Anda di halaman 1dari 11

Nama: M.

Sabirin Asikin

Stambuk: 110 2021 0065

Kelas: A

Tugas bahasa Indonesia

Evaluasi 6

Kerjakanlah soal-soal berikut!

1. Jelaskan pengertian paragraf atau alinea!

2. Jelaskan dan berikan contohnya, syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf yang baik!

3. Kemukakan jenis-jenis paragraf!

4. Buatlah sebuah paragraf dari salah satu jenis pengembangan paragraf!

5. Bacalah artikel “Bahaya Obesitas” di atas dan temukan letak kesalahan penulisannya ditinjau
dari kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan!

Jawaban:

1. Paragraf adalah kesatuan pokok pikiran yang terdiri atas beberapa kalimat. Sebuah paragraf
terdiri atas satu pokok pikiran atau satu gagasan utama. Paragraf secara teknis merupakan satuan
terkecil dari sebuah karangan, biasanya itu terdiri dari beberapa kalimat yang isi serta bentuknya
berkaitan. Alinea tersebut juga dikatakan suatu bentuk bahasa yang terdiri dari kumpulan kalimat
yang terdiri dari sekumpulan kata serta juga membentuk alinea. Alinea atau juga paragraf
tersusun dari kalimat utama dan juga beberapa kalimat pendukung untuk mendukung kalimat
utama atau pun gagasan utama.

Pengertian paragraf menurut ahli kebahasaan bernama Ramlan, merupakan bagian dari sebuah
karangan yang di dalamnya terdapat lebih dari satu kalimat, yang membahas suatu tema tertentu
dengan ide pokok sebagai pengendalinya.

Menurut Chaer (2011), paragraf adalah satuan bahasa yang terdiri atas dua buah kalimat atau
lebih yang saling berkaitan, memiliki satu kesatuan yang utuh, dan padu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paragraf adalah bagian bab dalam suatu
karangan, biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru.

2. Suatu paragraf yang baik harus mencakup beberapa aspek beberapa persyaratan sebagai
diberikut:

1. Kelengkapan

Paragraf yang baik harus mempunyai unsur – unsur paragraf yang lengkap di antaranya adalah:

Gagasan utama
Gagasan utama yakni topik utama atau permasalahan yang sedang dibahas dalam suatu paragraf.

Kalimat utama
Kalimat utama yakni kalimat yang mengandung gagasan utama. Kalimat ini memaparkan apa
yang akan dibahas pada paragraf tersebut. Letak kalimat utama di dalam sebuah paragraf
bervariasi, ada yang terletak di awal paragraf yang disebut dengan paragraf deduktif, di akhir
paragraf yang disebut paragraf induktif maupun di bagian awal dan akhir paragraf yang disebut
paragraf campuran.

Kalimat penjelas
Kalimat penjelas yakni kalimat – kalimat yang mendukung gagasan utama. Kalimat penjelas
perlu ditulis karena kalimat inilah yang akan memberikan penjelasan secara khusus atau spesifik
dan melengkapi gagasan utama. Kalimat – kalimat ini harus mengandung data berupa fakta, pola
maupun alasan yang jelas.

2. Kesatuan
Suatu paragraf yang baik juga harus mempunyai syarat kesatuan. Yang dimaksud dengan
kesatuan yakni suatu paragraf harus mempunyai satu kesatuan gagasan utama beserta gagasan –
gagasan penjelas lainnya. Gagasan – gagasan tersebut dikembangkan dengan saling
menghubungkannya satu sama lain dengan suatu kesatuan yang utuh sehingga tidak
menyebabakan kalimat sumbang di dalam paragraf.

Syarat kesatuan akan terpenuhi bila gagasan utama di dalam paragraf terjalin sangat baik dengan
gagasan – gagasan penjelas lainnya dan saling mendukung satu sama lain. Jika tidak adanya
kesatuan di dalam paragraf, maka dipastikan paragraf tersebut tidak baik.

3. Kepaduan
Paragraf yang baik harus mempunyai unsur kepaduan di dalamnya. Yang dimaksud dengan
kepaduan yakni kalimat – kalimat di dalam paragraf terjalin atau terangkai dengan logis dan
serasi. Syarat kepaduan di dalam suatu paragraf terpenuhi dengan memakai konjungsi sehingga
kalimat – kalimat tersebut menjadi saling berkaitan.

Ada dua macam konjungsi yang sanggup dipakai di dalam suatu paragraf, di antaranya yakni
konjungsi intrakalimat, yaitu konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dengan induk
kalimat ibarat : sehingga, tetapi, karena, agar, dan sebagainya. Serta konjungsi antar kalimat,
yaitu konjungsi yang menghubungkan antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya, ibarat :
oleh alasannya yakni itu, namun, di samping, bahkan, jadi, kemudian, dan sebagainnya.

3. Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya


Ada 4 macam-macam paragraf berdasarkan letak gagasan utamanya, yakni paragraf
deduktif, paragraf induktif, paragraf campuran serta paragraf ineratif.

1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya berada di
awal paragraf. Paragraf ini bersifat deduksi dan dikembangkan dari pernyataan umum ke khusus.

Jenis paragraf deduktif diawali oleh kalimat utama yang berisi pokok pikiran utama, kemudian
dilanjutkan oleh kalimat-kalimat penjelasnya.

2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya berada di akhir
paragraf. Paragraf ini bersifat induksi dan dikembangkan dari pernyataan khusus ke umum.
Jenis paragraf induktif diawali oleh kalimat-kalimat penjelas dan kemudian diakhiri oleh kalimat
utama yang berisi pokok pikiran utama paragraf.

3. Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah gabungan antara paragraf deduktif dan induktif. Jenis paragraf ini
diawali oleh kalimat utama, lalu kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat penjelasnya dan terakhir
diakhiri oleh kalimat utama lagi.

Artinya terdapat dua kalimat utama yang terletak di awal paragraf dan ditegaskan kembali di akhir
paragraf. Sementara bagian tengah-tengahnya adalah kalimat-kalimat penjelasnya.

4. Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah kebalikan dari paragraf campuran. Jenis paragraf ini diawali oleh kalimat-
kalimat penjelas, kemudian diikuti oleh kalimat utama paragraf dan kemudian dilanjutkan kembali
dengan kalimat-kalimat penjelas.

Artinya letak kalimat utama yang mengandung pokok pikiran utama paragraf ini terdapat di bagian
tengah-tengah dari sebuah paragraf.

Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Isinya


Ada 5 macam-macam paragraf berdasarkan isinya, yakni paragraf narasi, paragraf
deskriptif, paragraf eksposisi, paragraf argumentasi serta paragraf persuasi.

1. Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan sebuah cerita atau kejadian secara berurutan
dan kronologis. Paragraf narasi bisa dibagi menjadi dua yakni paragraf narasi kejadian untuk
menceritakan suatu kejadian serta paragraf narasi runtut cerita untuk mengembangkan urutan
tindakan hingga menghasilkan sesuatu.

Ciri-ciri paragraf narasi di antaranya yaitu terdapat alur cerita, tokoh, setting dan konflik serta tidak
memiliki kalimat utama secara tetap.

Terdapat dua jenis-jenis paragraf narasi yaitu:

• Paragraf narasi ekspositoris, berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara


informatif.
• Paragraf narasi sugestif, mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan atau imajinasi
pengarang.
2. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan kata-kata yang
mampu merangsang indra pembaca. Dalam paragraf ini, penulis ingin membuat pembaca seolah-
olah dapat melihat, mendengar maupun merasakan apa yang sedang mereka baca.

Ciri-ciri paragraf deskriptif di antaranya yaitu menggambarkan suatu benda, tempat, atau suasana
tertentu, penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra serta menjelaskan ciri-ciri objek
seperti warna, ukuran, bentuk dan keadaan secara terperinci.

Dalam paragrafi deskripsi terdapat dua pola pengembangan paragraf yang ada yaitu:

• Pola spasial
• Pola sudut pandang. Terdapat 2 jenis pola sudut pandang yaitu :
• Sudut pandang subjektif, menggambarkan objek sesuai penafsiran dan disertai opini
penulis.
• Sudut pandang objektif, menggambarkan objek apa adanya tanpa opini penulis.

3. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang menjelaskan, menyampaikan, mengajarkan, dan
menerangkan suatu topik kepada pembaca dengan tujuan memberi informasi sehingga
memperluas pengetahuan pembaca.

Ciri-ciri paragraf eksposisi di antaranya yaitu memaparkan definisi atau langkah-langkah dan
metode tertentu, mengguakan gaya bahasa yang informatif, menginformasikan sesuatu yang tidak
bisa dicapai oleh alat indra serta umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan,
mengapa dan bagaimana terkait suatu topik.

Terdapat beberapa jenis-jenis paragraf eksposisi di antaranya yaitu:

• Paragraf eksposisi definisi, paragraf yang memberikan penjelasan informasi dengan


menfokuskan pada karakteristik topik.
• Paragraf eksposisi klasifikasi, paragraf yang membagi sesuatu dan mengelompokkannya
ke dalam kelompok kategori-kategori.
• Paragraf eksposisi proses, paragraf yang menjelaskan langkah-langkah dan metode
sebagai petunjuk proses pembuatan, penggunaan atau cara-cara tertentu.
• Paragraf eksposisi ilustrasi, paragraf yang dikembangkan dengan menggunakan
gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide dan ilustrasi.
• Paragraf eksposisi pertentangan, paragraf yang berisi tentang suatu pertentangan antara
sesuatu dengan sesuatu yang lain.
• Paragraf eksposisi berita, paragraf yang berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian,
biasanya banyak ditemukan pada koran dan surat kabar.
• Paragraf eksposisi perbandingan, paragraf yang menerangkan ide atau topik dalam
kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain.
• Paragraf eksposisi analisis, paragraf yang membagi masalah dari gagasan utama menjadi
beberapa sub-bagian yang dikembangkan secara berurutan.

4. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang menyampaikan ide, gagasan atau pendapat penulis
dengan disertai bukti dan fakta aktual. Tujuan dari paragraf argumentasi adalah untuk meyakinkan
pembaca terkait ide dan pendapat tersebut benar dan terbukti.

Ciri-ciri paragraf argumentasi di antaranya yaitu menjelaskan suatu pendapat agar pembaca yakin,
memuat fakta untuk membuktikan pendapatnya, menggali sumber ide dari sebuah pengamatan dan
penelitian serta terdapat kesimpulan pada penutupnya.

Terdapat 3 jenis-jenis paragraf argumentasi yaitu:

• Paragraf argumentasi pola analogi yang berupa penalaran induktif dengan


membandingkan dua hal yang banyak persamaannya.
• Paragraf argumentasi pola generalisasi yang berupa penalaran induktif dengan cara
menarik kesimpulan secara umum berdasarkan data-data yang ada.
• Paragraf argumentasi pola hubungan sebab akibat yang dimulai dengan
mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, hingga pada kesimpulan yang menjadi
akibat.

5. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah suatu bentuk paragraf yang bertujuan membujuk dan mempengaruhi
pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan yang tertera pada paragrafnya. Penulis
menyertakan bukti data dan fakta untuk dapat mempengaruhi pembaca.

Ciri-ciri paragraf persuasi di antaranya yaitu idenya berasal dari pikiran manusia, harus bisa
menimbulkan kepercayaan pembaca, sebisa mungkin menghindari konflik serta memerlukan fakta
dan data yang akurat dan faktual sesuai isi paragraf.

Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Fungsi dan Tujuannya


Ada 3 macam-macam paragraf berdasarkan fungsi dan tujuannya, yakni paragraf
pembuka, paragraf penghubung serta paragraf penutup.

1. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka adalah paragraf yang berada di awal sebuah karya tulis. Jenis paragraf pembuka
berfungsi sebagai pengantar dan pengenalan isi kepada pembaca.
Isi dari paragraf pembuka adalah pengantar dari isi bacaan atau karya tulis yang dijabarkan dengan
lengkap pada paragraf-paragraf berikutnya.

2. Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung adalah paragraf yang berada di tengah-tengah sebuah karya tulis. Jenis
paragraf penghubung berfungsi sebagai penghubung antara paragraf pembuka dan paragraf
penutup.

Isi dari paragraf penghubung adalah inti dari karya tulis itu sendiri. Segala sesuatu terkait inti dan
wacana dari sebuah karya ada pada paragraf penghubung.

3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang berada di akhir sebuah karya tulis. Jenis paragraf penutup
berfungsi sebagai penutup sebuah karya tulis itu sendiri.

Isi dari paragraf penutup adalah kesimpulan, ringkasan, saran atau komentar penulis dari bacaan
yang sudah dijabarkan di paragraf-paragraf sebelumnya.

Demikianlah referensi jenis-jenis paragraf dan contohnya beserta penjelasannya lengkap. Memang
terdapat banyak jenis paragraf, namun tiap jenis harus tetap memiliki ciri-ciri utama paragraf
sebagai syarat sebuah paragraf itu sendiri.

Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Pengembangannya:


1. Paragraf Pertentangan
pengembangan paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan-
ungkapan seperti, berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan
tetapi, dan bertilak belakang dari.

2. Paragraf Perbandingan

Pengembangan paragraf dengan cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan jika


dibandingkan dengan, seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan
dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu.

3. Paragraf Analogi
 Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain
yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya pengembangan analogi dilakukan
dengan bantuan kiasan

 Kata-kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan.

4. Paragraf Sebab Akibat


Pengembangan paragraf dengan cara sebab akibat dilakuakn jika menerangkan suatu kejadian,
baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan yaitu padahal,
akibatnya, oleh karena itu, dan karena.
5. Paragraf dengan Cara Definisi
 Adalah, yaitu, ialah merupakan kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan
paragraf dengan cara definisi.
 Kata adalah biasanya digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diwalai dengan kata
benda
 kata yaitu digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau
sifat
 Kata ialah digunakan jika akan menjelaskan sinonim suatu hal
 Kata merupakan mendefinisikan pengertian rupa atau wujud
6. Paragraf dengan Cara Klasifikasi
 Cara klasifikasi adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokan berdasarkan ciri-
ciri tertentu.
 Kata-kata atau ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, dogolongkan
menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.

4. Contoh paragraf dengan pengembangan paragraf klasifikasi:


Berdasarkan jenisnya, demam dapat dipisahkan menjadi lima jenis yakni demam remiten,
demam kontinyu, demam intermiten, dan demam bifasik. Jenis demam ini dapat terjadi disebabkan
oleh penyakit atau infeksi yang menjangkiti anggota badan. Penyakit demam kontinyu diakibatkan
oleh adanya virus pneumonia di dalam tubuh, penyakit remiten diakibatkan karena ada penyakit
demam jantung encok dan infeksi endokarditis. Penyakit demam intermiten disebabkan oleh virus
malaria, dan penyakit bifasik diakibatkan oleh virus demam berdarah dan leptospirosis.

5. Kesalahan penulisan pada artikel “Mengenal Obesitas pada Anak, Bahaya hingga Cara
Mencegahnya” yang ditinjau dari PUEBI:
Sumber artikel: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210324190032-255-
621706/mengenal-obesitas-pada-anak-bahaya-hingga-cara-mencegahnya

Mengenal Obesitas pada Anak, Bahaya hingga Cara Mencegahnya

Obesitas tidak hanya menyerang orang dewasa, tapi juga anak-anak. Obesitas pada anak bisa
berbahaya karena cenderung berdampak lanjutan pada usia dewasa.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) pada 2018, 1 dari 7 remaja Indonesia mengalami
kelebihan berat badan yang berpeluang besar menjadi obesitas. Di samping itu, angka obesitas
pada anak usia 5-12 tahun juga tinggi yakni 9,2 persen, 13-15 tahun 4,8 persen, dan usia 16-18
tahun 4 persen.

Meski bisa disembuhkan sejak dini, tapi orang dewasa yang memiliki riwayat obesitas saat usia
anak tidak bisa bebas sepenuhnya dari penyakit ini.

Dokter Spesialis Anak I Gusti lanang Sidiartha mengatakan, anak yang sudah mengidap obesitas
sejak masa balita memiliki kecenderungan mengalami obesitas kembali di masa dewasa, meski
sempat sembuh.

Selain itu, obesitas sejak dini juga berpotensi menimbulkan penyakit lain ketika masa dewasa,
seperti diabetes dan penyakit jantung. Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, dr
Erna Mulati juga mengatakan, obesitas di usia anak bisa menyebabkan anak tumbuh tidak
percaya diri saat masa dewasa.

"Ada stigma dalam masyarakat yang menyebabkan anak obesitas tidak tumbuh percaya diri saat
dewasa, obesitas pada anak juga bisa membuat prestasi anak menurun," katanya.

Penyebab obesitas pada anak


Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Erna Mulati mengatakan, tingginya angka
obesitas pada anak bisa disebabkan beberapa hal. Pertama, karena makanan yang dikonsumsi
terlalu banyak mengandung gula sementara nutrisinya rendah. Anak juga kerap menjadi sasaran
produk makanan tinggi gula yang dijual bebas di pasaran.

Selain itu, Erna mengatakan, data Riskesda 2018 juga menunjukkan 96 persen anak usia 10-19
tahun kurang mengonsumsi buah dan sayur. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab angka
obesitas tinggi pada usia anak.

"Di samping itu juga karena aktivitas fisik anak rendah, 64 persen anak Indonesia kurang
beraktivitas secara fisik," kata Erna.

Obesitas pada anak juga bisa disebabkan karena faktor genetik bawaan dari orang tua. Sehingga
penting menjaga berat badan dan gizi seimbang saat hamil untuk menekan kemungkinan
kelahiran anak dengan berat badan lebih (overweight).

Cara mencegah anak obesitas


Lanang mengatakan bahwa tidak sulit mencegah obesitas pada anak. Pertama, ialah dengan
mengurangi asupan nutrisi berlebih pada anak yang biasanya terkandung dalam camilan, dan
makanan cepat saji.

"Obesitas itu prinsipnya terjadi ketidakseimbangan dari asupan dan kebutuhan. Asupan itu apa?
Makanan, camilan, minuman manis soft drink. Mudah saja menghilangkan risiko obesitas pada
anak, misalnya hilangkan minuman manis dan camilan, kemudian meningkatkan aktivitas fisik,"
jelasnya.

Sementara untuk balita dengan berat badan berlebih, Lanang menyarankan agar diberikan air
susu ibu (ASI) optimal hingga berusia dua tahun. ASI eksklusif terbukti dapat menekan resiko
terkena obesitas. Pemberian ASI eksklusif di bawah usia 4 bulan juga menurunkan resiko
terserang obesitas hingga 2,9 persen.

"Pemberian ASI di atas 6 bulan juga bisa menghambat obesitas karena makanan padat yang
masuk ke tubuh berkurang," kata Lanang.

Kesalahan penulisan pada artikel tersebut dan perbaikannya sesuai PUEBI:


1. Terdapat kata singkatan dokter yaitu dr, seharusnya kata tersebut diakhiri dengan tanda
titik.
Kesalahan: dr
Perbaikan: dr.
2. Terdapat kata dalam bahasa asing yaitu kata overweight, seharusnya kata tersebut ditulis
miring.
Kesalahan: overweight
Perbaikan: overweight
3. Terdapat kata dalam bahasa asing yaitu kata soft drink, seharusnya kata tersebut ditulis
miring.
Kesalahan: soft drink
Perbaikan: soft drink
4. Terdapat akronim dari air susu ibu, seharusnya huruf pertama dari setiap kata tersebut
ditulis kapital karena merupakan kata kepanjangan dari ASI.
Kesalahan: air susu ibu (ASI)
Perbaikan: Air Susu Ibu (ASI)

Anda mungkin juga menyukai