusitas terdeteksinya
Detection Rate dan suatu kecurangan
Rate Machiavelli dengan dengan
terhadap Tax Variabel an persepsi atas
Evasion dependen: penggelapan
(Studi Kasus Penggelapa Variabel pajak.
pada Wajib n Pajak moderasi:
26
Tabel 2.4
Penelitian Terdahulu
Gender terhadap Persepsi Etika Penggelapan Pajak
No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
. Penelitian
1. Dewi Sofha Persepsi Variabel Variabel Gender
dan Zaky Etika independen: independen: berpengaruh
Machmudda Penggelapan Religiusitas Machiavelli terhadap persepsi
h (2019) Pajak: an dan etika
Pengaruh Variabel Detection penggelapan
Langsung dependen: Rate pajak.
dan Tidak Persepsi
Langsung Etika Variabel
Penggelapa moderasi:
27
1. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
H1
Religiusitas (X1)
H2 Persepsi Etika
Machiavellian (X2) Penggelapan Pajak (Y)
H3
Detection Rate (X3)
H7
H4 H5 H6
Gender (Z)
2. Hipotesis
lain tetapi tidak selalu menjamin bahwa dirinya orang baik hal ini
aturan yang ada (Nikara dan Mimba, 2019). Dapat dibuktikan dengan
yang tinggi akan berfikir dua kali dalam melakukan tindakan tidak etis
Pajak
akan kekuasaan terlalu kuat, maka orang itu bisa melakukan perbuatan
yang curang, licik dan dusta demi mendapatkan kekuasaan dan pasti
dimiliki maka persepsi wajib pajak atas etika penggelapan pajak juga
Penggelapan Pajak
penggelapan pajak.
pihak fiskus dapat memberikan peluang bagi wajib pajak untuk bekerja
sama dengan petugas, karena adanya petugas yang mudah untuk disuap
yang dilakukan oleh wajib pajak akan sulit terdeteksi oleh pihak fiskus
Penggelapan Pajak
kehidupan dan perilaku setiap individu. Hal ini berkaitan dengan teori
biasanya berdampak pada perilaku tidak etis karena tujuan dari sifat ini
dan hak orang lain yang biasanya merugikan orang lain (Styarini dan
perilaku tidak etis karena mereka akan fokus pada kesuksesan kompetitif
berorientasi pada tugas, dan oleh karena itu lebih fokus pada pencapaian
karena pria lebih didasarkan pada keadilan (Yelshinta dan Fuad, 2013).
Pajak
aturan serta tata cara perpajakan (Shofa, 2018). Dalam hal menyikapi
digunakan untuk melihat pola pikir setiap individu baik laki-laki maupun
persepsi dan sikap yang berbeda pada setiap individu. Menurut Basri
36
memiliki rasa malu yang lebih tinggi daripada laki-laki. Ini terjadi
Penggelapan Pajak
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif, data yang diperoleh dari sumber asli
objek, kondisi, serta persepsi seseorang atas peristiwa pada masa sekarang
yang diselidiki.
B. Operasionalisasi Variabel
kadang etis, dan ketiga penggelapan pajak etis. Variabel dependen terdiri
2. Religiusitas (X1)
a. Religiusitas Intrinsik
intrinsik yaitu dengan skala likert lima poin yaitu 1 (sangat tidak
b. Religiusitas Ekstrinsik
Scale (ROS) yang telah diteliti oleh Allport (1950). Indikator yang
intrinsik yaitu dengan skala likert lima poin yaitu 1 (sangat tidak
2. Machiavellian (X2)
yaitu tactics dan human nature (Tang & Chen, 2008). Sifat Machiavellian
diukur dengan skala likert lima poin yaitu 1 (sangat tidak setuju) sampai 5
(sangat setuju).
ataupun dalam suatu periode yang teratur, maka penggelapan pajak akan
perosedur pmeriksa. Detection Rate diukur dengan skala likert lima poin
4. Gender (Z)
laki dan perempuan. Tidak ada pengukuran yang spesifik dalam hal
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Variabel Indikator Skala
Persepsi seseorang 1) Tingkat pajak
Persepsi mengenai penggelapan terlalu tinggi
Etika pajak dengan cara 3) Tingkat pajak
Penggelapan memberikan pandangan atas tidak terlalu tinggi
Pajak (Y) suatu peristiwa atau dan hak wajib
(McGee tindakan berkaitan dengan pajak
penggelapan pajak yang 5) Sistem pajak yang Likert
(2006),
(Isroah dkk, dipengaruhi dari faktor tidak adil
2016), dan eksternal dan faktor internal 7) Alokasi pajak
(Widjaja (Widjaja dkk, 2017). yang bijaksana
dkk, 2017). 9) Penggelapan
terkait politisi
Religiusitas adalah tingkat 1) Memperdalam
keterikatan individu dalam ilmu agama
Religusitas
mengekspresikan ajaran- 3) Mengimplementa
(X1)
ajaran agama yang sikan nilai-nilai
(Dharma,
dianutnya dengan cara agama
2016) dan
mengintegrasikan berbagai 5) Kepercayaan Likert
(Budiarto
dimensi keagamaan yang terhadap agama
dan
ada kedalam kehidupan atau yang diyakini
Nurmalisa,
religiusitas merupakan suatu 7) Membangun
2018).
bentuk kepercayaan kepada relasi dengan
Tuhan (Dharma, 2016). sesama
41
Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer yang
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
Populasi dalam penelitian ini adalah orang pribadi yang melakukan pekerjaan
populasi sudah memenuhi kriteria yang diharapkan dan tidak ada kriteria
sebagai berikut:
n= Z2 x p (1 – p)
d2
Keterangan:
berikut:
0,6724
1,642 x 0,5 x 0,5
n= = = 67,24 ≈ 67
0,12 0,01
Berdasarkan pertimbangan dari perhitungan rumus di atas, untuk minimal
responden.
berpendapat dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Untuk pengukuran
yang satu dengan komponen lainnya, dan membandingkan salah satu atau
SEM (CBSEM) dan Variance Based SEM atau Partial Least Square (PLS).
Partial Least Square merupakan metode analisis yang powerfull yang mana
tertentu, dapat berupa nominal, kategori, ordinal, interval dan rasio) (Ghozali,
penggandaan secara acak yang mana asumsi normalitas tidak akan menjadi
masalah bagi (Partial Least Square) PLS. Selain itu (Partial Least Square)
jenis non-parametrik oleh karena itu dalam permodelan PLS tidak diperlukan
inner model (model struktural yang menghubungkan antar variabel laten) dan
2008:19).
a. Uji Validitas
seluruh outer loading dimensi variabel memiliki nilai loading > 0,5
valid diskriminan, jika akar AVE lebih besar dari koefisien korelasi
b. Reliabilitas
nilai yang dicapai adalah > 0.70 maka dapat dikatakan bahwa konstruk
47
dari 0 (nol), maka model layak dikatakan memiliki nilai prediktif yang
3. Pengujian Hipotesis
dengan t-test (p-value). Suatu hipotesis dapat diterima atau harus ditolak
(alpha 5%) maka dapat dikatakan significant dan jika p-value ≤ 0,01
(alpha 1%) maka dapat dikatakan highly significant (Solimun dkk, 2017).
49
BAB IV
A. Hasil Penelitian
n= Z2 x p (1 – p)
d2
Keterangan:
0,6724
1,642 x 0,5 x 0,5
n= = = 67,24 ≈ 67
0,12 0,01
50
Tabel 4.1
Daftar Instansi yang menjadi objek penelitian
No. Nama Instansi Alamat
Notaris Oktaviana Graha 415, Jl. Ciputat Raya No.47,
1. Kusuma Anggraini, RT.11/RW.5, Pd. Pinang, Kec. Kby.
SH.,M.Kn Lama, Jakarta Selatan.
Griya d'Ros, Jln KH Abdullah Syafe'i Jl.
Notaris Patricia
Tebet Utara Dalam No.1, RT.5/RW.1,
2. Bunandi Panggabean,
Tebet Timur, Kec. Tebet, Jakarta
SH
Selatan.
Jl. Jend. Sudirman No.47,
ITM & Partners
3. RT.5/RW.RW, Karet Semanggi, Kec.
Consulting
Setiabudi, Jakarta Selatan.
Gd. Imajaya No. 1D LT. 2, Jl. RS
4. SSP Consulting Fatmawati RT.7/RW.5, Cilandak Barat,
Kec. Cilandak, Jakarta Selatan.
Adwork MTH, Menara MTH Lt. GF,
5. SUHA Consulting Unit 2, Jl. Letjen M.T. Haryono No.Kav.
23, Tebet Timur, Jakarta Selatan 12820.
Jl. Raya Rw. Bambu No.17D,
KAP Bharata, Arifin,
6. RT.13/RW.5, Ps. Minggu, Kec. Ps.
Mumajad & Sayuti
Minggu, Jakarta Selatan.
Jl. Ciputat Raya No.14B, RT.6/RW.1,
7. KAP Ispiady & Dande Pd. Pinang, Kec. Kby. Lama, Jakarta
Selatan.
Pesanggrahan Office R.102, 108 dan
KAP Krisnawan
8. 111. Jl. Lebak Bulus III No 50 Cilandak
Nugroho & Fahmy
Barat, CIlandak, Jakarta Selatan.
Gd. Imajaya No. 1 LT. 3, Jl. RS
KAP Luqman &
9. Fatmawati RT.5/RW.8, Cilandak Barat,
Sarifuddin
Kec. Cilandak, Jakarta Selatan.
Sumber : Data diolah 2021
pengembalian kuesioner:
Tabel 4.2
Hasil Penyebaran dan pengembalian Kuesioner
No. Nama Instansi Disebar Dikembalikan Presentase
Notaris & PPAT
1. Oktaviana Kusuma 3 3 100%
Anggraini, SH.,M.Kn
Notaris & PPAT
2. Patricia Bunandi 4 4 100%
Panggabean, SH
ITM & Partners
3. 6 6 100%
Consulting
KAP Krisnawan
8. 18 18 100%
Nugroho & Fahmy
KAP Luqman &
9. 8 8 100%
Sarifuddin
100%.
52
b. Karakteristik Responden
Tabel 4.3
Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Perempuan 38 54%
Laki-laki 32 46%
Total 70 100%
Sumber : Data diolah 2021
Tabel 4.4
Responden berdasarkan usia
Usia Jumlah Persentase
20-30 39 56%
31-40 22 31%
>40 9 13%
Total 70 100%
Sumber : Data diolah 2021
tahun sebanyak 39 wajib pajak atau 56% berusia 20-30 tahun. Kemudian
sebanyak 22 wajib pajak atau 31% berusia 31-40 tahun dan sebanyak 9
Tabel 4.5
Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
53
SMA 7 10%
Diploma 9 13%
S1 43 61%
S2 11 1%
Total 70 100%
Sumber : Data diolah 2021
Tabel 4.6
Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase
Akuntan Publik 44 63%
Konsultan Pajak 19 27%
Notaris 7 10%
Total 70 100%
Sumber : Data diolah 2021
a. Validitas Konvergen
skor indikator reflektif dengan skor variabel latennya atau nilai muatan
lebih besar sama dengan 0.5 dan muatan faktor dapat dikatakan signifikan
memiliki nilai loading factor > 0,50 sehingga dapat dikatakan telah
Tabel 4.7
Combined loading and cross-loading
Persepsi Etika Penggelapan Pajak
Indikator Y p-value Keterangan
pada tabel 4.7 persepsi etika penggelapan pajak. Nilai outer model dengan
memiliki nilai di atas 0.50 sesuai dengan kriteria yang telah peneliti
tetapkan. Semua muatan faktor memiliki p-value kurang dari 0.001 yang
signifikan.
Tabel 4.8
Combined loading and cross-loading
Religiusitas
Indikator X1 p-value Keterangan
yang tidak valid menunjukkan nilai outer model semua combined loading
dan cross-loading berada di atas 0.50 sesuai dengan kriteria yang telah
Tabel 4.9
Combined loading and cross-loading
Machiavellian
Indikator X2 p-value Keterangan
value kurang dari 0.001 yang berarti dapat dikatakan signifikan. Sehingga
dam signifikan.
Tabel 4.10
Combined loading and cross-loading
Detection Rate
Indikator X3 p-value Keterangan
value kurang dari 0.001 yang berarti dapat dikatakan signifikan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tiap indikator variabel detection rate (X3) valid
dam signifikan.
Tabel 4.11
Combined loading and cross-loading
Gender
Indikator Z1 p-value Keterangan
pada tabel 4.11 gender. Nilai outer model dengan variabel menunjukkan
0.50 sesuai dengan kriteria yang telah peneliti tetapkan. Semua muatan
faktor memiliki p-value kurang dari 0.001 yang berarti dapat dikatakan
b. Validitas Diskriminan
antar loading dengan crossloading, jika nilai loading suatu indikator lebih
lebih besar dari koefisien korelasi dengan variabel lainnya. Adapun nilai
Tabel 4.12
AVE dan Akar AVE
Variabel AVE Akar AVE
Religiusitas 0.615 0.78
Machiavellian 0.558 0.75
Detection Rate 0.556 0.75
Persepsi Etika Penggelapan Pajak 0.740 0.86
Gender 1.000 1
Sumber : Output SmartPLSData diolah 2021
Berdasarkan data AVE dan akar AVE pada tabel 4.12 dapat
disimpulkan bahwa setiap variabel dalam penelitian ini memiliki nilai akar
Tabel 4.13
Correlations among l.vs. with sq. rts.of AVEs
Variabel DR G M PEPP R
Persepsi Etika
0.732 0.130 0.536 0.860 0.276
Penggelapan Pajak
memiliki akar AVE 0.745; korelasinya dengan variabel lain 0.175, 0.650,
0.732, dan 0.173 sehingga variabel detection rate (X3) memenuhi validitas
dengan variabel lain 0.175, 0.118, 0.130, dan -0.101 sehingga variabel
memiliki akar AVE 0.747; korelasinya dengan variabel lain 0.650, 0.118,
memiliki akar AVE 0.860; korelasinya dengan variabel lain 0.732, 0.130,
0.536, dan 0.276 sehingga variabel persepsi etika penggelapan pajak (Y)
akar AVE 0.784; korelasinya dengan variabel lain 0.173, -0.101, 0.169,
diskriminan.
c. Reliabilitas
dapat terpenuhi jika lebih besar dari 0.70 dan cronbach’s alpha dapat
Tabel 4.14
Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha
Composite Cronbach’s
Variabel Keterangan
Reliability Alpha
Religiusitas 0.865 0.796 Reliabel
penggelapan pajak (Y) sebesar 0.966, dan variabel gender (Z) sebesar 1.
penggelapan pajak (Y), dan variabel gender (Z) reliablel karena telah
sebesar 0.811, variabel detection rate (X3) sebesar 0.798, variabel persepsi
etika penggelapan pajak (Y) sebesar 0.961, dan variabel gender (Z)
persepsi etika penggelapan pajak (Y), dan variabel gender (Z) reliabel
penggelapan pajak (Y), dan variabel gender (Z) reliabel dan telah
untuk melihat korelasi antar variabel disertai dengan nilai jalur dan tingkat
signifikansinya.
model dan juga estimasi parameternya (Ghozali, 2018:78). Hasil uji inner
Tabel 4.15
R-Square
Variabel R-square
Persepsi Etika Penggelapan Pajak 0.594
Gender
Religiusitas 0.078
Machiavellian 0.008
Detection Rate 0.468
Sumber : Output SmartPLSData diolah 2021
moderat yaitu r-square persepsi etika penggelapan pajak sebesar 0.594 yang
62
yang rendah hanya 7.8% religiusitas dipengaruhi oleh gender. Begitu juga
lebih besar yaitu 46.8%. Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.14 dapat
fit yang baik dan bersifat rule of thumb atau tidak berlaku secara kaku dan
diterima atau harus ditolak dapat diukur melalui tingkat signifikasinya jika
diperolah p-value ≤ 0,05 (alpha 5%) maka dapat dikatakan significant dan
jika p-value ≤ 0,01 (alpha 1%) maka dapat dikatakan highly significant
(Solimun dkk, 2017). Pengujian hipotesis ini dapat diukur dengan melihat
63
nilai t-statistics pada path coefficient yang ditampilkan pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.16
Path Coefficient
Original Sample Standard
T Statistic (| P
Variabel Sample Mean Deviation
O/STDEV|) Values
(O) (M) (STDEV)
Religiusitas ->
Persepsi Etika
0.190 0.189 0.094 2.011 0.045
Penggelapan
Pajak
Machiavellian ->
Persepsi Etika
0.077 0.094 0.115 0.669 0.504
Penggelapan
Pajak
Detection Rate ->
Persepsi Etika
0.598 0.606 0.117 5.124 0.000
Penggelapan
Pajak
Gender ->
Persepsi Etika
0.042 0.031 0.092 0.459 0.646
Penggelapan
Pajak
Gender*
Religiusitas ->
Persepsi Etika 0.140 0.136 0.091 1.531 0.126
Penggelapan
Pajak
Gender*
Machiavellian ->
Persepsi Etika -0.085 -0.074 0.130 0.655 0.513
Penggelapan
Pajak
Gender*
Detection Rate ->
Persepsi Etika -0.097 -0.094 0.140 0.695 0.488
Penggelapan
Pajak
Sumber : Output SmartPLSData diolah 2021
sebesar 2.001 lebih besar dari nilai t tabel 1.96 dan diperoleh p-value ≤ 0,05
64
terhadap persepsi etika penggelapan pajak sebesar 0.669 lebih kecil dari
nilai t tabel 1.96 dan diperoleh p-value 0.504 maka dapat dikatakan hipotesis
5.124 lebih besar dari nilai t tabel 1.96 p-value ≤ 0,01 maka dapat dikatakan
lebih kecil dari nilai t tabel 1.96 dan diperoleh p-value 0.126 maka dapat
lebih kecil dari nilai t tabel 1.96 dan diperoleh p-value 0.513 maka dapat
rate terhadap persepsi etika penggelapan pajak sebesar 0.695 lebih kecil
dari nilai t tabel 1.96 dan diperoleh p-value 0.488 maka dapat dikatakan
hipotesis ditolak.
B. Pembahasan
pajak.
65
wajib pajak dapat disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal, sikap
pajak
terlalu kuat dari dalam diri wajib pajak untuk berbuat kecurangan. Maka
perilaku individu yang ditentukan oleh faktor internal atau eksternal untuk
oleh pihak fiskus maka akan semakin kecil kemungkinan seseorang untuk
diterima.
value 0.126, dapat diartikan bahwa gender tidak dapat memoderasi pengaruh
memiliki tingkat religiusitas yang baik akan memberikan persepsi yang lebih
baik dan etis, tetapi seseorang dengan tingkat religiusitas yang rendah akan
Hasil penelitian ini tidak didukung oleh teori atribusi yang dapat
value 0.513, dapat diartikan bahwa gender tidak dapat memoderasi pengaruh
sejalan dengan Budiarto dan Nurmalisa (2018) serta Yelshinta dan fuad
(2013). Hasil penelitian ini tidak mendukung teori atribusi yang dapat
dari sifat ini untuk kepentingan diri sendiri tanpa memperhatikan perasaan
perasaan, dan hak orang lain yang biasanya merugikan orang lain.
value 0.488, dapat diartikan bahwa bahwa gender tidak dapat memoderasi
value 0.646 dan dari hasil pengujian H4, H5, H6 yang dilakukan dapat
Hal ini disebabkan syarat untuk terjadinya moderasi tidak terpenuhi. Hasil
C. Refleksi Tauhid
Dalam istilah bahasa Arab, pajak dikenal dengan nama Al-Usyr atau
Al-Maks, atau bisa juga disebut Adh-Dharibah yang artinya pungutan yang
ditarik dari rakyat oleh para penarik pajak. Atau suatu ketika bisa disebut Al-
atas harta selain zakat. Mayoritas fuquha berpendapat bahwa zakat adalah
juga suatu kewajiban. Adapun beberapa ayat untuk diperbolehkan pajak ialah
berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu dijalan Allah. Yang demikian
itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS: At-Taubah ayat 41)
yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasulnya, kemudian mereka tidak
ragu-ragu dan merak berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada
jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS: Al-Hujurat ayat 15)
70
Namun, kenyataan pajak dianggap sebagai beban oleh para wajib pajak
tidak ada kewajiban untuk membayar beban pajak, biaya yang dikeluarkan
untuk pajak dapat digunakan untuk kepeluan lainnya. Hal tersebut membuat
wajib pajak menghalalkan segala cara agar beban pajak mereka dapat
benar serta segala sesuatu yang merugikan orang banyak. Perlu dicatat bahwa
korupsi, suap menyuap dan perbuatan yang merugikan orang lain adalah
perbuatan munkar yang harus dicegah dan diberantas. Berikut ayat-ayat Al-
maka pada hari kiamat ia akan dating membawa apa yang dikhianatkannya
itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tantang apa yang
dianiaya.”
diantara kamu dengan jalan yang bathil dan janganlah kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian
daripada harta benda orang lain itu (dengan jalan) berbuat dosa, padahal
kamu mengetahui.”
memiliki kedekatan arti dengan korupsi antara lain ghulul dan risywah. Ghulul
merupakan bentuk korupsi yang sangat popular dan istilah yang paling banyak
penggelapan harta rampasan perang. Hal ini ssejalan dengan makna Q.S Ali
keserakahan. Serakah dalam pajak yaitu dimana wajib pajak tidak mau
membayar pajaknya karena manusia memiliki sifat serakah, Ibnu Abas ra.
menerangkan:
mempunyai harta sebuah lagi sepertinya, dan tidak ada yang dapat memenuhi
mata anak Adam, melainkan tanah. Dan Allah menerima tobat orang yang
bertobat kepada-Nya.” (Al-Bukhari 81: 10; Muslim 12: 39; Al Lu’lu-u wal
Marjan 1: 251).
72
Manusia tidak akan merasa kenyang (cukup) dari harta benda dunia
sehingga dia meninggal. Orang yang dipelihara Allah sajalah yang tidak
bersifat tamak. Anak adam ditabiatkan mencintai harta dan berusaha mencari
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pajak
hipotesis satu (1) diterima. Hal ini juga mendukung hipotesis penelitian
tinggi dapat menyebabkan etika yang lebih baik atau bermoral sehingga
penggelapan pajak
74
disimpulkan bahwa hipotesis dua (2) ditolak. Hal ini dapat dilihat dari nilai
total effect dan P-value yang menunjukkan bahwa semakin tinggi sifat
machiavellian yang dimiliki seseorang maka persepsi wajib pajak atas etika
keuntunganan.
pajak
5.124 dan p-value 0.000, dapat diartikan bahwa detection rate berpengaruh
disimpulkan bahwa hipotesis tiga (3) diterima. Hal ini dapat dilihat dari
nilai total effect dan P-value yang menunjukkan bahwa dimana semakin
1.531 dan p-value 0.126, dapat diartikan bahwa gender tidak dapat
pajak. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis empat (4) ditolak. Hal ini dapat
dilihat dari nilai total effect dan P-value yang menunjukkan bahwa
0.655 dan p-value 0.513, dapat diartikan bahwa gender tidak dapat
pajak. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis lima (5) ditolak. Hal ini dapat
dilihat dari nilai total effect dan P-value yang menunjukkan bahwa
0.695 dan p-value 0.488, dapat diartikan bahwa bahwa gender tidak dapat
pajak. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis enam (6) ditolak. Hal ini dapat
dilihat dari nilai total effect dan P-value yang menunjukkan bahwa
0.459 dan p-value 0.646, dapat diartikan bahwa gender tidak dapat
hipotesis tujuh (7) ditolak. Hal ini dapat dilihat dari nilai total effect dan P-
B. Implikasi
mengatur urusan perpajakannya, agar tindakan yang wajib pajak perbuat tidak
77
C. Keterbatasan
pembayaran pajak.
D. Saran
sebagai berikut:
wawancara dari beberapa responden agar data yang didapatkan lebih nyata
penelitian agar diperoleh jumlah sampel yang lebih banyak dan lebih