Tugas Pancasila
Tugas Pancasila
Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam
suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada
suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu
yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa
yang akan terjadi atau sedang terjadi.
Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau
sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau organisasi.
Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini yaitu :
1. Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata (jelas)
2. Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut
3. Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi
kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).
Semboyan adalah kumpulan kata atau kalimat pendek yang digunakan sebagai
dasar, tuntunan, intisari, slogan, motto dari suatu usaha bersama yang dapat
membangkitkan semangat dan menjadi ciri khas dari pemiliknya. Indonesia memiliki
semboyan-semboyan dari berbagai daerah, yaitu :
1. PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM
Lambang Aceh adalah Pancacita. Pancacita adalah lima cita, yaitu keadilam,
kepahlawanan, kemakmuran, kerukunan, dan kesejahteraan. Lambang Aceh
berbentuk persegi lima yang menyerupai kopiah. Dalam perisai itu terdapat dacin
(alat timbangan), rencong, padi, kapas, lada, cerobong pabrik, kubah masjid (di antara
padi dan kapas), kitab dan kalam. Keadilan dilembangkan dengan dacin.
Kepahlawanan dilambangkan dengan recong. Kemakmuran dilambangkan dengan
padi, kapas, lada, dan cerobong pabrik. Kerukunan dilambangkan dengan kubah
masjid. Sedangkan kesejahteraan dilambangkan kitab dan kalam.
Lambang Sumatera Barat berbentuk perisai segi lima. Di dalam lambang, terdapat
lukisan kubah masjid dan bintang, rumah gadang, dan gelombang air. Kubah masjid
melambangkan Islam sebagai agama utama rakyat Sumatra Barat. Bintang sebagai
simbol Ketuhanan Yang Maha Esa. Rumah gadang memiliki makna semangat
demokrasi, karena merupakan tempat masyarakat bermusyawarah. Gelombang air
merupakan simbol dinamika rakyat Sumatra Barat. Semboyan pada daerah ini adalah
Tuah Sakato (Bahasa Minangkabau), artinya“Manfaat kesepahaman”.
4. PROVINSI BENGKULU
Lambang Riau terdiri dari perisai yang ditepinya terdapat mata rantai berjumlah 45.
Di dalam perisai terdapat lukisan padi, kapas, gelombang laut, perahu lancang
kuning, dan keris. Rangkaian mata rantai berjumlah 45 memiliki makna tahun
kemerdekaan RI. Padi dan kapas sebagai simbol kesejahteraan rakyat. Gelombang
laut berjumlah 5 melambangkan Pancasila sebagai dasar negara RI. Perahu lancang
kuning menggambarkan semangat rakyat Riau dalam mencari hasil laut yang
melimpah. Keris berhulu kepala burung serindit memiliki makna kepahlawanan
rakyat Riau berdasarkan kebenaran dan kebijaksanaan.
6. PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Lambang Kepulauan Riau terdiri dari 6 (enam) bagian dengan rincian sebagai berikut
: Bintang berwarna kuning melambangkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa. Mata Rantai berwarna hitam berjumlah 32 (tiga puluh dua) yang berlatar
belakang warna hijau muda melambangkan kebersamaan masyarakat Provinsi
Kepulauan Riau yang bersatu padu dan menunjukkan berdirinya Provinsi Kepulauan
Riau sebagai Provinsi yang ke- 32 di Negara Republik Indonesia. Perahu berwarna
kuning sebagai simbol alat transportasi masyarakat Kepulauan Riau dengan layar
berwarna putih yang terkembang melambangkan semangat kebersamaan dalam satu
tekad mengisi laju pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau. Padi berwarna kuning
berjumlah 24 (dua puluh empat) butir dan Kapas berwarna hijau dan putih berjumlah
9 (sembilan) kuntum melambangkan kesejahteraan masyarakat Provinsi Kepulauan
Riau sebagai tujuan utama dan mengingatkan tanggal disahkannya Undang-Undang
terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau 24 September 2002, Sebilah Keris berluk 7
(tujuh) berwarna kuning emas berhulu kepala Burung Serindit berwarna hitam, di atas
tepak sirih berwarna merah lekuk 5 (lima), di dalam perahu berwarna kuning yang
dengan gelombang 7 (tujuh) lapis, yang masing-masing melambangkan sebagai
berikut : Sebilah Keris berluk 7 (tujuh) berwarna kuning emas berhulu kepala Burung
Serindit berwarna hitam, melambangkan keberanian dalam menjaga dan
memperjuangkan negeri bahari ini untuk menuju kesejahteraan dan kemakmuran,
Tepak Sirih berwarna merah melambangkan persahabatan, Perahu berwarna kuning
sebagai simbol alat transportasi masyarakat Kepulauan Riau dengan layar berwarna
putih yang terkembang, melambangkan semangat kebersamaan dalam satu tekad
mengisi laju pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau, Gelombang berlapis 7
sebagai simbol bulan Juli, sehingga mengingatkan kita diresmikannya Provinsi
Kepulauan Riau yakni tanggal 1 Juli 2004; Tulisan “PROVINSI KEPULAUAN
RIAU” berwarna putih di atas dasar lambang daerah berwarna biru tua sebagai
identitas nama daerah Pita berwarna kuning bertuliskan “BERPANCANG AMANAH
BERSAUH MARWAH” berwarna hitam adalah motto daerah yang mengandung
semangat dan tekad serta azam masyarakat Provinsi Kepulauan Riau dalam menuju
cita-cita luhurnya.
7. PROVINSI JAMBI
Lambang Jambi berbentuk perisai segi lima yang di dalamnya terdapat gambar masjid,
keris, gong, dan bertuliskan Sepucuk Jambi Sembilan Lurah. Perisai segi lima
melambangkan jiwa dan semangat Pancasila. Masjid melambangkan ketaatan
beragama rakyat Jambi. Keris sebagai simbol kepahlawanan dan keberanian. Gong
sebagai simbol jiwa musyawarah. Semboyannya berbunyi Sepucuk Jambi Sembilan
Lurah, yang mengandung arti penggambaran luasnya wilayah Kesultanan
Melayu Jambi yang mencakup Sembilan Lurah di kala pemerintahan Orang
Kayo Hitam. Adapun ke Sembilan Lurah tersebut adalah :
1. Petaji,
2. Maro Sebo,
3. Jabus,
4. Aer Itam,
5. Awin,
6. Pemayung,
7. Miji,
8. VII - Koto, dan
9. Pinokawan.
9. PROVINSI LAMPUNG
Lambang Lampung terdiri dari lukisan padi dan lada yang merupakan simbol hasil
bumi yang banyak terdapat di Lampung. Laduk dan payan berupa golok dan tombak
adalah senjata tradisional masyarakat Lampung. Gong merupakan simbol demokrasi.
Singer sebagai lambang keagungan budaya. Payung adalah tempat masyarakat
berlindung. Pada lambang, terdapat tulisan Sang Bumi Ruwai Jurai yang berarti
rumah tangga yang agung bagia dua golongan masyarakat (ruwai dan jurai) yang
terdapat pada masyarakat asli dan pandatang.
10. PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Lambang Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta berbentuk sebagai sebuah perisai
bersegi lima. Dalam perisai ini terlukis sebuah pintu gerbang atau gapura. Kemudian
di tengahnya ada gambar Monumen Nasional Indonesia yang di sisi kiri dan kanan
dilingkari dengan padi dan kapas. Lalu di bawahnya ada gambar gelombang yang
dilukiskan secara stilistis. Simbolika lambang Monumen Nasional Indonesia adalah
sebuah markah tanah Jakarta sehingga dilukiskan pada lambang ini. Kemudian kapas
dan padi melambangkan kemakmuran atau usaha Jakarta yang bertekad mencukupi
kebutuhan sandang dan pangan warganya. Gambar gelombang melukiskan lokasi
Jakarta di pesisir dan juga Jakarta sebagai kota pelabuhan. Semboyan Jakarta
memiliki semboyan Jaya Raya yang artinya ialah lambang semangat kota Jakarta
supaya tetap berjaya dan besar.
12. PROVINSI JAWA BARAT
Lambang Jawa Tengah berbentuk kundi amerta (cupu manik) dengan bentuk
dasar segi lima. Di dalam lambang, terdapat lukisan candi Borobudur, gunung
kembar, laut dan gunung, bambu runcing, bintang, padi dan kapas. Di bawah lambang
,terdapat tulisan yang merupakan semboyan, yaitu Prasetya Ulah Sakti Bhakti Praja
(Janji akan bekerja keras membangun bangsa dan negara). Kundi amerta dengan
bentuk dasar segi lima, melambangkan Pancasila. Candi Borobudur merupakan
identitas Jawa Tengah. Gunung kembar memiliki arti persatuan antara rakyat dan
pemerintah daerah. Laut dan gunung melambangkan hidup dan kehidupan. Bambu
runcing sebagai simbol perjuangan kemerdekaan. Sedangkan bintang, padi, dan kapas
melambangkan hari depan rakyat Jawa Tengah menuju masyarakat adil makmur
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
15. PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
Lambang Jawa Timur berbentuk perisai dengan bentuk dasar segi lima.
Lambang ini terdiri dari gambar bintang, tugu pahlawan, gunung berapi, pintu
gerbang candi, sawah ladang, padi kapas, bunga, roda dan rantai. Bintang merupakan
lambang Ketuhanan Yang Maha Esa. Tugu pahlawan melambangkan kepahlawanan
rakyat Jawa Timur dalam perang kemerdekaan. Gunung berapi melambangkan
semangat mencapai masyarakat adil dan makmur. Pintu gerbang candi sebagai simbol
cita-cita perjuangan masa lampau dan sekarang. Sawah, ladang, sungai, padi, dan
kapas sebagai simbol kemakmuran. Sedangkan roda dan rantai sebagai simbol
kekuatan. Di bawah perisai, terdapat tulisan Jer Basuki Mawa Beya, yang memiliki
makna keberhasilan membutuhkan kesungguhan
17. PROVINSI BALI
Lambang Bali berbentuk segi lima dan berlukiskan Bali Dwipa Jaya yang
berarti Jayalah Pulau Bali. Di dalamnya terdapat gambar bintang, Candi Pahlawan
Margarana, Candi Bentar, rantai, kipas, bunga teratai, padi dan kapas. Bintang segi
lima, melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Candi Pahlawan Margarana,
menggambarkan jiwa kepahlawanan rakyat Bali. Candi Bentar, lambang keagamaan
yang agung rakyat Bali. Rantai melambangkan persatuan. Kipas melambangkan
kebudayaan Bali. Bunga teratai lambang Singgasana Batara Siwa. Sedangkan padi
dan kapas melambangkan kemakmuran. Semboyan yang ada pada daerah ini adalah
Bali Dwipa Jaya (Bahasa Kawi), yang berarti Pulau Bali Jaya.
Lambang Nusa Tenggara Timur berbentuk perisai dengan lima sudut yang
memiliki arti perlindungan rakyat, juga berarti lima sila Pancasila. Dalam perisai
tergambar bintang, Komodo, padi, kapas, tombak dan pohon beringin. Bintang
melambangkan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Komodo dalam lambang adalah
satu-satunya reptil prasejarah yang hingga kini masih dilindungi. Binatang purba ini
merupakan reptil raksasa yang oleh dunia dinyatakan dilindungi karena jenis hewan
ini hanya terdapat di NTT, tepatnya di Pulau Komodo. Banyak wisatawan dari
seluruh dunia datang ke pulau ini hanya untuk melihat Komodo. Padi dan kapas
melambangkan kemakmuran. Tombak berarti keagungan dan kejayaan. Sedangkan
pohon beringin merupakan persatuan dan kesatuan yang tetap terpelihara. Hari
terbentuknya provinsi Nusa Tenggara Timur dilukiskan melalui jumlah padi (14) dan
tahun 1958 tertera langsung pada sudut bawah lambang.
Lambang Sulawesi Selatan terdiri dari unsur bintang, padi dan kapas, banteng
sombu opu, badik, gunung dan petak sawah, dan perahu pinisi. Bintang sebagai
simbol kepercayaan terhadap Tuhan YME. Padi dan kapas melambangkan
kemakmuran. Banteng sombu opu sebagai simbol kepahlawanan yang gagah berani.
Badik merupakan senjata khas Sulawesi Selatan. Gunung dan sawah adalah pangkal
menuju masyarakat sosialis Indonesia. Sedangkan perahu pinisi merupakan simbol
jiwa bahari para pelaut Bugis yang terkenal. Semboyannya adalah Todo, “Teguh
dalam keyakinan”
Lambang Papua Barat memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Tulisan Papua Barat
menjelaskan nama Provinsi Papua Barat. Bintang berwarna putih bermakna
Ketuhanan Yang Maha Esa dan cita-cita serta harapan yang akan diwujudkan. Pohon
dan ikan bermakna bahwa Provinsi Papua Barat memiliki sumber daya hutan dan
sumber daya laut yang berpotensi untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat. Menara kilang dengan semburan api berwarna merah bermakna bahwa
Provinsi Papua Barat memiliki kekayaan bahan tambang yang melimpah. Leher dan
kepala burung Kasuari menghadap ke kanan dalam bidang lingkaran hijau bermakna
bahwa Provinsi Papua Barat secara geografis terletak di wilayah leher dan kepala
burung Pulau Papua, sekaligus memilki filosofi ketangguhan, keberanian, kekuatan
dan ketahanan menghadapi tantangan pembangunan dimasa depan serta berkeyakinan
bahwa dengan semangat persatuan dan kesatuan, kesinambungan pembangunan akan
mewujudkan masa depan yang cerah. Bidang Hijau yang diapit 3 (tiga) bidang biru
bermakna kesatuan tekad dan perjuangan dari 3 (tiga) unsur: pemerintah, rakyat/adat
dan agama mewujudkan keberadaan Provinsi Papua Barat. Perisai dengan warna
dasar biru bersudut lima bermakna bahwa provinsi Papua Barat berasaskan Pancasila
yang mampu melindungi seluruh rakyat. Sepasang pelepah daun sagu, masing-masing
pelepah bagian kanan terdiri dari 12 (dua belas) pasang anak daun, bagian kiri terdiri
dari 10 (sepuluh) pasang anak daun yang diikat oleh dua angka sembilan bermotif
ukiran karerin budaya Papua, bermakna bahwa Provinsi Papua Barat dibentuk pada
tanggal 12 Oktober 1999 sebagai Provinsi ke-2 di Tanah Papua dan ke-31 di wilayah
NKRI. Sagu merupakan makanan pokok masyarakat Provinsi Papua Barat yang
melambangkan kesejehteraan dan kemakmuran. Seutas pita berwarna kuning
bertuliskan "CINTAKU NEGERIKU" terletak di bagian bawah perisai merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari perisai bermakna folosofis perjuangan seluruh
komponen masyarakat untuk mempertahankan keberadaan Provinsi Papua Barat
dalam bingkai NKRI.
1. Aceh
RAJE ADIL RAJE DISEMBAH, RAJE LALIM RAJE DISANGGAH
raja adil disembah, raja lalim disangah
Ketaatan terhadap perintah pimpinan tergantung perangai pemimpin
itu sendiri.
2. Batak
Manat unang tartuktuk, nanget unang tarrobung
berhati-hati agar tidak tersandung, pelan-pelan agar tidak terperosok
Dalam setiap tindakan pemimpin sepatutnya bertindak hati-hati.
3. Minang
Bejalan paliharolah kaki, bakato paliharolah lidah
berjalan peiharalah kaki, berkata peliharalah lidah
Hati-hatilah dalam berjalan begitu juga dalam melihat, sehingga tidak
menyakiti orang lain.
4. Lampung
Mak pateh lamun lemeh, mak pegat lamun kendur
tidak patah jika lemah, tidak putus jika kendur
Pemimpin jangan mengumbar keberanian untuk menghidari
kekalahan.
5. Betawi
PANJANGNYE ULER MASIH ADE BUNTUTNYE, PANJANGNYE
KATE HARUS ADE MAKSUDNYE
panjangnya ular masih ada buntutnya, panjangnya kata harus jelas isi
pesannya
Pemimpin yang kuat harus mampu bicara jelas dan mudah mengerti.
6. Sunda
Cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok
air jatuh di atas batu lama-lama menimbulkan lubang
Siapapun jika berusaha terus-menerus lama-kelamaan pasti akan
membuahkan hasil.
7. Jawa
Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tutwuri handayani
di depan menjadi teladan, di tengah ikut bekarya, dari belakang memberi
dorongan
Pemimpin hakikatnya harus bisa berdiri di mana saja. Siap memberi
komando sekaligus sanggup bekerjasama dengan kalangan yang
dipimpin.
Adapun dari Jawa Barat yang terdapat dalam bahasa Sunda, yaitu :
orang lain.
Artinya: jangan mengajak orang lain untuk melakukan kejelekan dan permusuhan.
Artinya: segala sesuatu harus dipertimbangkan agar pihak lain tidak tersinggung.
Artinya: jika kita mengetahui sesuatu kejelekan orang lain, hal itu Janganlah
disebarluaskan.
Kita melakukan suatu kebajikan ataupun kebaikan terhadap orang lain atau seseorang
harus merupakan kesadaran dari diri kita sendiri, jangan sekedar terbawa-bawa saja,
seperti tampak dalam contoh berikut ini:
melakukannya.
8. Madura
BENGAL KATHONDING TAKOK KA TAJAM
hanya berani gagangnya tapi takut dengan tajamnya celurit
Pemimpin harus berani menghadapi setiap resiko kepempimpinannya.
Jangan mau enak memimpin tapi takut menghadapi beban berat di
hadapannya.
9. Bali
Lakar punyane tumbuh ngamenekang, lakar akahe tumbuh nganuunag
apa yang akan menjadi batang tumbuh ke atas, yang menjadi akar
tumbuh ke bawah
Setiap pemimpin hendaknya memahami potensi diri untuk digali,
diasah, dan dikembangkan guna menopang masa depan.
10. Dayak
Tg batang tg kulat tumbu
ada batang ada cendawan tumbuh
Di mana saja kita berada, di situ kita pasti ada rezeki. Oleh sebab itu
seorang pemimpin harus optimis dengan setiap pekerjaan.
11. Sulawesi
Dika tumon tuanggoi tak mononggadi mako talaan mangoi
jangan seperti burung, setelah bertelur ditinggal pergi
Setiap pemimpin harus bertanggungjawab terhadap pekerjaan dan
perbuatannya.
12. Bugis
Resopa temmangingi namalomo naletei pammase dewata
hanya perjuangan dan kerja keras terus menerus yang akan mendapat
ridho Tuhan YME
Dari seluruh nila-nilai budaya yang terlahir dari berbagai daerah jelaslah
bahwa bangsa Indonesia memiliki identitas yang dibangun dari nilai-nilai tersebut.
Walaupun berbeda-beda baik dalam tata bahasa, maupun kata-katanya, namun semua
itu memiliki tujuan yang sama. Nilai-nilai tersebut mencerminkan kehidupan bangsa
Indonesia, sifat masyarakat Indonesia dan sikap pemimpin bangsa yang pantas
diterapkan di Negara Indonesia, karena pada dasarnya nila-nilai tersebut digali dari
bangsa Indonesia itu sendiri. Dengan kata lain, nilai-nilai yang tersebut relevan
dengan kehidupan bangsa ini, selagi warganya termasuk kita kaula muda dan penerus
bangsa bisa mempertahankan dan menjaga kelestarian nlai-nilai tersebut. Walaupun
era globalisasi telah menyelimuti Negara Indonesia, namun kita harus tetap bersikeras
untuk menjaga kelestarian nilai-nilai budaya khususnya di daerah sendiri. Namun kini
kerap ditemukan munculnya sikap-sikap pemerintah yang melenceng dari nilai-nilai
budaya, contoh dalam pepatah “Yén ana angin bolang-baling, aja gandulan wit ing
kiara, tapi gandulana suket sadagori.”
“ jika ada angin ribut, jangan berpegang pada kiara, tetapi peganglah tumbuhan
sadagori”
Artinya: jika terjadi huru-hara, janganlah berpegang pada yang besar atau
berkuasa, tetapi berpeganglah kepada sesuatu yang sering dianggap kecil, yakni
kebenaran. Banyak sekali pemerintah yang melenceng dari nilai tersebut,seperti
melakukan korupsi, suap, dan sebagainya, nilai-nilai budaya tersebut menjadi turun
relevansinya karena tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Maka dari itu,
melestarikan nila-nilai tersebut sangat diperlukan dengan cara mengaplikasikannya
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
SUMBER REFERENSI