Anda di halaman 1dari 2

Ilmu Tidak Bebas Nilai

Pengertian :
 Ilmu yang tidak bebas nilai memandang bahwa ilmu itu selalu terikat dengan nilai dan
harus dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek nilai. Perkembangan ilmu tidak
lepas dari nilai-nilai ekonomis, sosial, religious, dan nilai-nilai lainnya. (Ilmu yang tidak
bebas nilai ini memandang bahwa ilmu itu selalu terkait dengan nilai dan harus di
kembangkan dengan mempertimbangkan nilai. Ilmu jelas tidak mungkin bisa terlepas
dari nilai-nilai kepentingan-kepentingan baik politik, ekonomi, sosial, keagamaan,
lingkungan dan sebagainya.)
 Ilmu pengetahuan terbebani dengan nilai. Ilmu pengetahuan, karena mempunyai
kecenderungan pragmatis yang kuat, diliputi oleh nilai; mau tidak mau peduli atas
persoalan penderitaan manusia, peduli akan keselamatan manusia, dan akan harkat dan
martabat manusia.
*Pragmatis : bersifat praktis dan berguna bagi umum
*Tokoh lain Habermas sebagaimana yang ditulis oleh Rizal Mustansyir dan Misnal
Munir (2001) berpendirian teori sebagai produk ilmiah tidak pernah bebas nilai.
Pendirian ini diwarisi Habermas dari pandangan Husserl yang melihat fakta atau obyek
alam diperlukan oleh ilmu pengetahuan sebagai kenyataan yang sudah jadi. Fakta
atau obyek itu sebenarnya sudah tersusun secara spontan dan primordial dalam
pengalaman sehari-hari, dalam Lebenswelt atau dunia sebagaimana dihayati. Setiap
ilmu pengetahuan mengambil dari Lebensweltitu sejumlah fakta yang kemudian
diilmiahkan berdasarkan kepentingan-kepentingan praktis. Habermas menegaskan
lebih lanjut bahwa ilmu pengetahuan alam terbentuk berdasarkan kepentingan-
kepentingan teknis. Ilmu pengetahuan alam tidaklah netral, karena isinya tidak lepas
sama sekali dari kepentingan praktis. Ilmu sejarah dan hermeneutika juga ditentukan oleh
kepentingankepentingan praktis kendati dengan cara yang berbeda. Kepentingannya ialah
memelihara serta memperluas bidang aling pengertian antar manusia dan perbaikan
komunikasi. Setiap kegiatan teoritis yang melibatkan pola subyek-subyek selalu
mengandung kepentingan tertentu. Kepentingan itu bekerja pada tiga bidang yaitu
pekerjaan, bahasa, dan otoritas. Pekerjaan merupakan kepentingan ilmu pengetahuan
alam, bahasa merupakan kepentingan ilmu sejarah dan hermeneutika, sedang otoritas
merupakan kepentingan ilmu sosial.
Jurgen Habernas membedakan ilmu menjadi tiga macam sesuai kepentingan masing-masing :
 Setiap ilmu selalu memiliki kepentingan kepentingan (Jurgen Habermas)
1. Pengetahuan yang pertama, berupa ilmu-ilmu alam yang bekerja secara empiris-
analitis. Ilmu ini menyelidiki gejala-gejala alam secara empiris dan menyajikan hasil
penyelidikan untuk kepentingan-kepentingan manusia. Dari ilmu ini pula disusun teori-
teori yang ilmiah agar dapat diturunkan pengetahuan-pengetahuan terapan yang besifat
teknis. Pengetahuan teknis ini menghasilkan teknologi sebagai upaya manusia untuk
mengelola dunia atau alamnya.
2. Pengetahuan yang kedua, berlawanan dengan pengetahuana yang pertama, karena
tidak menyelidiki sesuatu dan tidak menghasilkan sesuatu, melainkan memahami
manusia sebagai sesamanya, memperlancar hubungan sosial. Aspek kemasyarakatan
yang dibicarakan adalah hubungan sosial atau interaksi, sedangkan kepentingan yang
dikejar oleh pengetahuana ini adalah pemahaman makna.
3. Pengetahuan yang ketiga, teori kritis. Yaitu membongkar penindasan dan
mendewasakan manusia pada otonomi dirinya sendiri. Sadar diri amat dipentingkan
disini. Aspek sosial yang mendasarinya adalah dominasi kekuasaan dan kepentingan
yang dikejar adalah pembebasan atau emansipasi manusia.

Mengapa ilmu pengetahuan dan teknologi perlu memperhatikan nilai?


(1) ilmu secara faktual telah dipergunakan secara destruktif oleh manusia yang
dibuktikan dengan adanya dua Perang Dunia yang mempergunakan teknologi-teknologi
keilmuan;
(2) ilmu telah berkembang dengan pesat dan makin esotrik sehingga kaum ilmuwan
lebihmengetahui tentang ekses-ekses yang mungkin terjadi bila terjadi penyalahgunaan;
dan
(3) ilmu telah berkembang sedemikian rupa dimana terdapat kemungkinan bahwa ilmu
dapat mengubah manusia dan kemanusiaan yang paling hakiki seperti pada kasus
revolusi genetika dan teknik perubahan sosial (social engineering).

Beberapa pokok nilai yang perlu diperhatikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi agar masyarakat tetap manusiawi.
a) Rumusan hak azasi merupakan sarana hukum untuk menjamin penghormatan terhadap
manusia. Individu- 132 individu perlu dilindungi dari pengaruh penindasan ilmu
pengetahuan.
b) Keadilan dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi sebagai hal yang mutlak.
Perkembangan teknologi sudah membawa akibat konsentrasi kekuatan ekonomi maupun
politik. Jika kita ingin memanusiawikan pengembangan ilmu dan teknologi berarti
bersedia mendesentralisasikan monopoli pengambilan keputusan dalam bidang politik,
ekonomi. Pelaksanaan keadilan harus memberi pada setiap individu kesempatan yang
sama menggunakan hak-haknya.
c) Soal lingkungan hidup. Tidak ada seorang pun berhak menguras/mengeksploitasi
sumber-sumber alam dan manusiawi tanpa memperhatikan akibat-akibatnya pada seluruh
masyarakat. Ekologi mengajar kita bahwa ada kaitan erat antara benda yang satu dengan
benda yang lain di alam ini.
d) Nilai manusia sebagai pribadi. Dalam dunia yang dikuasai teknik, harga manusia
dinilai dari tempatnya sebagai salah satu instrumen sistem administrasi kantor tertentu.
Akibatnya manusia dinilai bukan sebagai pribadi tapi lebih dari sudut kegunaannya atau
hanya dilihat sejauh ada manfaat praktisnya bagi suatu sistem. Nilai sebagai pribadi
berdasar hubungan sosialnya, dasar kerohanian dan penghayatan hidup sebagai manusia
dikesampingkan. Bila pengembangan ilmu dan teknologi mau manusiawi, perhatian pada
nilai manusia sebagai pribadi tidak boleh kalah oleh mesin. Hal ini penting karena sistem
teknokrasi cenderung dehumanisasi ( T. Yacob, 1993).
,

Anda mungkin juga menyukai