Anda di halaman 1dari 9

MEMETAKAN PERMASALAHAN KOTA YANG

TERJADI DI KAWANSAN OBJEK KAJIAN


TEORI HAMID SHIRVANI
(BUNDARAN TIROSA)
NAMA : PETRUS ERICSON D. SADA
(221 18 093)
MIKSON REFORTMEN MAU
(22118097)

KELAS : B

PERANCANGAN KOTA
PETA DIGITAL
PENGENALAN LOKASI

Sumber: google Peta Nusa Tenggara Timur (Kupang)

Sumber: google Peta Kota Kupang

Sumber: google kawasan Tirosa


Sejarah Bundaran Tirosa
Monumen Tirosa dibangun pada tahun 1995, di masa pemerintahan Bupati Paul Lawa Rihi. Saat itu,
Kabupaten Kupang memiliki wilayah yang luas, mulai dari Pulau Timor sampai Pulau Semau, Pulau Rote dan Pulau
Sabu. Abreviasi dari kondisi geografis inilah yang menjadi TIROSA. Timor, Rote, Sabu.
Selain itu, tokoh-tokoh yang menjadi ikon monumen tersebut adalah tiga orang yang berasal dari Timor, Rote dan
Sabu. Mereka adalah H.R. Koroh, (Raja Amarasi, Timor), Prof.Dr.Ir. Herman Johannes (lahir di Pulau Rote, rektor
UGM Yogyakarta 1961-1966) dan Mayjen.TNI El Tari (lahir di Pulau Sabu, Gubernur NTT periode 1966-1978).
Luasnya wilayah dan keberagaman etnis inilah yang membuat Kabupaten Kupang membutuhkan sebuah semboyan
yang bisa menyatukan. Maka lahirlah semboyan TIROSA BERSATU, akronim dari Tekun, Ibadah, Rukun, Objektif,
Setia, Adil, Bersih, Elok, Rapih, Sehat, Aman, Tertib, Utuh.
Semangat besar itu lalu diwujudkan dalam bentuk monumen yang digagas oleh Bupati Paul Lawa Rihi, dan dibuat oleh
seorang artis senior Christian Ngefak. Monumen ini dibangun di bundaran yang kita kenal dengan Bundaran PU,
karena lokasinya dekat dengan Kantor PU Kabupaten Kupang waktu itu (sekarang sudah menjadi pusat perbelanjaan
Hypermart).

Sebelum direnovasi seperti sekarang, tempat ini dulu dijadikan tempat berkumpul anak-anak
SMP, dan juga area untuk jogging pagi. Di bawah patung ini penuh dengan coretan-coretan dan tanaman yang
tumbuh di sekitarnya pun kurang terawat.
Proses renovasi patung ini sontak mengundang banyak kontroversi. Pohon-pohon harus ditebang dan diganti
dengan beton-beton. Banyak masyarakat beranggapan hal ini merusak lingkungan, demi sebuah ikon
keindahan baru di Kota Kupang. Bentuk ketidaksetujuan ini hadir dalam kiriman facebook, instagram, hingga
baliho protes dari sejumlah lembaga pemerhati lingkungan, seperti WALHI NTT.
Pada tanggal 06 November 2018, melalui akun instagram-nya, WALHI NTT memuat protes tentang
penebangan pohon dengan alasan pembangunan. WALHI NTT menilai hal tersebut melanggar pasal 14 dan
Perda Kota Kupang No. 7 Tahun 2000 Tentang Ruang Terbuka Hijau Kota Kupang.
Sejarah Bundaran Tirosa
Setelah direnovasi, area sekitar monumen ini dimanfaatkan sebagai tempat untuk menyelenggarakan berbagai acara,
mulai dari konser hingga acara keagamaan. Seperti konser musik GMIT Benyamin Oebufu dalam rangka menyambut
paskah pada bulan April dan pawai menyongsong Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka yang diadakan 2019 lalu.
Banyak masyarakat kota Kupang juga berlomba-lomba datang ke tempat ini untuk sekedar mengambil foto dengan
kamera handphone maupun kamera profesional. Taman di sekitar patung ini juga sering dimanfaatkan oleh komunitas-
komunitas motor untuk berkumpul di malam hari, terlebih di malam minggu.

Pemandangan lain yang tidak kalah menarik di sini yaitu mobil dan motor yang menjajakan minuman dan makanan
pada malam hari. Mobil dan motor-motor ini dimodifikasi menyerupai warung kopi, dilengkapi dengan pemanas air
dan juga menyediakan alas duduk bagi para pengunjung yang datang. Bukan hanya itu saja ada pula penjual kopi yang
sambil berjualan juga mengumpulkan donasi berupa baju bekas dan Alkitab yang dapat ditukar dengan segelas kopi
panas.

Di sekitar monumen ini juga dibangun taman-taman kecil yang dilengkapi berbagai fasilitas seperti
tempat duduk, tempat sampah, lampu taman dan setapak untuk jogging. Namun sangat disayangkan
karena masih banyak sampah berserakkan di sekitar tempat ini, sampah bungkusan makanan maupun cup
kopi bekas. Padahal jika diperhatikan dengan baik, jarak tempat sampah sangat mudah dijangkau dan
sudah dipisahkan menurut jenis-jenis sampahnya. Tempat ini memang dapat diakses siapa saja namun
bukan berarti sampah yang dihasilkan pun tidak menjadi tanggung jawab kita. Taman dan patung ini akan
terjaga dan terawat jika dibarengi kesadaran bersama dalam menjaganya.
B. Elemen Rancang Kota Menurut Hamid Shirvani Pada Bundaran Tirosa
• TATA GUNA LAHAN

Sebagai salah satu elemen kunci dalam perancangan kota, tata guna lahan dalam perkotaan
harus direncanakan dengan sebaik mungkin. Tetapi tidak menutup kemungkinan terjadinya
masalah-masalah yang muncul sebagai kendala dalam kebijakan tata guna lahan.
A. Permasalahan-permasalahan yang terdapat pada Kawasan Bundaran TIROSA diantaranya
adalah
1. Tidak terdapatnya pos jaga pada Kawasan, hal ini ditakutkan menimbulkan masalah
jika Kawasan padat seperti bundaran tirosa
2. Banyaknya rumah pada area pinggiran kali liliba yang dapat menjadi aarea rawan
bencana, dan dapat menjadi bencana lainnya jika tidak di tertibkan
B. Pemecahan masalah
1. Perlu ditempatkan pos polosi disekitar area tersebut
2. Perlu di tertibkan dan di bangun sarana disekitar kali liliba

• SIRKULASI DAN PERPARKIRAN


Permasalahan yang ada pada elemen parkir dan sirkulasi di sekitaran bundaran tirosa yaitu :
• Kurangnya lahan parkir untuk kendaraan umum. Sehingga kendaraan umum
berhenti,parkir,menurunkan penumpang dan menunggu penumpang di badan jalan.
Sehingga mempengaruhi sirkulasi di bundaran tirosa.
• Jalan yang terlalu sempit dari liliba Ini mengakibatkan sirkulasi menuju bundaran menjadi
tidak lancar saat pagi hari saat orang-orang pergi bekerja dan saat sore hari saat orang-
orang pulang bekerja
Pemecahan untuk masalah ini yaitu :
• Menyediakan area parkir untuk kendaraan umum khususnya bemo agar tidak berhenti,
menunggu penumpang, menurunkan penumpang di pinggir jalan. Melainkan di area parkir
yang telah disediakan
B. Elemen Rancang Kota Menurut Hamid Shirvani Pada Bundaran Tirosa
• RUANG TERBUKA

Elemen ruang terbuka kota meliputi lansekap, jalan, pedestrian, taman dan ruang-ruang rekreasi
a) Permasalahan Ruang Terbuka yang terdapat di Bundaran Tirosa yaitu masih minimnya
vegetasi pada taman area tengah Bundaran Tirosa.
b) Kemudian jalan dari arah jembatan iliba yang menghubungkan dua jalur sebelumnya,
sehingga berpotensi mengakibatkan kemacetan. Kemacetan biasanya terjadi pada pagi
hari dan sore hari.
Berikut adalah penyelesaian masalah pada Bundaran Tirosa
a) Survei pada daerah yang direncanakan untuk menentukan kemampuan daerah tersebut
untuk berkembang
b) Rencana jangka Panjang untuk mengoptimalkan potensi Kawasan
Bundaran Tirosa sebagai ruang public
c) Pemanfaatan potensi alam Bundaran Tirosa dengan menghadirkan vegetasi yang cukup

• JALUR PEJALAN KAKI


Merupakan salah satu elemen penting dalam perancangan kota, Pedestrian merupakan sarana
bagi pejalan kaki dan sarana untuk kegiatan pada sektor informal, misalnya pedagang kaki
lima dan penjual eceran.
a) Permasalahan Jalur Pejalan Kaki yang terdapat di Bundaran TIROSA yaitu :
▪ Tidak adanya pengendali kecepatan pada area sekitar Bundaran Tirosa,
▪ Tidak tersedianya lapak tunggu bagi pejalan kaki,
▪ Minimnya fasilitas tempat sampah di sepajang jalur pejalan kaki,
B. Elemen Rancang Kota Menurut Hamid Shirvani Pada Bundaran Tirosa
b) Berikut adalah penyelesaian masalah pada Bundaran Tirosa

▪ Penambahan fasilitas penambah pengendali kecepatan untuk memaksa pengendara


menurunkan kecepatan kendaraan saat mendekati fasilitas penyeberangan atau lokasi
tertentu.
▪ Menyediakan Lapak tunggu untuk berhenti sementara pejalan kaki dalam melakukan
penyeberangan.Menyediakan fasilitas tempat sampah pada fasilitas pejalan kaki hanya
untuk menampung sampah yang dihasilkan oleh pejalan kaki

• PENANDAAN
Penandaan yang dimaksud adalah petunjuk arah jalan, rambu lalu lintas, media iklan, dan
berbagai bentuk penandaan lain
a) Permasalahan Rambu, papan reklame pada bundaran TIROSA
▪ Rambu-rambu larangan berhenti tidak tersedia pada daerah dengan mobilitas tinggi
▪ Tidak adanya tanda penyebrangan jalan, padahal daerah ini merupakan salah satu
Kawasan dengan mobilitas tinggi di kota kupang
▪ Ada beberapa iklan tertentu yang menutupi masa bangunan pada daerah hotel
Amaris
b) Berikut adalah penyelesaian masalah pada Bundaran Tirosa
▪ Perletakan rambu-rambu larangan berhenti pada daerah dengan mobilitas tinggi
▪ Pemberiaan tanda penyebrangan jalan pada
persimpangan bundaran TIROSA
▪ Perlu ditertibkannya iklan-iklan yang menghalangi masa bangunan
B. Elemen Rancang Kota Menurut Hamid Shirvani Pada Bundaran Tirosa
• PRESERVASI DAN KONSERVASI

Preservasi dalam perancangan kota adalah perlindungan terhadap lingkungan tempat tinggal
(permukiman) dan urban places (alun-alun, plasa, area perbelanjaan) yang ada dan mempunyai ciri
khas, seperti halnya perlindungan terhadap bangunan bersejarah.
A. Permasalahan :
➢ Banyaknya bangunan peninggalan dipinggirkann salah satunya bangunan kantor PU
lama
B. Pemecahan :
➢ Perlu dirawatnya bangunan peninggalan agar menjadi asset
➢ Tetap dijaganya patung tirosa sebagai peninggalan kawasan

• AKTIFITAS PENDUKUNG
Aktifitas pendukung pada bundaran tirosa ini yaitu jadi tempat pemberhentian angkutan umum
seperti bemo untuk menurunkan penumpang dan menarik penumpang.
Pada malam hari jadi tempat nongkrong dan bersantai kalangan milenial
B. Elemen Rancang Kota Menurut Hamid Shirvani Pada Bundaran Tirosa
• BENTUK DAN MASSA BANGUNAN

Massa bangunan yang terdapat pada sekitar kawasan bundaran tirosa yang didominasi dengan
banguna yang ketinggiannya 2 lantai, ada juga hipermart, dan hotel dengan ketinggian 9 lantai, dan
PLN. ketinggian dan jarak antar bangunan tidak terlalu padat, sehingga masih menjamin masuknya
angin dan cahaya matahari disekitar tapak atau lokasi bondaran tirosa. Namun jarak antar bagunan
di arah selatan bndaran, terlalu padat sehingga mengurangi potensi resapan air tanah.

Kepadatan massa bangunan pada Kawasan


Bundaran tirosa

Anda mungkin juga menyukai