Anda di halaman 1dari 25

Nama : Fitri Insoraki Rumawak

Nim : 2019071014030
Kelas :F
Mata Kulia : Etmografi Papua
UJIAN MID

1. Pencegahan HIV AIDS yang bisa diterapkan

• Memahami risiko diri


Dalam menerapkan pencegahan HIV AIDS, kita harus mengetahui
dengan jelas posisi kita apakah berisiko atau tidak. Misalnya, Anda
harus menerima informasi tentang HIV dan AIDS dari sumber
terpercaya, mengetahui rute penularan, dan memahami jenis aktivitas
yang berisiko menularkan virus tersebut.
Penting untuk diketahui bahwa HIV bisa menular melalui cairan
tubuh, seperti air mani, cairan vagina, darah, dan ASI. Sementara itu,
rute penularan yang utama termasuk berhubungan seks,
menggunakan jarum suntik bersama, hingga menyusui.
• Gunakan kondom
ubungan seksual merupakan salah satu rute penularan HIV yang
utama. Sejauh ini, penggunaan kondom masih menjadi salah satu
metode pencegahan HIV AIDS yang bisa diandalkan, di samping juga
mencegah kehamilan dan infeksi menular seksual (IMS) lainnya.
Bahkan, dilansir dari situs resmi World Health Organization,
menggunakan kondom lateks dapat memberikan perlindungan dari
HIV dan penyakit IMS lain hingga 80%.
Mencegah IMS lain amatlah penting dalam untuk menurunkan risiko
HIV/AIDS. Sebab, IMS lain sering ‘mempercepat’ penularan HIV
karena dapat merusak jaringan anus dan vagina.
• Jauhi narkoba dan minuman keras
HIV dan AIDS tak hanya menular lewat berhubungan seks saja. Banyak
pasien juga tertular virus ini karena penggunaan narkoba jarum
suntik. Menurut laporan Kementerian Kesehatan RI Triwulan II tahun
2019, persentase positif HIV dari pengguna narkoba suntik mencapai
8,2% dari total kasus di Indonesia.
Narkoba dalam bentuk apa pun dapat berbahaya untuk tubuh.
Terlebih jika Anda sedang ada di dalam keadaan tidak sadar akibat
minuman keras. Risikonya pun tentu tak hanya HIV saja, melainkan
juga beragam penyakit hingga kematian.
• Konsumsi obat jika baru terpapar HIV
Apabila Anda yakin bahwa baru saja terpapar HIV, seperti setelah
berhubungan seks yang tidak aman, Anda bisa segera menemui
dokter untuk mendapatkan obat pencegahan infeksi. Konsumsi obat
ini setelah terpapar disebut dengan post-exposure prophylaxis (PEP).
Dokter mungkin akan memberikan obat antiretroviral tenofovir dan
emtricitabine yang dikonsumsi selama 28 hari.
Konsumsi obat setelah terpapar dilaporkan dapat menurunkan risiko
infeksi HIV hingga 81%, apabila diminum dalam setidaknya 72 jam
pasca paparan.
• Konsumsi obat PrEP
Pre-exposure prophylaxis (PrEP) merupakan langkah pencegahan HIV
AIDS di mana seseorang mengonsumsi obat antiretroviral harian.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyarankan untuk
berkonsultasi dengan dokter mengenai konsumsi PrEP jika Anda
merupakan bagian dari populasi yang berisiko tinggi.
• Menjalani sirkumsisi atau sunat
Beberapa laporan menyebutkan bahwa sunat atau sirkumsisi dapat
menurunkan risiko seorang pria untuk tertular HIV hingga 60%.
Diskusikan dengan dokter untuk mengetahui apakah Anda bisa
menjalani sunat.
• Menggunakan jarum steril
Jika Anda melakukan injeksi obat, tatto, atau tindik, gunakanlah jarum
yang steril dan tidak digunakan bersama. Hal ini akan membantu
mencegah penularan HIV.
Pencegahan HIV AIDS agar tak menularkan ke orang lain
Pencegahan HIV AIDS tak hanya perlu diterapkan untuk diri sendiri.
Agar orang lain tidak ikut terinfeksi virus ini, ada beberapa hal yang
perlu dilakukan
• Tes secara berkala
Apabila Anda merupakan bagian dari kelompok yang berisiko tinggi
terinfeksi HIV, tes secara berkala sangat disarankan. Apabila Anda
dinyatakan positif HIV, Anda akan diberikan obat antiretroviral (ARV)
seumur hidup agar virus di dalam tubuh bisa melemah dan
menurunkan risiko infeksi oportunistik. Selain itu, dengan mengetahui
status masing-masing, Anda membantu orang lain agar tak terpapar
virus ini, termasuk menurunkan risiko penularan ibu hamil dan ibu
menyusui pada bayinya.
• Rutin minum ARV
Obat ARV yang dikonsumsi pengidap HIV bisa melemahkan virus di
dalam tubuhnya. Tak sampai di situ, konsumsi obat ini dengan rutin
bisa membantu agar status pasien menjadi tidak terdeteksi atau
“undetectable”. Pasien yang positif HIV namun tidak terdeteksi
dilaporkan tidak akan menularkan virus tersebut ke orang lain – asal
ARV dikonsumsi dengan rutin seumur hidup.

Bentuk pencegahan HIV AIDS


• Waspada akan setiap jalur penularannya
ada banyak mitos dan teori tentang penyebaran penyakit ini yang
ternyata salah kaprah. Aktivitas seks berisiko, seperti hubungan seks
vaginal, seks oral, atau seks anal tanpa kondom, adalah jalur
penularan HIV/AIDS yang paling umum. Namun, Anda bisa saja
tertular penyakit ini dari hal-hal lain yang tidak pernah diduga
sebelumnya.
HIV dapat pula ditularkan melalui kontak darah dengan darah dan
kontak langsung antara selaput lendir maupun luka yang terbuka
dengan cairan tubuh, seperti darah, ASI, air mani, atau cairan vagina
yang terinfeksi. Misalnya mulut, hidung, vagina, rektum, dan bukaan
penis.
• Hindari kontak langsung dengan cairan yang terinfeksi HIV
Menghindari serta mewaspadai berbagai cara penularan HIV ini dapat
menjadi langkah pencegahan HIV yang pertama kali harus dilakukan.
Dalam mengupayakan tindak pencegahan HIV dan AIDS, sebaiknya
Anda
menghindari kontak dengan cairan yang meliputi:

➢ Sperma dan cairan pra-ejakulasi


➢ Cairan vagina
➢ Lendir rektal
ASI
Cairan ketuban, cairan serebrospinal, dan cairan synovial (biasanya
hanya terekspos jika Anda bekerja di bidang medis)
Namun, Anda tidak bisa pernah tahu pasti siapa yang memiliki HIV
karena tidak ada stereotip khusus. Di samping itu, beberapa orang
bahkan tidak mengetahui jika ia telah terinfeksi HIV.

Untuk pencegahan HIV, lebih baik hindarilah menyentuh darah atau


cairan tubuh milik orang lain jika memungkinkan.
• Gunakan Pre-Exposure Prophylaxis (PrEP) untuk pencegahan HIV yang
tidak disengaja
PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis) adalah kombinasi dua obat HIV yaitu
tenofovir dan emtricitabine yang dijual dengan nama Truvada®.
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention,
mengonsumsi PrEP merupakan salah satu cara pencegahan HIV AIDS
yang efektif bila digunakan secara konsisten.
Biasanya kedua obat pencegahan HIV AIDS tersebut diresepkan
khusus bagi orang sehat yang berisiko tinggi tertular infeksi HIV.
Misalnya karena Anda memiliki pasangan yang terdiagnosis positif
HIV/AIDS.
Anda dianjurkan untuk minum obat ini satu kali sehari sebagai cara
pencegahan dari pasangan yang positif HIV. Obat ini mampu
melindungi Anda secara maksimal dari HIV yang ditularkan melalui
seks anal setelah 7 hari penggunaan.
PrEP juga dapat melindungi secara maksimal dari penularan HIV lewat
seks vaginal dan penggunaan jarum suntik setelah 20 hari dikonsumsi.
Obat pencegahan HIV dapat ditolerir dengan baik oleh tubuh hingga
lima tahun penggunaan.
Selama mengonsumsi obat untuk pencegahan HIV AIDS ini, Anda
mungkin perlu menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala, tes
darah HIV salah satunya. Tes darah ini dilakukan untuk melihat fungsi
ginjal sekaligus memantau respon pengobatan Anda.
Namun, obat-obatan pencegahan HIV tergolong mahal sehingga Anda
masih perlu untuk membiasakan hubungan seks yang aman untuk
menjaga risiko tetap rendah.
• Minum obat Post Exposure Prophylaxis (PEP)
Post Exposure Prophylaxis atau biasa disingkat dengan PEP adalah
bentuk perawatan melalui obat yang bisa dilakukan dalam
pencegahan HIV AIDS.
Pencegahan HIV melalui PEP biasanya dilakukan setelah terjadinya
tindakan-tindakan yang berisiko menyebabkan HIV. Misalnya,
seseorang yang bekerja di pelayanan kesehatan yang secara tidak
sengaja tertusuk jarum suntik bekas pasien HIV, korban pemerkosaan,
serta seks tanpa kondom dengan seseorang yang mungkin positif HIV
atau saat Anda tidak yakin dengan status HIV pasangan Anda.
Cara kerja pencegahan HIV melalui PEP yaitu dengan memberikan
obat-obatan antiretroviral (ARV) dalam kurun waktu kira-kira 28 hari
untuk mencegah atau menghentikan paparan terhadap virus HIV agar
tidak menjadi infeksi seumur hidup.

Yang harus dipahami, langkah pencegahan HIV ini adalah bentuk


perawatan yang hanya bisa dilakukan saat situasi darurat medis pada
orang yang berstatus HIV negatif. Jadi, apabila Anda berstatus positif
HIV, Anda tidak bisa melakukan pencegahan HIV melalui PEP.

Seberapa efektif PEP dalam pencegahan HIV AIDS?


Pencegahan HIV AIDS melalui PEP harus dilakukan sesegera mungkin
setelah seseorang secara tidak sengaja terkena paparan HIV.
Agar efektif, obat ini harus dikonsumsi dalam kurun waktu 72 jam (3
hari) sejak paparan terakhir. Namun, semakin cepat Anda memulai
tindakan pencegahan HIV ini akan semakin baik karena dapat
mengurangi risiko terkena HIV secara berarti.
Meski begitu, obat PEP ini tidak 100 persen menjamin Anda terbebas
dari infeksi HIV walau sudah dikonsumsi dengan benar dan disiplin.
Pasalnya, ada berbagai hal yang mungkin menyebabkan Anda lebih
rentan terinfeksi HIV.
Anda harus berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter yang sudah
terlatih dan mengerti tentang pencegahan HIV melalui PEP. Biasanya
sebelum memulai perawatan ini dokter akan melakukan tes status
HIV. Seperti yang telah dipaparkan, PEP hanya bisa dilakukan pada
orang dengan hasil tes HIV negatif.
Jika Anda diberikan resep obat PEP oleh dokter, Anda harus minum
obat tersebut secara teratur sebanyak satu atau dua kali sehari
selama 28 hari. Sebaiknya Anda melakukan pemeriksaan ulang status
HIV sekitar 4 sampai 12 minggu setelah terjadinya paparan.
Namun, perawatan untuk pencegahan HIV AIDS ini mungkin akan
menimbulkan efek samping bagi beberapa orang. Efek samping yang
paling umum ketika seseorang melakukan perawatan ini adalah mual,
pusing, dan kelelahan. Meski begitu, efek samping ini tergolong ringan
dan cenderung mudah diatasi sehingga tidak mengancam jiwa.
Yang terpenting, jangan berhenti melakukan pencegahan HIV melalui
PEP apabila dokter tidak merekomendasikan Anda untuk berhenti.
Kedisiplinan Anda dalam melakukan pencegahan HIV ini memiliki
pengaruh besar terhadap terjadinya infeksi HIV. Sayangnya, tidak
semua rumah sakit di Indonesia menyediakan PEP. Hal ini karena PEP
belum masuk dalam program pencegahan HIV dari pemerintah. Obat
ARV (antiretroviral) hanya disediakan untuk mereka yang positif HIV.
Artinya, jika mereka yang negatif HIV ingin mendapatkan obat-obatan
PEP sebagai pencegahan HIV AIDS, prosesnya tentu tidak mudah.
Meski begitu, segera konsultasikan ke dokter Anda untuk
mendapatkan tindakan pencegahan HIV yang tepat apabila Anda
secara tidak sengaja terpapar HIV.
• Mewaspadai gejala untuk pencegahan HIV
Upaya pencegahan HIV AIDS selanjutnya yang bisa dilakukan adalah
dengan mengenali gejala HIV atau tanda-tanda penyakit yang muncul.
Karena sering ditulis sebagai suatu kesatuan seperti “HIV/AIDS”,
banyak orang menganggap keduanya sama. Padahal, HIV dan AIDS
adalah kondisi yang berbeda.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang


sistem kekebalan tubuh. Sementara AIDS adalah singkatan dari
Acquired Immune Deficiency Syndrome. AIDS bisa dikatakan sebagai
tahap akhir dari infeksi HIV kronis.
Nah, berhubung keduanya merupakan kondisi yang berbeda, maka
gejala yang dimunculkan pun akan berbeda.

Gejala HIV
Jangan berasumsi bahwa seseorang yang tidak memiliki gejala pasti
tidak memiliki HIV. Dalam banyak kasus, orang yang terinfeksi HIV
kerap tidak menyadari bahwa dirinya sudah terjangkit selama
bertahun-tahun karena tidak merasakan gejala apa pun.
Meski tidak selalu menunjukkan gejala, penyakit ini sebenarnya
memiliki tanda atau ciri khas yang mirip ketika Anda mau sakit flu,
misalnya:

➢ Badan pegal-pegal
➢ Demam
➢ Badan lemas dan tidak bertenaga
➢ Sakit tenggorokan
➢ Ada luka di sekitar mulut yang mirip sariawan
➢ Ruam kemerahan di kulit tapi tidak terasa gatal
➢ Diare
➢ Kelenjar getah bening bengkak
➢ Sering keringatan, terutama di malam hari

Gejala AIDS
Virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh dengan menghancurkan
sel CD4 (sel T). Sel CD4 sendiri merupakan bagian dari sistem
kekebalan tubuh yang secara spefisik berperan untuk melawan
infeksi.
Nah, ketika HIV sudah berkembang menjadi AIDS, jumlah sel T akan
menurun sangat drastis. Akibatnya, tubuh Anda akan lebih mudah
sakit terserang infeksi bahkan untuk infeksi yang biasanya tidak
membuat Anda sakit.

Sejumlah gejala awal AIDS yang biasanya muncul di antaranya:


➢ Sariawan atau muncul lapisan putih tebal di rongga mulut
akibat infeksi jamur
➢ Berat badan menurun drastis tanpa sebab yang jelas
➢ Gampang memar
➢ Sering sakit kepala
➢ Merasa sangat lelah dan tidak bertenaga
➢ Batuk kering kronis
➢ Pembengkakan pada kelenjar bening yang ada di tenggorokan,
ketiak, atau
➢ selangkangan
➢ Perdarahan di mulut, hidung, anus, atau vagina secara tiba-
tiba
➢ Kebas atau sensasi mati rasa di tangan dan kaki
➢ Sulit mengendalikan refleks otot
➢ Mengalami kelumpuhan
Bila belakangan ini Anda sering merasa tidak enak badan dan
memunculkan satu atau beberapa gejala seperti yang sudah
disebutkan di atas, jangan ragu untuk periksa ke dokter.
Semakin cepat penyakitnya terdiagnosis, maka akan semakin baik. Hal
ini pun bisa jadi cara pencegahan HIV dan AIDS yang efektif.

• Berbubungan seks yang aman menggunakan kondom


Menurut National Institutes for Health, penggunaan kondom secara
benar dan konsisten sangat efektif untuk pencegahan HIV AIDS.
Bahkan pemakaian kondom bisa mengurangi risiko HIV sebesar 90-95
persen. Namun, gunakanlah kondom yang berbahan lateks atau
poliuretan (latex and polyurethane) yang sudah terbukti sangat
ampuh untuk mencegah HIV.
Sebagai alat untuk pencegahan HIV, kondom sendiri merupakan alat
kontrasepsi dan proteksi dari risiko penyakit menular seksual yang
mudah diperoleh. Saat ini kondom tersedia dalam berbagai bentuk,
warna, tekstur, bahan, dan rasa yang berbeda, dan sudah tersedia
kondom tersedia baik untuk pria maupun wanita.
Apa pun jenisnya, pastikan kondom yang dipilih sesuai ukuran. Dalam
menerapkan cara pencegahan HIV ini, jangan pakai kondom yang
terlalu besar karena bisa saja kendor dan terlepas ketika penetrasi.
Sementara kondom yang terlalu kecil dapat mudah robek dan rusak,
sehingga memungkinkan air mani mengalir masuk ke dalam vagina.
Anda juga perlu tahu kapan waktu terbaik untuk menggunakannya.
Untuk pencegahan HIV yang maksimal, sebaiknya kenakan kondom
sesaat setelah ereksi, bukan sebelum ejakulasi.
Tak melulu saat penetrasi, kondom juga sebaiknya digunakan saat
Anda seks oral atau seks anal. Ingat, HIV bisa ditularkan sebelum
terjadi ejakulasi, karena virus bisa terdapat pada cairan pra-ejakulasi.
Jika Anda tidak tahu apakah pasangan Anda bebas HIV atau tidak,
maka selalu gunakan kondom baru tiap melakukan hubungan seks
jenis apa pun sebagai tindak pencegahan. Selain itu, gantilah kondom
dengan yang baru setiap kali Anda akan beralih ke aktivitas seksual
lainnya. Pada intinya, kondom yang digunakan dalam pencegahan HIV
tidak boleh dipakai berulang kali. Entah itu pada orang yang sama
atau orang yang berbeda.

• Saling terbuka dengan pasangan untuk pencegahan HIV


Cara pencegahan HIV AIDS lainnya yang perlu Anda lakukan adalah
saling terbuka dengan semua pasangan seks yang terlibat.
Maksudnya, ada baiknya Anda lebih dulu saling terbuka dan
menanyakan tentang riwayat kesehatan masing-masing sebelum
mulai melakukan hubungan seksual.

Meskipun tidak nyaman dan memalukan, memahami benar tentang


seluk beluk masing-masing sangat membantu Anda dalam
pencegahan HIV dan AIDS. Bahkan, Anda bisa melakukan tindakan
pencegahan HIV secara lebih lanjut, yaitu mengajak pasangan tes HIV
untuk memastikan bahwa Anda berdua bebas dari infeksi HIV maupun
AIDS.
Tes HIV dilakukan untuk mengetahui status HIV atau mendiagnosis
orang yang baru terinfeksi virus. Selain sebagai langkah awal untuk
memulai pencegahan HIV secara dini, Tes HIV juga dapat membantu
mendeteksi infeksi yang sebelumnya tidak diketahui.

• Hindari alkohol dan obat-obatan terlarang


Tahukah Anda bahwa konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang
lebih berperan penting dalam penularan HIV daripada penggunaan
obat melalui suntikan? Alasannya, karena kedua zat adiktif tersebut
dapat memengaruhi fungsi kognitif dalam membuat keputusan.
Hal ini memungkinkan seseorang untuk untuk melakukan tindakan-
tindakan yang berisiko di luar kontrol diri. Contohnya seperti
melakukan seks tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi atau
berbagai obat dan alat suntik dengan orang yang memiliki HIV.
Itu sebabnya, hal selanjutnya yang bisa Anda lakukan sebagai cara
pencegahan HIV AIDS adalah menghindari atau berhenti
menggunakan alkohol dan obat-obatan terlarang seperti narkoba.

• Sunat untuk pencegahan HIV pada lelaki


Di Indonesia, sunat identik dengan keyakinan agama dan tradisi
budaya. Namun, pada kenyataannya, sunat menawarkan manfaat
yang lebih jauh dari itu. Sunat sebagai pencegahan HIV dapat
membantu menjaga kebersihan penis sekaligus merupakan upaya
pencegahan HIV AIDS dan penyakit menular seksual lainnya.
Tindakan pencegahan HIV ini pun diamini oleh Lembaga Pengendalian
dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, CDC. CDC menemukan
bahwa secara medis, sunat dapat jadi cara pencegahan HIV dan
penyakit kelamin lainnya yang ditularkan lewat hubungan seks tanpa
kondom.
Prosedur sunat juga dilaporkan dapat mengurangi risiko pria tertular
herpes genital dan infeksi HPV, yang diyakini menjadi faktor risiko
kanker penis. Selain sebagai pencegahan HIV, sunat semasa kecil
diketahui dapat memberikan perlindungan dari kanker penis, yang
seringnya hanya terjadi di kulit kulup.
2. Menganalisa penyakit TBC
2000. Jumlah angka kematian seluruhnya akan meningkat
dari 2,5 juta menjadi 3,5 juta. Kenaikan tersebut sebagian
disebabkan oleh bertambahnya penduduk di negaranegara sedang
berkembang dan negara miskin dan
sebagian oleh karena adanya penyebaran virus HIV.
Peningkatan ini dapat dihentikan bila banyak negaranegara
menyelenggarakan program penanggulangan
tuberkulosis Paru yang efektif.(2)
Penyakit TB-Paru di Indonesia merupakan masalah
kesehatan yang serius, data Program Penanggulangan TB
Paru (P2TB-Paru) menunjukan adanya peningkatan kasus
TB Paru dari tahun ke tahun. Diperkirakan ada sekitar
450.000 orang penderita TB-Paru baru setiap tahun dan
sebanyak itu pula yang tidak terdiagnosis di masyarakat,
sedangkan yang meninggal akibat TB-Paru diperkirakan
175.000 orang setiap tahun. Penyakit TBC yang
diperkenalkan dengan sebutan TB-paru merupakan
penyakit yang mengganggu sumber daya manusia dan
umumnya menyerang kelompok masyarakat dengan sosio
ekonomi rendah.(3)
Provinsi Papua pada tahun 2007 tercatat jumlah
penderita baru dengan Basil Tahan Asam (BTA) (+)
sebanyak 1.535 penderita, dimana lebih dari separunya
adalah mereka yang berusia antara 15 – 45 tahun yaitu
sebesar 933 kasus, jika kondisi ini terus berlanjut maka
Provinsi Papua akan kehilangan sumber daya manusia
yang produktif.(6) Provinsi Papua kasus baru TB-Paru
BTA Positif tahun 2008 yaitu 1.523 kasus dimana lebih
dari separuhnya adalah mereka yang berusia produktif
yaitu usia 15 – 45 tahun yakni sebesar 1.031 kasus.(6)
Pada tahun 2008, di Kabupaten Jayapura puskesmas
pelaksana program TB-Paru berjumlah 14 puskesmas dari
22 puskesmas yang ada, belum semua puskesmas
melaksanakan program ini disebabkan karena keterbatasan
tenaga laboratorium yang dimana program ini menggunakan
sistem DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse)
yang mengharuskan adanya pemeriksaan sputum di
laboratorium pada penemuan penderita dan evaluasi
pengobatan 2 bulan dan 6 bulan setelah minum obat. Dari
jumlah penderita pada tahun 2008 yang diduga menderita
TB-Paru yaitu 509 orang (TBC Suspect) ditemukan penderita
dengan BTA Positif (+) sebanyak 110 kasus. (8)
Laporan P2 TB Paru Puskesmas Sentani tahun 2007,
Angka penemuan penderita baru BTA Positif, Case
Detection Rate (CDR) yaitu 70% sudah mencapai target
nasional, angka kesembuhan (Cure Rate) yaitu masih
jauh dari target nasional yaitu 65% dari target 85% dan
angka kesalahan laboratorium (Error Rate) setelah uji
silang dengan Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten
yaitu 4% ini masih dibawah toleransi maksimal nasional
5%.(7) Pada tahun 2007 jumlah kasus penderita yang
tersangka TB Paru yaitu 439 kasus (TB Paru Suspect)
dan ditemukan penderita dengan BTA (+) yaitu 198
penderita. Pada Tahun 2008 jumlah kasus penderita yang
tersangka TB Paru yaitu 449 kasus (TB Paru Suspect)
dan ditemukan penderita dengan BTA (+) yaitu 173 kasus.
Dan pada tahun 2009 jumlah kasus penderita tersangka
TB paru yaitu 341 (TB Paru Suspect) dan ditemukan
penderita dengan BTA (+) yaitu 101 penderita.(7) Kondisi
kesehatan lingkungan perumahan bila dilihat dari
keadaan rumah sudah sangat baik tetapi masih ada 25,2
% yang belum memenuhi syarat kesehatan. Jenis lantai
rumah yang terbuat dari batang lontar yang dibelah lalu
dialas sebagai lantai rumah yang paling banyak yaitu
33,58 % lantai rumah jenis ini biasanya untuk rumah
panggung diatas permukaan air danau dan susunan dari
belahan batang lontar ini tidak rapat sehingga dapat
memungkinkan adanya penguapan air danau yang masuk
kedalam rumah. Jenis lantai rumah tanah 21,12 %.(7)
Bahan dinding rumah dari seng paling banyak
digunakan oleh masyarakat (22,07%). Dinding seng
menahan panas dalam rumah sehingga suhu di dalam
ruangan menjadi meningkat, sedangkan dinding rumah
dari bahan pelepah nipah merupakan rumah yang sangat
primitif. Jumlah rumah panggung di tepi Danau Sentani
Distrik Sentani yaitu 1256 rumah, rumah panggung yang
memenuhi syarat kesehatan yaitu 482 rumah (38,4%),
sedangkan yang tidak memenuhi syarat 774 rumah
(61,6%).(8) Kondisi perumahan yang mempunyai luas
ventilasi memenuhi syarat kesehatan (10% luas lantai)
yaitu rata-rata 43% dari jumlah KK yang ada, sedangkan
tingkat hunian dalam rumah yaitu 3 orang untuk 10m2
luas lantai kamar tidur. Kondisi ini sangat potensial untuk
terjadinya penularan kuman tuberkulosis di dalam
rumah.(8) Tujuan Penelitian adalah mempelajari faktor
risiko lingkungan fisik rumah dan karakteristik wilayah
dengan kejadian penyakit tuberkulosis paru di wilayah
kerja puskesmas Sentani Kabupaten Jayapura.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Analisis Bivariat
Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa
karakteristik responden menurut jenis kelamin adalah
kelompok kasus laki-laki 62,3%, perempuan 37,7%,
sedangkan pada kelompok control adalah laki-laki 64,2%,
perempuan 35,8%.
Kerakteristik responden menurut kelompok umur
adalah pada kelompok kasus usia remaja 60,4%, dewasa
muda 18,9%, dewasa 15,1% dan lansia 5,7 %, sedangkan
pada kelompok kontrol usia remaja 54,7%, dewasa muda
24,5%, dewasa 15,1% dan lansia 5,7%.
Kerakteristik responden menurut tingkat pendidikan
adalah pada kelompok kasus yang tidak sekolah 9,4 %,
pendidikan rendah 24,5%, dan pendidikan tinggi 66,0%,
sedangkan pada kelompok kontrol tidak sekolah 1,9%,
pendidikan rendah 7,5% dan pendidikan tinggi 90,6%.
Karakteristik responden menurut pekerjaan adalah
pada kelompok kasus yang tidak berkerja 32,1%, petani/
nelayan 28,3%, swasta 28,3%, dan PNS/TNI/POLRI
11,3%, sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak
berkerja 226%, petani/nelayan 13,2, swasta 35,8% dan
PNS/TNI/POLRI 28,3%.
2. Analisis Bivariat
Ada hubungan bermakna jenis rumah dengan
kejadian TB Paru dengan, nilai p = 0,031 ada hubungan
bermakna pencahayaan alami dalam kamar tidur dengan
kejadian TB Paru dengan nilai p = 0,004, ada hubungan
bermakna adnya sinar matahari langsung dalam rumah
dengan kejadian TB paru dengan nilai p = 0,020, ada
hubungan bermakna luas ventilasi rumah dengan
kejadian TB Paru dengan nilai p = 0,020, ada hubungan
bermakna luas ventilasi kamar tidur dengan kejadian TB
Paru dengan nilai p = 0,003, ada hubungan bermakna
Andreas Christian Ayomi, Onny Setiani, Tri Joko
kelembaban udara kamar tidur dengan kejadian TB Paru
dengan nilai p = 0,000, ada hubungan bermakna suhu
udara kamar tidur dengan kejadian TB Paru dengan nilai
p = 0,000, ada hubungan bermakna kepadatan hunian
kamar tidur dengan kejadian TB Paru dengan nilai p =
0,004, ada hubungan bermakna jenis lantai rumah dengan
kejadian TB Paru dengan nilai p = 0,001.
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat dapat dilakukan jika hasil
analisis bivariat menunjukkan nilai ñ-value < 0,25,
dengan demikian variabel jenis rumah, pencahayaan
alami, adanya sinar matahari langsung, luas ventilasi
rumah, luas ventilasi kamar, kelembaban udara kamar
tidur, suhu udara kamar tidur, kepadatan hunian kamar
dan jenis lantai rumah, dapat dimasukkan dalam analisis
multivariat. Adapun metode yang di gunakan adalah
Backward Stepwise (Likelihood Ratio) pada tingkat
kemaknaan 95%.
Hubungan luas ventilasi rumah dengan kejadian
penyakit tuberkulosis paru pada Odds ratio (OR)
adalah 0,036 dengan CI 95% = 0,003<OR<0,492 dengan
nilai p-value = 0,013 secara statistik ada hubungan
bermakna antara luas ventilasi rumah (luas ventilasi
rumah dibagi dengan luas lantai rumah di kali 100%)
dengan kejadian penyakit tuberkulosis paru. Artinya
luas ventilasi rumah yang memenuhi syarat (> 10%
luas lantai), bukan merupakan faktor risiko terhadap
kejadian penyakit tuberkulosis paru, tetapi menjadi
faktor protektif terhadap kejadian penyakit
tuberkulosis paru, ini dimungkinkan karena apabila
Tabel 2. Hasil Analisis Multivariat Dengan Uji Regresi Logistik Beberapa Faktor
Risiko Lingkungan Fisik Rumah
dengan kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru di wilayah Puskesmas Sentani
Kabupaten Jayapura tahun
2010 .
Tabel 1. Hasil Perhitungan Analisis Bivariat Dengan Uji Chi-Square Faktor
Risiko Lingkungan Fisik Rumah dengan
kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru di wilayah Puskesmas Sentani Kabupaten
Jayapura tahun 2010 .
luas ventilasi tidak memenuhi syarat (< 10 % luas
lantai) menimbulkan tingginya kelembaban dan suhu
dalam ruangan karena kurang adanya pertukaran udara
dari luar rumah dan itu menimbulkan kuman
tuberkulosis akan bertahan hidup didalam ruangan
karena sifat kuman tuberkulosis bisa bertahan hidup
di dalam ruangan yang gelap dan lembab.
Hubungan luas ventilasi kamar tidur dengan
kejadian penyakit tuberkulosis paru pada Odds Ratio
(OR) adalah 16,949 dengan CI 95% = 1,644<OR<74,765
dengan nilai p-value = 0,017, karena p-value < 0,05 secara
statistik ada hubungan yang bermakna antara luas
ventilasi kamar tidur dengan kejadian penyakit
tuberkulosis paru. Artinya kamar dengan luas ventilasi
yang tidak memenuhi syarat (<10 % luas lantai)
mempunyai risiko meningkatnya kejadian penyakit
tuberkulosis paru sebanyak 16,949 kali lebih besar
dibandingkan dengan kamar yang luas ventilasi
memenuhi syarat (e” 10% luas lantai).
Hubungan suhu udara kamar tidur dengan kejadian
penyakit tuberkulosis paru pada Odds ratio (OR) adalah
8,913 dengan CI 95% = 2,393<OR<33,192 dengan nilai pvalue = 0,001, karena
p-value < 0,05 secara statistik ada
hubungan yang bermakna antara suhu udara ruangan
kamar tidur dengan kejadian penyakit tuberkulosis paru.
Artinya kamar dengan suhu udara ruangan tidak
memenuhi syarat (< 18o
C dan > 30o
C) mempunyai risiko
meningkatkan kejadian penyakit tuberkulosis sebanyak
8,913 kali lebih besar dibandingkan dengan kamar yang
suhu udara ruangan memenuhi syarat (18oC – 30o )

Hubungan jenis lantai rumah dengan kejadian


penyakit tuberkulosis paru pada Odds Ratio (OR) adalah
4,575 dengan CI 95% = 1,756<OR<11,919 dengan nilai pvalue = 0,002, karena
p-value < 0,05 secara statistik ada
hubungan yang bermakna antara jenis lantai rumah
dengan kejadian penyakit tuberkulosis paru. Artinya
rumah dengan jenis lantai yang tidak memenuhi syarat
(tanah, papan dan lontar/ tidak kedap air) mempunyai
risiko meningkatkan kejadian penyakit tuberkulosis
sebanyak 4,575 kali lebih besar dibandingkan dengan
rumah yang jenis lantai memenuhi syarat (tegel atau
semen/kedap air).

4. Analisis Perbedaan Karakteristik Wilayah


Berdasarkan hasil analisis perbedaan dengan uji
analisis varians, menunjukan bahwa ada perbedaan suhu
udara, kelembaban udara, kecepatan angin dan ketinggian
wilayah di masing-masing lokasi yaitu daerah pegunungan,
dataran, rawa dan pesisir Danau Sentani, di wilayah kerja
puskesmas Sentani, dengan nilai p < 0,05.
Analisis Spasial
Berdasarkan hasil analisis spasial penyebaran kasus
rata-rata paling banyak menyebar di daerah Sentani kota
(daerah dataran) sebanyak 28 kasus (52,8%), di daerah
kampung Sereh (daerah perbukitan) sebanyak 16 kasus
(30,1%), di daerah desa Hinekombe dan desa Yobeh
(daerah rawa) sebanyak 4 kasus (7,5%) dan didaerah
pesisir danau Sentani sebanyak 5 kasus (9,4%). Ini
menggambarkan bahwa di daerah dataran yang memiliki
karakteristik wilayah yang sangat baik mulai dari suhu,
kelembaban, kecepatan angin, dan ketinggian wilayah
sangat mendukung sekali untuk penyebaran penyakit
tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Sentani
Kabupaten Jayapura.
Wilayah kerja puskesmas Sentani rata-rata sebagian
besar daerahnya suhu udara masih dalam taraf normal
dan ini merupakan media yang sangat baik untuk
perkembangan mikroorganisme dan Mycobacterium
tuberculosis, dari daerah ketinggian, dataran rawa dan
pesisir danau Sentani masih dalam taraf normal.
Hubungan karakteristik suhu udara dengan penyebaran
kasus penyakit tuberkulosis paru menunjukkan bahwa
sebagian besar di daerah yang suhu udara dalam taraf
nomal penyebaran kasus terbanyak adalah di darah
dataran, rawa, dan pesisir danau Sentani, ini disebabkan
karena di daerah pesisir danau Sentani pada waktu malam
suhu udara sangat rendah dan dapat menjadi suhu yang
optimum untuk pertumbuhan kuman Mycobacterium
tuberculosis.
Tuberkulosis (TB) merupakan penyebab kematian utama di banyak negara-
negara berkembang. Diperkirakan sekitar 2,7 juta jiwa meninggal karena TB
setiap tahunnya di seluruh dunia. Salah satu isu strategis yang dihadapi oleh
Dinas Kesehatan maupun masyarakat Kabupaten Kebumen adalah angka
kesakitan dan kematian penyakit menular dan tidak menular masih tinggi.
Penyakit-penyakit menular/infeksi sampai saat ini belum semua dapat
diatasi, disisi lain angka kesakitan dan kematian beberapa penyakit tidak
menular dan degeratif cenderung meningkat. Hal tersebut juga diperparah
dengan kondisi rendahnya kualitas dan cakupan kesehatan lingkungan
masyarakat. Cakupan sanitasi dasar seperti cakupan jamban keluarga,
cakupan sarana pembuangan air limbah rendah, serta proporsi rumah sehat
masih rendah.
Analisa Situasi TB di Kabupaten Kebumen bertujuan untuk melakukan kajian
terhadap kondisi penanggulangan penyakit TB secara komprehensif dengan
menghubungkan berbagai aspek yang terkait lainnya. Berdasarkan hasil
analisa situasi tersebut dapat dijadikan rekomendasi agar upaya mengatasi
permasalahan TB secara optimal. Jumlah kasus dan angka penemuan kasus
TB Paru BTA + masih di bawah standar. Penyebab langsungnya: sumber daya
tenaga kesehatan yang terbatas dan kesadaran pasien untuk periksa rendah.
Succes rate masih di bawah standar Penyebab langsungnya: terlambat
mengambil keputusan untuk berobat dan terlambat mendapatkan pelayanan
kesehatan. Angka kematian akibat TB menunjukan tren meningkat Penyebab
langsungnya: kekebalan tubuh menurun dan pengobatanya terhenti.
Rekomendasi terdiri dari tiga hal yaitu Penanggulangan TB di daerah
merupakan tanggungjawab bersaama, mengembangkan jaringan kemitraan
berdasarkan skema prioritas.Program disusun secara implementatif dan
realistis dilakukan secara berencana, terus menerus dan berkesinambungan
Untuk mendeteksi TBC (tuberkulosis), pertama-tama dokter akan
menanyakan keluhan dan penyakit yang pernah diderita. Kemudian dokter
akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama dengan mendengarkan suara
napas di paru-paru menggunakan stetoskop. Dokter juga akan memeriksa
ada tidaknya pembesaran kelenjar, bila dicurigai adanya TBC kelenjar.
Jika pasien diduga mengalami TBC, dokter akan meminta pasien melakukan
pemeriksaan dahak yang disebut pemeriksaan BTA. Pemeriksaan BTA juga
dapat dilakukan menggunakan sampel selain dahak, untuk kasus TBC yang
terjadi bukan di paru-paru.
Jika dokter membutuhkan hasil yang lebih spesifik, dokter akan
menganjurkan pemeriksaan kultur BTA, yang juga menggunakan sampel
dahak penderita. Tes kultur BTA dapat mengetahui efektif atau tidaknya obat
TBC yang akan digunakan dalam membunuh kuman. Namun, tes ini
memakan waktu yang lebih lama.
Selain pemeriksaan BTA, dokter dapat melakukan serangkaian pemeriksaan
lain sebagai pendukung diagnosis, meliputi:

Foto Rontgen
CT scan
Tes kulit Mantoux atau Tuberculin skin test
Tes Darah IGRA (interferon gamma release assay).
Tugas Diare dan Gula Darah

1. Diare
Diare menyerang warga di distrik ini karena tercemarnya kolam-kolam
tempat penampungan air. Kolam-kolam yang ada terkontaminasi berbagai
kotoran manusia dan hewan ternak.
Kepala kampung dan kepala distrik tak ada di tempat, sehingga laporan
terkait kejadian tersebut terlambat disampaikan hingga ke Kota Tiom,
ibukota Kabupaten Lanny Jaya.
Selain 37 orang meninggal dunia, akibat kejadian itu, empat warga lain masih
dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Tiom. Karena diare yang diderita,
mereka terus menerus kekurangan cairan tubuh.
"Kejadian ini sebenarnya sudah terjadi sejak Januari sampai April 2017 ini,"
kata Sekretaris Daerah Kabupaten Lanny Jaya Christian Sohilait, Rabu, 26
April 2017.
Sohilat tak memungkiri warga di sana tak hidup sehat. Hal itu terlihat dari
sumber air mereka di kolam penampungan tercemar kotoran.
"Penyakit diare diderita karena kurangnya masyarakat hidup sehat. Selama
ini, masyarakat terbiasa mengambil air dari kolam itu dan diminum
langsung," ucap dia.
Pemkab Lanny Jaya setempat juga sudah mengantisipasi warga langsung
minum di air yang tercemar. Salah satunya memberi panci kepada warga
setempat untuk memasak air.
"Kami juga mengirimkan dua dokter umum dan tiga perawat untuk
melakukan pengobatan di lokasi kejadian. Mereka akan ditempatkan di sana
hingga waktu yang belum ditentukan," katanya.
Untuk mencari tahu soal kondisi air, Pemkab Lanny Jaya telah membawa
sampel air kolam ke Jayapura untuk diteliti.
Adapun Pemkab Lanny Jaya juga sudah memeriksa 700 orang di empat
kampung, yakni Kampung Tinggira, Indawa, Eyuni, dan Hunia. Selain
diperiksa, mereka juga sudah diberikan obat pencegahan diare.
Untuk mencegah diare meluas ke daerah lain, Pemkab Lanny Jaya juga
meminta bantuan tenaga medis dan obat-obatan yang persediaannya sudah
menipis.

Obat diare alami racikan sendiri untuk redakan mencret di rumah


Masalah buang-buang air umumnya dapat diatasi dengan obat diare generik
di apotek. Namun, mencret yang masih termasuk gejala diare ringan mungkin
masih dapat ditangani dengan menggunakan obat alami di rumah.

Pengobatan alami juga kadang lebih dicari karena efek sampingnya dipercaya
lebih sedikit bila dibandingkan dengan obat kimia. Selain itu, sebagian besar
bahan alami ini tergolong aman digunakan untuk ibu hamil.
1. Air putih
Mengonsumsi cairan yang banyak bisa menjadi obat diare alami sekaligus
mencegah dehidrasi. Pelan-pelan tingkatkan porsi cairan yang Anda minum,
setidaknya 1 liter per jam selama 1-2 jam.
Meski termasuk cairan, alkohol dan kafein bukan obat alami untuk diare.
Keduanya mengandung kafein yang bisa membuat Anda buang air kecil lebih
sering sehingga bisa memperparah gejala diare.
Pencernaanmu bermasalah?
Daftar dan pelajari soal sakit perut di sini!

Nama Anda

Email Anda

Saya Menerima Kebijakan Privasi dan Data


Daftar
2. Oralit buatan sendiri
Anda rentan kena dehidrasi selama diare karena tubuh kehilangan banyak
cairan yang keluar bersama feses. Selain cairan, nutrisi dan mineral penting
yang tersimpan dalam tubuh juga bisa hilang.
Untuk itu, selain minum air putih Anda juga dianjurkan untuk minum oralit.
Oralit adalah obat yang berfungsi untuk menggantikan kadar elektrolit dan
cairan tubuh yang telah hilang akibat diare. Dokter Donald Kirby, MD,
direktur Pusat Cleveland Clinic’s for Human Nutrition pun membenarkan
oralit sebagai obat yang ampuh untuk mengatasi mencret.
Gula dan garam adalah mineral elektrolit yang bersifat menahan cairan.
Garam dapat menahan simpanan cairan dalam tubuh, sementara gula
membantu tubuh Anda menyerap garam. Dua kombinasi ini membantu
tubuh terhindar dari kekurangan cairan yang bisa memperparah gejala diare
Anda.
Nah, bila Anda tidak cukup kuat untuk pergi ke apotek dan membelinya
sendiri, Anda bisa meracik oralit sendiri sebagai obat alami diare. Caranya
mudah, Anda cukup larutkan 6 sendok teh gula pasir dan 1/2 sdt garam
dalam 1 liter air. Aduk merata, dan minum segelas (250 ml) tiap 4-6 jam
sekali.

3. Teh jahe
Jahe merupakan rempah yang telah banyak digunakan sebagai obat alami
untuk menangani rasa tak nyaman di bagian perut. Bersifat antiradang,
antinyeri, antibakteri, dan memiliki kandungan antioksidan, jahe bisa
menenangkan perut yang melilit akibat diare.
Sebuah penelitian pernah menunjukan bahwa zat yang dimiliki jahe dapat
bekerja untuk memblokir racun dari bakteri penyebab diare dalam perut.
Jahe juga bantu mencegah cairan menumpuk di dalam usus. Sehingga, rasa
mual, muntah, atau kejang perut berkurang ketika Anda mengonsumsinya.
Penelitian lainnya di tahun 2015 turut menunjukkan kemampuan jahe dalam
melawan listeria dan E.Coli dengan memperlambat pertumbuhan bakteri
tersebut.
Nah, untuk menggunakannya sebagai obat alami diare, Anda cukup
memotong jahe menjadi beberapa irisan dan merebusnya dengan air. Anda
juga bisa mencampurnya dengan teh, lemon, atau madu untuk menambah
cita rasa.

4. Chamomile dan akar marshmallow


Ada beberapa tanaman herbal yang bisa dijadikan sebagai obat mencret
alami, salah dua di antaranya adalah chamomile dan akar marshmallow.
Chamomile mengandung zat aktif antiperadangan yang bisa menenangkan
perut dari perut mual dan kembung. Begitu juga dengan akar marshmallow
yang biasanya digunakan sebagai obat alami untuk mengatasi peradangan
pada lapisan perut.
Memang, tanaman ini belum cukup dikenal di Indonesia, tapi Anda bisa
mendapatkannya lewat situs belanja daring.
Untuk menggunakan chamomile sebagai obat alami diare, rebuslah beberapa
tangkai bunga chamomile kering sampai mendidih. Tuangkan ke dalam gelas
dan biarkan hingga sedikit mendingin, setelahnya teh chamomile siap
diminum. Supaya lebih enak, boleh tambahkan madu dan perasan jeruk
lemon.
Sementara untuk mengolah akar marshmallow, Anda hanya perlu menakar 2
sendok makan akar marshmallow kering dan campurkan dalam 1 liter air.
Diamkan selama seharian, saring, dan minum layaknya teh.

5. Lada putih
Anda memang pantang makan makanan yang pedas selama diare. Namun
jangan salah, lada putih ternyata berpotensi untuk dijadikan obat mencret
alami.
Lada putih adalah biji lada yang diolah saat kondisinya sudah matang
sempurna dan kemudian dikeringkan. Lada putih kering biasanya digunakan
untuk mengobati sakit perut, diare, dan kolera karena mengandung piperine.
Piperine dilaporkan dapat meredakan rasa sakit dan mengurangi peradangan
dalam tubuh.
Sebuah penelitian dalam The American Journal of Chinese Medicine
menemukan konsumsi biji lada putih yang disangrai secara drastis
mengurangi frekuensi kesakitan diare pada bayi dan anak di bawah 2,5 tahun.
Meski efeknya menggiurkan, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut guna
membuktikan apakah konsumsi lada putih benar-benar efektif untuk
mengatasi diare.

6. Cuka apel
Cuka apel terbuat dari ekstrak apel yang difermentasi. Fermentasi ini
menghasilkan senyawa pektin yang membantu pertumbuhan bakteri baik di
dalam usus. Keberadaan bakteri baik dapat melancarkan saluran dalam
sistem pencernaan serta mencegah peradangan yang biasa dialami saat
diare.
Cuka apel memiliki sifat antibiotik alami yang dapat menghancurkan bakteri
seperti E.Coli dan Salmonella. Karena alasan tersebut, cuka apel dirasa hanya
efektif untuk mengatasi diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Sayangnya, lagi-lagi penelitian lanjutan masih sangat dibutuhkan. Pasalnya,
proses fermentasi apel juga menghasilkan asam asetat yang pada beberapa
orang justru dapat memperparah diare.

10 Tips Cara Menurunkan Gula Darah, Alami dan Mudah Kok!

Gula darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan berbagai risiko penyakit.
Namun, kamu tidak perlu khawatir karena kamu bisa mengontrol kadar gula
darah normal. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti cara menurunkan
gula darah secara alami.
Kunci utamanya kamu harus menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Mulai
dari olahraga hingga diet yang bernutrisi. Walaupun butuh waktu dan tenaga,
ini merupakan cara yang tepat untuk menurunkan gula darah secara alami.

10 Cara Simpel Menurunkan Gula Darah Secara Alami


Jika kamu punya diabetes atau gula darah tinggi, pastikan kamu mencoba
tips-tips berikut!

1. Rajin Cek Gula Darah


Dianggap sebagai silent killer, kebanyakan orang tidak menyadari kadar gula
darah mereka sudah di atas normal, yaitu 200 mg/dL. Gejala pun jarang
muncul sebelum gula darah menjadi terlalu tinggi.
Karena dari itu, ada baiknya jika kamu sering mengecek kadar gula darah.
Untuk yang masih muda, bisa mulai dengan 6 bulan sekali atau setahun
sekali. Jika kamu sudah berumur di atas 40, ada baiknya untuk mengecek
sebulan sekali.
Dengan begitu, kamu pun bisa mendeteksi jika gula darah kamu naik.
Sehingga kamu pun bisa melakukan langkah pencegahan dan menurunkan
gula darah kamu kembali ke normal.
2. Minum Air yang Cukup
Tubuh kita membutuhkan cairan yang cukup untuk bisa berfungsi secara
optimal. Jika kita minum air yang cukup, maka otomatis tubuh kita pun bisa
membantu menurunkan gula darah yang berlebihan secara alami.
Karena cairan dapat memperlancar fungsi kerja ginjal dalam menyaring gula
dalam darah. Gula yang berlebih ini pun akan keluar melalui urine setelah
tersaring.
Adapun air bisa memperlancar peredaran darah yang memastikan pasokan
oksigen lebih banyak tersebar ke seluruh tubuh. Dengan begitu, lebih banyak
gula yang mengendap dalam darah pun bisa dikonversi menjadi energi.
Namun, pastikan cairan yang kamu konsumsi adalah air putih. Karena jenis
minuman yang lainnya akan cenderung mengandung manis dan malah
menambah kadar gula darah kamu.

3. Makan Makanan Berserat


Makanan berserat dapat mengurangi kecepatan proses terserapnya
karbohidrat dan gula. Karena itu, peningkatan kadar gula darah pun menjadi
lebih lambat.
Ada dua jenis serat, yaitu serat yang dapat larut dalam air dan tidak.
Walaupun keduanya bagus dan penting untuk tubuh, serat yang dapat larut
itu lebih berperan dalam penurunan kadar gula darah.

Makanan yang kaya akan serat yang dapat larut ini antara lain:

➢ Pir
➢ Ubi
➢ Apel
➢ Wortel
➢ Alpukat
➢ Brokoli
➢ Gandum (Oats)
➢ Kacang polong
➢ Buah citrus, termasuk limau, lemon, jeruk nipis, jeruk, dan jeruk bali
➢ Selain makanan ini, kamu pun tetap bisa menambah semua jenis serat
melalui perbanyak makan sayur, buah, dan kacang-kacangan.

24 Jenis Makanan Rendah Kalori


15 Jenis Buah untuk Diet
4. Jaga Berat Badan Ideal
Berat badan ideal dapat membantu menjaga kadar gula darah normal. Hal ini
dikarenakan seorang yang mempunyai berat badan berlebih akan cenderung
mengalami kondisi resistensi insulin.
Hitung Berat Badan Ideal dengan Kalkulator BMI

Ini berarti sel dalam tubuh mereka menjadi “kebal” atau resisten terhadap
insulin yang dihasilkan pankreas. Alhasil, insulin tidak dapat efektif
melakukan fungsinya untuk memasukkan gula dari darah ke dalam sel. Pada
akhirnya, darah kamu jadi mengandung kelebihan gula.

Selain itu, menjaga berat badan ideal juga mencegah berbagai risiko penyakit
kritis. Mulai dari penyakit jantung, stroke, hingga tekanan darah tinggi.

5. Biasakan Berolahraga
Olahraga tidak hanya membantu kamu menjaga berat badan ideal, tapi juga
dapat menambah sensitivitas insulin. Artinya sel tubuh kamu bisa bekerja
lebih baik dalam mengoptimalkan gula berlebih yang ada dalam tubuh kamu.

Selain itu, olahraga juga mendorong otot kamu untuk bekerja. Artinya akan
lebih banyak gula yang terpakai untuk menjadi sumber energi dan membantu
kerja otot.

Jenis olahraga yang sesuai pun bisa berupa angkat beban, berjalan kaki, lari,
bersepeda, menari, mendaki gunung, berenang, dan seterusnya.

6. Jaga Asupan Karbo


Karbohidrat adalah sumber alami gula. Tubuh kita memecah karbo menjadi
glukosa. Kemudian insulin yang tubuh kita hasilkan memasukkan gula ke
dalam sel untuk dibakar menjadi oksigen.

Namun, ada kalanya asupan karbo di tubuh kita terlebih. Otomatis jika ini
terjadi, gula dalam tubuh kita akan naik. Maka dari itu, menjaga asupan karbo
menjadi salah satu kunci penting dalam menurunkan kadar gula darah secara
alami.

Kamu bisa mulai dari kecil. Misalnya dengan tidak memakan cemilan berbasis
tepung atau gorengan. Atau memakan nasi merah daripada nasi putih.

7. Makan Lebih Banyak Ikan


Ikan adalah jenis daging yang paling sehat. Kandungan gula dari ikan pun
tidak ada. Karena itu, ada baiknya jika kamu lebih memilih ikan dibanding
daging yang lain. Mulailah biasakan konsumsi ikan minimal 2x dalam 1
minggu.
Selain menurunkan gula darah, ikan pun mempunyai banyak manfaat
kesehatan lainnya. Misalnya saja, berbagai jenis ikan juga mengandung
Omega-3, vitamin B2, dan vitamin D.

Namun, pastikan pengolahan ikan pun sehat. Hindari ikan yang digoreng,
serta ikan yang mengandung banyak merkuri.

8. Pastikan Cukup Tidur


Kekurangan tidur selalu dapat mengganggu kesehatan kita, salah satunya
fenomena resistensi insulin. Pada akhirnya, insulin tidak dapat bekerja secara
efektif karena sel tubuh yang tidak lagi peka terhadap insulin.

Hal ini berbahaya karena kadar gula cenderung tinggi ketika kamu baru
bangun. Pada umumnya, insulin bisa perlahan menurunkan kadar gula
menjadi normal. Namun, hal itu tidak bisa terjadi jika kamu kurang tidur.

Maka dari itu, pastikan kamu tidur yang cukup. Biasakan untuk mendapatkan
7-8 jam tidur setiap harinya. Jika tidak memungkinkan, kamu pun bisa
mengambil waktu untuk tidur siang sebagai pengganti jam tidur malam.

9. Lebih Sering Makan


Cara menurunkan gula darah lainnya yang kamu bisa coba adalah lebih sering
makan dalam porsi yang lebih kecil. Dengan begitu, asupan gula kamu
tersebar menjadi porsian kecil sepanjang hari. Hal ini memberikan waktu bagi
tubuh kamu untuk mencerna gula yang lebih sedikit dalam sekali waktu.

Hindari makan 1-2 kali dalam porsi besar. Sebaliknya, coba untuk bagi porsi
makanan kamu menjadi 5 kali sehari dengan porsi kecil. Namun, pastikan
makanannya tetap sehat ya!

10. Kelola Stres


Cara menurunkan gula darah yang terakhir tapi sama pentingnya adalah
mengelola stres. Semua orang pasti mengalami stres atau tekanan dalam
hidup. Namun, bagaimana kita merespon stres tersebut adalah kunci untuk
menghindari risiko kesehatan.

Jika stres dibiarkan, maka tubuh pun akan secara otomatis beradaptasi
dengan bersiap-siap. Cara tubuh merespon stres adalah dengan menyimpan
cadangan energi yang lebih banyak. Cadangan ini biasanya berupa kandungan
lemak dan glukosa.

Karena itu, orang yang mengalami stres cenderung untuk mengalami


kenaikan berat badan. Untuk mereka yang mengidap diabetes, maka akan
lebih parah karena cadangan gula tidak bisa diubah menjadi energi. Alhasil,
gula dalam darah pun menumpuk.

Maka dari itu, coba biasakan untuk kelola stres. Misalnya dengan menulis
jurnal, teknik pernapasan untuk menenangkan diri, meditasi, bahkan hingga
yoga.

Kenapa Perlu Menjaga Gula Darah Normal?


Gula darah perlu dijaga tetap normal. Pastikan kamu menjaga kadar gula
normal di bawah 180 mg/dL pada kondisi normal dan 100 mg/dL dalam
kondisi puasa.

Dengan begitu, kamu pun bisa menghindari risiko diabetes. Tidak hanya itu,
diabetes juga dapat meningkatkan risiko penyakit lainnya, seperti:

➢ Gagal ginjal
➢ Serangan jantung
➢ Stroke
➢ Kerusakan pembuluh darah
➢ Kerusakan sistem saraf
➢ Gangguan penglihatan
➢ Amputasi akibat luka

4 Cara menurunkan gula darah secara alami, apa saja


Diabetes adalah salah satu jenis penyakit yang dialami oleh banyak orang.
Jika Anda salah satu penderitanya, ada beberapa cara menurunkan gula
darah secara alami yang bisa Anda coba. Salah satunya adalah dengan
mengonsumsi jenis makanan tertentu. Beberapa jenis makanan mengandung
nutrisi yang dibutuhkan tubuh supaya penyakit diabetes tak semakin parah.
Kandungan dalam bahan alami akan membantu tubuh mengontrol jumlah
gula darah dan sensitivitas insulin sehingga diabetes Anda bisa tertangani
dengan baik. Meski demikian, penting bagi Anda untuk selalu berkonsultasi
dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi jenis makanan berikut. Apalagi
jika Anda sedang mengonsumsi jenis obat tertentu. Jika tidak, ada beberapa
efek samping yang bisa Anda alami dan mengganggu kondisi kesehatan
secara keseluruhan. Jahe Cara menurunkan gula darah secara alami pertama
yang direkomendasikan E Times (timesofindia.indiatimes.com) adalah dengan
menggunakan jahe. Caranya, rebus jahe dalam segelas air selama 5 menit.
Setelah mendidih, saring lalu minum air rebusan itu. Baca Juga: Menderita
kencing manis? Biji rambutan efektif mengobati diabetes melitus Daun
Mangga Tahukah Anda bahwa daun mangga bisa dimanfaatkan sebagai cara
mengatasi gula darah tinggi? Cara yang perlu Anda lakukan cukup mudah.
Pertama, rebus beberapa daun mangga hingga mendidih atau minimal
selama 15 menit. Setelah mendidih, saring air rebusan itu untuk
memudahkan Anda meminumnya. Cobalah untuk mengonsumsi air rebusan
daun mangga secara rutin, yaitu setiap pagi saat perut Anda masih kosong.
Pare Pare bisa Anda gunakan sebagai cara menurunkan gula darah secara
alami. Cara menurunkan gula darah secara alami berikutnya adalah dengan
memanfaatkan pare. Meski terasa pahit, jenis sayur itu cukup efektif
mengatasi jumlah gula darah dalam tubuh yang sulit terkontrol. Anda bisa
mengonsumsi pare dalam bentuk jus atau mengolahnya dengan bahan
bergizi yang lain. Baca Juga: Waspada, gula darah rendah bisa ganggu
pencernaan, aliran darah dan sistem syaraf Kayu Manis Jika Anda mencari
cara menurunkan kadar gula tanpa obat, kayu manis bisa Anda jadikan salah
satu pilihan. Mengutip dari E Times, hal itu terjadi karena kandungan dalam
kayu manis menstimulasi aktivitas insulin sehingga jumlah gula darah bisa
lebih terkontrol. Cara yang perlu Anda lakukan pun tidak rumit. Anda hanya
perlu minum segelas air hangat yang telah dicampur dengan ½ sdt setiap
hari. Selain air hangat, ada banyak jenis minuman lain yang bisa Anda
kombinasikan dengan kayu manis. Misalnya, teh atau smoothies.

Anda mungkin juga menyukai