Galvanometer
Galvanometer
PENDAHULUAN
Pada alat kumparan putar jenis magnet permanen ,jarum penunjuk meter akan berhenti
apabila torsi penyimpang dan torsi kontrol sama besarnya, sehingga torsi penyimpang
sebanding dengan arus yang mengalir.Karena alat ukur kumparan putar jenis magnet
permanent bekerja berdasarkan gaya Lorentz maka torsi penyimpang yang terjadi apabila arus
yang melewati kumparan menimbulkan gaya dikedua sisinya .hal ini sebanding apabila arus
yang melalui kumparan 1 ampere maka magnitude gaya akan ditimbulkan pada tiap sisi
kumparan.
Dalam penulisan makalah ini penulis akan memaparkan tentang galvanometer jenis
balistik dan suspensi serta menjelaskan beberapa aspek penting yang terdapat pada
galvanometer.
Makalah ini membahas tentang beberapa jenis dari Galvanometer. Dalam makalah ini
dijelaskan tentang prinsip kerjanya serta bagian-bagiannya, dan menjelaskan beberapa aspek
penting yang terdapat pada galvanometer.
1.3 TUJUAN
1
4. Mengetahui tentang Defleksi Galvanometer dalam Keadaan Mantap (Steady State
deflection ).
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis menggunakan metode
kepustakaan, yaitu pada metode ini, penulis membaca buku-buku dan literatur serta mencari
informasi di internet yang berhubungan dengan penulisan makalah ini yaitu Galvanometer.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah galvanometer diambil dari seorang yang bernama Luivi Galvani. Penggunaan
galvanometer yang pertama kali dilaporkan oleh Johann Schweigger dari Universitas Halle di
Nurremberg pada 18 september 1820. Andre-Marie Ampere adalah seorang yang memberi
kontribusi dalam mengembangkan galvanometer. Galvanometer pada umumnya dipakai untuk
penunjuk analog arus searah, dimana arus yang diukur merupakan arus-arus kecil misalnya
yang diperoleh pada pengukuran fluks magnet.
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda
potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk mengukur kuat
arus maupun beda potensial listrik yang relatif besar, karena komponen-komponen
internalnya yang tidak mendukung . Gambar dibawah ini memperlihatkan bahwa
galvanometer hanya dapat mengukur arus maupun tegangan yang relative rendah.
3
Tegangan yang diukur sekitar 24 volt, dan galvanometer RUSAK!
Galvanometer bisa digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik
yang besar, jika pada galvanometer tersebut dipasang hambatan eksternal (pada voltmeter
disebut hambatan depan, sedangkan pada ampermeter disebut hambatan shunt).
Ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet akan
timbul gaya lorentz yang menggerakkan jarum penunjuk hingga menyimpang. Apabila arus
yang melewati kumparan agak besar, maka gaya yang timbul juga akan membesar sedemikian
sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar. Demikian sebaliknya, ketika
kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan dikembalikan ke posisi semula oleh sebuah
pegas.
4
Pemasangan Galvanometer dengan hambatan depan (multiplier)
Fungsi multiplier adalah menahan arus agar tegangan yang terjadi pada galvanometer
tidak melebihi kapasitas maksimum, sehingga sebagian tegangan akan berkumpul pada
multiplier. Dengan demikian kemampuan mengukurnya menjadi lebih besar.
Prinsip Kerja Galvanometer, Galvanometer pada umumnya dipakai untuk arus tetapi
dalam mengukur kuat arus listrik galvanometer bekerja berdasarkan prinsip bahwa sebuah
kumparan yang dialiri arus listrik dapat berputar ketika diletakkan dalam satu daerah medan
magnetic. Pada dasarnya kumparan terdiri dari banyak lilitan kawat. Sebuah galvanometer
yang digantungkan pada kumparan, kopel magnetic akan memutar kumparan seperti yang
telah kita ketahui kumparan hanya dapat berputar maksimal seperempat putaran kedudukan
kumparan tegak lurus terhadap medan magnet.
Galvanometer bekerja berdasarkan gaya Lorentz. Gaya dimana gerak partikel akan
menyimpang searah dengan gaya lorentz yang mempengaruhi. Arah gaya Lorentz pada
muatan yang bergerak dapat juga ditentukan dengan kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz
(F) akibat dari arus listrik, I dalam suatu medan magnet B. Ibu jari, menunjukan arah gaya
Lorentz . Jari telunjuk, menunjukkan arah medan magnet (B). Jari tengah, menunjukkan arah
arus listrik (I). Untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah arus, sedang untuk muatan
negatif arah gerak berlawanan dengan arah arus.
5
Cara kerjanya galvanometer sama dengan motor listrik, tapi karena dilengkapi pegas,
maka kumparannya tidak berputar. Karena muatan dalam magnet dapat berubaha karena arus
listrik yang mengalir ke dalamnya. Galvanometer pada umumnya dipakai untuk arus searah,
tetapi prinsipnya menggunakan konstruksi kumparan putar.
Cara kerja galvanometer, yaitu berputarnya kumparan karena munculnya dua gaya
Lorents sama besar tetapi berlawanan arah, yang bekerja pada dua sisi kumparan yang saling
berhadapan. Kawat tembaga dililitkan pada inti besi lunak berbentuk silinder membentuk
statu kumparan, dan diletakkan diantara diantara kutub-kutub sebuah magnet hermanen. Arus
listrik memasuki dan meninggalkan kumparan melalui pegas spiral yang terpasang di atas dan
di bawah kumparan. Maka sisi kumparan yang dekat dengan kutub utara dan kutub selatan
mengalami gaya Lorente yang sama tetapi berlawanan arah, yang akan menyebebkan
kumparan berputar. Putaran kumparan ditahan oleh kedua pegas spiral, sehingga kumparan
hanya akan berputar dengan sudut tertentu. Putaran dari kumparan diteruskan oleh sebuah
jarum untuk menunjuk pada skala tertentu. Angka yang ditunjukkan oleh skala menyatakan
besar arus listrik yang diukur.
6
2.3 SIFAT DINAMIK GALVANOMETER
Jika arus bolak balik dialirkan ke sebuah galvanometer pencatat, maka pencatatan
yang dihasilkan oleh gerakan kumparan putar meliputi karakteristik respons dari elemen yang
berputar itu sendiri, dengan demikian adalah penting untuk mempertimbangkan sifat
dinamiknya.
Sifat dinamik galvanometer adalah : kecepatan respons, redaman dan over-shoot. Sifat
dinamik galvanometer dapat diamati dengan memutuskan arus input secara tiba-tiba, sehingga
kumparan berayun kembali dari posisi defleksi menuju posisi nol. Sebagai akibat dari
kelembaman ( inersia ) dari sistem yang berputar, jarum berayun melewati titik nol dalam
arah berlawanan dan berosilasi kekiri dan kekanan, dan secara perlahan-lahan osilasi ini akan
mengecil sebagai akibat dari redaman elemen berputar dan akhirnya jarum berhenti pada
posisi nol.
Gerakan sebuah kumparan didalam medan magnet, diketahui dari tiga kuantitas,yaitu :
1. Momen inersia kumparan putar terhadap sumbunya ( J ).
2. Torsi lawan yang dihasilkan oleh gantungan kumparan ( S ).
3. Konstanta redaman ( D ).
Penyelesaian persamaan diferensial yang menghubungkan ketiga faktor diatas,
menghasilkan tiga kemungkinan yang masing-masing menjelaskan sifat dinamik kumparan
dan sudut defleksinya ( θ ).
Ketiga jenis sifat-sifat tersebut ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
7
redaman ( D ), momen inersia ( J ) dan torsi lawan ( S ) yang dihasilkan
gantungan kumparan.
Kuva III : Keadaan redaman kritis, dimana jarum kembali dengan cepat ke keadaan
mantap tanpa osilasi.
Idealnya, respons galvanometer adalah sedemikian rupa, sehingga jarum jam bergerak
ke posisi akhir tanpa lonjakan, berarti gerakan tersebut harus pada keadaan redaman kritis,
akan tetapi dalam praktek, pada umumnya galvano- meter sedikit kurang teredam, sehingga
jarum sedikit melonjak sebelum berhenti, dan lebih lambat dari redaman kritis.
8
- Torsi yang dihasilkan CDRX bergantung pada tahanan total dari rangkaian, semakin
kecil tahanan total, semakin besar torsi redaman.
- Salah satu cara menentukan CDRX adalah dengan mengamati ayunan galvanometer,
jika arus dihubungkan atau diputus dari kumparan. Dimulai dari kondisi osilasi,
dicoba memperbesar nilai tahanan luar sampai diperoleh suatu nilai dimana lonjakan
menghilang, cara ini tidak begitu tepat , akan tetapi cukup memadai untuk umumnya
tujuan praktis.
Nilai CDRX juga dapat ditentukan dari konstanta-konstanta galvanometer yang
diketahui
9
2.5.2 GALVANOMETER SUPENSI (SUSPENSION GALVANOMETER)
Pengukuran-pengukuran arus searah sebelumnya menggunakan galvanometer sistem
gantungan, yang merupakan pelopor instrumen kumparan putar, sebagai dasar pada umumnya
instrumen penunjuk arus searah yang dipakai secara luas saat ini. Dengan beberapa
penyempurnaan, Galvanometer suspensi masih digunakan untuk pengukuran-pengukuran
laboratorium sensitivitas tinggi tertentu, jika keinda-han instrumen bukan merupakan masalah
dan portabilitas bukan menjadi prioritas.
Galvanometer suspensi adalah jenis alat ukur yang merupakan cikal bakal atau dasar
dari alat-alat ukur arus searah yang menggunakan kumparan gerak (moving coil) bagi
sebagian besar alat-alat ukur arus searah yang digunakan hingga saat ini. Konstruksi dan
prinsip kerjanya adalah sebagai berikut sebuah kumparan dari kawat halus digantungkan di
dalam sebuah medan magnet permanen. Bila kumparan dialiri arus listrik maka kumparan
putar akan berputar di dalam medan magnet.
Konstruksi sebuah galvanometer suspensi, ditunjukkan pada gambar
10
skala pada suatu jarak dari instrumen dan efek optiknya adalah sebuah jarum penunjuk
yang panjang dengan massa nol.
Prinsip kerja galvanometer suspensi diterapkan sama terhadap jenis instrumen yang lebih
baru, yaitu mekanisme kumparan putar maknet permanen ( PMMC : permanent magnet
moving coil ), dan konstruksi PMMC dan bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar
dibawah ini .
Prinsip kerja :
Jika arus mengalir di dalam kumparan, akan timbul torsi elektromaknetik yang
menyebabkan berputarnya kumparan, dan torsi ini akan diimbangi torsi mekanis dari pegas-
pegas pengatur yang diikat pada kumparan.
Kesetimbangan torsi-torsi dan posisi sudut kumparan putar, dinyatakan oleh jarum penunjuk
terhadap referensi tertentu, yang disebut skala.
Menurut hukum dasar eletromaknetik , persamaan untuk torsi adalah :
T = B x A x I x N
dimana : T = torsi dalam Newton-meter ( N-m )
B = kerapatan fluksi didalam celah udara ( Wb / m2 )
A = luas efektif kumparan ( m2 )
I = arus dalam kumparan putar ( Amper, A )
N = jumlah lilitan kumparan
11
Karena kerapatan fluksi dan luas kumparan merupakan parameter-parameter konstan
untuk sebuah instrumen, maka persamaan ( 3 - 1 ) torsi berbanding lurus dengan arus I ( T ~
I ).Torsi menyebabkan defleksi jarum ke keadaan mantap, dimana torsi diimbangi oleh torsi
pegas pengontrol.Perencana hanya dapat mengubah nilai torsi pengatur dan jumlah lilitan
kumparan untuk mengukur arus skala penuh.
Umumnya luas kumparan praktis 0,5 – 2,5 cm 2, kerapatan fluksi untuk instrumen
modern 1500 – 5000 gauss ( 0,15 – 0,5 Wb / m2 ).
Sebagai contoh : sebuah instrumen PMMC dengan tromol 3,5 inci, rangkuman 1 mA dan
defleksi penuh 100 derejat busur, memiliki karakteristik berikut :
A = 1,75 cm2 B = 2000 gauss ( 0,2 Wb / m2 ) N = 84
T = 2,92 x 10 – 6 N-m
Tahanan kumparan = 88 Ω dan disipasi daya = 88 Μw
12
- Sebuah maknet permanen berbentuk sepatu kuda dengan potongan-potongan
besi lunak menempel padanya.
- Antara potongan-potongan tersebut, terdapat sebuah silinder besi lunak yang berfungsi
untuk menghasilkan medan maknet yang homogen.
- Kumparan yang dililitkan pada sebuah kerangka logam ringan dan dipasang sedemikian
rupa hingga dapat berputar bebas di celah udara.
- Jarum penunjuk dipasang dibagian atas kumparan, bergerak sepanjang skala yang sudah
dibagi-bagi dan menunjukkan defleksi sudut kumparan yang berarti juga menunjukkan
arus melalui kumparan.
- Bentuk “ Y “ adalah pengatur nol ( zero adjust ) dan dihubungkan ke ujung tetap pegas
pengatur depan.
- Sebuah pasak eksentrik ( pin ) yang menembus kotak instrumen yang memegang bagian “
Y “, sehingga posisi “ nol “ jarum dapat diatur dari luar.
- Dua pegas konduktif dari fosfor-perunggu biasanya berkekuatan sama, yang
menghasilkan gaya terkalibrasi untuk melawan torsi kumparan putar dan prestasi pegas
yang konstan dibutuhkan untuk mempertahankan ketelitian instrumen.
- Ketebalan pegas diperiksa secara teliti untuk mencegah kondisi pegas yang permanen
( eksitasinya hilang ). Arus dialirkan dari dan ke kumparan melalui pegas-pegas
penghantar.
- Keseluruhan sistem yang berputar dibuat setimbang statis oleh tiga buah beban
kestimbangan untuk semua posisi defleksi, seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini
-
- Jarum, pegas dan titik putar ( pivot ) dirakit ke peralatan kumparan dengan
menggunakan alas titik putar dan ditopang oleh bantalan jewel ( jewel bearing ), seperti
ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Jewel berbentuk “ V “ ditunjukkan pada gambar
13
6 a digunakan secara umum pada bantalan-bantalan instrumen dan mempunyai gesekan
paling kecil diantara semua bantalan.
Instrumen PMMC tidak sesuai untuk pengukuran arus bolak balik, kecuali jika
arus tersebut disearahkan sebelum memasukkannya ke kumparan.
14
2.7.3 Suspensi “ Taut Band “
Instrumen ban kencang ( taut band ) seperti ditunjukkan pada gambar 8,
mempunyai keuntungan meniadakan gesekan suspensi titik putar jewel.Kedua
kumparan yang berputar digantung dengan menggunakan dua pita torsi, dimana
kedua pita tersebut dipasang dengan regangan ( tensi ) yang cukup kuat untuk
menghilangkan pelengkungan seperti halnya pada galvanometer suspensi pada
gambar suspensi galvanometer diatas.
Torsi ini dilengkapi dengan sebuah pegas tensi, sehingga instrumen dapat
digunakan dalam sebarang posisi.Instrumen-instrumen suspensi ban kencang dapat
dibuat dengan sensitivitas yang lebih tinggi dari yang menggunakan titik putar
( pivot ) dan jewel, dan dapat digunakan dalam hampir semua pemakaian yang dapat
dilakukan instrumen-instrumen bertitik putar.
Instrumen-instrumen ban kencang relatif tidak sensitif terhadap goncangan
dan temperatur, dan mampu menahan kelebihan beban yang lebih besar dari jenis
lainnya.
15
kumparan, sebaliknya perubahan pegas cenderung membuat jarum membaca tinggi
dengan kenaikan temperatur.
Alat ukur yang tidak terkompensasi cenderung menghasilkan pembacahan
rendah sekitar 0,2 % setiap kenaikan temperatur 100 C.Kompensasi dapat dilakukan
dengan menggunakan tahanan yang dilengkapi koreksi suhu ( swamping resistor )
yang dihubungkan seri dengan kumparan putar ( gambar a ).Tahanan total
kumparan dan tahanan swamping bertambah dengan kenaikan temperatur, akan
tetapi tidak menyebabkan perubahan pada pegas dan maknet.
Gambar a & b
16
2.8 SENSITIVITAS GALVANOMETER
Ada empat konsep yang dapat digunakan untuk menyatakan sensitivitas galvanometer
(Galvanometer Sensitivity), yaitu :
1. Sensitivitas Arus
Sensitivitas arus (Current Sensitivity) ialah perbandingan diantara simpangan jarum
penunjuk galvanometer terhadap arus listrik yang menghasilkan simpangan tersebut.
Besarnya arus listrik biasanya dalam orde mikroampere (µA). Sedangkan besarnya
simpangan dalam orde milimeter (mm). Jadi untuk galvanometer yang tidak memiliki skala
yang dikalibrasi dalam orde milimeter, harus dikonfersi dulu ke dalam skala mili meter.
Secara matematis, sensitivitas arus dinyatakan dengan :
d mm
S1 = S1 = Sensitivitas arus dalam mm/µA
I µA
d = Simpangan Galvanometer dalam mm
I = Arus pada Galvanometer dalam µA
2. Sensitivitas Tegangan
Sensitivitas tegangan (Voltage Sensitivity), ialah perbandingan antara simpangan
jarum penunjuk galvanometer terhadap tegangan yang menghasilkan simpangan tersebut.
Sensitivitas tegangan dinyatakan dengan notasi matematis sebagai berikut :
d mm
Sv = SV = Sensitivitas tegangan dalam mm/ mV
V mv
d = Simpangan Galvanometer dalam mm
V = Arus pada Galvanometer dalam mV
3. Sensitivitas Mega ohm
Sensitivitas mega ohm (Megaohm Sensitivity), ialah besarnya resistansi mega ohm
yang terhubung seri dengan galvanometer (termasuk CDRX – Shunt-nya) untuk
menghasilkan simpangan jarum menunjuk galvanometer sebesar 1 bagian skala jika
tegangannya yang disatukan sebesar 1 Volt. Karena besarnya hambatan ekivalen dari
galvanome ter yang terhubung paralel dapat diabaikan bila dibandingkan dengan besarnya
tahanan mega ohm yang terhubung seri dengannya, maka arus yang masuk praktis sama
dengan 1/R µA dan menghasilkan simpangan satu bagian skala. Secara numeric
sensitivitas mega ohm sama dengan sensitivitas arus dan
dinyatakan sebagai berikut :
Dmm
SR = S1 SR = Sensitivitas mega ohm dalam mm/ µA
IµA
17
D = Simpangan Galvanometer dalam mm
I = Arus pada Galvanometer dalam µA
4. Sensitivitas Balistik
Konsep lain sebagai tambahan adalah konsep Sensitivitas Balistik (Ballistic
Sensitivity) yang biasa digunakan pada Galvanometer Balistirk. Sensitivitas Balistik adalah
perbandingan antara simpangan maksimum dari jarum penunjuk Galvanometer terhadap
jumlah muatan listrik Q dari sebuah pulsa tunggal yang menghasilkan simpangan tersebut.
Sensitivitas Balistik dinyatakan dengan formula berikut :
d mm
SQ = SQ = Sensitivitas Balistik dalam mm/µC
Q µC
d = Simpangan Galvanometer dalam mm
Q = Besarnya muatan Listrik dalam µC
18
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan
beda potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk mengukur
kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif besar, karena komponen-komponen
internalnya yang tidak mendukung .Untuk mengukur fluksi maknit digunakan galvanometer
balistik, dimana galvanometer ini bekerja menggunakan prinsip d’ Arsonval dan dirancang
khusus untuk pemakaian selama 20 – 30 sekon dengan kepekaan tinggi.
Cara kerjanya galvanometer sama dengan motor listrik, tapi karena dilengkapi pegas,
maka kumparannya tidak berputar. Karena muatan dalam magnet dapat berubaha karena arus
listrik yang mengalir ke dalamnya. Galvanometer pada umumnya dipakai untuk arus searah,
tetapi prinsipnya menggunakan konstruksi kumparan putar.
Prinsip kerja galvanometer suspensi diterapkan sama terhadap jenis instrumen yang
lebih baru, yaitu mekanisme kumparan putar maknet permanen ( PMMC : permanent magnet
moving coil ), Prinsip kerjanya yakni Jika arus mengalir di dalam kumparan, akan timbul torsi
elektromaknetik yang menyebabkan berputarnya kumparan, dan torsi ini akan diimbangi torsi
mekanis dari pegas-pegas pengatur yang diikat pada kumparan.
Sifat dinamik galvanometer adalah : kecepatan respons, redaman dan over-shoot. Sifat
dinamik galvanometer dapat diamati dengan memutuskan arus input secara tiba-tiba, sehingga
kumparan berayun kembali dari posisi defleksi menuju posisi nol. Redaman galvanometer
terjadi dalam dua mekanisme, yaitu: Redaman mekanis dan Redaman elektromaknetik.
Gerakan dasar kumparan putaran maknet permanen sering disebut dengan gerak d’Arsonval.
19
1. Sensitivitas arus ( current sensitivity )
4. Sensitivitas balistik
3.2 SARAN
20
DAFTAR PUSTAKA
http://fahmieinsteinpefsi.blogspot.com/2010/11/makalah-alat-ukur-galvanometer_25.html
diakses tanggal 18 Desember 2013
http://sitirohimah50.blogspot.com/2013/01/makalah-alat-ukur-galvanometer-bab.html diakses
tanggal 18 Desember 2013
21