Anda di halaman 1dari 3

Tugas 5

1. Pengertian dari istilah:


a. Peyorasi: Peyorasi adalah change makna pada suatu kata, dimana makna yang telah mengalami
perubahan tersebut menjadi lebih buruk, kasar atau kedudukannya lebih rendah dari makna kata yang
sebelumnya. Perubahan makna jenis peyorasi merupakan kebalikan dari ameliorasi. Contohnya:
 Sejak bercerai dia sudah minggat dari rumah suaminya (Kata 'minggat' merupakan peyorasi dari
kata 'pergi').
 Menjadi jomblo memang menyenangkan karena bebas, tetapi juga kesepian (Kata 'jomblo' adalah
peyorasi atau memiliki makna yang lebih kasar dibandingkan kata 'tunasmara').
b. Ameliorasi: Ameliorasi adalah kata yang mengalami peninggian makna, atau memiliki makna yang
lebih baik dari sebelumnya. Peninggian makna yang dimaksud yaitu kata-kata yang maknanya
mengalami pergeseran makna menuju lebih baik, lebih halus, dan juga lebih terhormat. Contohnya:
 Pramusaji di restoran ini begitu ramah kepada pelanggan, serta sangat cekatan dalam bekerja.
(pramusaji: pelayan).
 Kegiatan literasi di desa ini dilakukan, agar anak-anak dan orang tua di desa ini melek aksara.
(melek aksara: melek huruf; dapat membaca dan menulis)
c. Spesialisasi: Perubahan makna spesialisasi dapat diartikan sebagai penyempitan makna. Spesialisasi
atau penyempitan makna adalah keadaan atau gejala dimana sebuah kata yang mulanya memiliki
makna yang luas namun kini telah mengalami penyempitan makna. Contohnya:
 Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang aktif mengadakan acara bagi-bagi sembako bagi keluarga
yang kurang mampu pada bulan Ramadhan setiap tahunnya.
 Keputusan saya sangat tepat memilih anda sebagai pembantu dalam penyelenggaraan acara
penggalangan dana ini.
d. Generalisasi: Generalisasi adalah proses penalaran yang membentuk kesimpulan secara umum melalui
suatu kejadian, hal, dan sebagainya. Contohnya:
 Tamara Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
 Omaz Mo adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik.
e. Sinestesia: Sinestesia adalah metafora berupa ungkapan yang berhubungan dengan suatu indra untuk
dikenakan pada indra lain. Contohnya:
 Betapa sedap memandang gadis cantik yang selesai berdandan.
 Suaranya terang sekali.
f. Asosiasi: Asosiasi adalah suatu pengeseran makna dari suatu kata yang mana timbul akibat adanya hal
mempunyai persamaan sifat dengan kata tersebut. Contohnya:
 Bunga sering diartikan sebagai gadis cantik.
 Amplop sering diartikan sebagai uang.
2. Ringkasan Materi Majas (Gaya Bahasa)
Majas adalah gaya bahasa yang digunakan penulis untuk menyampaikan sebuah pesan secara imajinatif dan kias.
Hal ini bertujuan membuat pembaca mendapat efek tertentu dari gaya bahasa tersebut, yang cenderung ke arah
emosional. Biasanya, majas bersifat tidak sebenarnya alias kias ataupun konotasi.
Majas Perbandingan.
a. Metafora: Ialah majas perbandingan langsung. Yaitu membandingkan sesuatu secara langsung terhadap
penggantinya ( meta + phoreo berarti perumpamaan, bertukar nama).
b. Personifikasi: Ialah majas penjelmaan atau penginsanan. Yaitu melukiskan benda mati, bukan insan, tapi
dianggap hidup, bergerak, dan berbuat seperti manusia.
c. Asosiasi: Ialah majas perbandingan yang menimbulkan asosiasi terhadap keadaan yang sebenarnya.
d. Alegori: Ialah majas perbandingan yang lengkap atau perbandingan yang utuh, untuk melukiskan suatu
maksud, dengan pemakaian kiasan.
e. Parabel: Ialah majas pengiasan yang samar-samar. Yaitu mengiaskan penjelasan melalui penjelasan atau
cerita secara samar-samar. Pembaca harus menelaah sedalam-dalamnya agar dapat mengerjakan sesuai
dengan uraian cerita itu.
f. Simbolik: Ialah majas pelambang yaitu melukiskan suatu benda dengan simbol atau lambang
g. Tropen: Ialah majas kiasan dengan kata atau istilah lain terhadap pekerjaan yang dilakukan seseorang.
h. Metonimia: Ialah majas yang melukiskan arti mengkhusus karena tidak merupakan istilah tertentu dan telah
bergeser dari arti semula.
i. Litotes: Ialah majas untuk merendahkan diri dengan menyebutkan keadaan yang berlawanan.
j. Sinekdoke: Ialah majas yang menyebutkan sebagian tapi yang dimaksud adalah seluruh bagian (pars pro
toto). Atau sebaliknya menyebutkan seluruh bagian tapi yang dimaksud adalah sebagian saja (totem pro
parte).
k. Eufimisme: Ialah majas pelembut atau pemali. Yang pemakaian kata-kata halus sebagai ganti kata-kata
yang dianggap kasar, kurang sopan, atau tabu.
l. Hiperbola: Ialah majas yang dipakai untuk melebih-lebihkan sesuatu, atau meluarbiasakan sesuatu.
m. Alusio: Ialah majas pemakaian karmina atau pantun kilat yang tiidak diselesaikan, untuk menyampaikan
maksud yang tersembunyi.
n. Antonomasia: Ialah majas gelaran atau julukan terhadap seseorang.
o. Perifrasis: Ialah majas perbandingan dengan jalan mengganti sebuah kata dengan gabungan kata (frase)
yang sama arti dengan kata tersebut.
Majas Sindiran:
a. Ironi: Ialah majas sindiran halus.
b. Sinisme: Ialah majas sindiran yang tajam.
c. Sarkasme: Ialah majas sindiran yang sangat kasar. Sudah bersifat mencemooh bahkan kadang-kadang
sudah bersifat kutukan.
Majas Pertentangan
a. Paradoks: Ialah majas pertentangan dengan pengungkapan sesuatu seolah-olah berlawanan tetapi ada
logikanya
b. Antitesis: Ialah majas pertentangan dengan penggunaan kata-kata yang berlawanan arti, untuk
menghidupkan pernyataan.
c. Kontradiksio Interminis: Ialah majas pertentangan dengan jalan menggunakan sebuah kata yang
berlawanan arti dengan kata yang dipakai terdahulu.
d. Anakronisme: Ialah majas pertentangan dalam uraian yang tidak sesuai dengan keadaan zamannya.
Majas Penegakan
a. Pronanisme: majas yang menggunakan kata-kata dengan berlebihan yang memiliki maksud untuk
menegaskan arti suatu kata.
b. Repetisi: jenis majas yang berisi pengulangan kata-kata dengan maksud menegaskan.
c. Paralelisme: jenis gaya bahasa perulangan yang terdapat dalam sebuah karya puisi.
d. Klimaks: jenis majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dan makin lama makin meningkat.
e. Anti Klimaks: majas jenis yang menyatakan suatu atau beberapa hal yang berturut-turut dan semakin lama
semakin menurun. Majas ini adalah kebalikannya dari Majas Klimaks.
f. Tautologi: gaya bahasa penegasan dengan mengulang beberapa kali kata yang ada dalam kalimat dengan
maksud menegaskan. Seringkali pengulangan ini menggunakan kata bersinonim.
g. Retorik: majas yang berbentuk sebuah kalimat tanya tetapi sebenarnya tidak memerlukan jawaban karena
hanay bermaksud menegaskan atau sindiran, atau menggugah.

Nama : Rahmawati Miranda


Nirm : 05. 10. 21. 2556
Kelas : 1i

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai