DISUSUN OLEH :
MARDIMAN UMASUGI
NIM : 024619267
EMAIL : mardimanumasugi@gmail.com
NO. HP : 081340428876
UPBJJ-UT : TERNATE
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pada masa modern adalah munculnya
pandangan baru mengenai ilmu pengetahuan yang dapat mempengaruhi
dan mengubah manusia dan dunianya yang berperan penting dalam
membentuk peradaban dan kebudayaan manusia. Semakin maju
pengetahuan semakin meningkat keinginan manusia, yang dapat
memperbudak manusia dan lebih mengerikan lagi yaitu dapat
mengancam keamanan dan kehidupan manusia.
Untuk mencermati perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi itulah maka perlu kehadiran filsafat ilmu untuk
mengembalikan arah ilmu pengetahuan dan teknologi kepada “rel” yang
sesungguhnya. Agar umat manusia tidak diancaman kecemasan.
Jika seseorang membaca suatu buku filsafat ilmu pengetahuan,
maka substansi yang ingin dipahami adalah apa pengertian ilmu
pengetahuan, atau secara sederhana apa yang dimaksud dengan hakikat
ilmu pengetahuan. Filsafat merupakan suatu hal yang penting dalam
kehidupan manusia, tanpa kita sadari telah melakukan proses berfikir
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi manusia itu sendiri,
karena manusia selalu ingin tahu dan mencari jawaban atas masalahnya.
Filsafat itu sendiri adalah sebagai kumpulan ilmu pengetahuan
tentang Tuhan, alam dan manusia. Descartes (1590 –1650). Pentingnya
filsafat dalam kehidupan manusia bertujuan untuk mengembalikan nilai
luhur suatu ilmu agar tidak menjadi boomerang bagi kehidupan manusia
itu sendiri.
Kajian filsafat terdiri dari Ontologi, Epistemilogy, dan
Aksiology; Ontology merupakan salah satu dari obyek garapan filsafat
ilmu yang menetapkan batas lingkup dan teori tentang hakikat realitas
yang ada (Being), baik berupa wujud fisik (al-Thobi’ah) maupun
metafisik (ma ba’da al-Thobi’ah) selain itu Ontology merupakan hakikat
ilmu itu sendiri dan apa hakikat kebenaran serta kenyataan yang inheren
dengan pengetahuan ilmiah tidak terlepas dari persepektif filsafat tentang
apa dan bagaimana yang ada.
Bukan hal yang ajaib bila berpendapat bahwa ilmu pengetahuan
yang sekarang dikenal orang berasal dari kebudayaan Yunani Kuno. Ilmu
pengetahuan dimulai dari filsafat, nyaris sebagai satu satunya ilmu di
masa itu untuk kemudian berangsur-angsur menelorkan percabangan dan
perantingan keilmuan lebih jauh. Meskipun demikian, jika sejarah ilmu
itu ditelusuri sesuai dengan akar katanya, maka akan diketahui bahwa
ilmu sudah tumbuh jauh sebelum para pemikir Yunani mengenalnya.
Dalam filsafat kebijakan (policy philosopies) memperkenalkan
konsep pemerintahan dalam masyarakat yang pluralistis. Kenyataan
bahwa, masyarakat itu terdiri dari beberapa kelompok kepentingan
(interest-group) dan pemerintah “sebagai alat perekat” serta memiliki
pegangan yang kuat dari semua unsur kelompok kepentingan itu.
PEMBAHASAN
A. Filsafat
Filsafat dalam bahasa Yunani terdiri dari dua suku kata yaitu “Philos” dan
“Sophie”, “Philos” biasanya diterjemahkan dengan istilah gemar, senang,
atau cinta. “Sophia” dapat diartikan kebijaksanaan. Jadi “filsafat” berarti
cinta kepada kebijaksanaan. Menjadi “bijaksana berarti mendalami
hakekat sesuatu. Kata “philosopos” diciptakan untuk menekankan sesuatu
pemikiran Yunani seperti Pythagoras (582-496 SM) dan plato (4286-328
SM) yang mengkritik para “sofis” yang berpendapat bahwa mereka tahu
jawaban atas semua pertanyaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
berfilsafat berarti berusaha mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam –
dalamnya, baik mengenai hakekat adanya sesuatu itu, fungsi, ciri – cirinya,
kegunaannya, masalah – masalahnya serta pemecahan – pemecahan
terhadap masalah masalah itu.
2. Filsafat Administrasi
Administrasi (dalam Sondang; 1991, 3), didefinisikan sebagai
“keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang
didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya”. Ada beberapa hal yang terkandung dalam
devinisi di atas. Pertama, administrasi sebagai seni adalah suatu proses
yang diketahui hanya permulaannya sedang akhirnya tidak ada. Kedua,
administrasi mempunyai unsur – unsur tertentu, yaitu: adanya dua manusia
atau lebih adanya tujuan yang hendak dicapai, adanya tugas atau tugas –
tugas yang harus dilaksanakan, adanya peralatan dan perlengkapan untuk
melaksanakan tugas – tugas itu kedalam golongan peralatan dan
perlengkapan termasuk pula waktu, tempat, peralatan, materi serta
perlengkapan lainnya. Ketiga, bahwa administrasi sebagai proses
kerjasama bukan merupakan hal yang baru karena ia telah timbul bersama
– sama bukan merupakan hal yan baru peradaban manusia. Tegasnya,
administrasi sebagai “seni” merupakan suatu social phenomenon
(perwujudan, kejadian, dan gejala natural).
B. Positivisme Administrasi
Banyak jenis aliran ontologi ilmu administrasi atau filsafat administrasi.
Diantaranya adalah aliran yang disebut dengan positivisme yang
memposisikan kajiannya adalah pemikiran atau tindakan positif, terutama
yang berkaitan tentang administrasi, baik dipandang sebagai ilmu maupun
dipandang sebagai profesi atau lapangan kerja. Aliran lain dalam kaitan
ontologi ilmu administrasi adalah rasionalisme, yaitu suatu aliran yang
mengutamakan pemikiran rasional di bidang administrasi, baik secara
keilmuan maupun secara keprofesionalannya.
C. Rasionalisme Administrasi
Rasio atau akal hanya dimiliki oleh manusia yang sempurna, melainkan
kecakapan yang dapat digunakan untuk menciptakan sesuatu yang
dibutuhkan dan secara bebas pula untuk mengubah sesuatu berdasarkan
keinginan bagi manusia yang bersangkutan.Akal sesungguhnya berfungsi
untuk mengoperasionalkan otak dalam rangka mencari kebenaran, sesuai
dengan pemaknaan yang terkandung dalam materi ilmu pengetahuan yang
bersangkutan.
B. Objektivisme Administrasi
Pemikiran dan argumentasi ilmuan administrasi berpangkal dari premis
hingga kesimpulan, tetapi ada perbedaan cara menghasilkan pangkal pikir
dari ilmuan yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan fokus pangkal, ada
yang mengawali dari pangkal pikir deduksi, induksi, dan ada pula memulai
dari abduksi.
D. Paradigma Administrasi
Paradigma baru adalah suatu kondisi atau proses perkembangan ilmu dan
teknologi administrasi, di mana para ilmuan telah melahirkan kesepakatan
yang meneytujui pergeseran kebenaran lama menjadi kebnaran baru dari
makna ilmu dan teknologi administrasi.
3. Filsafat Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa inggris “management” yang berasal dari
kata dasar “manage”. Definisi manage menurut kamus oxford adalah “to
be in charge or make decisions in a business or an organization”
(memimpin atau membuat keputusan di perusahaan atau organisasi). Dan
definisi management menurut kamus oxford adalah “the control and
making of decisions in a business or similar organization” (pengendalian
dan pembuatan keputusan di perusahaan atau organisasi sejenis).
Menurut Drs. Oey Liang Lee manajemen adalah seni dan ilmu
perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan
daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Istilah epistemologi ini pertama kali digunakan oleh J.F. Ferrier pada tahun
1854 dalam bukunya yang berjudul Institute of Metaphysics. Menurut
sarjana tersebut ada dua cabang dalam filsafat, ialah: epistemologi dan
ontologi. Epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme yang berarti
pengetahuan dan logos yang berarti teori. Jadi, dengan istilah itu nyang
dimaksud adalah penyelidikan asal mula pengetahuan atau strukturnya,
metodenya, dan validitasnya.
a. Manajeman pendidikan
b. Manajeman sumberdaya manusia
c. Manajemen keuangan
d. Manajemen personalia
e. Manajemen produksi, dan lain sebagainya
Semula epistemologi ini mempermasalahkan kemungkinan yang
mendasar mengenai pengetahuan (very possibility of knowledge). Apakah
pengetahuan yang paling murni dapat dicapai.
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani axios yang berarti `memiliki harga
’mempunyai nilai’, dan logos yang bermakna `teori` atau `penalaran
Sebagai suatu istilah, aksiologi mempunyai arti sebagai teori tentang nilai
yang diinginkan atau teori tentang nilai yang baik dan dipilih. Teori ini
berkembang sejak jaman Plato dalam hubungannya dengan pembahasan
mengenai bentuk atau ide (ide tentang kebaikan).
Permasalahan aksiologi ilmu manajemen (1) sifat nilai, (2) tipe nilai, (3)
kriteria nilai, dan (4) status metafisika nilai. Masing-masing dicoba untuk
dijelaskan dengan ringkas sebagai berikut.
Sifat nilai atau paras nilai didukung oleh pengertian tentang pemenuhan
hasrat, kesenangan, kepuasan, minat, kemauan rasional yang murni, serta
persepsi mental yang erat sebagai pertalian antara sesuatu sebagai sarana
untuk menuju ke titik akhir atau menuju kepada tercapainya hasil yang
sebenarnya. Di dalam mengkaji Manajemen berkecimpung tentunya
dilandasi dengan hasrat untuk mendapatkan kepuasan.
Perihal tipe nilai didapat informasi bahwa ada nilai intrinsik dan ada nilai
instrumental. Nilai intrinsik ialah nilai konsumatoris atau yang melekat
pada diri sesuatu sebagai bobot martabat diri (prized for their own sake).
Yang tergolong ke dalam nilai instrinsik adalah kebaikan dari segi moral,
kecantikan, keindahan, dan kemurnian. Nilai instrumental adalah nilai
penunjang yang menyebabkan sesuatu memiliki nilai instrinsik.
Penerapan tipe nilai bagi manajemen diarahkan manajemen sebagai
profesi. Banyak usaha yang telah dilakukan untuk mengklasifikasikan
manajemen sebagai profesi, kriteria-kriteria untuk menentukan sesuatu
sebagai profesi yang dapat diperinci sebagai berikut:
Ditinjau dari segi waktu dan tempat fase pra-sejarah ini dapat dibagi
pula menjadi beberapa bagian perkembangan, yaitu:
Peradaban Mesopotamia
Pada zaman ini telah dijalankan sebagian prinsip – prinsip administrasi dan
manajemen yang diketahui oleh manusia sekarang terutama di bidang
pemerintahan, perdagangan, komunikasi pengangkutan, dan bahkan
masyarakat Mesopotamia telah dipergunakan logam sebagai alat tukar
menukar yang sudah tentu sangat memperlancar jalannya perdagangan.
Peradaban Babilonia
Administrasi pemerintahan, perdagangan, perhubungan, dan
pengangkutan telah berkembang pula dengan baik pada zaman ini.
Peradaban Babilonia telah berhasil pula membina suatu sistem
administrasi di bidang teknologi. Terbukti dengan adanya taman
tergantung yang katanya sampai saat ini belum dapat ditandingi oleh
manusia modern.
Mesir Kuno
Pengetahuan yang berkembang pada zaman Mesir kuno tentang
administrasi dan manajemen lebih banyak dan juga terutama karena tulisan
Mesir kuno banyak ditemukan. Analisa dari peninggalan – peninggalan
Mesir kuno membuktikan bahwa di Mesir kuno aspek administrasi yang
sangat berkembang ialah di bidang pemerintahan, militer, perpajakan,
perhubungan, dan pertanian termasuk irigasi.
Tiongkok kuno
Yang paling menonjol dan sekaligus merupakan perubahan yang belum
pernah terjadi sebelumnya adalah masyarakat dan pemerintahan Tiongkok
telah berhasil menciptakan suatu sistem administrasi yang sangat baik
sehingga banyak prinsip – prinsip administrasi kepegawaian modern yang
di adopsi dari prinsip – prinsip kepegawaian Tiongkok kuno.
Romawi Kuno
Perkembangan administrasi dan manajemen pada zaman Romawi kuno
dapat dipelajari dari karya – karya ahli filsafat terkenal Cicero, terutama
dalam dua bukunya yang berjudul: (1) De officii (The office), dan (2) De
Legibus (The Law). Dalam kedua karya tersebut menjelaskan bahwa
pemerintah Romawi kuno untuk pertama kalinya berhasil memerintah
daerah yang sangat luas yang meliputi seluruh bagian dunia yang sekarang
dikenal dengan istilah “Systems approach”. Disamping departementalisasi
tugas – tugas pemerintahan itu, pemerintah Romawi kuno telah berhasil
pula mengembangkan administrasi militer, administrasi pajak, dan
administrasi perhubungan lebih dari zaman – zaman sebelumnya.
Yunani Kuno
Sumbangan terbesar dari Yunani kuno, meskipun tidak langsung dalam
ruang lingkup administrasi dan manajemen tapi sangat jelas sangat
mempengaruhi jalannya proses administrasi dan manajemen, adalah
pengembangan konsep demikrasi.
Charles Babbage pada awal abad 18 menulis sebuah buku yang berjudul
The Economy of Manufactures. Dalam buku itu Babbage menekankan
pentingnya efisiensi dalam usaha mencapai tujuan. Namun selama hampir
satu abad hasil karya ini terlupakan dan baru diselidiki kembali setelah
lahirnya “Gerakan Manajemen Ilmiah” (Scientific Management
Movement) yang dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor di Amerika
Serikat pada tahun 1886. Gerakan ini menandai dua hal sekaligus, yaitu:
(1) berakhirnya status administrasi dan manajemen sebagai seni semata –
mata, tetapi berdwistatus karena administrasi dan manajemen itu berstatus
pula sebagai ilmu pengetahuan, (2) berakhirnya Fase Sejarah dalam
perkembangan administrasi dan manajemen dan tibanya “Fase Modern”
yang dimulai pada tahun 1886 dan yang masih erlangsung hingga saat ini.
c) Fase modern yang dimulai pada tahun 1886 dan yang masih
berlangsung hingga sekarang ini.
Gerakan Manajemen Ilmiah tersebut lahir pada tahun 1886 karena pada
tahun itulah Frederick W. Taylor mulai mengadakan penyelidikan –
penyelidikan dalam rangka usahanya mempertinggi efisiensi perusahaan
dan meningkatkan produktiftas para pekerja. Taylor memperhatikan waktu
dan gerak – gerik kaum buruh yang tidak produktif. Hasil penyelidikan
yang dihasilkan Taylor itu kemudian dituliskannya dalam satu buku yang
berjudul The Principles of Scientific Management. Buku itu kemudian
diterbitkan pada tahun 1911.
A. Kesimpulan
Filsafat dalam bahasa Yunani terdiri dari dua suku kata yaitu “Philos” dan
“Sophie”, “Philos” biasanya diterjemahkan dengan istilah gemar, senang, atau
cinta. “Sophia” dapat diartikan kebijaksanaan. Filsafat ilmu adalah
penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara untuk
memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah proses penyelidikan
ilmiah itu sendiri.
B. Saran
Untuk melihat dan mencontoh keberhasilan administrasi dan manajemen
pada zaman – zaman terdahulu, para pejabat negara baiknya membuat
kebijakan publik berdasar pada filosofi, prinsip – prinsip, dan asas – asas
pembuatan kebijakan publik yang telah ada atau yang berkembang pada
saat ini. Tidak dengan konsepnya sendiri karena ini menyangkup
kepentingan orang banyak. Para pejabat negara yang memiliki wewenang
dalam pembuatan kebijakan publik baiknya mengetahui filosofi dari
administrasi, manajemen, dan kebijakan publik.