Anda di halaman 1dari 2

Landasan teori

1. Pengertian
Kata koloid berasal dari bahasa Yunani kolla yang artinya lem, dahulu koloid dianggap
mirip lem. Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Meskipun secara
makrokopis koloid tampak homogen, tetapi koloid digolongkan ke dalam campuran heterogen.
Menurut Lumière dan Staudinger, semua koloid dapat digolongkan menjadi koloid
molekuler dan koloid asosiasi (miselar). Partikel koloid molekuler adalah makromolekul tunggal,
dan strukturnya kurang lebih sama dengan struktur molekul kecil, yaitu atom-atom terikat oleh
ikatan kimia sejati. Contoh: tepung, polyvinyl chloride (PVC), spherocolloids seperti glikogen,
albumin, dan sebagainya.
Ukurannya berkisar antara 1-100 nm (10.7 – 10.5 cm). Pada dasarnya, koloid terdiri atas
dua komponen: zat terdispersi dan medium pendispersi. Fase terdispersi adalah zat yang
mengalami penyebaran secara merata dalam suatu zat lain, fase terdispensinya bukan dalam
bentuk molekuler (bukan setiap molekul tersebar). Akan tetapi, gabungan dari beberapa molekul.
Sedangkan zat yang menyebabkan terjadinya penyebaran secara merata disebut medium
pendispersi. Pengertian fase di sini berbeda dengan wujud. Kenapa? Karena ada zat yang
wujudnya sama, tetapi fasenya berbeda. 
Contoh sistem koloid yang bisa kita temui di kehidupan sehari-hari antara lain adalah
mayones, mentega, keju, jelly, susu, cat, kosmetik, dan obat-obatan. Bahkan, darah yang ada di
dalam tubuh kita itu termasuk sistem koloid.

2. Penggolongan
Menurut Bird (1993),cara penggolongan koloid yang lebih umum adalah:
a. Dispersi koloid, sistem ini terjadi secara termodinamik tidak stabil karena nisbah
permukaan volume yang sangat besar.
b. Larutan koloid sejati, yang terjadi dari larutan dengan zat terlarut yang berat
Molekulnya tinggi (makromolekul seperti protein ,karbohidrat, dan sebagainya)
sistem ini secara termodinamik stabil.
c. Koloid asosiasi (Association colloid) (kadang-kadang dinamakan koloid elektrolit
(colloid electrolyte).
Sistem ini terdiri dari molekul – molekul yang berat molekulnya rendah yang
beragreasi membentuk partikel berukuran koloid.Sistem ini juga stabil secara
termodinamik, contoh dari koloid asosiasi seperti sabun dan detergen, larut dalam air
tetapi tidak membentuk larutan, melainkan koloid. Molekul sabun atau detergen
terdiri atas bagian yang polar (disebut kepala) dan bagian yang non polar (disebut
ekor).

3. Jenis
a. Sol : Jenis-jenis koloid yang pertama adlaah sol. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa
terdispersi berupa padatan dan fasaga pendispersinya berupa cairan. Contoh yang
dapat kita lihat secara langsung adalah sol emas, tinta, cat.
b. Sol Padat : Jenis-jenis koloid yang berikutnya adalah sol padat. Sistem koloid ini
terbentuk dair fasa terdispersi yang berupa padatan dan fasa pendispersinya
merupakan padatan. Contohnya adalah gelas berwarna dan intan hitam.
c. Aerosol Padat : Jenis-jenis koloid yang ketiga adalah aerosol padat. Koloid ini
terbentuk oleh fasa terdispersi berupa padatan dan fasa pendispersinya berupa gas.
Contoh seperti : asap dan debu.
d. Emulsi : Jenis-jenis koloid yang keempat adalah emulsi. Sistem koloid ini akan
terbentuk oleh fasa terdispersi berupa cairan dan fasa pendispersinya cairan. Contoh
seperti : susu, santan, & minyak ikan.
e. Emulsi Padat : Emulsi padat merupakan jenis-jenis koloid yang terbentuk dari fasa
terdisfersi berupa cairan dan fasa pendispersinya berupa padatan. Contoh seperti :
Mutiara, keju, dan jelly.
f. Aerosol Cair : Aerosol cair merupakan sistem koloid yang terbentuk oleh fasa
terdispersi berupa cairan dan fasa pendispersinya berupa gas. Contoh seperti : kabut,
awan, dan hair spray.
g. Buih : Jenis-jenis koloid yang berikutnya adalah buih. Sistem koloid ini terbentuk
oleh fasa terdispersi berupa gas dan fasa pendispersinya berupa cairan. Contoh seperti
: buih sabun, dank rim kocok
h. Buih Padat : Jenis-jenis koloid yang terakhir adalah buih padat. Sistem koloid ini
terbentuk oleh fasa terdispersi berupa gas dan fasa pendispersinya berupa padatan.
Contoh seperti : karet busa dan batu apung.

4. Sifat

Koloid memiliki delapan sifat, yaitu efek tyndall, gerak brown, absorpsi,
koagulasi koloid, dialisis, elektroforesis, koloid pelindung, dan koloid liofil dan liofob.
Praktikum ini berfokus pada sifat koloid absorpsi dan koagulasi koloid. Absorpsi sendiri
adalah proses penyerapan dan Koagulasi koloid merupakan penggumpalan partikel
koloid. Penjelasan lebih lanjut dan lengkap dapat dibaca pada laporan di bawah ini.

Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/Documents/in/Dasar_Teori_Koloid

https://www.academia.edu/10508096/LAPORAN_KIMIA_PEMBUATAN_AGAR_AGAR

https://paduankuliah.blogspot.com/2017/04/laporan-praktikum-kimia-koloid.html

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5510891/koloid-definisi-jenis-dan-sifatnya

https://www.academia.edu/11430269/makalah_Kimia_Koloid

https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-sistem-koloid

Anda mungkin juga menyukai