KELAS : B
PERANCANGAN KOTA
PETA DIGITAL
PENGENALAN LOKASI
Sebelum direnovasi seperti sekarang, tempat ini dulu dijadikan tempat berkumpul anak-anak
SMP, dan juga area untuk jogging pagi. Di bawah patung ini penuh dengan coretan-coretan dan tanaman yang
tumbuh di sekitarnya pun kurang terawat.
Proses renovasi patung ini sontak mengundang banyak kontroversi. Pohon-pohon harus ditebang dan diganti
dengan beton-beton. Banyak masyarakat beranggapan hal ini merusak lingkungan, demi sebuah ikon
keindahan baru di Kota Kupang. Bentuk ketidaksetujuan ini hadir dalam kiriman facebook, instagram, hingga
baliho protes dari sejumlah lembaga pemerhati lingkungan, seperti WALHI NTT.
Pada tanggal 06 November 2018, melalui akun instagram-nya, WALHI NTT memuat protes tentang
penebangan pohon dengan alasan pembangunan. WALHI NTT menilai hal tersebut melanggar pasal 14 dan
Perda Kota Kupang No. 7 Tahun 2000 Tentang Ruang Terbuka Hijau Kota Kupang.
Sejarah Bundaran Tirosa
Setelah direnovasi, area sekitar monumen ini dimanfaatkan sebagai tempat untuk menyelenggarakan berbagai acara,
mulai dari konser hingga acara keagamaan. Seperti konser musik GMIT Benyamin Oebufu dalam rangka menyambut
paskah pada bulan April dan pawai menyongsong Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka yang diadakan 2019 lalu.
Banyak masyarakat kota Kupang juga berlomba-lomba datang ke tempat ini untuk sekedar mengambil foto dengan
kamera handphone maupun kamera profesional. Taman di sekitar patung ini juga sering dimanfaatkan oleh komunitas-
komunitas motor untuk berkumpul di malam hari, terlebih di malam minggu.
Pemandangan lain yang tidak kalah menarik di sini yaitu mobil dan motor yang menjajakan minuman dan makanan
pada malam hari. Mobil dan motor-motor ini dimodifikasi menyerupai warung kopi, dilengkapi dengan pemanas air
dan juga menyediakan alas duduk bagi para pengunjung yang datang. Bukan hanya itu saja ada pula penjual kopi yang
sambil berjualan juga mengumpulkan donasi berupa baju bekas dan Alkitab yang dapat ditukar dengan segelas kopi
panas.
Di sekitar monumen ini juga dibangun taman-taman kecil yang dilengkapi berbagai fasilitas seperti
tempat duduk, tempat sampah, lampu taman dan setapak untuk jogging. Namun sangat disayangkan
karena masih banyak sampah berserakkan di sekitar tempat ini, sampah bungkusan makanan maupun cup
kopi bekas. Padahal jika diperhatikan dengan baik, jarak tempat sampah sangat mudah dijangkau dan
sudah dipisahkan menurut jenis-jenis sampahnya. Tempat ini memang dapat diakses siapa saja namun
bukan berarti sampah yang dihasilkan pun tidak menjadi tanggung jawab kita. Taman dan patung ini akan
terjaga dan terawat jika dibarengi kesadaran bersama dalam menjaganya.
B. Elemen Rancang Kota Menurut Hamid Shirvani Pada Bundaran Tirosa
• TATA GUNA LAHAN
Sebagai salah satu elemen kunci dalam perancangan kota, tata guna lahan dalam perkotaan
harus direncanakan dengan sebaik mungkin. Tetapi tidak menutup kemungkinan terjadinya
masalah-masalah yang muncul sebagai kendala dalam kebijakan tata guna lahan.
A. Permasalahan-permasalahan yang terdapat pada Kawasan Bundaran TIROSA diantaranya
adalah
1. Tidak terdapatnya pos jaga pada Kawasan, hal ini ditakutkan menimbulkan masalah
jika Kawasan padat seperti bundaran tirosa
2. Banyaknya rumah pada area pinggiran kali liliba yang dapat menjadi aarea rawan
bencana, dan dapat menjadi bencana lainnya jika tidak di tertibkan
B. Pemecahan masalah
1. Perlu ditempatkan pos polosi disekitar area tersebut
2. Perlu di tertibkan dan di bangun sarana disekitar kali liliba
Elemen ruang terbuka kota meliputi lansekap, jalan, pedestrian, taman dan ruang-ruang rekreasi
a) Permasalahan Ruang Terbuka yang terdapat di Bundaran Tirosa yaitu masih minimnya
vegetasi pada taman area tengah Bundaran Tirosa.
b) Kemudian jalan dari arah jembatan iliba yang menghubungkan dua jalur sebelumnya,
sehingga berpotensi mengakibatkan kemacetan. Kemacetan biasanya terjadi pada pagi
hari dan sore hari.
Berikut adalah penyelesaian masalah pada Bundaran Tirosa
a) Survei pada daerah yang direncanakan untuk menentukan kemampuan daerah tersebut
untuk berkembang
b) Rencana jangka Panjang untuk mengoptimalkan potensi Kawasan
Bundaran Tirosa sebagai ruang public
c) Pemanfaatan potensi alam Bundaran Tirosa dengan menghadirkan vegetasi yang cukup
• PENANDAAN
Penandaan yang dimaksud adalah petunjuk arah jalan, rambu lalu lintas, media iklan, dan
berbagai bentuk penandaan lain
a) Permasalahan Rambu, papan reklame pada bundaran TIROSA
▪ Rambu-rambu larangan berhenti tidak tersedia pada daerah dengan mobilitas tinggi
▪ Tidak adanya tanda penyebrangan jalan, padahal daerah ini merupakan salah satu
Kawasan dengan mobilitas tinggi di kota kupang
▪ Ada beberapa iklan tertentu yang menutupi masa bangunan pada daerah hotel
Amaris
b) Berikut adalah penyelesaian masalah pada Bundaran Tirosa
▪ Perletakan rambu-rambu larangan berhenti pada daerah dengan mobilitas tinggi
▪ Pemberiaan tanda penyebrangan jalan pada
persimpangan bundaran TIROSA
▪ Perlu ditertibkannya iklan-iklan yang menghalangi masa bangunan
B. Elemen Rancang Kota Menurut Hamid Shirvani Pada Bundaran Tirosa
• PRESERVASI DAN KONSERVASI
Preservasi dalam perancangan kota adalah perlindungan terhadap lingkungan tempat tinggal
(permukiman) dan urban places (alun-alun, plasa, area perbelanjaan) yang ada dan mempunyai ciri
khas, seperti halnya perlindungan terhadap bangunan bersejarah.
A. Permasalahan :
➢ Banyaknya bangunan peninggalan dipinggirkann salah satunya bangunan kantor PU
lama
B. Pemecahan :
➢ Perlu dirawatnya bangunan peninggalan agar menjadi asset
➢ Tetap dijaganya patung tirosa sebagai peninggalan kawasan
• AKTIFITAS PENDUKUNG
Aktifitas pendukung pada bundaran tirosa ini yaitu jadi tempat pemberhentian angkutan umum
seperti bemo untuk menurunkan penumpang dan menarik penumpang.
Pada malam hari jadi tempat nongkrong dan bersantai kalangan milenial
B. Elemen Rancang Kota Menurut Hamid Shirvani Pada Bundaran Tirosa
• BENTUK DAN MASSA BANGUNAN
Massa bangunan yang terdapat pada sekitar kawasan bundaran tirosa yang didominasi dengan
banguna yang ketinggiannya 2 lantai, ada juga hipermart, dan hotel dengan ketinggian 9 lantai, dan
PLN. ketinggian dan jarak antar bangunan tidak terlalu padat, sehingga masih menjamin masuknya
angin dan cahaya matahari disekitar tapak atau lokasi bondaran tirosa. Namun jarak antar bagunan
di arah selatan bndaran, terlalu padat sehingga mengurangi potensi resapan air tanah.