Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TEKNIK MEDIASI

Tentang

KASUS POSISI

Disusun oleh:

Kelompok 1 :

Redo Hidayah Tullah : 1613010091

Muhammad Ridwan : 1713010136

Muhammad Iqbal : 1813010010

Shoffia Bulqis : 1813010061

Afdhalia Mahatta : 1813010096

M. Fikri Haykal : 1813010106

Arof Faldi : 1813010145

Hidayatul Azni : 1813010151

Syafira Juwita : 1813010152

Dosen Pembimbing :

VINO OKTAVIA, SH.MH

JURUSAN HUKUM KELUARGA D FAKULTAS SYARI’AH

UIN IMAM BONJOL PADANG


Format Tugas Kelompok

JUDUL KASUS

A. KASUS POSISI

KASUS POSISI PERCERAIAN

SURAT PUTUSAN NOMOR : 220/Pdt.G/2013/ PN.Sgr

Penggugat, umur 31 tahun, pekerjaan swasta, beralamat di Kabupaten Buleleng, dan


Tergugat, umur 31 tahun, pekerjaan pedagang, beralamat di Kabupaten Buleleng. Penggugat
dan Tergugat telah melangsungkan perkawinan di Kabupaten Buleleng, pada tanggal 28
Desember 2008, sesuai dengan tata cara Agama Hindu dan Adat Bali. Perkawinan tersebut
sudah terdaftar di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng, pada
tanggal 25 Nopember 2010, dengan Kutipan Akta Perkawinan Nomor: 419/WNI/Kbt/2010;

Perkawinan antara Penggugat dan Tergugat sudah berjalan 3 tahun dan belum
mempunyai anak. Awal mulanya rumah tangga berjalan cukup harmonis, berjalannya waktu
lama kelamaan keadaan ini mengganggu keharmonisan rumah tangga Penggugat dan
Tergugat, Pasangan ini sama-sama memilik sifat yang keras, sehingga membuat rumah
tangga Tergugat dan Penggugat semakin kacau. Masalah kecil dalam keluarga bisa menjadi
besar. Bermula dari pembicaraan ringan soal belum adanya seorang anak atau keturunan yang
akan menjadi penerus keluarga, kemudian saling menyalahkan dan berubah menjadi
pertengkaran yang sangat serius. Karena pertengkeran terus terjadi, membuat sikap Tergugat
mulai tidak sopan serta acuh tak acuh kepada Penggugat. Dan apabila Tergugat mau pergi
keluar rumah, sama sekali tidak pernah pamitan atau memberitahukan kepada Penggugat.
perubahan sikap Tergugat tersebut membuat Penggugat serba salah sehingga akhirnya ikut
juga bersikap acuh tak acuh, walaupun hal itu sangat menyiksa perasaan Penggugat.
Permasalahan Penggugat dengan Tergugat ini telah berusaha diselesaikan secara
musyawarah kekeluargaan dengan melibatkan keluarga besar Penggugat, keluarga asal
Tergugat, dan kelian banjar dinas serta kelian banjar adat setempat. Tetapi tidak berhasil,
sehingga akhirnya pada tanggal 18 Nopember 2013 Penggugat dan Tergugat sepakat untuk
membuat Surat Pernyataan yang mana berisi “Penggugat dan Tergugat sepakat untuk bercerai
karena ketidak harmonisan hubungan mereka sebagai suami-istri.” karena dalam perkawinan
Penggugat dan Tergugat terjadi pertengkaran terus menerus dan tidak bisa dicarikan jalan
keluarnya, maka sudah pasti tujuan perkawinan sebagaimana yang diharapkan oleh undang-
undang perkawinan yaitu untuk membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal tidak
mungkin dapat berwujud.

B. INDENTIFIKASI KASUS

B.1. AKAR MASALAH

Bahwa selama pernikahan tersebut Pemohon dan Termohon telah hidup sebagaimana
layaknya suami istri dan belum dikaruniai anak.

B.2. POKOK MASALAH


Bahwa sifat Penggugat dan Tergugat yang sama-sama keras, membuat
kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat semakin kacau. Masalah kecil dalam
keluarga bisa menjadi besar. Bermula dari pembicaraan ringan soal belum adanya
seorang anak atau keturunan yang akan menjadi penerus keluarga, kemudian saling
menyalahkan dan berubah menjadi pertengkaran yang sangat serius.

B.3. SUB-SUB MASALAH


1) Bahwa dari perkawinan Penggugat dengan Tergugat belum mempunyai anak
2) Bahwa karena dalam perkawinan Penggugat dan Tergugat belum melahirkan anak
atau keturunan, lama kelamaan keadaan ini mengganggu keharmonisan rumah
tangga Penggugat dan Tergugat
3) Bahwa sifat Penggugat dan Tergugat yang sama-sama keras, membuat kehidupan
rumah tangga Penggugat dan Tergugat semakin kacau. Masalah kecil dalam
keluarga bisa menjadi besar. Bermula dari pembicaraan ringan soal belum adanya
seorang anak atau keturunan yang akan menjadi penerus keluarga, kemudian saling
menyalahkan dan berubah menjadi pertengkaran yang sangat serius.
4) Bahwa oleh karena seringnya timbul pertengkaran, sikap Tergugat-pun berubah
kepada Penggugat. Tergugat mulai tidak sopan serta acuh tak acuh kepada
penggugat dan apabila Tergugat mau pergi keluar rumah, sama sekali tidak pernah
pamitan atau memberitahukan kepada Penggugat
5) Bahwa semua perubahan sikap Tergugat tersebut membuat Penggugat serba salah
sehingga akhirnya ikut juga bersikap acuh tak acuh, walaupun hal itu sangat
menyiksa perasaan Penggugat.

B.4. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT


Penggugat, umur 31 tahun, pekerjaan swasta, beralamat di Kabupaten Buleleng
Tergugat, umur 31 tahun, pekerjaan pedagang, beralamat di Kabupaten Buleleng

B.5. AKIBAT/DAMPAK DARI MASALAH

Anda mungkin juga menyukai