Azizah Zelia Kusumo, Dwi Trisno Dini, Hana Mafazah, Muhammad Ali Rahman, Nasa Aulia
Firdatunisa, Titi Cholifati
Pendahuluan
Metode enfleurasi (enfleurage) adalah salah satu metode konvensional minyak atsiri yang
dilakukan dengan menggunakan lemak padat dalam kondisi dingin. Metode enfleurasi biasanya
digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri yang berasal dari tanaman berbunga dan lemak sebagai
absorben yang telah jenuh dengan aroma wangi bunga, dimana proses penyerapan aroma oleh lemak
terjadi dalam keadaan tanpa pemanasan. (Guenther, 1987).
Dalam proses enfleurasi minyak bunga, faktor absorben berpengaruh terhadap dan rendemen
absolut. Lemak yang digunakan sebagai absorben harus bebas dari kotoran atau zat lain, warna, maupun
bau yang spesifik, yang akan mempengaruhi proses absorbsi minyak bunga serta aroma absolut bunga
yang dihasilkan (Yulianingsih, dkk., 2007).
Pembahasan
Enfleurasi merupakan proses pengambilan minyak atsiri menggunakan lemak sebagai absorben,
lemak memiliki daya absorpsi yang tinggi sehingga jika dicampur dengan bunga, lemak akan
mengabsorbsi minyak atsiri yang dihasilkan oleh bunga, pemprosesan minyak atsiri menggunakan lemak
dapat menghasilkan rendemen yang lebih banyak dari pada dengan proses ekstraksi pelarut menguap,
pada teknik enfleurasi perbandingan antara lemak sapi dan lemak babi dengan perbandingan 1:2
mempunyai daya absorbsi yang baik bila digunakan dalam proses enfleurasi (Yulianingsih dkk, 2007).
Dalam menggunakan teknik enfleurasi untuk produksi minyak bunga, jenis lemak yang berperan
sebagai absorben sangat menentukan rendemen dan kualitas minyak bunga yang diperoleh. Adapun
campuran lemak sapi dan lemak babi dengan perbandingan 1:2 mempunyai konsistensi yang baik apabila
digunakan sebagai absorben dalam proses enfleurasi bunga sedap malam (Tjiptadi dan Wahyu, 1986).
Alat yang digunakan pada metode enfleurasi disebut chasis, dimana chasis ini terbuat dari kaca
yang disusun bertingkat, diusahakan bebas dari sinar matahari dan udara bebas karena jika terkontaminasi
oleh dua hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan lemak dan terganggunya proses enfleurasi ini yang
akhirnya dapat mengakibatkan kegagalan proses produksi. Pada metode enfleurasi proses persiapan
lemak sebagai absorben sangat penting karena berhubungan dengan keberhasilan dari proses enfleurasi,
lemak yang digunakan pada proses enfleurasi harus mempunyai syarat-syarat berikut:
Pomade dan absolut enfleurasi mudah tengik dan bersifat asam. Hal ini disebabkan karena adanya
komponen FFA yang larut dalam alkohol dan ikut terekstraksi pada saat pembuatan absolut. Ini dapat
dicegah dengan penambahan benzoin ke dalam absolut enfleurasi terutama bila pomade diekstraksi
dengan alkohol absolut (Ketaren, 1985).
Gambar chasis
Kesimpulan
Dalam menggunakan teknik enfleurasi untuk produksi minyak bunga, jenis lemak yang berperan
sebagai absorben sangat menentukan rendemen dan kualitas minyak bunga yang diperoleh. Adapun
campuran lemak sapi dan lemak babi dengan perbandingan 1:2 mempunyai konsistensi yang baik apabila
digunakan sebagai absorben dalam proses enfleurasi bunga sedap malam. Alat yang digunakan pada
metode enfleurasi disebut chasis, dimana chasis ini terbuat dari kaca yang disusun bertingkat, diusahakan
bebas dari sinar matahari dan udara bebas karena jika terkontaminasi oleh dua hal tersebut dapat
menyebabkan kerusakan lemak dan terganggunya proses enfleurasi ini yang akhirnya dapat
mengakibatkan kegagalan proses produksi. Pada metode enfleurasi proses persiapan lemak sebagai
absorben sangat penting karena berhubungan dengan keberhasilan dari proses enfleurasi, lemak yang
digunakan pada proses enfleurasi harus mempunyai syarat-syarat berikut:. Lemak yang telah menyerap
aroma dilarutkan ke dalam alkohol dan dilanjutkan dengan proses destilasi vakum untuk mendapatkan
minyak atsiri pekat yang disebut absolute. Penyusutan ini disebabkan karena masih terdapat lemak yang
melekat pada bunga layu yang telah dipisahkan. Pomade dan absolut enfleurasi mudah tengik dan bersifat
asam. Hal ini disebabkan karena adanya komponen FFA yang larut dalam alkohol dan ikut terekstraksi
pada saat pembuatan absolut.
Daftar Pustaka
Guanther, E., 1987, The essential oils, Van Nostrand Reinhold Company, New York, 5:3-56.
Guenther, Ernest, 2006, Minyak Atsiri, Penerjemah S Ketaren, UI Press, Jakarta.
Julianto, S, Tatang., 2016, Minyak Atsiri Bunga Indonesia, Deepublish, Yogyakarta.
Ketaren S., 1985, Pengantar Teknologi Minyak Atsiri, Balai Pustaka, Jakarta, Hlm. 283-292.
Yulianingsih dkk., 2007, Teknik Enfleurasi dalam Proses Pembuatan Minyak Mawar, J.Hort,
17(4),393-398.