Tentang
KASUS POSISI
Disusun oleh:
Kelompok 1 :
Dosen Pembimbing :
JUDUL KASUS
A. KASUS POSISI
Perkawinan antara Penggugat dan Tergugat sudah berjalan 3 tahun dan belum
mempunyai anak. Awal mulanya rumah tangga berjalan cukup harmonis, berjalannya waktu
lama kelamaan keadaan ini mengganggu keharmonisan rumah tangga Penggugat dan
Tergugat, Pasangan ini sama-sama memilik sifat yang keras, sehingga membuat rumah
tangga Tergugat dan Penggugat semakin kacau. Masalah kecil dalam keluarga bisa menjadi
besar. Bermula dari pembicaraan ringan soal belum adanya seorang anak atau keturunan yang
akan menjadi penerus keluarga, kemudian saling menyalahkan dan berubah menjadi
pertengkaran yang sangat serius. Karena pertengkeran terus terjadi, membuat sikap Tergugat
mulai tidak sopan serta acuh tak acuh kepada Penggugat. Dan apabila Tergugat mau pergi
keluar rumah, sama sekali tidak pernah pamitan atau memberitahukan kepada Penggugat.
perubahan sikap Tergugat tersebut membuat Penggugat serba salah sehingga akhirnya ikut
juga bersikap acuh tak acuh, walaupun hal itu sangat menyiksa perasaan Penggugat.
Permasalahan Penggugat dengan Tergugat ini telah berusaha diselesaikan secara
musyawarah kekeluargaan dengan melibatkan keluarga besar Penggugat, keluarga asal
Tergugat, dan kelian banjar dinas serta kelian banjar adat setempat. Tetapi tidak berhasil,
sehingga akhirnya pada tanggal 18 Nopember 2013 Penggugat dan Tergugat sepakat untuk
membuat Surat Pernyataan yang mana berisi “Penggugat dan Tergugat sepakat untuk bercerai
karena ketidak harmonisan hubungan mereka sebagai suami-istri.” karena dalam perkawinan
Penggugat dan Tergugat terjadi pertengkaran terus menerus dan tidak bisa dicarikan jalan
keluarnya, maka sudah pasti tujuan perkawinan sebagaimana yang diharapkan oleh undang-
undang perkawinan yaitu untuk membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal tidak
mungkin dapat berwujud.
B. INDENTIFIKASI KASUS
Bahwa selama pernikahan tersebut Pemohon dan Termohon telah hidup sebagaimana
layaknya suami istri dan belum dikaruniai anak.